PENGARUH JENIS DAN VOLUME MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN TANAMAN MARKISA (Passiflora edulis Sims.)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

KOMPOSISI NUTRISI DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) SISTEM HIDROPONIK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

INFLUENCE THE NUMBER OF PLANTS PER POLYBAG AND COMPOSITION OF PLANT MEDIA ON GROWTH AND YIELD OF CUCUMBER (Cucumis sativus L.) VAR.

RESPONS TANAMAN TOMAT TERHADAP PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PENGATURAN JARAK TANAM

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Awal Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Sistem Hidroponik

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

(The Response of Various Compound Manure and Growing Media to Growth and Yield of Tomato (Solanum lycopersicum) Permata Variety as Hydrophonic)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

P r o s i d i n g 233

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN STEK SIRIH MERAH (Piper crocatum, Ruiz and Pav.) 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Edy Soenyoto Dosen Fakultas Pertanian UNISKA

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

THE EFFECT OF PLANT MEDIA AND VERTICULTUR MATERIALS TOWARD THE GROWTH AND PRODUCTION OF PAKCOY (Brassica juncea L.)

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PUPUK SP36 TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GLADIOL (Gladiolus hybridus. L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica oleracea L.)

Alamat korespondensi :

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain Laurentii pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

SKRIPSI. Oleh : ERNIKA SEPTYMA BR PARDEDE/ AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

UJI SISTEM PEMBERIAN NUTRISI DAN MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ( Lactuca sativa L ) HODROPONIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

PERTUMBUHAN STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis Forst.) BERDASARKAN PERBEDAAN JARAK AKAR DARI BATANG POHON

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan. Oleh: Susantidiana. Abstract

HIDROPONIK SUBSTRAT TOMAT DENGAN BERAGAM UKURAN DAN KOMPOSISI SERAT BATANG AREN. Dwi Harjoko Retno Bandriyati Arniputri Warry Dian Santika

BAHAN METODE PENELITIAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. Agustus Bertempat di green house Universitas Muhammadiyah Malang.

Transkripsi:

PENGARUH JENIS DAN VOLUME MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN TANAMAN MARKISA (Passiflora edulis Sims.) THE EFFECT OF TYPE AND VOLUME OF PLANTING MEDIUM ON GROWTH OF PASSIONFRUIT (Passiflora edulis Sims.) Eva Muthahara *), Medha Baskara dan Ninuk Herlina Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia Email : evamuthahara@gmail.com ABSTRAK Tanaman markisa (Passiflora edulis Sims.) saat ini tidak hanya dimanfaatkan buahnya saja melainkan digunakan secara modern yaitu untuk fungsi estetika dan fungsional. Penggunaan tanaman markisa secara modern dapat digunakan sebagai tanaman pergola dan tanaman penutup gedung. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan jenis dan volume media tanam yang tepat sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman markisa terbaik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 hingga Maret 2016 di UPT Kebun Pembibitan Tanaman milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang.parameter yag diamati ialah panjang batang utama, jumlah daun, luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar akar, bobot kering akar, bobot segar bagian atas, bobot kering bagian atas dan shoot root ratio. Metode yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3 (pot diameter 20 cm) menghasilkan bobot segar tajuk, bobot segar tanaman, bobot kering akar, bobot kering tajuk dan bobot kering tanaman tertinggi. Bobot segar dan bobot kering tajuk tanaman pada media tanam tanah katel 3956 cm 3 (pot dameter 20 cm) masing-masing sebesar 68,60 g tan -1 dan 13,08 g tan -1. media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3 (pot dameter 20 cm) menunjukkan hasil tertinggi pada parameter jumlah daun dan luas daun. Semakin meningkat volume media tanam maka pertumbuhan tanaman semakin meningkat. Kata kunci : Tanaman Markisa, Pergola, Penutup Gedung, Jenis dan Volume Media Tanam ABSTRACT Passionfruit (Passiflora edulis Sims.) not only used the fruit but also used in modern using that is aesthetic and functional functions. Modern using of passionfruit can be used to pergola plant and cover of building. The purpose of research is to know the best type and volume of planting medium on growth of passionfruit. The research was conducted began in December 2015 until Maret 2016 at UPT Kebun Pembibitan Tanaman - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang. The observation parameters are length of main stem, number of leaves, leaf area, fresh weight of plant, dry weight of plant, fresh weight of root, dry weight of root, fresh weight of shoot, dry weight of shoot and shoot root ratio. The method used in this research is a Randomized Block Design (RBD). The results showed that katel soil 3956 cm 3 (diameter of pot 20 cm) produce the best fresh weight of shoot, fresh weight of plant, dry weight of root, dry weight of shoot and dry weight of plant. Fresh weight and dry weight of shoot on katel soil planting medium 3956 cm 3 (diameter of pot 20 cm) are 68,60 g tan -1 dan 13,08 g tan -1. Husk charcoal planting medium 3956 cm 3 (diameter of pot 20 cm) produce the best number of leaves and leaf area. The increase in the volume of planting medium followed by an increase in plant growth.

