BAB V PENUTUP. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: menunjukkan kepada terungkapnya prinsip-prinsip bertutur dalam Al-Qur an.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Naskah Drama merupakan genre sastra yang disejajarkan dengan puisi

BAB VI KESIMPULAN. Sebagai sebuah cerita yang diciptakan pada awal abad ke sebelas, Risalah al-

OPINI ANTARA CINTA DENGAN ZINA DISUSUN OLEH ZULKIFLI LUBIS,S.Pd.,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

Kimia itu Mudah Kisah AshHabul Kahfi Kisah AshHabul Kahfi

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

ETNOGRAFI KOMUNIKASI

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. asing, kata sapaan khas atau nama diri, dan kata vulgar. Kata konotatif digunakan

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

2. Macam-Macam Norma. a. Norma Kesusilaan

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang mimpi dalam al- Qur an dan as-sunnah Studi Komparasi atas Pemikiran Ibnu Sirin dengan

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam semua aktivitas kehidupan masyarakat disana. Variasi bahasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

PENDAPAT TERPISAH HAKIM ZEKIA

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

MENGHAYATI PERAN ISTRI

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai gambaran dunia (dalam kata), hadir pertama-tama kepada

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DENGAN REMAJA MASJID AL-MIHROB DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAKWAH

Peluang: Pengembangan Pengajaran Tata Bahasa dalam Wacana

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Nasehat Bagi Orang Yang Hanya Mengaku-ngaku Sebagai Salafy

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat untuk menyampaikan pesan, ungkapan perasaan, dan emosi

Jika ditelaah lebih lanjut, orang yang beriman memang tidak lagi merugi tetapi belum. Bijak dalam Memberi Nasihat

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran dalam ranah kognitif saja sehingga aspek-aspek

BAB IX PERGAULAN SEHAT. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 169

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ETIKA DAN TATA TERTIB PERGAULAN MAHASISWA DI KAMPUS

BAB III METODE PENELITIAN. makna asal dari bahasa inggris. Metode sendiri berasal dari kata methode,

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

HIJABMU ITU SEKEDAR PENUTUP KEPALA

MELIHAT SURGA DAN NERAKA. 2. Kisah Nabi Idris a.s.

Karunia terbesar yang dapat kita berikan pada orang lain adalah memberinya perhatian penuh atas keberadaannya. -Sue Atchley Ehaugh

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ALKITAB. Alkitab The Bible Halaman 1

# Kemampuan Komunikasi # Komunikasi Jitu (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang tindak tutur belum begitu banyak dilakukan oleh mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab 5 ini, peneliti memaparkan hasil simpulan dan saran. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

Transkripsi:

355 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan rumusan masalah dan analisis yang dipaparkan pada babbab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Data-data dari teks bahasa Al-Qur an yang dibahas dalam penelitian ini menunjukkan kepada terungkapnya prinsip-prinsip bertutur dalam Al-Qur an. Hasil penelitian ini mengungkapkan prinsip strategi bertutur yang baik dan efektif meliputi semua komponen bertutur yang diakronimkan dalam bahasa Inggris SPEAKING. Pada landasan Setting dan Scene, terungkap dua (2) prinsip: Pertama, Pertuturan dengan visi yang jauh ke depan. Kedua, Pertuturan dengan bukti yang nyata dan valid secara historis. Pada landasan Participant, terungkap enam (6) prinsip: Pertama, Relevansi pertuturan dengan mitra tutur. Kedua, Memahami benar siapa mitra tuturnya yang mau mendengar. Ketiga: Menempatkan mitra tutur pada posisinya yang tepat. Keempat, Relevansi pertuturan dengan perbuatan. Kelima, Penutur tidak keras hati. Pada landasan End, terungkap lima (5) prinsip: Pertama, Tujuan pertuturan dalam berdakwa. Kedua, Penggunaan bahasa yang dipahami mitra tutur. Ketiga: Penyampaian pesan dan amanah dengan jelas. Keempat: Pertuturan yang memberi efek ketentraman hati dan jiwa. Kelima: Ketidak-bolehan terus terang dalam pertuturan yang buruk. Pada landasan Act Sequence, terungkap enam (6) prinsip : Pertama, Menghindari pertuturan yang tak berisi tapi hanya

