STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG

dokumen-dokumen yang mirip
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SAMPANG

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI DI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB II METODE PENELITIAN

Pengembangan Daerah Tertinggal di Kabupaten Sampang

BEACH RECREATIONAL INDEX UNTUK PANTAI PANTAI DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL (UNDERDEVELOPMENT REGION) DI KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI WISATAWAN BERKUNJUNG KE TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

III. METODE PENELITIAN. atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2015

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, bidang pariwisata pantai merupakan salah satu kegiatan atau hal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS POTENSI WILAYAH UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Nepa Berdasarkan Preferensi Pengunjung Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang

BAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur

BAB III METODE PENELITIAN

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

KEMUDAHAN INVESTASI DI KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB III METODE PENELITIAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

DAMPAK KERUSUHAN MALUKU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI STAKEHOLDER PENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA PANTAI NAMALATU KOTA AMBON TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey.

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA ALAM DI KECAMATAN CIGUDEG, KABUPATEN BOGOR. Oleh ;

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

I-1 BAB I PENDAHULUAN

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB IIKAJIAN TEORI...

METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

III. METODE PENELITIAN. penelitian serta data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

Transkripsi:

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id STUDI POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KABUPATEN SAMPANG Oleh R. Chandra Satrya Rukmana 4308100034 Dosen Pembimbing Ir. Haryo Dwito Armono, M.Sc, Ph.D Ir. Wahyudi, M.Sc, Ph.D

Latar Belakang Pulau Madura merupakan pulau yang menyimpan banyak potensi wisata khusunya wisata pantai di Kabupaten Sampang. Potensi Wisata yang akan terus menerus berkembang. Potensi Wisata Pantai yang membutuhkan perhatian khusus. Teknik Skoring dan Angket diharapkan mampu mengetahui nilai potensi wisata dan Integreted beach value index (IBVI) yang ada.

Tujuan Penelitian omengetahui faktor yang paling berpengaruh untuk indeks evaluasi wisata alam pantai. omengetahui hasil perbandingan potensi wisata dari metode analisa data primer dan sekunder. omengetahui permasalahan yang menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Sampang.

Batasan Masalah Lokasi studi yang akan dianalisa adalah Pantai Camplong, Pantai Toroan, dan Pantai Nepa. Penelitian akan memfokuskan pada ketersediaan fasilitas-fasilitas penunjang yang berada pada lokasi penelitian. Pengunjung wisata diasumsikan hanya masyarakat lokal Kabupaten Sampang.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis data sekunder (Potensi Wisata) dan metode analisa data primer (Integrated beach value index).

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Metode Analisa Data Sekunder Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id Potensi Obyek Wisata (Potensi Internal) Potensi Kawasan Wisata (Potensi Eksternal)

Variabel Potensi Internal No Indikator Variabel Kriteria Skor a. Aktraksi/daya tarik utama Atraksi penangkap wisatawan 1 obyek wisata Atraksi penahan wisatawan 2 Kombinasi komponen alami atau buatan yang dimiliki kurang mampu mempertinggi 1 kualitas dan kesan obyek 1 2 Kualitas Obyek Wisata Kondisi obyek wisata b. Kekuatan atraksi komponen obyek wisata c. Kegiatan wisata dilokasi wisata d. Keragaman atraksi pendukung e. Kondisi fisik obyek wisata secara langsung f. Kebersihan lingkungan obyek wisata Kombinasi komponen alami atau buatan yang dimiliki obyek mampu mempertinggi kualitas dan kesan obyek Hanya kegiatan yang bersifat pasif (menikmati yang sudah ada) Meliputi kegiatan pasif dan kegiatan yang bersifat aktif (berinteraksi dengan obyek) Obyek belum memiliki atraksi pendukung Obyek memilki 1-2 atraksi pendukung 2 Obyek memiliki lebig 2 macam obyek pendukung 3 Obyek yang mengalami kerusakan dominan 1 Obyek yang sedikit mengalami kerusakan 2 Obyek belum mengalami kerusakan 3 Obyek wisata kurang bersih dan tidak terawat Obyek wisata cukup bersih dan terawat 2 Sumber : Rencana Induk pengembangan Pariwisata Kab. Sampang (RIPP Kab. Sampang) 2 1 2 1 1