2 Jurnal Produksi Tanaman, Jilid X, Nomor X, Juli 2016, hlm. X Keywords : Passiofruit Plant, Pergola, Cover of Building, Type and Volume of Planting Medium PENDAHULUAN Tanaman markisa (Passiflora edulis Sims.) ialah tanaman hortikultura yang dimanfaatkan buahnya. Penggunaan tanaman markisa secara modern tidak hanya dimanfaatkan buahnya saja melainkan untuk fungsi estetika dan fungsional, misalnya saja digunakan sebagai tanaman pergola dan tanaman penutup gedung. Penggunaan tanaman markisa sebagai tanaman pergola dan penutup gedung dapat meningkatkan kenyamanan dan estetika karena tanaman markisa dapat mengurangi intensitas matahari dan juga dapat menghilangkan kesan kaku dari gedung. Pada kenyataannya lahan di daerah perkotaan saat ini semakin sempit dan terbatas sehingga penanaman tanaman markisa untuk fungsi estetika dan fungsional terkendala dengan adanya keterbatasan media tanam dan tempat. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu solusi untuk penanaman tanaman markisa di lahan yang sempit ini dengan cara penanaman menggunakan pot. Namun, penanaman menggunakan pot ini juga memiliki kelemahan. Pergerakan akar tanaman akan terbatas untuk menyerap air dan unsur hara dibandingkan dengan tanaman markisa yang ditanam pada tanah terbuka, sehingga volume media juga harus tepat agar tanaman markisa dapat tumbuh dengan optimal. Selain volume media, jenis media tanam ialah faktor penting untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman markisa yang optimal. Pemilihan jenis media tanam menjadi suatu faktor yang penting bagi pertumbuhan tanaman dalam pot karena jenis media tanam berpengaruh pada pergerakan akar tanaman. Media tanam yang digunakan untuk menanam markisa dalam pot harus memiliki porositas yang baik agar akar tanaman dapat leluasa bergerak. Sudewo (2005) mengemukakan bahwa penggunaan media tanam yang sifatnya menyimpan air lebih banyak akan mengakibatkan akar dan batang bagian bawah sirih merah membusuk dan jenis media tanam yang memiliki kemampuan menahan air rendah akan mengakibatkan media tanam mudah kering dan tanaman akan cepat mati. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang pengaruh jenis media tanam pada pertumbuhan tanaman markisa (Passiflora edulis Sims.) yang ditanam dalam volume media yang berbeda. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di UPT Kebun Pembibitan Tanaman milik Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang pada bulan Desember 2015 hingga Maret 2016. Alat yang digunakan pada penelitian ini ialah penggaris, meteran, oven dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah bibit tanaman markisa ungu, media tanam tanah katel yang berasal dari endapan sungai, arang sekam dan kompos yang berasal dari seresah daun kering, pot plastik, pupuk NPK (15:15:15), pupuk Urea (46% N) dan fungisida berbahan aktif Cu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan ialah jenis media tanam dan volume media yang diulang sebanyak 3 kali. Jenis media tanam terdiri dari tanah katel, arang sekam dan kompos. Volume media tanam terdiri dari 565 cm 3 (pot diameter 10 cm), 1749 cm 3 (pot diameter 15 cm) dan 3956 cm 3 (pot diameter 20 cm). Kesembilan perlakuan tersebut ialah: A : Tanah Katel + pot diameter 10 cm (565 cm 3 ) B : Tanah Katel + pot diameter 15 cm (1749 cm 3 ) C : Tanah Katel + pot diameter 20 cm (3956 cm 3 ) D : Arang Sekam + pot diameter 10 cm (565 cm 3 ) E : Arang Sekam + pot diameter 15 cm (1749 cm 3 ) F : Arang Sekam + pot diameter 20 cm (3956 cm 3 ) G : Kompos + pot diameter 10 cm (565 cm 3 ) H : Kompos + pot diameter 15 cm (1749 cm 3 )

