MAKALAH LITERASI MEDIA DAN LITERASI DIGITAL SEPWITA HARIANTI

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH DIGITAL LITERASI DAN MEDIA LITERASI

MAKALAH TENTANG LITERASI MEDIA DAN LITERASI DIGITAL

Literasi media dan literasi digital

Makalah. MEDIA LITERASI dan DIGITAL LITERASI. Oleh: JULI WULAN DARI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA

MAKALAH MEDIA LITERASI DAN DIGITAL LITERASI

A. Definisi Digital Literacy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Umatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

Jurnal Pena Indonesia Vol. I, No. 2 (2015)

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGUATAN LITERASI DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARANNYA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR 1. U um Qomariyah 2 FBS Universitas Negeri Semarang

Media Lama. TV Radio Suratkabar. Film

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

Ibu Rumah Tangga Melawan Televisi: Berbagi Pengalaman untuk Literasi Media

PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan. Mulai dari bayi, anak-anak, remaja kemudian menjadi dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan massa. Menurut Mc Graw Hill, media memberikan metode

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Kedua kemampuan ini akan menjadi tonggak atau landasan bagi

2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. jaman atau kondisi masyarakat pada saat ini. Tak ubahnya dengan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS JUDUL MAKALAH PENTINGNYA DUKUNGAN MULTIMEDIA DALAM PRESENTASI BISNIS

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

MAKALAH INFORMASI DAN MEDIA LITERASI D I S U S U N O L E H WINNIE AGNESA DAMANIK

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI

PERAN ARSIP DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT INFORMASI DI ERA KOMUNITAS ASEAN Herwati Dwi Utami. FISIP Universitas Terbuka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

Seminar Pendidikan Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Sudut Baca. a. Pengertian Sudut Baca. Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa perlu berkomunikasi. Manusia lahir

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

Manfaat Komputer dan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

VARIASI BAHASA, ISI PESAN DAN KODE BAHASA CHATTING UNTUK KOMUNIKASI PERGAULAN DI INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

Transkripsi:

MAKALAH LITERASI MEDIA DAN LITERASI DIGITAL PERPUSTAKAAN DIGITAL D I S U S U N O L E H SEPWITA HARIANTI 110709038 ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 0

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul MAKALAH LITERASI MEDIA DAN LITERASI DIGITAL ini tepat pada waktunya. Penyusun berterimakasih kepada pihak - pihak yang telah mendukung selesainya makalah ini, terutama kepada dosen matakuliah Perpustakaan Digital yang senantiasa mengarahkan dan membimbing penyusun untuk membuat makalah dengan baik. Penyusun menyadari hasil makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah penyusun harapkan. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar dan dapat menambah wawasan pembaca. Medan, 23 Mei 2013 Penyusun SEPWITA HARIANTI 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Manfaat... 3 BAB II ISI... 4 2.1 Literasi... 4 2.1.1 Definisi Literasi... 4 2.1.2 Jenis Literasi... 4 2.2 Literasi Media... 5 2.2.1 Pengertian... 5 2.2.2 Cara Melakukan Literasi Media... 6 2.2.3 Literasi Media di Indonesia... 8 2.3 Literasi Digital... 9 2.3.1 Pengertian... 9 2.3.2 Komponen Literasi Digital... 9 BAB III PENUTUP... 11 3.1 Kesimpulan... 11 BAHAN PUSTAKA... 12 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Literasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai melek huruf, kemampuan dan kecakapan baca tulis kini semakin terus digali dan disosialisaikan kepada khalayak. Terlebih lagi setelah terjadinya ledakan informasi. Kecakapan dan kecerdasan untuk menyaring informasi tersebut harus dimiliki seseorang dalam memilah informasi yang baik dan buruk. Literasi media dan digital kini sudah mulai dibicarakan di masyarakat. Keduanya saling terkait satu sama lain. Hanya saja literasi media lebih memfokuskan pada penafsiran pesan yang disampaikan melalui media dan cara kita menanggapi pesan tersebut. Sedangkan literasi digital berfokus pada akses informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi serta solusi atas sulitnya mengakses informasi karena sudah ada layanan internet yang mempermudah dalam berbagai aktivitas masyarakat. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui pengertian literasi, literasi media, dan literasi digital Untuk mengetahui cara melakukan literasi media Untuk mengetahui komponen literasi digital 1.3 Manfaat Memberi pemahaman tentang literasi media dan literasi digital Menambah pengetahuan tentang fungsi media Menguraikan cara dan komponen dari literasi media dan literasi digital 3

