BAB I PENDAHULUAN. program wisata yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 yang berskala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II PERANCANGAN PROMOSI TAMAN BUDAYA DAGO TEA HOUSE JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 358,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 24,813,456, BELANJA LANGSUNG 83,453,407,405.00

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH PER KEMENTERIAN/LEMBAGA II.L.040.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

PASAR SENI DI DJOGDJAKARTA

Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

Presentasi SAKIP. Kabupaten Magetan SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

23. URUSAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Propinsi Jawa Barat dengan Propinsi DKI Jakarta. Dengan letak yang berdekatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

Q. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencari suatu konsep wisata yang bertemakan budaya di Indonesia. Seiring

PERATURAN DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA,

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seperti wayang, batik, keris, angklung, reog. Wayang adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB III PROFIL DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KOTA YOGYAKARTA. A. Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia, dan ini merupakan

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

BAB IV KESIMPULAN. merupakan suatu bentuk penghormatan kepada nenek moyang masyarakat Suku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi alam dan budaya yang bisa dijadikan sebagai atraksi wisata. Sesuai dengan program wisata yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 yang berskala internasional yang bertajuk Visit Indonesia Year 2008 yang juga sebagai salah satu kegiatan memperingati 100 tahun kebangkitan bangsa ini, pemerintah berupaya untuk bangkit dan menggairahkan kembali sektor kepariwisataan nasional. Tetapi, untuk menghadapi program ini, pemerintah menghadapi sebuah tantangan untuk mengemas setiap daerah/objek wisata yang ada di Indonesia sebagai atraksi yang menarik yang berstandar baik. Itulah masalah yang ada di Indonesia saat ini. Pemerintah belum mampu mengelola dan mengembangkan setiap potensi yang ada dengan maksimal. Jawa Barat adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai atraksi wisata, mulai dari keindahan alam, peninggalan-peninggalan sejarah berupa prasasti purbakala hingga gedunggedung sisa masa kolonial, hingga kebudayaannya yang beragam. Tetapi, ternyata dalam pengembangannya masih ditemukan berbagai kekurangan yang menyebabkan setiap destinasi di Jawa Barat kurang memiliki taring untuk bersaing dengan propinsi lain. 1

2 Jawa Barat yang terkenal dengan kesenian Sunda, kesenian Sunda terasa kental sekali melekat pada masyarakat Jawa Barat mulai dari bahasa yang unik, tarian jaipongnya yang sudah terkenal dan wayang goleknya yang juga unik dan mengagumkan, yang tidak kalah mengagumkan adalah angklung ini adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang menghasilkan suara khas. Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh merupakan filosofi mengajarkan manusia untuk saling mengasuh dengan landasan saling mengasihi dan saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Selain akrab dengan alam lingkungan dan sesama manusia, manusia Sunda juga dekat dengan Tuhan yang menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta tempat mereka berkehidupan (Triangle of life). Kesenian Jawa Barat yang didominasi Sunda. Adat tradisionalnya yang penuh khasanah Bumi Pasundan menjadi cermin kebudayaan di sana. Perda Kebudayaan Jawa Barat bahkan mencantumkan pemeliharaan bahasa, sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan dan sejarahnya, nilai-nilai tradisional dan juga museum sebagai bagian dari pengelolaan kebudayaan. Pariwisata berbasis kebudayaan dan kesenian yang menampilkan seni budaya Jawa Barat, siap ditampilkan dan bernilai ekonomi serta mendapat pendapatan dari sektor pariwisata. Melihat betapa besarnya kesenian yang tersebar di 25 Kabupaten/Kota, maka Balai Pengelolaan Taman Budaya, dengan berbagai fasilitas pagelaran, pameran dan penunjang lain yang dimiliki, serta untuk melaksanakan tupoksinya secara berkala, berkesinambungan dan terprogram melaksanakan upaya peningkatan apresiasi masyarakat terhadap kesenian melalui berbagai pelaksanaan kegiatan.