Muthahara, dkk, Pengaruh Jenis dan Volume Media 3 I : Kompos + pot diameter 20 cm (3956 cm 3 ) Pengamatan dilakukan setiap 14 hari sekali dimulai pada 14 hst sampai dengan 84 hst. Pengamatan dilakukan secara non destruktif dan destruktif. Pengamatan non destruktif menggunakan 3 sampel yang dilakukan 14 hari sekali, sedangkan pengamatan destruktif dilakukan pada umur 84 hst dengan mengambil 3 sampel tanaman. Parameter pengamatan non destruktif yang diamati ialah panjang batang utama, jumlah daun dan luas daun, sedangkan parameter destruktif yang diamati ialah Bobot Segar Tanaman, Bobot Kering Tanaman, Bobot Segar Akar, Bobot Kering Akar, Bobot Segar Tajuk, Bobot Kering Tajuk dan Shoot Root Ratio. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilakukan pengujian lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Batang Utama tidak terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter panjang batang utama tanaman (Tabel 1). jenis dan volume media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap parameter panjang batang utama pada semua umur tanaman. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan tanaman yang lebih besar terjadi pada perakaran dibandingkan pertumbuhan tajuknya. Ketiga media tanam berupa tanah katel, arang sekam dan kompos memiliki porositas yang cukup tinggi sehingga perakaran akan leluasa untuk bergerak dan tumbuh. Oleh sebab itu, perlakuan jenis dan volume media tanam tidak berpengaruh nyata pada panjang batang utama. Hasil analisis laboratorium media tanam tanah katel, arang sekam dan kompos masing-masing memiliki porositas sebesar 68,96% yang tergolong dalam kelas baik, 74,31% yang tergolong dalam kelas porous dan 86,09% yang tergolong dalam kelas sangat porous. Menurut Arsyad (2000) porositas media tanam dibedakan menjadi beberapa kelas diantaranya ialah porositas sangat jelek (<30%), jelek (30-40%), kurang baik (40-50%), baik (50-70%), porous (70-80%) dan sangat porous (>80%). Jumlah Daun terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter jumlah daun pada umur tanaman 56, 70 dan 84 HST. Jumlah daun tertinggi pada 56 hst diperoleh pada perlakuan media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3. Pada umur 70 HST jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan media tanam Tabel 1 Rata-Rata Panjang Batang Utama Pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Jenis dan Volume Media Tanam Panjang Batang Utama (cm) Pada Berbagai Umur (hst) 14 28 42 56 70 84 A:Tanah Katel 565 cm 3 54.33 60.44 71.11 105.00 116.67 120.67 B:Tanah Katel 1749 cm 3 60.22 75.89 77.78 108.22 127.56 135.89 C: Tanah Katel 3956 cm 3 62.44 78.44 89.67 122.44 149.89 161.67 D: Arang Sekam 565 cm 3 57.44 70.67 81.33 111.11 117.89 130.89 E: Arang Sekam 1749 cm 3 54.33 63.11 74.22 99.56 111.44 125.56 F: Arang Sekam 3956 cm 3 62.11 77.56 87.22 123.67 131.22 151.89 G: Kompos 565 cm 3 47.67 56.44 65.11 97.89 103.44 113.89 H: Kompos 1749 cm 3 52.89 57.11 72.00 101.89 108.44 117.00 I : Kompos 3956 cm 3 52.56 73.33 84.00 119.00 125.67 149.11 BNT 5% tn tn tn tn tn tn KK (%) 11.56 15.44 13.68 11.97 14.74 16.48 Keterangan : tn = tidak nyata; hst = hari setelah tanam.

