BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. paling penting, badan usaha diusahakan terus menerus memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

I. PENDAHULUAN. sektor jasa keuangan pada umumnya dan pada perbankan khususnya. Pertumbuhan ekonomi dapat terwujud melalui dana perbankan atau potensi

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I PENDAHULUAN. dalam jumlah yang material. Adanya suatu bank akan memberi manfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengeluaran dalam satu periode. Kinerja keuangan bank merupakan salah satu kondisi keuangan bank pada

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perekonomian adalah salah satu sektor yang menjadi fokus

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, yang berarti bahwa sebagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. orang dan ditemui disetiap kehidupan semua orang. Kredit terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menandakan Koperasi di Indonesia sudah berkembang dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dana masyarakat secara baik dan benar. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan operasionalnya pasti tidak akan terlepas dari risiko.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak mengalami perubahan, khususnya setelah terjadi krisis

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank


BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri perbankan pasca krisis multidimensi yang melanda

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya dalam pendirian perusahaan, pemilik selalu merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan hal

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Para pelaku ekonomi baik perusahaan besar maupun. anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya (Kasmir, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

PENGARUH RISIKO KRED IT TERHAD AP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Berdasarkan Undang undang RI Nomor 10. masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka pembinaan dan

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. pesat, karena setiap perbankan terus berusaha eksis dalam kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada akhir 1990-an telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi makro

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan badan usaha atau lembaga keuangan yang beranggotakan orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal 3 menyebutkan Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar semakin memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien dan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang tangguh dan berakar dalam masyarakat. Berkaitan dengan hakikat koperasi, koperasi berupaya secara optimal untuk memperjuangkan serta mencapai pemenuhan segala kepentingan anggota secara bersama-sama. Pembangunan koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945. Dalam menjalankan kegiatan koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan 1

kembali bagi anggota atau para nasabah yang membutuhkannya (Kasmir, 2011). Keuntungan yang diperoleh oleh pihak koperasi adalah dari usaha komersial yaitu usaha simpan pinjam, yang mampu menghasilkan laba atau keuntungan bagi koperasi. Tapi dalam pencarian laba harus tetap berpegang pada watak sosial agar tidak keluar dari jiwa koperasi. Dalam perjalanannya, koperasi sangat membantu perekonomian. Begitu banyak kemudahan yang diperoleh dari koperasi ini melalui fasilitas, walaupun tidak dapat mengubah kehidupan dari koperasi itu sendiri (Kasmir, 2011). Dini (2011) menyatakan bahwa perkreditan se lalu dibutuhkan bagi pengembangan usaha baik oleh pengusaha yang tengah mengembangkan usaha maupun pengusaha yang baru akan memulai usaha. Dapat diartikan bahwa kredit memegang peran yang sangat penting bagi suksesnya pembangunan. Pada industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya terjadi kinerja buruk selama tahun 2015 dan terus berlanjut hingga saat ini. Terlihat kinerja lembaga keuangan yang masih lemah. Dan penurunan laba yang dipicu secara tidak langsung oleh membengkaknya kredit bermasalah atau yang disebut juga dengan kredit macet. Menurut Ahira (2010), kredit macet merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh lembaga pembiayaan, setiap lembaga pembiayaan yang memberikan layanan kredit tidak bisa menolak terjadinya masalah ini dan harus selalu siap menghadapinya. Manurung et., al (2004) menyatakan bahwa Non Performing Loan adalah semua jenis kredit yang memiliki risiko tinggi, dimana dalam pengembalian kreditnya terlambat dibanding dengan waktu yang telah direncanakan. Jadi, kredit macet merupakan 2

