ANALISA KINERJA PENYERAPAN LOGAM BERAT MENGGUNAKAN KARBON AKTIF PADA SUMUR BOR DAN SUMUR GALIAN DI KOTA DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA SERAPAN LOGAM BERAT Fe PADA KARBON AKTIF YANG DICAMPURKAN DENGAN NANO Fe 3 O 4 DAN POLYVINYLIDENE FLUORIDE (PVDF)

EFEK PENAMBAHAN PARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU PADA LOGAM BERAT BESI (Fe)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

PENGARUH PERLAKUAN SUHU PADA PEMBUATAN GREEN CARBON PAPER (GCP) TANPA PEREKAT MENGGUNAKAN KULIT PISANG LILIN

Komposit Karbon Aktif dari Bahan Serbuk Gergaji Kayu Karet dan Nanomagnetik Fe 3 O 4 + PVDF Sebagai Bahan Penyerap Limbah Cair Berbasis Logam Berat

PENGARUH KONSENTRASI AKTIVATOR ZnCl 2 TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT UBI KAYU UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN NaOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu 2+

RANCANG BANGUN ALAT PENJERNIH AIR YANG TERCEMAR LOGAM BERAT Fe, Cu, Zn DALAM SKALA LABORATORIUM. Andi Syahputra, Sugianto, Riad Syech

PENGARUH AKTIVATOR KIMIA TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KULIT SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYERAP LOGAM BERAT

PENGARUH WAKTU IRADIASI GELOMBANG MIKRO TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI KAYU EUCALYPTUS PELLITA SEBAGAI ADSORBEN. Fitri, Rakhmawati Farma

PENGARUH VARIASI UKURAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA DENGAN AKTIVASI KOH 3 M TERHADAP KELEMBABAN DALAM RUANG UJI SKALA LABORATORIUM

EFEK VARIASI RASIO MASSA KOH TERHADAP DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK SUPERKAPASITOR BERBASIS KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU KARET

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN KOH PADA KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA UNTUK ADSORPSI LOGAM Cu

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF MONOLIT DARI KAYU KARET DENGAN VARIASI KONSENTRASI KOH UNTUK APLIKASI SUPERKAPASITOR

SINTESIS KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN UNTUK PEMURNIAN AIR GAMBUT

PEMANFAATAN POTENSI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI KARBON AKTIF UNTUK PEMBERSIH AIR LIMBAH AKTIVITAS PENAMBANGAN EMAS

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

LAPORAN AKHIR. Dibuat Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

ANALISA SIKLIS VOLTAMETRI SUPERKAPASITOR MENGGUNAKAN ELEKTRODA KARBON AKTIF DARI KAYU KARET BERDASARKAN VARIASI AKTIVATOR KOH

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS

ADSORPSI ION Cr 3+ OLEH SERBUK GERGAJI KAYU ALBIZIA (Albizzia falcata): Studi Pengembangan Bahan Alternatif Penjerap Limbah Logam Berat

UJI KEMURNIAN AIR SUNGAI BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKKANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

KEBOLEHULANGAN (REPRODUCIBILITY) DALAM PEMBUATAN SEL SUPERKAPASITOR DARI KAYU KARET

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

SKRIPSI AGUS NINGSIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air

Disusun Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. Oleh :

ANALISA SIFAT ADSORPSI LOGAM BERAT PADA ECENG GONDOK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ELEKTROPLATING

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR NaOH

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA DARI LIMBAH CAIR TENUN SONGKET DENGAN AKTIVATOR KOH

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK PENAMBAHAN CARBON NANOTUBE (CNT) TERHADAP SIFAT FISIS PELET KARBON.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF KAYU AKASIA MANGIUM TERHADAP HASIL PENGOLAHAN AIR SELOKAN MATARAM

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data

PENGARUH BENTUK (POWDER, GRANULE, DAN GRAVEL) KARBON AKTIF DARI BAMBU TERHADAP DEBIT DAN EFISIENSI ABSORBSI PADA PENJERNIHAN AIR SELOKAN MATARAM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

LAPORAN AKHIR. PERBANDINGAN KARBON AKTIF DARI AMPAS TEBU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN LOGAM Cu PADA LIMBAH TUMPAHAN MINYAK MENTAH (CRUDE OIL)

