BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 84 Pada

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi dan kejadian. 1 Atau

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 59. mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menginventarisasi.

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data awal tentang. angka-angka, dengan menggunakan metode survey.

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

BAB V PEMBAHASAN. dibandingkan secara akuatik dan teresterial. familia yang mampu beradaptasi pada daerah dataran rendah seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komparatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari hutan belantara seluas km 2, rawa-rawa km 2, sungai,

INVENTARISASI LUMUT (Bryophyta) DI KAWASAN HUTAN SUNGAI TELUKSAHANG KELURAHAN KANARAKAN TANGKILING KOTA PALANGKA RAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENYIAPAN SPECIMEN AWETAN OBJEK BIOLOGI 1

III. METODE PENELITIAN. Lokasi dibagi menjadi 7 strata ketinggian. Strata IV ( m dpl) Karakter morfologi bambu tali dicatat (lampiran 2).

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SUBDIVISI KEANEKARAGAMAN TANAMAN SALMA ALIFAH FIRDAUSYA. Acer rubrum

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

BAB III METODE PENELITIAN. secara langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengenai situasi dan kejadian. Menggunakan metode survei dengan teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, 1

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Katingan Hulu Kelurahan Tumbang Senamang, penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Blok Perlindungan Tahura Wan Abdul

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. hidup saling ketergantungan. Tumbuh-tumbuhan dan hewan diciptakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan 28 Juni selesai di Taman Hutan. Raya Raden Soerjo Cangar yang terletak di Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengambilan sampel secara langsung dari lokasi pengamatan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

Transkripsi:

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 1 Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik eksplorasi yaitu segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu penelitian dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam penelitian deskripsi ini yaitu mengumpulkan spesimen, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengfklasifikasi dan menginventarisasi. 2 B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Oktober. Sedangkan untuk lokasi penelitian yaitu di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya, yang dapat dilihat pada gambar 3.1. 1 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2010, h. 76. 2 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2000, h. 72-73.

Kelurahan Petuk Bukit Kab. Pulang Pisau 2 Kelurahan Petuk Bukit Gambar 3.1 Peta Wilayah Hutan Sungai Teluksahang Kelurahan Sei Gohong Kelurahan Kanarakan Sumber : Kelurahan dan Kecamatan Bukit Batu Tahun 2010 Gambar 3.1 Peta Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Keterangan : Kelurahan Danau Sungai Rungan Sungai Batas Kelurahan

3 C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. 3 Populasi dalam penelitian ini yaitu semua jenis lumut yang terdapat di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. 4 Sampel dalam penelitian ini yaitu semua jenis lumut yang ditemukan ditempat lokasi penelitian yaitu di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya. Untuk sampel spesimen dalam penelitian ini yaitu setiap jenis tumbuhan lumut yang ditemukan difoto dan diambil satu spesimen untuk di identifikasi. Sedangkan untuk sampel lokasi menggunakan sampel area sebesar 10% dari luas area yaitu 120 10 : 100 = 12. 000 Ha/m 2. 3. Teknik Pengambilan Sampel Metode yang digunakan untuk pengumpulan dan pengambilan sampel pada habitatnya dengan menggunakan teknik porpusive sampling 3 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2011, h. 74. 4 Ibid., Metode Penelitian Kuantitatif (Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder) Edisi Revisi, h. 74.

4 yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya karena alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. 5 D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Alat Tabel 3.2 Alat Penelitian No. Alat Jumlah 1 Kamera Foto 1 buah 2 Loupe 1 buah 3 Mikroskop 1 buah 3 Meteran 1 buah 4 Pisau 1 buah 5 Termometer 1 buah 6 Kertas label 1 paks 7 Botol Kaca 12 buah 8 Alat tulis Selengkapnya 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cetakan Kedua Belas, Jakarta : Rineka Cipta, 2012, h. 117.

5 2. Bahan Tabel 3.3 Bahan Penelitian No. Bahan Jumlah 1 Formalin 40% 10 ml 2 Alkohol 70% 100 ml 3 Asam Asetat Glacial 5 ml Keterangan : Formalin : berfungsi sebagai pengawet/menyimpan spesimen dalam botol. Alkohol : berfungsi untuk mencegah dinding sel hancur. Asam asetat glacial : berfungsi agar lumut tidak mengkerut. E. Prosedur Pengambilan Data Untuk pengambilan atau pengumpulan data di lapangan yaitu dengan menggunakan metode survei, dengan menelusuri atau menjelajahi wilayah (gugus sampling) yang sudah di tentukan untuk mencari dan menemukan macam-macam lumut. Data yang dikumpulkan yaitu meliputi lokasi pengambilan, nama ilmiah dan jenis. Untuk menentukan nama ilmiah tiap jenis, spesimen diidentifikasikan dengan menggunakan atau membandingkan dengan literatur The Bryophytes Of Cornwall and The Isles Of Scilly oleh David T. Holyoak, membandingkan dengan skripsi Elena Antania, Andika Saputra, Nathania Ernita Ekawati Edawua dan Fandri Sofiana Fastanti, dkk, serta referensi-referensi yang lainnya. Untuk melakukan pengidentifikasian spesimen tumbuhan lumut ini akan dilakukan di Laboratorium Biologi STAIN Palangka Raya.