pengembalian kredit yang tidak lancar dan adanya kendala yang dihadapi oleh para anggota dalam membayar kewajiban mereka. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Statistic Perbankan Indonesia April 2015, menunjukkan kredit bermasalah sektor UMKM sudah mencapai 4,4 persen dari kredit yang disalurkan ke UMKM, per April 2015 mencapai Rp 688.297 triliun. Di sektor perbankan pada akhir triwulan I 2016, total nominal NPL mencapai 113,08 triliun atau 2,8 persen dari total kredit yang sebesar Rp 4.000 triliun. Sementara, pada akhir triwulan I 2015, nominal NPL sebesar Rp 88,4 triliun atau 2,4 persen dari total kredit senilai Rp 3.679,87 triliun. Artinya, selama periode Maret 2015 Maret 2016, nominal NPL bertambah Rp 24,6 triliun. Penambahan NPL tersebut lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Risiko kredit lembaga jasa keungan (LJK) per Oktober 2016 terpantau masih relatif tinggi. Rasio Non Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 3,22 persen, meningkat dibanding Non Performing Financing (NPF) atau kredit bermasalah tercatat relatif stabil pada level 2,22 persen. Bank Indonesia menetapkan tingkat NPF maksimal 5 persen. Jika melebihi 5 persen akan mengurangi score penilaian tingkat kesehatan bank, sehingga tingkat kesehatan akan menurun. OJK akan terus menyiapkan berbagai langkah yang diperlukan untuk memitigasi kemungkinan peningkatan risiko di sektor jasa keuangan, khususnya risiko kredit. Peningkatan NPL juga terjadi di semua sektor ekonomi. Kenaikan yang signifikan terjadi pada sektor perdagangan, industri pengolahan, pertambangan, dan transportasi. Kondisi ekonomi Indonesia yang lesu ini tidak hanya 3

menyebabkan NPL melonjak, tetapi juga membuat penyaluran kredit menjadi seret. Pelaku usaha dan korporasi mengurangi aktivitasnya sehingga permintaan kredit investasi dan modal kerja pun menurun. Lambatnya penyaluran kredit akan berpotensi menurunkan pendapatan dan laba bank atau lembaga keuangan lainnya. Dalam suatu lembaga keuangan bukan bank atau koperasi sering kali terjadi timbul suatu masalah seperti kredit bermasalah. Bagi koperasi permasalahan ini berupa tidak tertagihnya kredit yang telah diberikan kepada debitur bahkan terjadi kredit bermasalah. Dan bagi pihak debitur, permasalahan ini berupa ketidakmampuan melunasi kredit yang telah diberikan oleh koperasi. Kredit macet dan permasalahannya merupakan suatu risiko dari sebuah usaha untuk mendapatkan kredit. Syeda (2006) menyatakan bahwa NPL menciptakan masalah bagi sektor neraca sisi aktiva, NPL juga memberi dampak negatif laporan laba rugi sebagai hasil pengadaan untuk kerugian pinjaman. Kredit macet mengggambarkan suatu situasi di mana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan bahkan cenderung menuju ke arah dimana koperasi memperoleh rugi yang potensial. Apabila kredit macet ini tidak ditangani dengan baik, maka akan terjadi kerugian materi berupa, melambatnya perputaran portfolio, menurunkan produktivitas aktiva, mengurangi pendapatan provisi, kesempatan bisnis yang hilang, berkurangnya alokasi sumber daya, tingkat profitabilitas menjadi tidak berkembang atau kurang optimal, kelangsungan hidup perusahaan akan terhambat dan aliran kas yang terganggu yang akan berdampak pada manajemen likuiditas 4

serta citra dari program menjadi lebih buruk sehingga kepercayaan dari nasabah berkurang. Secara umum, masyarakat menilai kondisi suatu bank dari NPLnya. Semakin besar jumlah kredit macet pada koperasi, menandakan semakin buruknya program kerja yang telah diterapkan. Sebagai dampaknya, masyarakat akan memberikan penilaian yang buruk pula. Lambat laun kepercayaan masyarakat akan berkurang dan bukan tidak mungkin nasabah akan melakukan penarikan besar-besaran terhadap simpanannya di koperasi. Meminimalisasi NPL adalah kondisi yang diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Hou, 2007). Menurut Boudriga et al., (2009) semakin ketatnya syarat peminjaman kredit dapat mengurangi terjadinya kredit bermasalah. Timbulnya kredit macet disebabkan oleh para nasabah yang tidak mau membayar kewajibannya dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kasus kredit macet ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor eksternal dan faktor internal dari koperasi itu sendiri. Faktor eksternal yang mengakibatkan terjadinya kredit macet adalah kondisi ekonomi secara makro baik itu pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi, itikad tidak baik dari nasabah, dan akibat adanya bencana alam. Sedangkan faktor internal yang mengakibatkan terjadinya kredit macet adalah prosedur pemberian kredit yang tidak jelas atau kurang selektif, itikad tidak baik dari petugas koperasi, dan lemahnya sistem pengawasan kredit. 5