4 Jurnal Produksi Tanaman, Jilid X, Nomor X, Juli 2016, hlm. X arang sekam dan tanah katel dengan volume 3956 cm 3, sedangkan pada umur 84 HST jumlah daun tertinggi diperoleh pada perlakuan media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3 (Tabel 2). Hal ini dapat terjadi diduga pada umur 56-84 HST media tanam arang sekam sudah mulai memadat sehingga porositas media tanam mulai berkurang. Memadatnya media tanam arang sekam ini disebabkan oleh pelapukan, sedangkan pada media tanam tanah katel dan kompos tidak terjadi pelapukan. Semakin berkurangnya porositas media tanam maka akan semakin besar kemampuan media tanam untuk menyimpan air dan unsur hara. Unsur hara yang diberikan ke tanaman tidak akan mudah hilang dan tercuci apabila media tanam semakin berkurang porositasnya. Pupuk yang sebelumnya diberikan ke tanaman akan lebih banyak diserap oleh tanaman. Pupuk urea yang diberikan ke tanaman pada saat tanaman berumur 42 HST akan diserap secara optimal oleh tanaman karena porositas media tanam berkurang. Pupuk urea memiliki kadar nitrogen tinggi sehingga apabila diserap secara optimal oleh tanaman maka unsur nitrogen dapat menunjang pertumbuhan vegetatif tanaman salah satunya ialah pembentukan daun. Menurut Wuryaningsih dan Andyantoro (1998), salah satu bagian sink yang kompetitif pada masa pertumbuhan vegetatif adalah daun muda (tunas) yang sedang tumbuh. Mubarok et al. (2012) semakin banyak tunas yang memperoleh hara maka pertumbuhan dan perkembangan tunas-tunas akan semakin cepat diikuti dengan meningkatnya jumlah daun. Jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan media tanam kompos dengan volume 565 cm 3 dan 1749 cm 3. Menurut Dewi (2004), pemberian kompos tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun, jumlah daun tertinggi didapatkan pada perlakuan tanpa pemberian kompos. Luas Daun terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter luas daun pada umur pengamatan 56, 70 dan 84 hst, namun tidak berpengaruh nyata pada umur 14, 28 dan 42 hst. Luas daun pada 56 HST tertinggi terdapat pada perlakuan media tanam arang sekam 3956 cm 3. Pada umur 70 HST luas daun tertinggi diperoleh pada perlakuan media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3, sedangkan pada umur 84 HST luas daun tertinggi didapatkan pada perlakuan media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3 (Tabel 3). Hasil ini sebanding dengan semakin besar jumlah daun maka luas daun juga akan semakin besar. Pada parameter jumlah daun didapatkan jumah daun tertinggi terdapat pada perlakuan media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3 sehingga luas daunpun juga sebanding dengan jumlah daun. Tabel 2 Rata-Rata Jumlah Daun Pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Jenis dan Volume Media Tanam Jumlah Daun (helai tan -1 ) Pada Berbagai Umur (hst) 14 28 42 56 70 84 A: Tanah Katel 565 cm 3 11.89 10.00 12.22 18.22 ab 19.11 ab 21.44 b B: Tanah Katel 1749 cm 3 12.11 10.33 12.56 19.22 c 22.56 cd 25.89 d C: Tanah Katel 3956 cm 3 12.56 11.33 14.11 21.00 e 24.78 e 27.11 e D: Arang Sekam 565 cm 3 12.11 10.78 12.67 17.78 a 22.44 c 24.33 c E: Arang Sekam 1749 cm 3 11.89 10.44 11.22 19.67 cd 21.00 b 25.78 d F: Arang Sekam 3956 cm 3 13.44 11.67 14.22 22.67 f 25.40 e 28.67 f G: Kompos 565 cm 3 10.56 7.78 11.33 18.33 ab 20.02 b 22.14 b H: Kompos 1749 cm 3 12.00 8.11 11.89 18.44 b 18.78 a 20.22 a I : Kompos 3956 cm 3 12.89 10.67 13.89 20.00 d 23.47 d 26.11 de BNT 5% tn tn tn 0.65 1.00 1.16 KK (%) 13.35 15.55 13.41 8.45 11.50 11.92 Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn = tidak nyata; hst = hari setelah tanam.