3 Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat bermaksud diharapkan dapat juga mengakomodasikan pelestarian, pengembangan, dan pada akhirnya dapat mengeksistensikan kesenian Jawa Barat ditingkat regional, nasional maupun internasional serta dapat menumbuh kembangkan pariwisata serta ekonomi kerakyatan. Jawa Barat tidak dapat dilepaskan dari kondisi lokalitasnya, dimana warisan tradisi masa lalu masih manjadi praktek sosial budaya sebagian masyarakat, namun dengan masuknya modernisasi, tekhnologi, serta keterbukaan informasi, maka Jawa Barat kini berada dalam medan pergulatan berbagai arus tradisi dan modernitas. Sehingga untuk memfasilitasi untuk melestarikan serta tumbuh kembangnya kesenian Sunda, sehingga perlu adanya beberapa fasilitas kegiatan, sebagai berikut: 1. Agenda kegiatan pagelaran dan pameran seni budaya yang dilaksanakan secara swakelola, dengan mengadakan pargelaran seni tradisional maupun kontemporer yang dikemas melalui pertunjukan-pertunjukan. 2. Pelaksanaan kegiatan duta wisata seni dan budaya, baik dari Kota/Kabupaten lain, propinsi lain, maupun mancanegara atau sebaliknya, yang dilaksanakan secara lintas sektoral. 3. Memfasilitasi kalangan seniman dan budayawan Event Organizer/ Entertainment untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan pertunjukan maupun non pertunjukan baik seni tradisional, kontemporer maupun modern. 4. Pelatihan kesenian dan kebudayaan Sunda.

4 Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud untuk mempersiapkan acuan dalam perlindungan, penyelamatan dan pemeliharaan potensi tinggalan kebudayaan tangible dan intangible yang terletak di suatu kawasan, sekaligus konsep pengembangan dan pemanfaatannya, yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pengelola kesenian dan kebudayaan kabupaten/ kota dalam melestarikan dan mengembangkan kawasan kesenian dan kebudayaan Jawa Barat yang potensial untuk mendukung pengembangan pariwisata. Dan memotivasi pengelola kebudayaan kabupaten/ kota untuk melestarikan dan mengembangkan kawasan budaya yang potensi di daerah masing-masing dan meningkatkan kreativitas pengelola kebudayaan untuk melindungi serta mengembangkan kawasan budaya sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata. Konsekuensi yang timbul dari kegiatan perjalanan yang dilakukan wisatawan dengan berbagai minat dan motifnya, adalah munculnya seni seni aktivitas yang sangat beragam yang membutuhkan ketersediaan atraksi pada objek wisata yang didukung kelengkapan kelengkapan fasilitas (bundle of component). Lebih lanjut Mc Intosh dan Goldner (1984:4), menegaskan arti dari kepariwisataan sebagai berikut: Tourism maybe defined as the sum of the phenomena and relationship arising from the interaction of tourist, business, host, government, and host communities in the process of attracting and hosting this tourist and other visitor tourism is a composite of activities, service, and industries that deliver travel experiences.

5 Bahwa pariwisata dapat didefinisikan sebagai kumpulan fenomena dan hubungan yang timbul dari interaksi antara wisatawan, pengusaha, pemerintah dan masyarakat lokal dalam proses melayani dan menjamu wisatawan dan pengunjung lainnya dalam hal kegiatan, pelayanan, dan industri yang memberikan pengalaman perjalanan. Dengan didukungnya sumber daya alam maupun sumber daya manusia seperti Bandung, Jawa Barat yang mendukung terhadap kemajuan kepariwisataan maka perlu adanya dukungan dari sumber daya manusia itu sendiri yang berperan sebagai tokoh utama dalam penggerak Pembangunan infrastruktur kesenian di Jawa Barat seperti taman budaya, gallery, sekolah seni, workshop kerajinan, ruang pentas dan pameran, kondisinya masih tertinggal jauh. Selain itu, konten keanekaragaman kebudayaan dan kompetensi kesenian masih terbengkalai. Industri kreatif di Jawa Barat akan berkembang dengan baik jika terjadi proses kolaborasi yang melibatkan ide-ide yang segar serta semangat kerjasama yang penuh antusias guna untuk kemajuan pariwisata itu sendiri khususnya wisata budaya di kota Bandung, yaitu salah satunya adalah Taman Budaya Jawa Barat atau yang dikenel dengan sebutan Dago Tea House yang merupakan suatu lembaga atau pun daya dukung sumber daya manusia yang berada dibawah binaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat yang berfungsi sebagai salah satu pengapresiasian dan pertunjukan bagi pelakon kesenian dan kebudayaan tatar Sunda khususnya di Kota Bandung.