BAB II ISI 2.1 Literasi 2.1.1 Definisi Literasi Kata literasi dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang. Berikut pengertian literasi menurut beberapa pakar : Berdasarkan kajian bahasa diartikan melek huruf, kemampuan baca tulis, kemelekwancanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis (Teale & Sulzby, 1986; Cooper, 1993:6; Alwasilah, 2001). Pengertian literasi berdasarkan konteks penggunaanya dinyatakan Baynham (1995:9) bahwa literasi merupakan integrasi keterampilan menyimak, berbicara, menulis, membaca, dan berpikir kritis. James Gee (1990) mengartikan literasi dari sudut pandang ideologis kewacanaan yang menyatakan bahwa literasi adalah mastery of, or fluent control over, a secondary discourse. Pengertian ini didasarkan pada pemikiran Gee bahwa literasi merupakan suatu keterampilan yang dimiliki seseorang dari kegiatan berpikir, berbicara, membaca, dan menulis. Stripling (1992) menyatakan bahwa literacy means being able to understand new ideas well enaugh to use them when needed. Literacy means knowing how to learn. Pengertian ini didasarkan pada konsep dasar literasi sebagai kemelekwacanaan sehingga ruang lingkup literasi itu berkisar pada segala upaya yang dilakukan dalam memahami dan menguasai informasi. Robinson (1983:6) menyatakan bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis secara baik untuk berkompetisi ekonomis secara lengkap. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis yang berhubungan dengan keberhasilan seseorang dalam lingkungan masyarakat akademis, sehingga literasi merupakan piranti yang dimiliki untuk dapat meraup kesuksesan dalam lingkungan sosial. 2.1.2 Jenis Literasi Menurut Eisenberg (2004) selain memiliki kemampuan literasi informasi, seseorang juga harus membekali dirinya dengan literasi yang lain seperti : 4

a. Literasi visual adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan dan mengekspresikan gambar. b. Literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis dan menciptakan informasi untuk hasil yang spesifik. Media tersebut adalah Televisi, radio, surat kabar, film, musik. c. Literasi komputer adalah kemampuan untuk membuat dan memanipulasi dokumen dan data melalui perangkat lunak pangkalan data dan pengolah data dan sebagainya. Literasi komputer juga dikenal dengan istilah literasi elektronik atau literasi teknologi informasi. d. Literasi Digital merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan melihat hal ini merupakan cara praktis untuk mengajarkan literasi informasi, salah satunya melaui tutorial. e. Literasi Jaringan adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, menemukan dan memanipulasi informasi dalam jaringan misalnya internet. Istilah lainnya dari literasi jaringan adalah literasi internet atau hiperliterasi. 2.2 Literasi Media 2.2.1 Pengertian Literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan dipengaruhi oleh media yang ada di sekitar kita berupa televisi, film, radio, musik terekam, surat kabar dan majalah. Dari media itu masih ditambah dengan internet bahkan kini pun melalui telepon seluler dapat diakses. Literasi media dapat didefinisikan mencakup 3 bidang yaitu : menggunakan pendekatan trikotomi yang a. Literasi media bermakna memiliki akses ke media, memahami media dan menciptakan/mengekspresikan diri sendiri dengan menggunakan media (Buckingham 2005, Livingstone 2005). Akses media yaitu kemampuan menggunakan fungsi dan kompetensi navigasi (mengubah saluran televisi, menggunakan sambungan Internet): kompetensi mengendalikan media (misalnya menggunakan sistem terpasang interaktif, melakukan transaksi melalui Internet); pengetahuan tentang legislasi dan peraturan lain dalam bidang tersebut (misalnya kebebasan berbicara, mengungkapkan pendapat, perlindungan privasi). b. Pemahaman artinya memiliki kemapuan untuk memahami/menafsirkan serta memperoleh sudut pandang terhadap isi media dan kritis. 5

