BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sulit dihindari. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam saat ini adalah organisasi Muhammadiyah. dakwah Amar Ma ruf Nahi Munkar yang bersumber pada Al-Qur an dan As-

BAB I PENDAHULUAN. persoalan bunga bank. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya bank syariah yang bebas dari segala bentuk praktek bunga.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya lagi kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. lintas pembayaran, menyimpan, dan meminjam dana. disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun Selama kurun waktu 20

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah perbankan yang dalam sistem pelaksanaannya berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca krisis moneter tahun 1997, Perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 mempunyai dampak yang

PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tersebut (Todaro dan Smith, 2003). Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya lembaga keuangan merupakan sebuah perantara di mana

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH BERTRANSAKSI DI BANK SYARI AH. (Studi Kasus di Bank Muamalat cabang Surakarta)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA PERIODE TAHUN (Dengan Pendekatan PBI No.9/1/PBI/2007)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sarana untuk mengelola dananya. Adapun pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī

I. PENDAHULUAN. Selama lima tahun terakhir, industri perbankan syariah mengalami. perkembangan yang pesat. Berdasarkan laporan Perkembangan Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN tentang liberalisasi perbankan yang memungkinkan pendirian bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Undang-Undang Perbankan yang berlaku yaitu UU No. 12 Tahun 1967,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting bagi suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh alternatif dalam menggunakan jasa-jasa perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. ditambah dengan mayoritas penduduknya adalah ummat Islam. Jadi jika kita

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. kalangan atas hingga kalangan bawah. Mengangkat tujuan kemaslahatan bagi

BAB V PEMBAHASAN. signifikan terhadap minat menabung di bank syariah. Hasil penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya Bank Syariah pada tahun 1992 membuat lembaga keuangan syariah makin banyak bermunculan, Bank Syariah yang pertama kali ada di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, sejak munculnya Bank Muamalat Indonesia itulah banyak munculnya perbankan syariah di Indonesia, Bank-bank Konvensional mulai membuka unit kerja yang berdasarkan prinsip syariah atau yang lebih di kenal dengan Unit Usaha Syariah (UUS). Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang dalam operasionalnya berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam. Bank Syariah mempunyai beberapa jenis diantaranya adalah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Bank Syariah lebih kuat terhadap krisis ekonomi, hal ini dibuktikan pada tahun 1998 terjadinya krisis ekonomi indonesia dan pada waktu itu Bank Muamalat Indonesia bisa bertahan dari krisis ekonomi tersebut. Pada tahun 2013 terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi indonesia dibandingkan periode tahun-tahun sebelumnya, dan hanya mencapai pertumbuhan 5,8% per tahun. Meskipun pertumbuhan ekonomi indonesia mengalami perlambatan, laju pertumbuhan aset perbankan syariah tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan aset perbankan secara 1

2 nasional. Perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat terjadi di sejumlah daerah. Pertumbuhan kegiatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) atau penyalur pembiayaan yang masih cukup tinggi terjadi di kawasan Kalimantan, Jawa dan Bali (www.ojk.go.id). Tabel 1.1 Jaringan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-Mei 2016 Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016 (Mei) Bank Umum Syariah - Jumlah Bank - Jumlah Kantor Unit Usaha Syariah - Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS - Jumlah Kantor BPRS - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 11 1401 24 336 155 364 11 1745 24 517 158 401 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan 2016 11 1998 23 590 163 402 12 2163 22 320 163 439 12 1990 22 311 163 446 12 1844 22 313 166 427 Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah Bank Syariah dari tahun 2011 sampai dengan Mei 2016 mengalami peningkatan yang baik. Jumlah bank mengalami peningkatan 1 (satu) bank dari tahun 2013 ke tahun 2014, selanjutnya dari tahun 2014 sampai Mei 2016 tidak mengalami perubahan yaitu 12 bank. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia juga di pengaruhi oleh daerah tempat Bank Syariah berada. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang terkenal dengan kota pelajar dan memiliki aktivitas perekonomian yang sangat tinggi. Animo masyarakat Yogyakarta

3 terhadap perbankan syariah semakin meningkat. Posisi aset perbankan syariah di Yogyakarta mencapai Rp.4,8 triliun, adapun penghimpunan DPK mencapai Rp.3,9 triliun dan penyaluran pembiayaan mencapai Rp.3,1 triliun. Pertumbuhan sebesar 8 persen diketahui lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 4,5 persen, ditargetkan pada tahun 2016 pertumbuhan mencapai 10 persen. Saat ini di Yogyakarta ada 11 bank pembiayaan syariah dan satu unit usaha syariah (sumber: www.republika.co.id edisi Senin, 22 Februari 2016). Masyarakat memilih Bank Syariah cenderung di pengaruhi oleh faktor religiusitas dan faktor lokasi. Penelitian oleh Abdul (2016) yang berjudul Studi Analisis Religiusitas Mahasiswa FE UNY Yang Menabung di Bank Syariah Penelitian ini mengambil sampel dari populasi mahasiswa FE UNY, hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas keseluruhan mahasiswa FE UNY sangat tinggi sebesar 100%. Sedangkan dilihat dari masing masing dimensi, religiusitas dimensi idiologis sangat tinggi sebesar 95%, religiusitas dimensi ritualistik sangat tinggi sebesar 45%, religiusitas dimensi eksperensial sangat tinggi dan rendah masingmasing sebesar 30%, religiusitas dimensi intelektual sedang sebesar 65% dan religiusitas dimensi rendah sebesar 45%. Penelitian oleh Desy (2015) yang berjudul Pengaruh Pendapatan, Religiusitas, dan Informasi Terhadap Intensi Menabung di Bank Syariah Pada Kalangan Santri Mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim di Sleman Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Objek dalam