Variabel Potensi Eksternal No Indikator Variabel Kriteria Skor a. Keterkaitan antar obyek Obyek tunggal berdiri sendiri 1 Obyek paralel, terhadap dukungan terhadap obyek yang lain 2 1 Dukungan pengembangan obyek b. Dukungan obyek wisata Bila obyek wisata tidak termasuk dalam agenda kunjungan dari satu paket wisata Bila obyek termasuk dalam agenda kunjungan dari satu paket wisata 1 2 Aksesbilitas c. Pengembangan dan obyek wisata d. Waktu tempuh terhadap ibu kota kabupaten e. Ketersediaan angkutan umum untuk menuju lokasi obyek wisata f. Prasarana jalan menuju obyek wisata Obyek wisata belum dikembangkan dan belum terpublikasikan (potensi) Obyek wisata sudah dikembangkan dan sudah terpublikasi Waktu tempuh antar obyek dengan ibu kota kabupaten >60 menit Waktu tempuh antar obyek dengan ibu kota kabupaten antara 30-60 menit Waktu tempuh antara obyek dengan ibu kota kabupaten < 30 menit Tidak tersedia angkutan umum untuk menuju lokasi obyek Tersedianya angkutan umum menuju lokasi obyek, tidak reguler Tersedianya angkutan umum menuju lokasi obyek, bersifat reguler Tidak tersedia prasarana jalan menuju lokasi obyek Tersedia prasarana jalan menuju lokasi obyek, kondisi kurang baik Tersedia jalan menuju lokasi obyek, kondisi baik (aspal) 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Lanjutan 3 4 Fasilitas penunjang obyek Fasilitas pelengkap g. Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik/dasar dilokasi obyek wisata 1. Makan/minum 2. Penginapan Tidak tersedia 1 3. Bangunan untuk menikmati obyek Tersedia lebih dari 2 jenis fasilitas 3 h. Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan sosial wisatawan dilokasi Tidak tersedia 1 obyek: 1. Taman terbuka Tersedia 1-2 jenis fasilitas 2 2. Fasilitas seni dan budaya Tersedia lebih dari 2 jenis fasilitas 3 i. Ketersediaan fasilitas pelengkap yang terdiri dari: 1. Tempat parkir 2. Toilet 3. Pusat informasi 4. Souvenir shop Tersedia 1-2 jenis fasilitas 2 Tidak tersedia 1 Tersedia 1-2 jenis fasilitas Tersedia 3-4 jenis fasilitas Sumber : Rencana Induk pengembangan Pariwisata Kab. Sampang (RIPP Kab. Sampang) 2 3

Metode Analisa Data Primer FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id Beach Index Knowledge Index Index value = Index Hasil/Index Max, dimana; Index Max = (i total x 3) x jumlah pertanyaan Index Hasil = 100 Monetery Index i=1 Pjx3 + Pjx2 + Pjx1

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DAN BESARNYA UKURAN SAMPEL Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik Random Sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 dengan rumus: n = N = 871.534 N(d) 2 +1 871.534(0.1) 2 +1 dimana, n : Jumlah sampel yang dicari = 89.707 100 sampel N : Jumlah penduduk Kabupaten Sampang (Data Hasil Sensus Penduduk 2010) d : Nilai presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau d=0,1)

No Kecamatan KK Laki-Laki Perempuan Jumlah L+P Luas (Km2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 1 Sreseh 8.271 17.825 18.874 36.699 71,95 510,06 2 Torjun 10.126 19.125 19.407 38.532 44,20 871,76 3 Sampang 28.848 58.129 59.380 117.509 70,01 1.678,46 4 Camplong 18.703 36.138 37.168 73.306 69,93 1.048,28 5 Omben 18488 37.724 39.572 77.296 116,31 664,57 6 Kedungdung 16.805 37.678 42.558 80.236 123,08 651,90 7 Jrengik 8.992 16.811 17.225 34.036 65,35 520,83 8 Tambelangan 16.534 27.027 26.950 53.977 89,97 599,94 9 Banyuates 21.151 36.003 37.481 73.484 141,23 520,31 10 Robatal 13.036 26.743 26.866 53.609 80,54 665,62 11 Sokobanah 19.115 32.740 34.318 67.058 108,51 617,99 12 Ketapang 22.445 39.856 42.068 81.924 125,28 653,93 13 Pangarengan 5.590 10.006 10.303 20.309 42,69 475,73 14 Karang penang 17.446 32.445 31.114 63.559 84,25 754,41 JUMLAH 225.820 428.250 443.284 871.534 1.233,30 706,67 Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kab. Sampang Ket. : Hasil Sensus Penduduk 2010