c. Menciptakan, mencakup kegiatan interaksi dengan media (misalnya berbicara di radio, ikut serta dalam diskusi di internet) juga menghasilkan isi media. Jadi literasi media adalah masalah ketrampilan, pengetahuan dan kompetensi, juga tergantung pada institusi, lembaga dan teknik untuk mediasi informasi dan komunikasi. Secara analitis, konsep literasi media digunakan pada aras perorangan dan masyarakat. Istilah media mencakup semua media komunikasi, kadang-kadang digunakan istilah media massa merujuk ke semua media yang dimaksudkan untuk mencapai audisi sangat besar seperti televisi siaran dan bayar, radio, film, surat kabar dan majalah. Sering pula istilah dalam semua media dan format mengacu pada komunikasi dan diseminasi informasi dalam berbagai media berlainan serta berbagai format (teks, grafik, foto, tabel statistik dll). Untuk memahami definisi literasi media yang telah diuraikan diatas, maka perlu diketahui tujuh elemen utama dalam literasi media yaitu 1. Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat 2. Sebuah pemahaman tentang komunikasi massa 3. Pengembangan strategi strategi yang digunakan untuk menganalisis dan membahas pesan pesan media 4. Sebuah kesadaran akan isi media sebagai teks yang memberikan wawasan ddan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia sendiri 5. Peningkatan kesenangan, pemahaman, dan apresiasi terhadap isi media (Silverblatt, 1995) Berdasarakan definisi dan elemen elemen tersebut literasi media dapat diklasifikasi ke dalam beragam tipe seperti : Berdasarkan media yang dituju; terdiri dari literasi, literasi media (dalam arti sempit), dan literasi media baru Berdasarkan tingkat kecakapan; terdiri dari tingkat awal, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Tingkat awal biasanya berupa pengenalan media, terutama mengenai efek positif dan negatif yang potensial diberikan oleh media. Literasi media tingkt menengah bertujuan menumbuhkan keahlian memahami/menafsirkan pesan. Sedangkan pada tingkat lanjut akan menghasilkan output kemampuan memahami pesan secara lengkap hingga pada produksi pesan, struktur pengetahuan terhadap media yang relatif lengkap serta pemahaman kritis pada level aksi misalnya memberi masukan dan kritik pada organisasi dan menggalang aksi untuk mengritik media. 2.2.2 Cara Melakukan Literasi Media Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan literasi media (Potter, 2004: 124),yaitu: (1) Analyze/Menganalisa 6

Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam media, mendayagunakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami konteks dalam pesan pada media tertentu. Misalnya, mampu mendayagunakan informasi di media massa untuk membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar teori sesuai ranah keilmuannya. (2) Evaluate/Menilai Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang diperlukan adalah membuat penilaian (evaluasi). Seseorang yang mampu menilai, artinya ia mampu menghubungkan informasi yang ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi itu sangat penting, biasa, atau usang. Disini, terjadi perbandingan norma dan nilai sosial terhadap isi yang dihadapi dari media. (3) Grouping/pengelompokan Menentukan setiap unsur yang sama dalam beberapa cara yaitu menentukan setiap unsur yang berbeda dalam beberapa cara. (4) Induction/Induksi Menyimpulkan suatu pola dalam set kecil elemen, dan menggunakan pola generalisasi untuk semua elemen dalam himpunan tersebut. (5) Deduction/deduksi Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus. (6) Synthesis/sintesis Merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru. (7) Abstracting/ abstrak Menggambarkan secara singkat,jelas, dan tepat isi dari pesan yang terkandung dalam media Kecakapan di atas sebaiknya juga diperkuat dengan aspek-aspek yang harus dipahami dalam kegiatan literasi media (Silverblatt, 1995: 13), yaitu: - Proses - Konteks - Framework - Produksi nilai Proses di dalam aktivitas penguatan literasi media sangat dipengaruhi oleh tujuan kegiatan tersebut. Bila tujuan dari kegiatan literasi media adalah mengenalkan efek media, prosesnya tentu saja mendahulukan mengakses isi pesan yang diasumsikan berefek tak baik. Sementara itu, bila tujuan untuk mengenalkan aspek produksi, tentu saja prosesnya melibatkan produksi dan semua aspeknya. Konteks juga sangat berpengaruh pada kegiatan literasi media. Maraknya pembicaraan tentang pornografi membuat kegiatan literasi media sebaiknya juga merujuk pada kasus-kasus pornografi di media. Aspek framework terutama berkaitan dengan aspek produksi. Kerangka pandang konten 7