356 kulitnya saja. Kedua, Menjauhi pertuturan yang isinya baik dan manis manis tapi menipu. Ketiga, Pertuturan yang isinya mengandung kebaikan-kebaikan. Keempat, Membiasakan perkataan yang benar dan menjauhi pembicaraan dusta. Kelima, Relevansi pertuturan dengan apa yang didenganr dan dilihat. Keenam, Pertuturan dengan ilmu pengetahuan dan tidak asal membeo. Pada landasan Key, terungkap lima (5) prinsip : Pertama, Pertuturan yang tegas antara yang haq dan yang bathil. Kedua, Cara pertuturan yang tidak mengundang kejahatan. Ketiga, Pertuturan yang teguh dengan apa yang dibicarakan. Keempat, Pertuturan berdasarkan argumentasi dan bukti empiris. Kelima, Pertuturan dengan kebulatan tekad yang kuat. Pada landasan instrumentality, terungkap dua (2) prinsip : Pertama, Pertuturan dengan tekanan dan intonasi. Kedua, Bertutur dengan kualitas suara yang bijak.. Pada landasan Norm, terungkap tiga (3) prinsip : Pertama, Pertuturan dengan Qaulan Layyinan (pertuturan yang lemah lembut). Kedua, Pertuturan dengan Qaulan Balīghan (pertuturan yang efektif). Ketiga, Tidak mudah percaya kepada apa yang dituturkan oleh mitra tutur yang fasik.. Pada landasan Genre, terungkap enam (6) prinsip : Pertama, Pertuturan dalam genre dakwah atau ceramah. Kedua, Pertuturan dalam genre puisi atau prosa. Ketiga, Pertuturan yang mengandung kritikan. Keempat, Pertuturan yang bersifat menjawab pertanyaan. Kelima, Pertuturan yang bersifat bertanya. Keenam, Pertuturan yang bersifat mendebat. Penelitian ini juga mengungkapkan norma-norma bertutur yang beretiket dan beretika. Etiket bertutur dan etika bertutur adalah prinsip-prinsip bertutur

357 yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi. Berdasarkan data-data dari teks bahasa Al-Qur an, terungkap prinsip etiket bertutur yang meliputi empat komponen bertutur. Pada landasan End terungkap dua ( 2 ) prinsip: Pertama, Jangan bertutur sok tahu. Kedua, Jangan berdebat untuk membela yang tidak pantas untuk dibela. Pada landasan Act Sequence terungkap tiga (3) prinsip : Pertama, Jangan bertutur kata yang tidak berguna. Kedua, Jangan ikut terlibat dalam pertuturan yang bathil. Ketiga: Keharusan bertutur untuk saling nasehatmenasehati. Pada landasan Key terungkap tiga (3) prinsip : Pertama, Penggunaan kata insya Allah untuk kejadian esok atau akan datang. Kedua, Penggunaan suara lunak dalam bertutur dan tidak membentak. Ketiga, Keseriusan dalam bertutur dan tidak senda gurau. Adapun prinsip etika bertutur, terungkap pula dalam empat komponen bertutur. Pada landasan End terungkap tiga ( 3 ) prinsip : Pertama, Jangan bertutur kata yang menyakiti mitra tutur. Kedua, jangan bertutur kata menyesatkan dan memperolok-olok, serta jangan memnaggil denga gelar yang buruk. Ketiga, Jangan menyombongkan diri atau membanggakan diri kepada mitra tutur.. Pada landasan Act Sequence, terungkap tujuh ( 7 ) prinsip : Pertama, Bertutur kata sesuai hati nurani. Kedua: Jangan bertutur kata memfitnah. Ketiga, Jangan bertutur kata dusta. Keempat, Bertutur kata jujur untuk menegakkan keadilan. Kelima, Bertutur kata dengan amanah sesuai dengan yang diamanahi, tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurangi. Keenam: Jangan bertutur cacimaki dan mencela. Ketujuh, Jangan bertutur mempergunjingkan orang lain. Pada landasan Key terungkap dua ( 2 ) prinsip