Muthahara, dkk, Pengaruh Jenis dan Volume Media Tabel 3 Rata-Rata Luas Daun Pada Berbagai Umur Tanaman Akibat Jenis dan Volume Media Tanam Luas daun (cm 2 tan -1 ) pada berbagai umur (hst) 14 28 42 56 70 84 A : Tanah Katel 565 cm 3 279.26 318.63 354.48 471.04 a 628.34 ab 574.88 a B : Tanah Katel 1749 cm 3 352.48 451.99 425.09 676.99 c 674.17 cd 762.21 c C : Tanah Katel 3956 cm 3 314.21 425.63 440.53 736.81 e 761.06 e 815.90 d D : Arang Sekam 565 cm 3 308.90 346.92 380.38 453.32 a 700.98 d 700.22 c E : Arang Sekam 1749 302.87 407.65 382.92 693.96 cd 649.12 bc 736.69 c cm 3 F : Arang Sekam 3956 378.35 435.54 488.97 793.22 f 822.86 f 898.70 e cm 3 G : Kompos 565 cm 3 252.87 358.03 338.28 489.55 a 648.75 bc 608.05 b H : Kompos 1749 cm 3 290.95 278.33 335.40 608.64 b 615.64 a 805.98 d I : Kompos 3956 cm 3 269.10 399.84 483.36 732.90 de 742.53 e 835.95 d BNT 5% tn tn tn 40.93 29.11 38.16 KK (%) 17.09 18.36 16.24 16.43 10.59 12.86 Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%; tn = tidak nyata; hst = hari setelah tanam. 5 Bobot Segar terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter bobot segar tanaman, bobot segar tajuk dan bobot segar akar. Bobot segar tanaman terbesar terdapat pada perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 1749 cm 3 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan media tanam tanah katel 3956 cm 3 dan media tanam kompos 3956 cm 3. Hasil terbaik didapatkan pada media tanam tanah katel dengan volume 1749 cm 3 dan 3956 cm 3 serta media tanam kompos 3956 cm 3 disebabkan karena media tanam tanah katel dan kompos memiliki porositas yang tidak terlalu tinggi seperti pada saat awal tanam dan sedikit mengalami pemadatan sehingga air dan unsur hara tidak mudah hilang dan dapat diserap oleh tanaman secara optimal. Hasil tertinggi bobot segar tajuk tanaman didapatkan pada perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3 dan 1749 cm 3. Media tanam tanah yang digunakan ialah tanah katel berasal dari endapan sungai yang kaya akan bahan organik dan strukturnya dominan pasir yang menyebabkan porositasnya tidak terlalu rendah seperti tanah pada umumnya. Berdasarkan hasil analisis laboratorium didapatkan nilai porositas tanah katel yang digunakan ialah sebesar 68,96%, sehingga media tanam tanah katel ini juga tidak terlalu padat yang menyebabkan perakaran tanaman dapat tumbuh optimal. Selain media tanam tanah katel memiliki porositas yang tidak terlalu tinggi, media tanam ini juga kaya akan bahan organik yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimal dan bobot segar tanaman maupun bobot segar tajuk tanaman juga tinggi. Menurut Satsijati (1991), tanah katel ialah tanah endapan banyak terdapat di dataran rendah disekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah maupun di kanan kiri aliran sungai besar. Pada umumnya banyak mengandung pasir. Kesuburannya sedang hingga tinggi. Pada parameter bobot segar akar didapatkan hasil tertinggi pada parameter media tanam tanah katel 1749 cm 3 yang tidak berbeda nyata dengan media tanam kompos 3956 cm 3. Hal ini disebabkan karena akar tanaman pada media tanam tanah katel ukurannya lebih besar dibandingkan dengan akar pada perlakuan media tanam yang lain. Media tanam tanah katel porositasnya tidak terlalu tinggi seperti media tanam yang lain sehingga penetrasi akar akan lebih sulit yang menyebabkan akar tidak mudah untuk melakukan pemanjangan. Akar yang tidak mudah untuk melakukan pemanjangan akan melakukan pelebaran akar sehingga ukuran akar lebih besar dan bobot segarnya tinggi. Menurut