Untuk mencegah terjadinya peningkatan dari kredit macet ini maka peneliti akan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kredit macet ini. Selain dari faktor eksternal dan internal, ada faktor lain dari nasabah sehingga terjadinya kredit macet diantaranya margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen anggota koperasi. Margin merupakan suatu beban biaya yang dikenakan kepada nasabah atau debitur dalam meminjam uang, jika margin yang dikenakan sangat tinggi maka nasabah akan sulit mengembalikan pinjamannya. Jangka waktu pinjaman merupakan suatu rentang waktu yang diberikan kreditur kepada debitur dalam mengembalikan pinjaman, jika waktu yang diberikan singkat maka debitur akan sulit mengembalikan pinjamannya dikarenakan tingginya angsuran yang harus dibayar setiap bulan. Stabilitas penjualan merupakan tingkat kelancaran penjualan atau usaha dari para anggota koperasi, jika tingkat penjualan para nasabah lancar dan meningkat maka pengembalian pinjaman ke koperasi akan lancar. Komitmen anggota koperasi merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana para anggota bersedia melakukan apapun demi kemajuan koperasi, jika anggota koperasi tidak komitmen kepada koperasi maka pengembalian pinjaman akan terhambat, dan juga sebaliknya. Peneliti disini mengambil objek yang akan menjadi penelitian yaitu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Al -Anshari yang berlokasi di Kota Bukittinggi. Koperasi Al-Anshari ini merupakan salah satu koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam yang menyediakan dana pinjaman kepada masyarakat dan bergerak dalam bidang penyediaan jasa layanan keuangan secara syariah. Koperasi Al-Anshari menyalurkan dananya dan 6

membantu para anggotanya dengan sistem dan prosedur yang mudah, cepat, dan aman. Koperasi Al-Anshari ini menyalurkan kredit dengan menggunakan jaminan pinjaman baik itu berupa emas, BPKB mobil, BPKB motor, tabungan, alat-alat rumah tangga, dan lain-lain sesuai dengan taksiran harga jaminan sehingga dana bisa dicairkan dengan prosedur yang berlandaskan syariah. Dengan adanya permasalahan pada kredit macet ini maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kredit Macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan dari masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimanakah pengaruh margin terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi? 2. Bagaimanakah pengaruh jangka waktu pinjaman terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi? 3. Bagaimanakah pengaruh stabilitas penjualan anggota terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi? 7

4. Bagaimanakah pengaruh komitmen anggota koperasi terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi? 1.3 Tujuan Penelitian antara lain: Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini 1. Untuk mengetahui pengaruh margin terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. 2. Untuk mengetahui pengaruh jangka waktu pinjaman terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. 3. Untuk mengetahui pengaruh stabilitas penjualan anggota terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. 4. Untuk mengetahui pengaruh komitmen anggota koperasi terhadap kredit macet pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet 8

pada koperasi simpan pinjam, serta dapat menambah pemahaman dan wawasan mengenai aspek kehidupan manusia dalam dunia bisnis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari Bagi KSPPS Al-Anshari sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemberian kredit kepada calon nasabah dan sebagai masukan dalam mengembangkan langkah-langkah strategis dalam pengelolaan risiko kredit serta pemecahan masalah kredit macet. b. Bagi Nasabah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan nasabah dalam keputusan mengambil kredit atau pembiayaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi oleh sampel yang digunakan yaitu hanya pada jumlah anggota koperasi yang mengalami kredit macet di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Selanjutnya penelitian ini hanya menguji pengaruh margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan dan komitmen angggota koperasi terhadap kredit macet. 9

1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan disusun berdasarkan bab demi bab yang akan diuraikan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang peneliti dalam menyusun penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN LITERATUR Bab ini menjelaskan mengenai topik-topik yang akan dibahas dan digunakan pada penelitiaan ini. Berisikan materi-materi yang menjadi landasan teori bagi penulis dalam menjawab masalah yang telah dikemukakan, penelitian terdahulu, hipotesis penelitian, dan kerangka pemikiran. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, desain penelitian, definisi variabel dan operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian. BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil penelitian secara sistematis yang akan dianalisis dan dilakukan pembahasan terhadap hasil tersebut. 10

BAB V: PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi penelitian. dan saran untuk peneliti lain yang ingin mengangkat topik ini. 11