6 Tujuan didirikan Taman Budaya ini adalah sebagai pusat kebudayaan dan kesenian Jawa Barat atau cagar budaya. Di tempat ini sering diadakan pertunjukkan di tempat pertunjukkan dan teater terbuka. Lalu juga terdapat galeri seni yang menampilkan berbagai kesenian tradisional Jawa Barat. Terdapat juga ruang workshop untuk berbagai kegiatan seni dan budaya. Setiap minggu di tempat ini selalu ada pertunjukkan dan pagelaran seni serta budaya. Sedangkan setiap akhir tahun pada malam pergantian tahun, Taman Budaya menyelenggarkan pertunjukan Bajidoran Gedung utama yang dahulu digunakan sebagai Restoran Dago Tea House. Memiliki panggung dengan kapasitas tempat duduk yang mampu menampung hingga 1200 penonton. Untuk tempat duduk penonton terdiri atas dua buah tribun, yaitu tribun atas dan tribun bawah. Yang menarik adalah teater ini adalah teater terbuka, sehingga penonton juga dapat menikmati pemandangan keindahan kota Bandung dan menikmati kesejukan udara pegunungan. Beberapa pertunjukkan yang rutin di sini adalah tarian khas Jawa Barat yang terkenal yaitu Jaipongan. Pertunjukkan lainnya yaitu Karawitan, Angklung, Pantun Bubun, Sandiwara, Tembang Sunda, Kuda Lumping, Wayang Golek, dan lainnya. Karena berfungsi sebagai Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, maka di sini juga tersedia sanggar tari. Tempat ini digunakan sebagai pusat latihan tari Jawa Barat termasuk Jaipongan. Pada bangunan utama juga terdapat perpustakaan untuk umum yang berisi koleksi buku-buku seni dan budaya. Anda

7 juga dapat membeli berbagai cindera mata khas Jawa Barat, baik kerajinan tangan, lukisan, wayang golek, dan juga cindera mata lainnya. Berdasarkan uraian di atas, dengan banyaknya potensi yang dimiliki kota Bandung dengan keanekaragaman budaya sunda misalnya, tarian-tarian kontemporer dan lain sebagainya, maka penulis tertarik untuk menganilisis sejauh mana apresiasi wisatawan terhadap ketertarikan wisata budaya di Kota Bandung, sehingga penulis mengambil judul: Optimalisasi Atraksi Kesenian di Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Atraksi Wisata Budaya. Dengan mengambil Studi kasus kunjungan wisatawan di Taman Budaya Jawa Barat, Dago Tea House. B. Rumusan Masalah Mengkaji keberadaan kesenian di Kota Bandung dalam pariwisata sebagai salah satu bentuk atraksi wisata dalam mengoptimalkan wisata budaya di Kota Bandung yang tidak terlepas dari pola kehidupan serta latar belakang pertumbuhan dan perkembangannya. Maka untuk mendapat gambaran tentang bagaimana kesenian Sunda sebagai salah satu atraksi wisata dalam mengoptimalkan wisata budaya di Kota Bandung. Merujuk pada indikator indikator yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hal yang paling mendasar dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan, maka penulis membatasi dengan beberapa masalah tersebut sebagai berikut :