Lokasi Penelitian Pantai Camplong

Hasil Skoring Pantai Camplong Skor Potensi Internal : 11 (Potensi Sedang) Skor Potensi Eksternal : 22 (Potensi Tinggi) Skor Potensi Gabungan (Potensi Wisata) :33 (Potensi Tinggi)

Hasil Kuisioner Pantai Camplong Beach Index (BI) No Index Penilaian Pertanyaan 3 2 1 1 62 25 13 249 2 79 19 2 277 3 88 8 4 284 4 90 7 3 287 5 91 7 2 289 6 58 25 17 241 7 90 9 1 289 8 80 15 5 275 9 90 7 3 287 10 86 8 6 280 11 83 13 4 279 12 96 3 1 295 Index Hasil Index Maksimal BI = Index Max/Index Hasil Jumlah 3332 3600 0.93 Knowledge Index (KI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan 3 2 1 1 72 23 5 267 2 69 22 9 260 3 80 15 5 275 4 65 32 3 262 5 85 11 4 281 6 78 20 2 276 7 45 46 9 236 8 56 30 14 242 9 69 Index Hasil 24 7 262 2361 Index Maksimal KI = Index Max/Index Hasil 2700 0.87

Lanjutan Hasil Kuisioner Monetary index (MI) No Index Penilaian Pertanyaan 3 2 1 1 53 37 10 243 2 85 13 2 283 3 41 55 4 237 4 41 46 13 228 5 32 59 9 223 6 29 61 10 219 7 67 21 12 255 8 63 32 5 258 9 90 10 0 290 10 68 20 12 256 11 77 18 5 272 12 58 36 6 252 13 70 28 2 268 14 74 21 5 269 15 70 24 6 264 16 54 36 10 244 Index Hasil Index Maksimal MI = Index Max/Index Hasil Jumlah 4061 4800 0.85 Beach Index Knowledge Index Monetary Index IBVI : 0.93 (Tinggi) : 0.87 (Sedang) : 0.85 (Sedang) : 0.88 (Sedang) Catatan : Standard nilai dalam tiga peringkat (0-0.49 = rendah; 0.50-0.88 = sedang; 0.89-1 = tinggi)

Dokumentasi Camplong Tempat Parkir Pertokoan di Dalam Lokasi Pantai Pintu Masuk Lokasi Wisata Pertokoan di dalam Lokasi Pertokoan di Dalam Lokasi November 2010, El.Air + 0.90m

Lokasi Penelitian Pantai Toroan

Pantai Toroan Skor Potensi Internal : Skor Potensi Eksternal : Skor Potensi Gabungan (Potensi Wisata) : 6 (Potensi Rendah) 13 (Potensi Rendah) 19 (Potensi Rendah)

Hasil Kuisioner Pantai Toroan Beach Index (BI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan A B C 1 65 26 9 256 2 76 21 3 273 3 71 20 9 262 4 85 10 5 280 5 47 35 18 229 6 54 28 18 236 7 74 17 9 265 8 37 49 14 223 9 28 29 43 185 10 33 21 46 187 11 61 15 24 237 12 63 24 13 250 Index Hasil 2883 Index Maksimal BI = Index Max/Index Hasil 3600 0.80 Knowledge Index (KI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan A B C 1 79 16 5 274 2 61 26 13 248 3 67 27 6 261 4 76 14 10 266 5 77 17 6 271 6 81 15 4 277 7 31 53 16 215 8 41 44 15 226 9 58 33 9 249 Index Hasil 2287 Index Maksimal KI = Index Max/Index Hasil 2700 0.85