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS CANGKANG DAN LUMPUR SAWIT

KONSENTRASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI SINGINGI DI DAERAH DESA KOTO BARU KECAMATAN SINGINGI HILIR KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Bagi

PENGARUH BAHAN AKTIVATOR PADA PEMBUATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA

PENINGKATAN NILAI ARANG TEMPURUNG KELAPA PRODUKSI PETANI UNTUK INDUSTRI PEMURNIAN AIR SUMUR GALIAN/BOR YANG TERKONTAMINASI Fe DI KOTA DUMAI

KARAKTERISASI LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

PENGARUH WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS KARBON AKTIF DARI CANGKANG KETAPANG SEBAGAI ADSORBEN DENGAN BANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

ADSORPSI Pb 2+ OLEH ARANG AKTIF SABUT SIWALAN (Borassus flabellifer)

ANALISA KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON SUPERKAPASITOR DARI KAYU KARET TERHADAP LAJU SCAN BERDASARKAN VARIASI AKTIVASI HNO3

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

PENENTUAN KONDUKTIVITAS AIR SUNGAI BATANG LUBUH MENGGUNAKAN MULTITESTER

STUDI TENTANG PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KELAPA PADA PROSES DESALINASI AIR LAUT DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

ANALISIS SIFAT ADSORPSI KARBON AKTIF KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA PADA LIMBAH CAIR BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PENGARUH JENIS AKTIVATOR KIMIA TERHADAP DENSITAS DAN KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODA KARBON AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU KARET

Oleh: ARUM KARTIKA SARI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN DALAM PEMBUATAN KARBON AKTIF CANGKANG BUAH KETAPANG DENGAN PENGAKTIFAN KIMIA BERBANTUAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO

Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp Diterima 26 Oktober 2016, Disetujui 2 Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

SAT. Drastinawati 1 dan Zultiniar Pendahuluan. Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: ISSN :

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS ELEKTRODA KARBON DARI BUNGA RUMPUT GAJAH DITINJAU DARI PERBEDAAN UKURAN PARTIKEL

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

Oleh/By: Djeni Hendra ABSTRACT. This topic pertains to the experiment results of activated charcoal manufacture

3. Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISA KINERJA PENYERAPAN LOGAM BERAT MENGGUNAKAN KARBON AKTIF PADA SUMUR BOR DAN SUMUR GALIAN DI KOTA DUMAI Elsa Amelia, Erman Taer, Sugianto Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia Elsaamelia1003135530@gmail.com ABSTRACT Manufacturing and testing of magnetic carbon of rubber wood sawdust mixture and for heavy metal absorption of iron in water samples Drilling, Well Water Excavation in Dumai, has been investigated the magnetic carbon begins with a pre-carbonization process at a temperature of 280 o C in a vacuum. Milling and sieving process to obtain the carbon particle size is less than 38 μm, the increment in the surface area of the carbon is done by using a chemical activation with potassium hydroxide (KOH), the activator weight ratio of KOH and carbon powder was 4: 1. The carbon is then neutralized by using distilled water and a solution of chloride acide (HCl) repeated until the ph of the washing water became neutral. Furthermore,the activated carbon powder mixed uses powder with a ratio of 5: 4. Mixture is done by using a mortar and proceeded with the process ball milling for 2 hours. Finally, a mixture of carbon powder and is carbonized at 850 C at N 2 gas and then followed by washing and drying to produce a magnetic carbon. The testing of Fe ion absorption from water sample, Water Well Drilling Excavation and filtered in Dumai is done every 2 hours. The results at atomic absorption spectroscopy showed that the increment of absorption after 2 hours has water absorption percentage of 97.94% Drilling, Well Water Excavation amounted of 83.58 % Minerals and Water Drilling filtered by 56.18% with the use of magnetic. Testing X-ray diffraction showed peaks Fe 2θ = 36 o angle and Scanning Electron Microscopy shows the particle size is similar to irregular shapes and whitish. Dispersive energy X-rays have shown the presence of Fe in the magnetic carbon absorbent material of rubber wood sawdust. Keywords : rubber wood sawdust mixture, magnetic carbon Fe 3 O 4 ABSTRAK Telah dilakukan pembuatan dan pengujian karbon magnetik dari campuran serbuk gergaji kayu karet dan untuk penyerapan logam berat Fe pada sampel Air Sumur Bor, Air Sumur Galian di Kota Dumai. Penyediaan karbon magnetik diawali dengan proses pra-karbonisasi pada suhu 280 o C dalam keadaan vakum. Proses penggilingan dan pengayakan mendapatkan ukuran partikel karbon kecil dari 38 μm, peningkatan luas permukaan karbon dilakukan dengan aktivasi kimia menggunakan aktivator KOH dengan perbandingan berat KOH dan serbuk karbon adalah 4:1. Karbon kemudian dinetralkan menggunakan aquades dan larutan HCl berulang-ulang hingga ph air cucian menjadi netral. Selanjutnya serbuk karbon yang telah diaktivasi dicampur menggunakan serbuk dengan perbandingan 5:4. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan mortar dan dilanjutkan dengan proses ballmiling selama 2 jam. Akhirnya, campuran serbuk karbon dan Repository FMIPA 1