8 1. Bagaimana karakteristik dan keragaman kesenian Sunda yang ditampilkan di Taman Budaya Jawa Barat? 2. Bagaimana persepsi pengunjung terhadap atraksi kesenian yang ditampilkan? 3. Apa sajakah yang menjadi faktor penghambat yang dihadapi dalam mengoptimalkan wisata budaya melalui atraksi kesenian di Taman Budaya, Kota Bandung? C. Tujuan dan Maksud Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan dan pertanyaan penelitian yang digunakan penulis untuk membatasi permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yang ingin dicapai dari penulisan ini terutama ditujukan untuk. Tujuan penelitian dan penulisan tersebut adalah: 1. Mengidentifikasi bagaimana karakteristik dan kondisi aktual di Taman Budaya Jawa Barat yang berada di Kota Bandung. 2. Mengidentifikasi seberapa besar kesenian sebagai atraksi wisata di Taman Budaya Jawa Barat serta bagaimana sikap pengunjung terhadap atraksi kesenian yang ditampilkan. 3. Mengetahui faktor apa sajakah yang dihadapi yang menjadi hambatan dalam mengoptimalkan kesenian di Taman Budaya Jawa Barat. D. Definisi Operasional Guna menghindari perbedaan penafsiran terhadap penelitian ini, berikut disajikan beberapa definisi operasional: 1. Seni-budaya (kesenian) adalah ekspresi jiwa seseorang yang terjadi oleh proses karya dan karsa. Sebagai penampilan yang ekspresif dari

9 penciptanya, kesenian mempunyai kaitan erat dengan unsur-unsur kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, kesenian dapat digolongkan menjadi Seni Pertunjukan (seni tari, seni teater, seni musik, seni pencak silat); Seni Rupa (seni murni, seni lukis, seni patung, seni karya dan seni desain); Seni Sastra (prosa atau puisi). Dan yang terakhir sedang dikembangkan adalah Seni Multi Media (film, video, dan rekaman lainnya. 2. Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan seseorang atau kelompok yang bertujuan atau motivasinya menambah pengetahuan mengenai kebudayaan. Wisata budaya diharapkan mampu menjadi filter dan penegas identitas masyarakat. Sehingga pembedaan penggunaan kebudayaan bagi masyarakat dan wisatawan masih bisa di berikan benang merahnya (M. Picard 290:2006) 3. Kesenian dan kebudayaan merupakan suatu daya tarik wisata budaya yang sering kali ditampilkan pada pagelaran seni yang diadakan di Taman Budaya Jawa Barat. Menilik dari keberadaan Taman Budaya Jawa Barat yang merupakan sebuah tempat dimana kesenian dan kebudayaan sunda sering diselenggarakan disana, namun seolah dengan perkembangan zaman seni dan budaya sunda sering dikesampingkan sebagai atraksi wisata budaya di Kota Bandung. 4. Dalam upaya memanfaatkan seni dan budaya untuk mendukung pariwisata dewasa ini, para seniman dan pekerja seni merasakan kurang adanya kepemimpinan (patronage) yang sungguh-sungguh membina dan

10 memperjuangkan nasib para penciptanya. Di saat ini untuk meningkatkan manajemen pengelolaan seni dan budaya sudah masanya pemerintah, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Budaya mempelopori membentuk Seni dan Budaya dengan menerapkan Coorporate Management (manajemen koperasi) guna untuk menunjang kehidupan seni dan para pekerja seni. E. Manfaat Dalam penelitian ini, penulis berharap dapat meningkatkan sektor pariwisata terutama dalam budaya. Dimana budaya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Pada penelitian ini penulis sangat berharap kota Bandung dapat meningkatkan dan mengangkat budaya disetiap event wisata yang akan di pertunjukan dan berharap adanya peningkatan wisatawan untuk lebih tertarik pada budaya, khususnya budaya sunda di Bandung dan Jawa Barat.