Lanjutan Hasil Kuisioner Pantai Toroan Monetary index (MI) No Index Penilaian Pertanyaan A B C 1 58 30 12 246 2 51 35 14 237 3 33 53 14 219 4 52 33 15 237 5 43 38 19 224 6 38 43 19 219 7 61 28 11 250 8 43 43 14 229 9 56 32 12 244 10 68 14 18 250 11 42 38 20 222 12 37 46 17 220 13 34 49 17 217 14 44 40 16 228 15 41 47 12 229 16 44 48 10 238 Index Hasil Index Maksimal MI = Index Max/Index Hasil Jumlah 3709 4800 0.77 Beach Index Knowledge Index Monetary Index IBVI : 0.80 (Sedang) : 0.85 (Sedang) : 0.77 (Sedang) : 0.81 (Sedang) Catatan : Standard nilai dalam tiga peringkat (0-0.49 = rendah; 0.50-0.88 = sedang; 0.89-1 = tinggi)

Dokumentasi Toroan Jalan Menuju Air Terjun Toroan Air Terjun Toroan Air Terjun Toroan Pantai Tidak Berpasir

Lokasi Penelitian Pantai Nepa

Hasil Skoring Skor Potensi Internal : Skor Potensi Eksternal : Skor Potensi Gabungan (Potensi Wisata) : 12 (Potensi Tinggi) 15 (Potensi Sedang) 27 (Potensi Sedang)

Hasil Kuisioner Pantai Nepa Beach Index (BI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan A B C 1 94 6 0 294 2 87 13 0 287 3 85 15 0 285 4 74 21 5 269 5 70 24 6 264 6 67 22 11 256 7 81 9 10 271 8 59 34 7 252 9 69 14 17 252 10 43 10 47 196 11 78 11 11 267 12 95 Index Hasil 5 0 295 3188 Index Maksimal BI = Index Max/Index Hasil 3600 0.89 Knowledge Index (KI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan A B C 1 90 9 1 289 2 88 6 6 282 3 87 6 7 280 4 92 8 0 292 5 97 3 0 297 6 92 5 3 289 7 54 46 0 254 8 97 3 0 297 9 93 Index Hasil 7 0 293 2573 Index Maksimal KI = Index Max/Index Hasil 2700 0.95

Lanjutan Hasil Kuisioner Pantai Nepa Monetary index (MI) No Index Penilaian Jumlah Pertanyaan A B C 1 64 34 2 262 2 87 13 0 287 3 79 18 3 276 4 85 11 4 281 5 89 11 0 289 6 73 20 7 266 7 87 6 7 280 8 60 25 15 245 9 89 10 1 288 10 94 2 4 290 11 63 26 11 252 12 99 1 0 299 13 87 6 7 280 14 90 10 0 290 15 92 8 0 292 16 87 13 0 287 Index Hasil Index Maksimal MI = Index Max/Index Hasil 4464 4800 0.93 Beach Index Knowledge Index Monetary Index IBVI : 0.89 (Tinggi) : 0.95 (Tinggi) : 0.93 (Tinggi : 0.92 (Tinggi) Catatan : Standard nilai dalam tiga peringkat (0-0.49 = rendah; 0.50-0.88 = sedang; 0.89-1 = tinggi)

Dokumentasi Nepa Pintu Masuk Lokasi Pantai Nepa Pos Pengujung Pantai Nepa Fasilitas di Pantai Nepa Akses Jalan di Pantai Nepa Akses Jalan di Pantai Nepa Kondisi Pasir di Pantai Nepa

Konsep Desain Pada Konsep desain data yang digunakan adalah data gambar serta data gelombang untuk menentukan jenis sturktur yang akan digunakan. Perlu diketahui bahwa konsep ini hanya bersifat eksperimental yang akan memberi perubahan terhadap kondisi lokasi wisata pantai yang ada sebelumnya. Namun, perubahan yang dimaksud adalah untuk memunculkan potensi wisata yang memang sangat berpeluang untuk dipertunjukkan sebagai akses atau atraksi tambahan sekaligus ikon dari lokasi wisata.