dikarbonisasi pada suhu 850 o C dalam lingkugan gas N 2 dan kemudian dilanjutkan dengan pencucian dan pengeringan untuk menghasilkan karbon magnetik Pengujian serapan logam berat Fe dalam sampel Air Sumur Bor, Sumur Galian dan Air Sumur Bor yang disaring di Kota Dumai dilakukan dengan waktu selama 2 jam berturut-turut. Hasil pengujian spektroskopi serapan atom memperlihatkan bahwa peningkatan penyerapan setelah waktu 2 jam dengan persentase serapan Air Sumur Bor sebesar 97,94%, Air Sumur Galian sebesar 83,58 % dan Air Sumur Bor yang disaring sebesar 56,18 % dengan menggunakan magnetik. Pengujian difraksi sinar-x menunjukkan puncak Fe pada sudut 2θ = 36 0 dan scanning electron microscopy menunjukkan ukuran partikel hampir sama dengan bentuk tidak teratur dan berwarna keputihan. Energi dispersives sinar-x telah membuktikan keberadaan logam Fe di dalam bahan penyerap karbon magnetik dari serbuk gergaji kayu karet. Kata Kunci : Serbuk Gergaji Kayu Karet, Magnetik Karbon Fe 3 O 4 PENDAHULUAN Air merupakan komponen yang penting bagi kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bila tidak tersedia dalam kondisi yang benar baik kualitas maupun kuantitasnya (Warlina, 2004). Air yang dibutuhkan air yang bersih dan hygiene, serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak berwarna, dan tidak berbau. Konsekuensi dari penggunaan air yang tidak bersih dan hygiene akan mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Air yang berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia, dan bebas dari mikroorganisme (Soemirat, 2001). Bahaya atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni bahaya langsung dan bahaya tak langsung. Bahaya langsung terhdapa kesehatan manusia/masyarakat dapat terjadi akibat mengkonsumsi air dengan kualitas air yang buruk, baik secara langsung diminum atau melalui makanan, dan akibat penggunaan air yag terjemar untuk berbagai kesehatan sehari-hari. Bahaya tak langsung dapat terjadi sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan ataupun menurunkan kesejahteraan masyarakat, sehingga berdampak terhadap kesehatan manusia (Soemirat,2001). Limbah dapat digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Limbah B3 adalah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat serta konsentrasi atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Logam berat tergolong limbah B3 pada kadar tertentu dapat membahayakan lingkungan sekitarnya karena bersifat toksik bagi hewan dan manusia. Logam berat dapat menyebabkan kanker paruparu, kerusakan hati (liver) dan ginjal, jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah. Logam berat merupakan unsur - unsur logam yang memiliki densitas lebih besar dari 5 mg/l. Adapun jenis logam berat meliputi Ni, Mn, Pb, Cr, Cd, Zn, Cu, Fe, dan Hg. Hasil Profil Dinas Kesehatan Propinsi Riau tahun 2008 cakupan keluarga yang di periksa memiliki akses air bersih adalah sebesar 41,31% dari jumlah keluarga yang ada di provinsi Riau. Hasil inpeksi sanitasi petugas puskesmas penggunaan air bersih pada setiap keluarga yang paling tinggi adalah sumur gali yaitu sebesar (51.37%). Repository FMIPA 2

