Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending

dokumen-dokumen yang mirip
Cedera Spinal / Vertebra

CEDERA SPINAL DANIEL, PUTU DEASY, APRIL, MURNI, DESI, JERRY, DAVID, HERNA, SARI, VANI, OCTA, ESTER,

HEMISEKSI MEDULA SPINALIS

SPINAL CORD INJURY ETIOLOGI

Agnesia Naathiq H1A Brown Sequard Syndrome

Central Cord Syndrome

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIELOPATI SISTEM NEUROPSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Supervisor : Dr. dr. Jumraini Tammasse, Sp.

ASESMEN & KLASIFIKASI CEDERA MEDULA SPINALIS. Ika Rosdiana SMF Rehabilitasi Medik RSI Sultan Agung Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Genoveva dan Kharunnisa ǀ Diagnosis dan Tatalaksana Trauma Medula Spinalis

A. Pengertian Spinal Cord Injury B. Klasifikasi Spinal Cord Injury

BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA

MAKALAH WRIST DROP. Disusun Oleh : BINARTHA UTAMI Pembimbing : dr. Aida Fithrie, Sp.S

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN AJAR I COMPLETE SPINAL TRANSECTION. Nama Mata Kuliah/Bobot SKS : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS

SPINAL CORD INJURY. Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Neurosains. Disusun oleh : Ikawati Mardiana P

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

LAPORAN PENDAHULUAN TRAUMA MEDULA SPINALIS

Dr.Usman G Rangkuti, SpS Lab / SMF Ilmu Penyakit Saraf RSD dr. Soebandi Jember

TINJAUAN PUSTAKA. Ukurannya semakin besar mulai dari atas ke bawah. Corpus berbentuk jantung, berjumlah 12 buah yang membentuk bagian thoraks.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penulisan

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA SPINAL DAN SERVIKAL

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

BAB II. Tinjauan Pustaka

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

BAHAN AJAR I. Level kompetensi COMPLETE SPINAL TRANSACTION. 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : spinal transaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

Program Studi Ilmu keperawatan

Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Metode Oxford pada Latihan Transfer

31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama terjadinya fraktur pada medula spinalis/thorako lumbal. Selain itu

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN CEDERA SERVIKAL MEDULA SPINALIS

BAB I PENDAHULULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR VIII ACUTE MEDULLA COMPRESSION. Nama Mata Kuliah/Bobot SKS : Sistem Neuropsikiatri / 8 SKS

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya

FRAKTUR VERTEBRA. Oleh: DIAYANTI TENTI LESTARI ANATOMI

MAKALAH MYELOPATHY & RADYCULOPATHY

PENDAHULUAN. Latar Belakang

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER

ASUHAN KEPERAWATAN CEDERA MEDULA SPINALIS

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terowongan carpal dan penurunan fungsi saraf di tingkat tersebut. 1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

EMG digunakan untuk memastikan diagnosis dan untuk menduga beratnya sindroma kubital. Juga berguna menilai (8,12) :

LAPORAN PROFESI NERS DEPARTEMEN MEDIKAL LAPORAN PENDAHULUAN SPINAL CORD INJURY LAPORAN INDIVIDU. Untuk Memenuhi Tugas Profesi di Ruang 12

TRAUMA MEDULLA SPINALIS. M. Idris Ibnu Ikhsan, Happy Handaruwati

Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi. Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: AHMAD SHOCHEH AL MUNIR J

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

ASKEP SPINAL CORD INJURY

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

Manifestasi Klinis a. b. c. d. Asuhan Keperawatan Pengkajian

DIAGNOSIS TOPIS. Dr. SUSI AULINA, Sp.S Dr.NADRA MARICAR Sp.S

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SPINAL CORD INJURY. Oleh: Tony Hady Purwanto, S.Kep. NIM

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. SUSUNAN NEUROMUSKULAR TERDIRI DARI UPPER MOTOR NEURON (UMN) DAN

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Carpal tunnel syndrome

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

BMI = Berat Badan (dalam kg) / Tinggi Badan² (TB x TB dalam m 2 )

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 44 pasien dengan polineuropati diabetika DM