6 Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian ini, yaitu dengan beberapa tahap sebagai berikut : 1. Teknik Observasi Teknik observasi merupakan cara yang mudah dan juga mempunyai prosedur yang sederhana, sehingga dapat mempermudah dan sangat membantu dalam melakukan penelitian terkait masalah yang akan di teliti. Menurut Margono mengatakan observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 6 Dalam kegiatan observasi lapangan ini merupakan tahap awal sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu dengan tujuan untuk mencari atau mengetahui informasi serta gambaran mengenai objek yang akan diteliti dan penyebarannya pada wilayah penelitian. Untuk melakukan observasi yaitu dengan menjelajahi kawasan untuk pengambilan sampel dengan tahapan, sebagai berikut : a) Melakukan observasi atau menjelajahi Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang, yang tujuannya untuk mengetahui habitat (substrat) tumbuhya jenis lumut pada Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang. b) Menentukan wilayah secara bertahap tempat pengambilan sampel yang mewakili wilayah sampel populasi. 6 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, h. 158.

7 2. Menentukan Wilayah Sampling Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar sampel. Untuk menentukan berapa sampel yang akan diambil, maka menggunakan beberapa teknik sampling atau teknik pengambilan sampel. 7 Adapun wilayah populasi penelitian di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya yaitu dibagi menjadi 3 wilayah sampling berdasarkan terdapatnya habitat lumut, yaitu : Wilayah Sampling I yaitu meliputi 1 buah anak sungai di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang. Wilayah Sampling II yaitu meliputi dalam hutan sebelah kanan anak Sungai di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang. Wilayah Sampling III yaitu meliputi dalam hutan sebelah kiri anak sungai di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang. 3. Pengumpulan Spesimen Lumut Mengumpul atau mengambil sampel, yaitu dengan cara menjelajahi atau menyusuri wilayah yang sudah ditentukan secara bertahap. Setiap spesimen lumut yang ditemukan segera difoto, dicatat ciri-ciri morfologinya, diambil lalu di bersihkan menggunakan air dan di masukkan kedalam botol kaca yang berisi larutan FAA, kemudian dilakukan proses pengidentifikasian. Pemberian kode spesimen 7 Ibid., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cetakan Kedua Belas, h. 75.

8 menggunakan label yang ditempelkan pada bagian botol kaca yang berisi larutan FAA dan lumut. 4. Deskripsi Spesimen Tumbuhan Lumut Setiap spesimen tumbuhan lumut yang ditemukan diamati dan dicatat ciri-ciri morfologi dengan bantuan loupe dan mikroskop. Hasil pengamatan spesimen ciri-ciri morfologi tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.4 Contoh Tabel Pengamatan Karakter Morfologi Lumut Karakter Morfologis Daun Alat Reproduksi Spesies... Warna... Ujung... Pangkal... Permukaan... Tepi... Antheredium... Seksual Arkhegonium... Bentuk Gametofit... Sporofit... Akuatik... Habitat Teresterial... Epifit... Sumber : Keanekaragaman Bryophyta di Pemandian Air Panas Taman Hutan Raya R. Soeryo Cangar Jawa Timur, Skripsi.

9 5. Identifikasi Spesimen Tumbuhan Lumut Hasil deskripsi spesimen lumut selanjutnya dibandingkan dengan gambar dan deskripsi tingkat takson jenis serta determinasi tumbuhan yang terdapat pada literatur The Bryophytes Of Cornwall and The Isles Of Scilly oleh David T. Holyoak, membandingkan dengan skripsi Elena Antania, Andika Saputra, Nathania Ernita Ekawati Edawua dan Fandri Sofiana Fastanti, dkk, serta referensi-referensi yang lainnya. Melalui kegiatan identifikasi, maka dapat ditentukan nama jenis setiap spesimen tumbuhan lumut. Jika nama jenis dari spesimen lumut belum diketahui maka untuk spesimen lumut tersebut diberi nama marga dan ditambah dengan kode yaitu sp. Dalam identifikasi ini disusun kunci identifikasi buatan menuju jenis berdasarkan ciri-ciri sifat khas lumut yang terdapat di Kawasan Hutan Sungai Teluk Sahang Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya. Hasil identifikasi tersebut akan ditabulasi dalam bentuk data yang disusun dalam tabel dibawah ini :

10 No. Tabel 3.5 Contoh Tabel Data Hasil Pengamatan Jumlah Perhitungan Untuk Tiap Jenis dan Seluruh Jenis Tempat Pengambilan Spesies Jumlah Spesies 1............... 2............... 3............... 4............... 5............... Dst................ pi 2 Jumlah......... 6. Pembuatan Herbarium Basah Adapun prosedur kerja yang dilaksanakan dalam teknik pembuatan herbarium basah adalah sebagai berikut : Spesimen tumbuhan lumut yang telah ditemukan dan dikumpulkan lalu diawetkan dengan larutan FAA yang sudah disediakan, kemudian diproses lebih lanjut untuk dijadikan herbarium basah yang dapat disimpan dan dikoleksi untuk waktu yang lama tanpa mengalami kerusakan. Teknik pembuatan herbarium basah adalah sebagai berikut : a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan herbarium basah. b. Spesimen tumbuhan lumut dengan kadar air tinggi yang ditemukan diamati morfologinya, kemudian dimasukkan kedalam larutan yang sudah disiapkan yaitu larutan formalin 40% sebanyak 10 ml, asam asetat glacial 5 ml dan alkohol 70% sebanyak 100 ml.