4 penelitian ini adalah pendapatan/uang saku (X1), religiusitas (X2), informasi (X3), dan intensi menabung di Bank Syariah (Y). Hasil menunjukan bahwa variabel pendapatan tidak berpengaruh terhdap intensi menabung di Bank Syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Sedangkan variabel religiusitas dan informasi masing-masing berpengaruh terhadap intensi menabung di Bank Syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastini (2014) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk menabung pada Bank Syariah, studi kasus Bank Syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel lokasi, bagi hasil dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah di Kota Yogyakarta. Sedangkan variabel riba tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan penjelasan yang diberikan oleh pihak perbankan mengenai unsur riba dalam Perbankan Syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Malinda Kusuma Wardani (2015) dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Motivasi, Pengetahuan, Kualitas Pelayanan dan Lokasi Strategis Terhadap Minat Menabung di Perbankan Syariah (Studi Masyarakat di Pulau Lombok). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi, pengetahuan, kualitas

5 pelayanan dan lokasi strategis terhadap minat menabung di perbankan syariah dengan mengambil kasus pada masyarakat di Pulau Lombok. Hasil bahwa variabel kualitas pelayanan dan lokasi strategis memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat menabung masyarakat Pulau Lombok di perbankan syariah. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi awal mula berdirinya Muhammadiyah. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis terbesar di Indoensia, yang didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama KH Ahmad Dahlan. Tujuan berdirinya Muhammadiyah adalah sebagai berikut : 1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam. 2. Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pemikiran modern. 3. Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam. 4. Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar (www.muhammadiyah.or.id). Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 08 Tahun 2006 : 1. Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berbasiskan nilai-nilai syariah antara lain berupa keadilan, kejujuran, bebas bunga, dan memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan bersama.

6 2. Untuk tegaknya ekonomi Islam, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar dan tajdid, perlu terlibat secara aktif dalam mengembangkan dan mengadvokasi ekonomi Islam dalam kerangka kesejahteraan bersama. 3. Bunga (interest) adalah riba karena (1) merupakan tambahan atas pokok modal yang dipinjamkan, pada hal Allah berfirman dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, (2) tambahan itu bersifat mengikat dan diperjanjikan, sedangkan yang bersifat suka rela dan tidak diperjanjikan tidak termasuk riba. 4. Lembaga Keuangan Syariah diminta untuk terus meningkatkan kesesuaian operasionalisasinya dengan prinsip-prinsip syariah. 5. Menghimbau kepada seluruh jajaran dan warga Muhammadiyah serta umat Islam secara umum agar bermuamalat sesuai dengan prinsip syariah, dan bilamana menemui kesukaran dapat berpedoman kepada kaidah Suatu hal bilamana mengalami kesulitan diberi kelapangan dan Kesukaran membawa kemudahan. 6. Umat Islam pada umumnya dan warga Muhammadiyah pada khususnya agar meningkatkan apresiasi terhadap ekonomi berbasis prinsip syariah dan mengembangkan budaya ekonomi berlandaskan nilai-nilai syariah (sumber : www.tarjih.muhammadiyah.or.id). Pada poin ke 5 dan 6 menunjukan bahwa seluruh jajaran dan warga Muhammadiyah agar bermuamalah yang sesuai dengan prinsip syariah dan meningkatkan ekonomi yang berbasis syariah dengan kata

7 lain seluruh jajaran dan warga Muhammadiyah harus menggunakan Bank Syariah sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran dana yang berkaitan dengan amal usaha Muhammadiyah. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH RELIGIUSITAS DAN LOKASI TERHADAP MINAT MASYARAKAT MENGGUNAKAN BANK SYARIAH (Studi Pada Masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunakan Bank Syariah? 2. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunakan Bank Syariah? 3. Bagaimana pengaruh religiusitas dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh simultan terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunakan Bank Syariah? C. Tujuan Penelitian Tujuan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis seberapa besar dan signifikan pengaruh religiusitas terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunakan Bank Syariah.

8 2. Menganalisis seberapa besar dan signifikan pengaruh lokasi terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunakan Bank Syariah. 3. Mengetahui apakah religiusitas dan lokasi secara bersama-sama berpengaruh simultan terhadap minat masyarakat Muhammadiyah di Yogyakarta menggunkan Bank Syariah. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini memberikan gambar mengenai religiusitas, lokasi dan sikap serta tanggapan masyarakat Muhammadiyah untuk menggunakan Bank Syariah setelah adanya Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 08 Tahun 2006. 2. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini adalah sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dalam mata kuliah manajemen sumber daya manusia, selain itu juga untuk menambah referensi bacaan yang dapat berguna bagi ilmu pengetahuan mengenai religiusitas, lokasi dan sikap serta tanggapan masyarakat Muhammadiyah mengenai Bank Syariah.