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

BAB 1 PENDAHULUAN. Susunan neuromuskular terdiri dari Upper motor neuron (UMN) dan

NEUROPATI RADIALIS. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

GANGGUAN SENSIBILITAS. Dr. Rusli Dhanu, Sp.S Bagian Neurologi FK USU Medan - Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

RINI ASTRIYANA YULIANTIKA J500

LAPORAN PENDAHULUAN HNP

TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

Obat Diabetes Ampuh Bagi Neuropati Jenis Tambahan

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

Transkripsi:

Cedera medulla spinalis adalah cedera pada medulla spinalis yang dapat mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Perubahan ini dapat sementara atau permanen. Cedera medulla spinalis paling banyak pada servikal dan lumbal. Insidensi fraktur torakal lebih sedikit karena mobilitas tulang torakal lebih terbatas dibandingkan servikal dan mempunyai penyokong tambahan dari tulang iga. Pria lebih berisiko mengalami cedera medulla spinalis dibandingkan perempuan. 80% cedera medulla spinalis terjadi pada pria dan biasanya berusia kurang dari 30 tahun. Cedera medulla spinalis dapat disebabkan karena trauma ataupun non-trauma Trauma : kecelakaan motor, jatuh, kecelakaan kerja, sport injuries, penetrasi tusukan atau luka tembak. Non- trauma: kanker, infeksi, intervertebral disc disease, vertebral injury, dan spinal cord vascular disease. Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending Mekanisme trauma: 1. Trauma langsung 2. Kompresi fragmen oleh bone fragment/ hematoma/ disc material 3. Iskemia karena edema, kompresi, dan kerusakan arteri spinalis Anatomi medulla spinalis Medula spinalis berawal dari ujung bawah medulla oblongata di foramen magnum. Pada dewasa berakhir di L1 menjadi konus medularis. Selanjutnya akan menjadi kauda equina yang lebih tahan terhadap cedera. Terdapat 3 traktus yang penting: 1. Traktus kortikospinalis 2. Traktus spinothalamikus 3. Kolumna posterior. 1. Traktus kortikospinalis (posterior lateral medulla spinalis): Mengatur kekuatan motorik bagian ipsilateral tubuh 2. Traktus spinotalamikus (anterolateral medulla spinalis) : Sensasi nyeri dan suhu bagian kontralateral tubuh

3. Kolumna posterior : Sensasi posisi (propioseptif), getar dan sentuh bagian ipsilateral tubuh Cedera medulla spinalis komplit: keadaan dimana tidak ada fungsi sensorik dan motorik di bawah level tertentu. Cedera medulla spinalis inkomplit: cedera dimana masih ada fungsi motorik atau sensorik yang tersisa Pemeriksaan sensorik Dermatom adalah daerah kulit yang dipersarafi oleh akson sensoris radiks saraf segmen tertentu. Level dermatom penting diketahui untuk menentukan level trauma dan menilai perbaikan atau perburukan. C1-C4 sangat bervariasi dalam distribusi ke kulit dan tidak dipakai dalam lokalisasi C2-C4 ( Nervus supraclavicularis member inervasi sensorik ke daerah yang menutupi muscular pektoralis (cervical cape) C3 area diatas deltoid C6 ibu jari C7 jari tengah C8 jari kelingking T4 Papila mamae T8 Prosesus xiphoideus T10 Umbilicus T12 Simfisis pubis L4 sisi medial betis L5 ruas antara ibu jari dan telunjuk kaki S1 sisi lateral kaki S3 tuberositas iskium S4 dan S5 daerah perianal Miotom Beberapa otot atau kelompok otot diidentifikasi sebagai perwakilan dari segmen saraf spinal tertentu. C5 deltoid C6 ekstensor pergelangan tangan (biceps, ekstensor carpi radialis longus dan brevis) C7 triseps