Kota Dumai merupakan daerah Estuari, dimana air ini merupakan campuran antara air sungai dan air laut (payau), dan merupakan daerah masuknya bahan pencemar yang berasal dari daratan kelautan (Sukandarrumidi,2009). Kondisi air tanah dangkal, sumur gali dan sumur pompa dengan kedalaman rata-rata 1-2 meter di Kota Dumai pada umumnya kurang baik, hampir 85% payau dan mengandung ferro (fe) yang sangat tinggi yaitu >0.4 ppm, Profil Kesehatan Kota Dumai,2009. Umumnya warga menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci. Secara fisik air yang digunakan masih bewarna kuning, sedikit berasa dan bila di diamkan kurang lebih 1-2 jam permukaan air seperti mengandung minyak, dapat di duga bahwa air dengan ciri tersebut banyak mengandung ferro (fe), mangan (mn), dan secara fisik belum memenuhi syarat kesehatan. Penelitian ini memanfaatkan serbuk gergaji dari kayu karet sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif untuk pembersih air sumur. Ketertarikan pemilihan bahan baku serbuk gergaji kayu karet sebagai karbon aktif disebabkan karena ketersediaannya,harganya terjangkau, dan tidak menyebabkan pencemaran,selain itu proses pembuatan dan penggunaan produk juga merupakan hal yang harus di pertimbangkan. METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian SSA Setelah dilakukan pengujian SSA pengujian penyerapan logam berat oleh karbon magnetik dari serbuk gergaji kayu karet untuk sampel logam berat Fe dengan waktu kontak selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 2 maka diperoleh data sebagai berikut : Persentase Penyerapan Fe 83.54% 97.94% 56.18% Metode penelitian ini dijabarkan pada Gambar 1 di bawah ini. C4 B4 A4 Gambar 2. Persentase penyerapan maksimal logam Fe oleh kode sampel yang berbeda. Berdasarkan Gambar 2 dari ketiga sampel air sumur terjadi peningkatan penyerapan logam berat Fe terbesar untuk masing-masing sumur dengan massa Repository FMIPA 3

karbon aktif sebesar 0.35 gram dalam waktu kontak 2 jam, sehingga pada Gambar 4.4 menunjukan hasil persentase penyerapan logam berat Fe yang optimum. Pada penyerapan dengan kode sampel C4 memiliki persentase terendah dibandingkan dengan persentase pada kode B4 dan A4 yaitu mencapai 83.54 % dan 97.94 % sehingga dari penelitian ini terlihat bahwa penyerapan logam berat Fe pada air sumur bor dengan kode sampel A4 lebih tinggi. terlihat dan terukur panjangnya 11,58 µm dan lebar 16,16 µm. 4.3. Hasil Pengujian Difraksi Sinar-X Hasil pengujian difraksi sinar-x (XRD) untuk sampel serbuk karbon sesudah proses penyerapan logam berat Fe selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 4. 4.2. Hasil Pengujian Scanning Electron Microscopy Keberadaan logam berat dibuktikan pada sampel serbuk karbon setelah proses penyerapan perlu dilakukan analisis Scanning Electron Microscopy (SEM). SEM untuk sampel serbuk karbon sesudah proses penyerapan logam Fe pada perbesaran yang berbeda-beda ditunjukkan pada Gambar 3. a 5 µm 1000 X b 5 µm 2000 X Gambar 3. Hasil SEM karbon serbuk gergaji kayu karet dengan perbesaran 1000x dan 2000x. Gambar 3 menampilkan perbesaran 1000 dan 2000 X. Pada perbesaran 1000 X gumpalan-gumpalan partikel terlihat lebih banyak dan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan perbesaran 2000X. Perhitungan pada perbesaran 1000X dapat diukur nilai panjang dan lebar. Rata-rata ukuran partikel pada perbesaran 1000X memiliki panjang 5,19 µm dan lebar 4,59 µm. Perbesaran 2000X partikel yang Gambar 4. Difraktogram sinar-x untuk sampel serbuk karbon sesudah penyerapan logam berat Fe. Gambar 4. menjelaskan difraktogram sinar-x untuk sampel serbuk karbon setelah terjadinya penyerapan Fe pada waktu serapan 2 jam kedalam air Sumur Bor dan Sumur Galian. Sampel ini menunjukkan kehadiran puncak tertinggi yang ditunjukkan pada sudut 2θ = 36 0 untuk unsur logam Fe. Hasil pembahasan XRD ini telah membuktikan kehadiran logam berat Fe setelah proses perendaman sampel air Sumur Bor dan Sumur Galian di Kota Dumai. 4.4. Hasil Analisa Energi Dispersive Sinar-X Hasil uji analisis SEM perlu dilakukan pengujian jenis unsur yang terdapat dalam sampel serbuk karbon. Pengujian ini dilakukan dengan analisis Energi Dispersive Sinar-X (EDX) untuk sampel karbon sesudah penyerapan logam Repository FMIPA 4