Konsep Desain Pantai Toroan Melihat kondisi di Pantai Toroan dengan pengamatan data gelombang yaitu tinggi gelombang berkisar 0-2 m (Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) maka konsep yang paling cocok diterapkan dilokasi adalah pembuatan sea wall dan reklamasi. Berikut sketsa kasar yang telah dibuat menggunakan bantuan Software Google SketchUp. Sebelum Sesudah

Konsep Desain Kasar Sebelum Sesudah

Konsep Desain Pantai Camplong Tinggi gelombang berkisar di Pantai Camplong adalah 0-2 m (Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) melihat kondisi pantai yang landai dengan gelombang yang relatif kecil maka konsep dermaga kayu merupakan konsep yang sangat cocok untuk menikmati keindahan pantai dan wisata perahunya. Konsep ini diharapkan akan membuat pantai Camplong menjadi lebih baik. Berikut sketsa kasar yang telah dibuat menggunakan bantuan Software Google SketchUp.

Konsep Desain Camplong

Konsep Desain Pantai Nepa Tinggi gelombang berkisar di Pantai Nepa yaitu 0-2 m (Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mengingat konsep desain menyesuaikan dengan kondisi pantai Nepa yang merupakan konserfasi hutan kera, makan konsep yang paling cocok adalah pembuatan dermaga kayu. Dimana dermaga kayu ini akan mempermudah pengunjung menikmati wahana perahu yang menjadi salah satu atraksi yang disediakan di Pantai Nepa. Berikut sketsa kasar yang telah dibuat menggunakan bantuan Software Google SketchUp.

Konsep Desain Nepa

Kesimpulan 1. Berdasarkan analisa yang didapat bahwa hasil index evaluasi pantai untuk masing-masing wilayah: Pantai Camplong Beach Index : 0.93 (Tinggi) Knowledge Index : 0.87 (Sedang) Monetary Index : 0.85 (Sedang) IBVI : 0.88 (Sedang) Pantai Toroan Beach Index : 0.80 (Sedang) Knowledge Index : 0.85 (Sedang) Monetary Index : 0.77 (Sedang) IBVI : 0.81 (Sedang) Pantai Nepa Beach Index : 0.89 (Tinggi) Knowledge Index : 0.95 (Tinggi) Monetary Index : 0.93 (Tinggi) IBVI : 0.92 (Tinggi)

Lanjutan Kesimpulan Hasil potensi wisata yang diperoleh dari skoring untuk masing-masing wilayah : Pantai Camplong Skor Potensi Internal : 11 (Potensi Sedang) Skor Potensi Eksternal : 22 (Potensi Tinggi) Skor Potensi Gabungan : 33 (Potensi Tinggi) Pantai Toroan Skor Potensi Internal : 6 (Potensi Rendah) Skor Potensi Eksternal : 13 (Potensi Rendah) Skor Potensi Gabungan : 19 (Potensi Rendah) Pantai Nepa Skor Potensi Internal : 12 (Potensi Tinggi) Skor Potensi Eksternal : 15 (Potensi Sedang) Skor Potensi Gabungan : 27 (Potensi Sedang)

Lanjutan Kesimpulan Dari kedua metode diperoleh metode skoring merupakan metode yang lebih baik dikarenakan pada metode kuisioner masih banyaknya masyarakat yang menjawab kurang tepat/tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Faktor yang menjadi kendala pada ketiga pantai adalah masih kurangnya sarana dan pra-sarana untuk pelayanan publik khususnya untuk Pantai Toroan. Sehingga pemilihan konsep design diharapkan akan menambah potensi dari ketiga pantai. Konsep yang ditawarkan untuk menambah daya tarik lokasi wisata adalah dermaga untuk pantai Camplong dan Nepa serta sea wall dan reklamasi pantai untuk pantai Toroan.

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN JURUSAN TEKNIK KELAUTAN Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (031) 5928105, 5994251-55 Ext. 1105 Fax. : (031) 5928105 E-mail: kajur_tkelautan@oe.its.ac.id Mator Sakalangkong