C8 fleksor digitorum profundus T1 abductor digiti minimi L2 iliopsoas L3,L4 quadriceps, reflex patella L4, L5, S1 fleksi lutut (hamstring) L5 tibialis anterior dan ekstensor halusis longus S1 gastronecmeus dan soleus Syok neurogenik terjadi akibat gangguan pada jaras simpatis desenden di serbikal atau torakal atas. Hal ini mengakibatkan hilangnya tonus vasomotor dan inervasi simpatis ke jantung. Akibatnya terjadi vasodilatasi pembuluh darah visceral dan ekstremitas bawah, pengumpulan darah dan sebagai akibatnya terjadi hipotensi. Hilangnya tonus simpatis jantung menyebabkan terjadinya bradikardia atau paling tidak kegagalan takikardi sebagai respon hipovolemi. Tekanan darah dapat diperbaiki dengan pemberian vasopresor. Atropine dapat dipaka untuk mengatasi kondisi bradikardi yang signifikan. Syok spinal dipakai untuk menunjukan keadaan flaccid ( hilangnya tonus otot) dan hilangnya reflex setelah terjadinya cedera medulla spinalis. Klasifikasi cedera medulla spinalis 1. Quadriplegia: Cedera pada segmen cervical dan keempat ekstrimitas terkena 2. Paraplegia: Cedera pada segmen thorakal, lumbal atau sacral dan kedua ekstrimitas terkena American Spinal Injury Association Scale A: Complete: tidak terdapat fungsi sensorik dan motorik pada level dibawah lesi B: Incomplete: tidak terdapat fungsi motorik tetapi fungsi sensorik dibawah lesi masih baik dan terdapat sacral sparing C: Fungsi motorik intak namun kekuatan otot fungsi motorik dibawah lesi < 3 D: Fungsi motorik intak namun kekuatan otot fungsi motorik dibawah lesi 3 dan >3 E: Normal: fungsi sensorik dan motorik normal

Sindrom Medulla Spinalis 1. Central cord syndrome: ditandai dengan hilangnya kekuatan motorik lebih banyak pada ekstrimitas atas dibandingkan dengan ekstrimitas bawah, dengan kehilangan sensorik yang bervariasi. Sering terjadi pada pasien dengan trauma hiperekstensi yang telah mengalami kanalis stenosis servikal sebelumnya (serikali disebabkan oleh OA degenerative) Dari anamnesis didapatkan riwayat jatuh ke depan terkena wajah. Dapat terjadi dengan atau tanpa fraktur tulang servikal dan dislokasi. Perbaikan biasanya mengikuti pola yang khas, ekstrimitas bawah mengalami perbaikan terlebih dahulu diikuti dengan fungsi kandung kemih, dan ekstrimitas atas serta tangan terakhir. Prognosis central cord syndrome lebih baik dibandingkan dengan cedera inkomplit lainnya. Central cord syndrome diperkirakan terjadi akibat gangguan vaskuler di daerah yang diperdarahi oleh arteri spinalis anterior. Arteri ini member suplai ke daerah sentral medulla spinalis. Karena serabut motorik di segmen servikal secara topografis tersusun kea rah sentral medulla spinalis, lengan serta tangan adalah yang terpengaruh paling parah. 2. Anterior cord syndrome: ditandai dengan paraplegi dan kehilangan sensorik disosiasi dengan hilangnya sensasi nyeri dan suhu. Fungsi kolumna posterior (posisi, vibrasi, dan tekanan dalam) tetap bertahan. Biasanya anterior cord syndrome disebabkan infark apda daerah medulla spinalis yang diperdarahi oleh arteri spinalis anterior. Prognosis sindrom ini paling buruk dibaandingkan cedera inkomplit lainnya. 3. Brown Sequard Syndrome: terjadi akibat hemiseksi medulla spinalis, biasanya akibat trauma tembus, hal ini jarang terjadi. Namun, variasi dari gambaran klasik tidak jarang terjadi. Sindrom ini terdiri dari kehilangan motorik ipsilateral (traktus kortikospinalis) dan hilagnya sensasi posisi (kolumna posterior), disertai dengan hilangnya sensasi suhu serta nyeri kontralateral mulai satu atau da level dibawah level trauma (traktus spinothalamikus). Walaupun sindrom ini disebabkan trauma tembus langsung ke medulla spinalis, biasanya masih mungkin terjadi perbaikan. Diagnosis

Evaluasi dengan radiography dengan X-Ray, MRI, CT scan dapat menentukan apakah terdapat cedera medulla spinalis dan dapat diketahui letak cedera tersebut.