11 Herbarium basah yang sudah jadi diberikan label yang berisi tentang semua informasi tumbuhan lumut tersebut, yaitu : 1) No urut : 2) Nama kolektor : 3) Tempat pengambilan : 4) Tanggal pengambilan : 5) Habitat 8 : 7. Klasifikasi Spesimen Tumbuhan Lumut Hasil identifikasi spesimen tumbuhan yang diketahui nama jenisnya, kemudian diklasifikasikan berdasarkan tingkat-tingkat takson yang meliputi divisi (divisio), kelas (classis), bangsa (ordo), suku (familia), marga (genus), jenis (spesies). 8 Suyitno Al, penyiapan Spesimen Awetan Objek Biologi, Biologi FMIPA UNY, h.1.

12 F. Teknik Analisis Data Untuk teknik analisis data yaitu dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : Mengumpulkan spesimen Mendeskripsi Mengidentifikasi Mengklasifikasi Menginventarisasi Sumber : Metodologi Penelitian Bagan 3.6 Langkah-Langkah Analisis Data Spesimen tumbuhan lumut yang sudah ditemukan dan dikumpulkan, kemudian dideskripsikan, diidentifikasikan, diklasifikasikan dan diinventarisasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Penelitian ini hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu, yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata yang berasal dari catatan di

13 lapangan dan dokumentasi resmi lainnya. Identifikasi ini dilakukan dengan mencocokan spesimen dengan literatur The Bryophytes Of Cornwall and The Isles Of Scilly oleh David T. Holyoak, membandingkan dengan skripsi Elena Antania, Andika Saputra, Nathania Ernita Ekawati Edawua dan Fandri Sofiana Fastanti, dkk, serta referensi-referensi yang lainnya. Hasil analisis jenis lumut yang dikumpulkan atau ditemukan kemudian dihitung untuk mengetahui jenis lumut yang paling banyak dengan menggunakan rumus Indeks Dominansi Jenis (C). Dengan rumus : Keterangan : ( ) + ( ) ( ) C = Indeks dominansi jenis ( 0-1 ) ni = Jumlah individu/jenis ke i N = jumlah total individu. 9 9 Akas Pinaringan Sujalu, Analisis Vegetasi Keanekaragaman Paku-Pakuan Pteridophyta Epifit pada Hutan Bekas Tebangan di Hutan Penelitian Malinau (Hpm-Cifor Setu), Jurnal RIMBA Kalimantan Fakultas Kehutanan Unmul Vol. 12. No. 1, Juni 2007.

14 G. Diagram Alur Penelitian Pendahuluan Melakukan observasi di lokasi penelitian Persiapan Menentukan lokasi pengambilan sampel Melakukan penelusuran pada 3 wilayah sampling secara bertahap. Pengambilan Sampel Proses Identifikasi Pembuatan Herbarium Analisis Data Skema 3.7 Bagan Alur Penelitian Lumut yang ditemukan, di bersihkan dengan air, lalu di masukkan kedalam botol kaca yang berisi larutan FAA dan diberi label. Lumut diambil dari dalam botol menggunakan pinset dan dilakukan pengamatan ciri-ciri morfologi dengan menggunakan loupe/mikroskop. Mengidentifikasi lumut dengan bantuan literatur The Bryophytes Of Cornwall and The Isles Of Scilly oleh David T. Holyoak. Data yang dikumpulkan berupa gambar, kata-kata yang berasal dari catatan di lapangan dan dokumentasi resmi lainnya. Lumut yang ditemukan dan dikumpulkan dihitung untuk mengetahui Indeks Dominansi Jenis (C).

15 H. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian disusun dalam tabel 3.8 sebagai berikut : Tabel 3.8 Jadwal Penelitian BULAN/TAHUN 2014 No Tahap Kegiatan Penelitian Januari Pebruari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan proposal X X X x X X X X X No Tahap Kegiatan Penelitian 2 Seminar dan persiapan penelitin 3 Menentukan lokasi penelitian dan pengambila n sampel 4 Identifikasi semua jenis Lumut 5 Analisa dan pembahasan 6 Penyusunan laporan hasil penelitian 7 Konsultasi kepada pembimbin g BULAN/TAHUN 2014 Juni Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 X X X x x X x X x X x X X X X x x x x X x X x 8 Munaqasah X