PENINGKATAN DAYA INGAT TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL IGMA. Volume 1, Nomor 2, Maret 2016 ISSN :

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN ANIMASI DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT TERHADAP MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS X SMA NEGERI 3 BANDA ACEH

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diterima 13 November 2006, Disetujui 10 Januari 2006

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII A SMP PGRI BAGELEN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTORIAL RIDDLE

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai intelektual yang tinggi, sikap ilmiah dan dapat merancang serta

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Peranan Media Gambar IPS Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Inpres Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Mamuju Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBAGIAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL DI KELAS II SD NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Penggunaan Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Kelas X B di SMA Negeri 1 Gumbasa

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

Sri Sukiyani

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Tolitoli

Key Words: Hasil Belajar Matematika, Metode Play Answer

Penerapan Strategi I-Care berbantuan E-Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SEMESTER I SDN 4 BESUKI SITUBONDO

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Teori Konstruktivisme

METODE PENUGASAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA DAN DISKUSI PADA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Pengaruh Metode Mencari Pasangan Kartu Kata Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS Terpadu (Bambang Nursuwahjo)

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN PPKN DI KELAS VIIB SMP NEGERI 10 PALU ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

Novi Arrum Mustika SMP Negeri 2 Bungkal. Erika Eka Santi M.Si Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

PEMBELAJARAN MELALUI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KELILING DAN LUAS DAERAH LINGKARAN SISWA SMP. Abstract

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI AJAR VOLUME BANGUN RUANG SISI LENGKUNG. Abu Khaer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran dalam dua siklus,

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS III SD INPRES 2 MENSUNG

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Oleh: Sulastri SD Negeri 02 Sembon Karangrejo Tulungagung

Transkripsi:

PENINGKATAN DAYA INGAT TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN Suroso Guru SMPN Pamekasan Email : surosopamekasan@gmail.com ABSTRAK Pelajaran matematika yang menurut banyak orang merupakan induknya ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan secara terus menerus selalu menjadi bahan kajian. Hal tersebut sejalan dengan kenyataan bahwa hasil belajar matematika cenderung kurang optimal. Contoh hal tersebut dapat dilihat hasil ulangan harian kelas IX SMP Negeri Pamekasan.Pada pelajaran matematika siswa yang tuntas selalu tidak lebih dari 40 %. Agar hasil belajar siswa kelas IX dapat meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu sebagian besar siswa ( 80% ) dapat tuntas belajar,maka perlu dilakukan tindakan kelas berupa penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut terdiri dari 3 siklus : yaitu siklus 1 guru menjelaskan dengan menampilkan media yang relevan dengan materi. Siklus siswa diberi tugas membuat media sesuai yang di tugaskan guru. Siklus 3 siswa di beri tugas membuat media sesuai dengan kreatifitas siswa masingmasing.pada akhir tindakan di peroleh hasil sebagai berikut ; pada siklus 1 siswa yang tuntas belajarnya 60,4 % dan yang belum tuntas 39,58 %. Siklus siswa yang tuntas 68.% dan yang belum tuntas 31,5 %.dan siklus 3 siswa yang tuntas 64,58 % yang belum tuntas 35,4%. Dari hasil tersebut ternyata ketuntasan secara klasikal belum bisa tercapai namun tergambar adanya peningkatan persentase yang berkisar dari 65,0 % menjadi 68, % dan 64,58 % Kata Kunci : PENDAHULUAN Dalam melaksanakan tugas sehari para guru mata pelajaran matematika sering menghadapi masalah tentang hasil belajar siswa yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Menuerut catatan hasil ulangan harian kelas IX semester 1 tahun pelajaran 013/014 di SMP Negeri Pamekasan, bahwa dalam suatu kelas siswa yang yang tuntas belajar tidak lebih dari 40% Dari hasil pengamatan sementara hal tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh banyak hal, salah satu diantaranya adalah rendahnya daya ingat siswa terhadap konsep konsep matematika yang telah diajarkan, bahkan sering terjadi hari ini diajarkan dan mereka telah mengaku memahami atau telah dapat mengerjakan soal soal yang diberikan ternyata selang beberapa hari kemudian mereka disuruh mengerjakan soal yang sama ternyata merekan tidak dapat mengerjakan dengan benar semuanya, apalagi kalau soal diberikan beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Sebagai contoh banyak siswa kelas IX pada saat mengerjakan soal soal UNAS tidak ingat tentang materi materi yang diajarkan pada saat kelas IX semester 1, materi kelas apalagi materi kelas 1 meskipun tingkat kesukaranya lebih mudah. Jika dikaji lebih dalam hal tersebut bisa terjadi bukan hanya disebabkan oleh faktor siswa saja, melainkan juga dari pihak pengajar atau guru sendiri. Salah satu diantaranya guru pada saat proses pembelajaran kurang dapat menyampaikan hal hal yang bersifat abstrak kea rah yang lebih nyata/ kongkrit. Apabila hal tersebut dibiarkan berlarutlarut maka dapat berakibat pada daya ingat siswa terhadap pelajaran matematika akan tetap rendah,sehingga hasil belajar siswa akan tetap saja belum sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu pendekatan pembelajaran efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ingat siswaa dalah pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran.menurut hasil penelitian Suharto (1990) bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan media pengajaran lebih baik dibandingkan pembelajaran yang tidak menggunakan media pembelajaran. Dengan memperhatikan uraian diatas, maka untuk memecahkan permasalahan rendahnya daya ingat siswa SMP Negeri Pamekasan terhadap pelajaran matematika yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar, maka dirasa perlu diadakan Penelitian Tindakan 41