6 Jurnal Produksi Tanaman, Jilid X, Nomor X, Juli 2016, hlm. X Tabel 4 Bobot Segar Tanaman, Bobot Segar Tajuk dan Bobot Segar Akar Pada Saat Panen Akibat Jenis dan Volume Media Tanam Bobot Segar Tanaman (g tan -1 ) Bobot Segar Tajuk (g tan -1 ) Bobot Segar Akar (g tan -1 ) A: Tanah Katel 565 cm 3 60.09 bc 46.00 b 13.94 a B: Tanah Katel 1749 cm 3 92.43 f 67.31 e 25.03 e C: Tanah Katel 3956 cm 3 90.83 f 68.60 e 23.67 d D: Arang Sekam 565 cm 3 55.21 a 40.87 a 14.22 a E: Arang Sekam 1749 cm 3 57.23 ab 40.88 a 16.02 b F: Arang Sekam 3956 cm 3 74.89 e 55.92 c 19.11 c G: Kompos 565 cm 3 69.70 d 53.91 c 15.61 b H: Kompos 1749 cm 3 62.38 c 43.48 ab 18.52 c I : Kompos 3956 cm 3 88.32 f 62.96 d 24.70 de BNT 5% 4.34 3.79 1.19 KK (%) 15.15 17.91 15.88 Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%. Russel (1997) struktur tanah yang padat akan menghambat laju penetrasi akar lebih dalam. Karena tanah padat susah ditembus akar, maka daerah pemanjangan akar semakin pendek. Murti, Rugayah dan Rusdi (2006) mengemukakan bahwa pemanjangan akar yang terhambat maka diteruskan dengan pertumbuhan sekunder yaitu pelebaran akar yang disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yaitu pembentukan kambium. Pelebaran akar menyebabkan diameter akar semakin besar yang selanjutnya mempengaruhi bobot segar akar. media tanam arang sekam dengan volume 565 cm 3 menghasilkan bobot segar tanaman dan bobot segar tajuk tanaman terendah dibandingkan dengan perlakuan lain yang disebabkan karena volume media tanam yang sangat rendah sehingga ruang untuk pertumbuhan akar terbatas yang menyebabkan pertumbuhan akar tidak optimal. Menurut Wasonowati (2011), volume media tanam (ukuran polybag) berpengaruh nyata pada bobot basah batang dan daun serta bobot kering batang dan daun tanaman tomat. Ukuran polybag 40 cm x 40 cm menghasilkan bobot basah dan bobot kering tertinggi Bobot Kering dan Shoot Root Ratio terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter bobot kering tanaman, bobot kering tajuk dan bobot kering akar (Tabel 5). Pada bobot kering tanaman dan bobot kering tajuk tanaman didapatkan hasil tertinggi pada perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3. Hasil ini sebanding dengan hasil yang didapatkan pada parameter bobot segar tanaman dan bobot segar tajuk tanaman karena semakin besar bobot segar maka akan semakin tinggi pula bobot keringnya. Selain itu, pada jumlah daun didapatkan bahwa perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3 menghasilkan jumlah daun yang tergolong tinggi. Semakin tinggi jumlah daun, maka akan semakin tinggi pula bobot segar dan bobot kering yang dihasilkan. Semakin besar jumlah daun, maka akan berpengaruh pada fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman dan akan diedarkan ke seluruh bagian tanaman (Tatik et al. 2014). Berat kering tanaman ialah keseimbangan antara pengambilan karbondioksida dan pengeluaran oksigen secara nyata yang tampak pada berat segar tanaman. Begitu pula dengan laju fotosintesis yang berpengaruh terhadap berat kering tanaman dimana semakin tinggi laju fotosintesis semakin meningkat pula berat kering tanaman (Fitrianah et al., 2012). Bobot kering akar tertinggi terdapat pada perlakuan media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3. Hal ini disebabkan karena akar tanaman pada media tanam tanah katel ukurannya lebih besar dibandingkan dengan akar pada