Fe dan hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Hasil pengujian EDX untuk sampel serbuk karbon sesudah perendaman pada sampel air yang mengandung logam berat Fe. Gambar 5 merupakan data pengujian EDX untuk sampel karbon yang telah direndam dengan limbah air Sumur Bor yang mengandung logam Fe dengan konsentrasi 7.0331 ppm. Gambar 5 menampilkan bahwa sampel karbon dari kayu karet dapat menyerap logam Fe lebih banyak dibandingkan menyerap logam berat lain yang terdapat pada air. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran dan pembahasan bahwa ternyata logam magnetik Fe 3 O 4 dapat meningkatkan penyerapan logam berat Fe pada Air Sumur Bor, Air Sumur Galian dan Air Sumur Bor yang disaring. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penyerapan logam magnetik Fe 3 O 4 terhadap sampel berdasarkan lamanya waktu penyerapan menunjukan adanya perbedaan yang cukup jelas, dimana penyerapan logam Fe pada sampel Air Sumur Bor A1, A2, A3, A4 selama 2 jam berturut-turut dengan perlakuan yang sama mengalami penurunan kadar kandungan logam yang sangat optimum dengan persentase penyerapan yaitu: A1 ( 12,42% ), A2 ( 81,80 % ), A3 ( 89,007 % ), A4 ( 97,94 % ). 2. Hasil penyerapan logam magnetik Fe 3 O 4 terhadap sampel berdasarkan lamanya waktu penyerapan menunjukan adanya perbedaan yang cukup jelas, dimana penyerapan logam Fe pada sampel Air Sumur Galian B1, B2, B3, B4 selama 2 jam berturut-turut dengan perlakuan yang sama mengalami penurunan kadar kandungan logam yang sangat optimum dengan persentase penyerapan yaitu: B1 ( 37,12 % ), B2 ( 55,28 % ), B3 ( 72,58 % ), B4 ( 83,58 % ). 3. Hasil penyerapan logam magnetik Fe 3 O 4 terhadap sampel berdasarkan lamanya waktu penyerapan menunjukan adanya perbedaan yang cukup jelas, dimana penyerapan logam Fe pada sampel Air Sumur Bor yang disaring C1, C2, C3, C4 selama 2 jam berturut-turut dengan perlakuan yang sama mengalami penurunan kadar kandungan logam yang sangat optimum dengan persentase penyerapan yaitu: C1 ( 7,31 % ), C2 ( 27,30 % ), C3 ( 51,65 % ), B4 ( 56,18% ). 4. Keberadaan unsur logam Fe pada permukaan sampel serbuk karbon telah dibuktikan dengan hasil pengujian XRD, SEM dan EDX. DAFTAR PUSTAKA Clark, 1986. Catastrophic misinterpretations as a predictor of symptom change during treatment for panic disorder. Science Physics, 11 : 162-164 Repository FMIPA 5

Gabriel, 1993. The capacitive characteristics of activated comparisons of the activation methods on the pore structure and effects of the pore structure and electrolyte on the capacitive performance. Journal Power Sources; 159: 1532. Haldstead, 1972 Studies of activated carbons used in double-layer capacitors, Journal of Power Sources 74: 99-107 Schweitzer, 2010. Influence of pyrolysis conditions on pore development of oil- palm-shell activated carbons, Jurnal of Analytical and Applied Pyrolysis 76 (2006) 96 102 Repository FMIPA 6