4 IGMA, Volume 1, Nomor, Maret 016, Hlm 4146 Kelas sebagai upaya guru untuk meningkatkan daya ingat siswa SMP Negeri Pamekasan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : Apakah dengan menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan matematika dapat meningkatkan daya ingat siswa sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat? PEMBAHASAN 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara, dan juga media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Sedangkan media pendidikan/media pembelajaran dalam matematika sering disebut dengan alat peraga. Dalam pembelajaran dapat terjadi salah komunikasi, dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal,diantaranya: (1) Guru kurang mampu dalam menyampaikan informasi. () Adanya perbedaan daya tangkap para siswa. (3) Adanya perbedaan ruang dan waktu. (4) Jumlah siswa dalam kelas yang relatif besar sehingga sulit dijangkau. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah komunikasi, maka diperlukan Media Pembelajaran yang menurut Darhim (1993) berfungsi: Menghindari kesalahan komunikasi Meningkatkan hasil proses belajar mengajar Membangkitkan minat belajar Menyajikan konsep matematika yang abstrak kedalam bentuk kongkrit Membantu daya ingat/daya tilik siswa Melihat hubungan antara konsep matematika dengan alam sekitarnya. Juga menurut Blacke dan Horalsen dalam Darhim (1993) dikatakan bahwa, media adalah saluran komunikasi atau perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan pesan dimana perantara ini merupakan jalan atau alat lalu lintas suatu pesan komunikator dan komunikan.. Teori Belajar Belajar dalam pandangan teori modern adalah merupakan proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Jadi seseorang dikatakan melakukan kegiatan belajar, setelah iamemperoleh hasil yaitu terjadinya perubahan.misalnya; dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut toeri, belajar pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu: a. Teori psikologi daya atau formal disiplin. b. Teori psikologi assosiasi c. Teori psikologi organisme. Belajar menurut psikologi daya Jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, seperti daya mengingat, daya berfikir dan daya mencipta, daya perasaan, daya keinginan dan daya kemauan. Daya akan berfungsi jika sudah terbentuk atau berkembang, oleh karena itu daya tersebut harus dilatih. Belajar menurut teori psikologi assosiasi Aliran psikologi ini terkenal dengan sebutan SR Bond Theory yakni teori stimulus dan respons. Setiap stimulus akan menimbulkan respons atau jawaban tertentu. Ikatan stimulus dan respon ini akan bertambah kuat apabila sering mendapat latihan. Teori diatas dikemukakan oleh Thorndike. Belajar menurut teori psikologi Organisme (Gestalt). Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur. Suatu keseluruhan bukan merupakan penjumlahan dari unsurunsur, melainkan unsurunsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur tertentu dan saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain.disamping itu pioget dengan teori perkembangan intelektualnya mneyebutkan bahwa perkembangan anak mengikuti fasefase perkembangan sebagai berikut: 1. Tahap sensori motor (dari lahir sampai sekitar tahun). Tahap praoperasi (dari umur sekitar tahun sampai umur sekitar 7 tahun) 3. Tahap operasi kongkrit (dari umur 7 sampai kirakira 11 1 tahun) 4. Tahap operasi formal (dari umur 7 sampai dewasa). Periode untuk setiap tahap adalah ratarata dan mungkin terdapat perbedaaan