Muthahara, dkk, Pengaruh Jenis dan Volume Media Tabel 5 Bobot Kering Tanaman, Bobot Kering Tajuk, Bobot Kering Akar dan Shoot Root Ratio Pada Saat Panen Akibat Jenis dan Volume Media Tanam Bobot Kering Tanaman (g tan -1 ) Bobot Kering Tajuk (g tan -1 ) Bobot Kering Akar (g tan -1 ) Shoot Root Ratio A: Tanah Katel 565 cm 3 11.18 b 8.70 b 2.24 a 2.73 B: Tanah Katel 1749 cm 3 14.61 d 11.09 c 3.33 f 3.37 C: Tanah Katel 3956 cm 3 16.06 e 13.08 e 3.34 f 3.53 D: Arang Sekam 565 cm 3 9.94 a 7.23 a 2.56 c 2.85 E: Arang Sekam 1749 cm 3 9.63 a 7.04 a 2.41 bc 2.66 F: Arang Sekam 3956 cm 3 11.90 c 8.74 b 3.04 e 2.83 G: Kompos 565 cm 3 11.08 b 8.51 b 2.37 ab 2.58 H: Kompos 1749 cm 3 11.09 b 8.14 b 2.84 d 2.32 I : Kompos 3956 cm 3 14.68 d 11.81 d 3.11 e 3.13 BNT 5% 0.65 0.62 0.15 tn KK (%) 13.39 16.58 13.70 21.55 Keterangan : Bilangan yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%, tn = tidak nyata. 7 perlakuan media tanam yang lain. Media tanam tanah katel porositasnya tidak terlalu tinggi seperti media tanam yang lain sehingga penetrasi akar akan lebih sulit yang menyebabkan akar tidak mudah untuk melakukan pemanjangan. Akar yang tidak mudah untuk melakukan pemanjangan akan melakukan pelebaran akar sehingga ukuran akar lebih besar dan bobot segarnya tinggi. Menurut Russel (1997) struktur tanah yang padat akan menghambat laju penetrasi akar lebih dalam. Karena tanah padat susah ditembus akar, maka daerah pemanjangan akar semakin pendek. Murti, Rugayah dan Rusdi (2006) mengemukakan bahwa pemanjangan akar yang terhambat maka diteruskan dengan pertumbuhan sekunder yaitu pelebaran akar yang disebabkan oleh aktivitas meristem lateral yaitu pembentukan kambium. Pelebaran akar menyebabkan diameter akar semakin besar yang selanjutnya mempengaruhi bobot kering akar. tidak terdapat pengaruh nyata dari jenis dan volume media tanam pada parameter shoot root ratio (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan akar tidak sebanding dengan pertumbuhan tajuknya. Semakin besar bobot kering akar, tidak selalu menghasilkan bobot kering tajuk yang besar pula. Menurut Tatik et al. (2014) perkembangan akar yang baik tentunya akan dapat mengimbangi dan sekaligus mendukung pertumbuhan dan perkembangan tajuk tanaman yang baik pula. Perimbangan pertumbuhan tajuk terhadap akar dicerminkan oleh nilai rasio tajuk akar. KESIMPULAN media tanam tanah katel dengan volume 3956 cm 3 (pot diameter 20 cm) menghasilkan bobot segar tajuk tanaman, bobot segar tanaman, bobot kering akar, bobot kering tajuk dan bobot kering tanaman tertinggi. Bobot segar dan bobot kering tajuk tanaman pada media tanam tanah katel 3956 cm 3 (pot dameter 20 cm) masing-masing sebesar 68,60 g tan -1 dan 13,08 g tan -1. media tanam arang sekam dengan volume 3956 cm 3 (pot dameter 20 cm) menunjukkan hasil tertinggi pada parameter jumlah daun dan luas daun. Semakin meningkat volume media tanam maka pertumbuhan tanaman semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Arsyad. 2000. Penggunaan Pembenah Tanah Guna Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Dewi, S. 2004. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Stum Mangga (Mangifera indica L.). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(2): 3-12.

8 Jurnal Produksi Tanaman, Jilid X, Nomor X, Juli 2016, hlm. X Fitrianah, L., Siti dan Yunin. 2012. Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Saponin pada Dua Varietas Tanaman Gendola (Basella sp). Jurnal Agrovigor 5 (1) : 34 46. Mubarok, S. Salimah, A. Farida, Rochayat dan Setiati. 2012. Pengaruh Kombinasi Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi Sitokinin terhadap Pertumbuhan Aglaonema. Jurnal Hortikultura 22(3): 251-257. Murti, T., Rugayah dan Rusdi. 2006. Pengaruh Jenis Media Pengakaran dan Pemberian Zat Perangsang Akar pada Pertumbuhan Stek Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav). Jurnal Budidaya Pertanian 1(1): 4 13 Russel, S. 1977. Plant Root System. Their Funtion and Interaction with the Soil. London. McGraw Hill Book Company. UK Limited. Satsijati. 1991. Pengaruh Media Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Youpphadeewan. Jurnal Hortikultura 3(1): 15-22. Tatik, T. Rahayu dan M. Ihsan. 2014. Kajian Perbanyakan Vegetatif Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Pada Beberapa Media Tanam. Jurnal Agronomika 9 (2) : 179-188. Wasonowati, C. 2011. Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum) dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Jurnal Agrovigor 4 (01) : 21-28. Wuryaningsih, S. dan S. Andyantoro. 1998. Pertumbuhan Setek Melati Berbuku Satu dan Dua Pada Beberapa Macam Media. Agriculture Journal 5 (1-2) : 32-41. Mengetahui, Dosen Pembimbing Utama Ir. Ninuk Herlina, MS. NIP. 19630416 198701 2 001