media mempengaruhi kegiatan literasi media, terutama yang berkaitan dengan motif komersial. Terakhir, kegiatan literasi media seharusnya menjadikan individu khalayak media memiliki nilai tersendiri, yang mana konten media yang dipandang baik dan dipandang buruk. 2.2.3 Literasi Media di Indonesia Di Indonesia, kegiatan literasi media lebih didorong oleh kekhawatiran bahwa media dapat menimbulkan pengaruh negatif. Oleh karena itu, banyak kalanngan seperti orang tua, guru, LSM dan lainnya berusaha keras menemukan solusi untuk mengurangi dan mencegah dampak negatif dari media. Berikut adalah perkembangan literasi di Indonesia : Periode 1990 2000 : Periode Mencari Bentuk Untuk menyederhanakan, perkembangan literasi media di Indonesia dapat dibagi dalam dua periode, yakni periode 1990-2000 dan periode 2000-2010. Tahun 1991, Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) menyelenggarakan sebuah workshop tingkat Asia-Pasific, tentang anak dan televisi di Cipanas. Dalam salah satu pasal deklarasinya, dinyatakan bahwa Untuk maksud baik ataupun buruk, televisi ada di sekeliling jutaan anak. Mereka menonton apa saja yang ada di televisi, dan televisi akan terus menerus menimbulkan pengaruh dalam kehidupan anak di Asia baik fisik, mental, emosi, dan perkembangan spiritualnya. Deklarasi itu juga mengakui peran penting yang seharusnya dimainkan oleh televisi dalam membantu tumbuh kembang anak yang baik, dan perlunya dikembangkan media literacy di kalangan anak-anak. Periode 2000 2010 : Periode Pematangan Pada periode ini, masih banyak bentuk kegiatan literasi media seperti dalam periode sebelumnya. Namun ada variasi berupa kegiatan kampanye literasi media yang dilakukan oleh LSM maupun organisasi mahasiswa. Kegiatan tersebut dilakukan melalui seminar pendek dan road show dengan melibatkan anak-anak. Sayangnya, gerakan tersebut dilakukan secara insidental dan kurang memikirkan bagaimana agar materi yang dikampanyekan bisa berjalan terus. Selain itu, pada tahun 2002 untuk pertama kalinya dilakukan penerapan literasi media melalui jalur sekolah yang menjadi mata pelajaran tersendiri. Ujicoba ini dilaksanakan di SDN Percontohan Johar Baru 01 Pagi Jakarta Pusat oleh YKAI.Selanjutnya, Yayasan Pengembangan Media Anak sejak 2006 hingga 2010 secara serius melakukan uji coba dan pengembangan literasi media dengan dukungan UNICEF. 8