Suroso, Peningkatan Daya Ingat 43 antara masyarakat yang satu dengan yang lain, antara anak yan satu dengan anak yang lain. Berdasar teori perkembangan intelektual dan psikologi belajar diatas maka mengingat kemungkinan siswa kelas IXSMP masih baru menginjak tahap operasi formal, maka hendaknya konsep atau topiktopik baru khususnya matematika supaya diperkenalkan menggunakan contohcontoh yang kongkrit. Sejalan dengan itu, menurut pepatah cina dalam E.T Russeffandi (1984 hal 18) yang berbunyi : saya mendengar... saya lupa,saya melihat...saya ingat dan saya melakukan... saya mengerti.menurut permendiknas nomer tahun006 bahwa dalam kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental maupun sosial. 3. Hakekat Daya Ingat Teori belajar menurut psikologi daya seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa jiwa manusia terdiri dari berbagai daya dimana salah satu diantaranya adalah daya ingat.hakekat dari daya ingat adalah kemampuan dari jiwa manusia untuk mengungkapkan atau mengaktualisasikan kembali halhal atau konsepkonsep yang telah diterima oleh jiwanya. Daya ingat dalam proses pembelajaran sangat berperan lebihlebih dalam pembelajaran matematika, mengingat hakekat dari matematika merupakan ideide, strukturstruktur dan hubungannya yang abstrak (Herman Hudojo, 1979, hal 96). 4. Hasil Belajar Setiap saat dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses belajar. Belajar dilakukan manusia baik secara formal maupun informal. Dalam proses belajar diharapkan akan diperoleh hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku baik dalam kognitif afektif maupun psikomotor menurut sumartono (1971) bahwa prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil yang tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat yang tertentu pula. DESKRIPSI PROSES, HASIL DAN REFLEKSI 1. Karakteristik Kelas Siswa kelas IXD di SMP Negeri Pamekasan dengan subjek penelitian sejumlah 36 siswa, terdiri dari 16 siswa lakilaki dan 0 siswa perempuan. Sedangkan tingkat kemampuan siswa sangat heterogen karena terdiri dari siswa yang pernah memperoleh peringkat 1 sampai dengan peringkat terakhir pada saat mereka duduk dikelas VII.. Tindakan, Hasil dan Rfleksi Siklus1 dilaksanakan pada tanggal 5 September sampai dengan tanggal 1September 014 dengan materi yang diberikan adalah Bagun Ruang sisi lengkung. Tindakan yang dilakukan adalah pendekatan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran dengan langkahlangkah sebagai berikut: Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap pendahuluan: sebagai introduksi, motivasi dan apersepsi guru menampilkan media pembelajaran berupa bermacammacam bentuk bangun ruang, baik yang sudah dipersiapkan oleh guru maupun bentukbentuk bangun ruang yang ada dilingkungan sekitar dalam kehidupan seharihari. Kemudian pada tahap pengembangan melaui diskusi informasi, siswa diminta untuk menunjukkan beberapa jenis bangun ruang dan unsurunsur yang dimiliki oleh bangun ruang tersebut.kemudian dengan mengamati unsurunsur yang dimiliki oleh bangun ruang tersebut, siswa dibimbing untuk mendapatkan rumusrumus untuk menghitung luas bangun ruang dan diberi contoh menngunakannya. Pada tahap penerapan siswa disuruh mengerjakan latihan soalsoal yang sudah ditentukan baik yang ada pada buku paket maupun pada LKS, dan guru berkeliling untuk mengobservasi dan memberikan bimbingan bagi yang memerlukan. Hasil refleksi pada siklus 1 dapat dijabarkan sebagai berikut: pada awalawal siklus, masih ada beberapa siswa yang masih grogi dalam menerima pelajaran, kemungkinan ini disebabkan adanya guru lain dalam kelas tersebut yang bertindak sebagai observer sehingga mereka merasa