358 : Pertama: Bertutur kata dengan sikap rendah hati dan lemah lembut. Kedua, jangan bertutur kata berdasarkan hawa nafsu dan prasangka. Penelitian ini juga mengungkapkan bagaimana konteks mempengaruhi pada pilihan kata dan koherensinya. Data-data yang terdapat pada teks bahasa Al-Qur an, diklasifikasikan berdasarkan komponen bertutur instrumentalitas bentuk tutur, yaitu: uslūb rasmiy (formal key) dan uslūb khithābiy (oratorical key). Data yang menunjukkan kepada uslūb rasmiy (formal key), dipaparkan dalam tiga konteks gaya tutur: (1) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana tiga piranti indra manusia yang merupakan Sumber Daya Manusia. (2) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana hukum pidana khususnya pidana pencurian dan perzinaan. (3) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana larangan dan perintah khususnya yang berkaitan dengan anak dan kedua orang tuanya. Sementara itu, data yang menunjukkan kepada uslūb khithābiy (oratorical key), dipaparkan dalam tiga konteks gaya tutur: (4) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana Penciptaan Nabi Adam as dan penolakan Iblis untuk bersujud kepadanya. (5) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana Kisah dakwah Nabi Ibrahim terhadap ayah dan kaumnya. (6) konteks gaya tutur pada teks bahasa Al-Qur an dalam wacana Kisah Nabi Yusuf di mana mimpi menjadi faktor yang menggerakkan alur cerita. Apa yang ada di dalam Al-Qur an mengenai pilihan kata dan koherensinya, berupa paparan peristiwa dengan memakai berbagai macam

359 bentuk ungkapan atau gaya bahasa, tidak terlepas dari faktor mukjizat Al- Qur an dari sisi bahasanya, yang dapat diambil pelajarannya untuk dipakai dalam berkomunikasi sehari-hari, khususnya dalam bertutur dan cara mengungkapkan sebuah pesan dengan menggunakan pilihan kata dan makna yang tepat dan serasi. B. Saran-saran Sesuai dengan kesimpulan di atas, berikut ini rumusan saran yang perlu diperhatikan dalam konteks bertutur: 1. Apa yang dihasilkan dalam penelitian ini dalam konteks bertutur merupakan sebuah prinsip dasar yang boleh jadi bersifat universal untuk semua masyarakat tanpa perbedaan latar belakang budaya dan bahasa. Artinya prinsip dasar ini dapat diacu oleh siapa saja yang menghendaki dirinya sebagai komunikator yang baik. 2. Prinsip-prinsip bertutur dalam penelitian ini adalah sebuah prinsip dasar dari tata-cara dan tata-karma bertutur menurut versi bahasa Al-Qur an yang memerlukan sebuah kajian lebih lanjut yang bersifat pendalaman dan pengembangan. 3. Boleh jadi, norma-norma bertutur dalam satu masyarakat berbeda dengan masyarakat lainnya. Bahasa Arab adalah bahasa yang tidak mengenal strata dalam berbahasa. Untuk itu, norma-norma bertutur dalam Al-Qur an ini pun bersifat universal. Artinya norma-norma dasar ini pun dapat diacu oleh siapa pun jua tanpa membedakan latar belakang masyarakatnya.

360 4. Mukjizat Al-Qur an yang pertama kali muncul ketika Al-Qur an berinteraksi dengan masyarakat Arab zaman jahiliyah adalah dari sisi gaya bahasanya. Gaya bahasa Al-Qur an merupakan kebun teks sebagai ladang diskusi yang subur. Apa yang dianalisis dari gaya bahasa Al-Qur an dalam penelitian hanyalah sebagian kecil dari ladang diskusi yang subur itu. Untuk itu, penulis berharap adanya diskusi dan penelitian yang berkesinambungan dalam mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan khazanah bahasa Al-Qur an ini yang tak pernah kering. C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian disertasi ini, terdapat kelemahan dan keterbatasan. Di antaranya adalah : 1. Terbatasnya pemahaman penulis terhadap teks kebahasaan Al-Qur an. Penulis tidak bermaksud menafsirkan kalam ilahi, karena tidak berkompeten dalam hal ini, tapi penulis berusaha bereksplorasi atau berusaha melakukan penjelajahan teks demi teks bahasa Al-Qur an untuk mencari dan menemukan sesuatu yang berkaitan dengan prinsip bertutur dan menganalisisnya. 2. Terbatasnya pemahaman penulis terhadap bahasa Al-Qur an yang memiliki gaya bahasa yang estetis dan artistik, sehingga dalam menganalisis teks kebahasaan Al-Qur an yang berhubungan dengan konteks pertuturan menjadi tidak mendalam.