Dalam ujicoba tahun 2008, dilakukan evaluasi program melalui pre and post-test yang dilakukan oleh Tim Jurusan Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Diponegoro. 2.3 Literasi Digital 2.3.1 Pengertian Seperti halnya literasi media, literasi digital juga didefinisikan oleh beberapa ahli.istilah literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011). Literasi digital bermakna kemampuan untul berhubungan dengan informasi hipertekstual dalam arti bacaan tak berurut berbantuan komputer. Kemudian Gilster (2007) memperluas konsep literasi digital sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital, dengan kata lain kemampuan untuk membaca, menulis dan berhubungan dengan informasi dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya. Definisi lain dari istilah literasi digital digunakan untuk menunjukkan konsep yang luas yang menautkan bersama-sama berbagai literasi yang relevan serta literasi berbasis kompetensi dan ketrampilan teknologi komunikasi, namun menekankan pada kemampuan evaluasi informasi yang lebih lunak dan perangkaian pengetahuan bersama-sama pemahaman dan sikap (Bawden, 2008; Martin, 2006, 2008). IFLA ALP Workshop (2006) menyebutkan bagian dari literasi informasi adalah literasi digital, didefinisikan sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari sejumlah besar sumber daya tatkala sumber daya tersebut disajikan melalui komputer. Sesuai perkembangan Internet, maka pemakai tidak tahu atau tidak mempedulikan darimana asalnya informasi, yang penting ialah dapat mengaksesnya. Literasi digital mencakup pemahaman tentang Web dan mesin pencari. Pemakai memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di Web memiliki kualitas yang sama. Dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenali situs Web mana yang handal dan situs mana yang tidak dapat dipercayai. Dalam literasi digital ini pemakai dapat memilih mesin pemakai yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu menggunakan mesin pencara secara efektif (misalnya dengan advanced search. Jadi dari definisi tersebut dapat disimpulkan literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, dan keterampilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format. 2.3.2 Komponen Literasi Digital Menurut Bawden (2008), komponen literasi digital terdiri dari empat bagian sebagai berikut : 9

1. Tonggak pendukung berupa literasi itu sendiri dan literasi komputer, informasi, dan teknologi komunikasi 2. Pengetahuan latar belakang terbagi atasdunia informasi dan sifat sumber daya informasi 3. Kompetensi berupa pemahaman format digital dan nondigital penciptaan dan komunikasi informasi digital evaluasi informasi perakitan pengetahuan literasi informasi literasi media 4. Sikap dan perspektif. Merupakan hal yang,menciptakan tautan antara konsep baru literasi digital dengan gagasan lama tentang literasi. Perseorangan tidak cukup memiliki keterampilan dan kompetensi melainkan hal itu harus berlandaskan kerangka kerja moral,yang diasosiasikan dengan seseorang yang terdidik. Dari semua komponen literasi digital, mungkin yang paling sulit diajarkan adalah kerangka kerja moral, namun hal itu paling kuat kedekatannya dengan istilah informasi. 10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Literasi diartikan melek huruf dan kemampuan baca tulis. Literasi sangat erat kaitannya dengan informasi. Jenis literasi selain informasi ada literasi media dan literasi digital. Literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Untuk medefinisikan literasi digunakan pendekatan trikotomi yang mencakup 3 bidang yaitu akses, pemahaman, dan menciptakan. Literasi media dapat dilakukan dengan kegiatan menganalisa, evaluasi, pengelompokan, induksi, deduksi, sintesis, dan abstrak. Literasi media menjadi solusi atas kekhawatiran banyak pihak akan dampak negatif dari media. Literasi digital mulai popular sekitar tahun 2005 (Davis & Shaw, 2011). Literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, dan keterampilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format. Literasi digital memiliki empat komponen utama yaitu tonggak pendukung, pengetahuan latar belakang, kompetensi, sifat dan perspektif. 11

BAHAN PUSTAKA http://www.kidia.org/news/tahun/2011/bulan/02/tanggal/09/id/187/ http://allaboutmasscomm.blogspot.com/ http://sadidadalila.wordpress.com/2010/03/20/media-literasi/ http://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/03/25/literasi-informasi-dan-literasi-digital/#more-136 http://suherlicentre.blogspot.com/2009/11/membangun-budaya-literasi.html 12