44 IGMA, Volume 1, Nomor, Maret 016, Hlm 4146 gerak geriknya diamati. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah mulai terbiasa sehingga menurut catatan observasi: sebagian besar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran terutama pada saat ditampilkan beberapa media pembelajaran dan mengamati unsurunsurnya. Hasil ulangan harian menunjukkan siswa yang tuntas belajarnya sebesar 60,4% dengan ratarata kelas 65,. Hasil tersebut belum mencapai target sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil wawancara dan angket tentang sikap siswa mengenai pendekatan pembelajaran melalui penggunaan media jika dikaitkan dengan ketuntasan belajarnya dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sikap dan Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus 1 Sikap/Tingkah laku siswa Jika Option/Jumlah Nilai PBM menggunakan Media pembelajaran Selalu Kadang kadang Tidak 65 < 65 Mudah mengingat materi 60 40 0 66,7 16,4 33,3 83,6 71 Mudah memahami materi 45 Mersa senang terhadap matematika 4 Merasa aktif dalam pembelajaran Dari tabel 1 diatas, tergambar bahwa pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media dapat menumbuhkan rasa dan sikap lebih mudah mengingat, memahami materi, senang dan merasa aktif dalam proses pembelajaran matematika bagi sebagian besar siswa. Siswa yang memiliki sikap tersebut tuntas dalam belajarnya, meskipun harus diakui bahwa masih ada beberapa siswa yang belum memiliki sikap tersebut. Pada siklus II masih tetap menggunakan pendekatan yang sama dengan upaya lebih meningkatkan sikap siswa agar lebih mudah mengingat, memahami, senang dan merasa aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 13September sampai dengan 19 september 014. Materi yang disajikan adalah pokok bahasan tetap bangun ruang sisi lengkung Tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama dengan siklus I, namun ada sedikit perbedaan, yaitu jika pada siklus I siswa hanya melihat dan mengamati suatu media pembelajaran tetapi pada siklus II ini siswa 7 5 56 50 3 56 0 7 41 50 7 77 8 8 59 ditugasi untuk membuat media tertentu sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru; dengan harapan agar siswa dapat melakukan dan sekaligus mengamati tentang tabung dan kerucut. Sedangkan hasil refleksi pada siklus II ini dapat digambarkan sebagai berikut: pada awal siklus II masih banyak siswa yang kesulitan membuat media sendiri, sehingga masih memerlukan bimbingan dari guru. Namun setelah beberapa kali mencoba, akhirnya pada pertengahan siklus atau akhir siklus mereka sudah terbiasa. Hasil ulangan pada siklus menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 68,% dan yang belum tuntas sebesar 31,5% dan ratarata kelasnya,69. Ketuntasan belajar secara klasikal belum dapat terpenuhi, namun dibanding siklus I terjadi peningkatan yang relatif tinggi yaitu 10,7%. Dari hasil wawancara dan angket tentang sikap siswa terhadap pendekatan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan daya ingat jika dikaitkan dengan ketuntasan belajarnya, tampak seperti pada tabel.

Suroso, Peningkatan Daya Ingat 45 Mudah memahami materi Mersa senang terhadap matematika Merasa aktif dalam pembelajaran 56 60 Tabel.Sikap dan ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II. Sikap/Tingkah laku siswa Jika Option/Jumlah Nilai PBM menggunakan Media Kadangkadang Selalu pembelajaran Tidak 65 < 65 Mudah mengingat materi 69 31 0 74 53 6 47 Tabel 3.Sikap dan ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus IX. Sikap/Tingkah laku siswa Jika Option/Jumlah Nilai PBM menggunakan Media Kadangkadang Selalu pembelajaran Tidak 65 < 65 Mudah mengingat materi 71 9 0 74,3 5 5,8 Mudah memahami materi 58 Mersa senang terhadap matematika 67 Merasa aktif dalam pembelajaran Dari tabel diatas, tergambar bahwa siswa yang memiliki sikap lebih mudah mengingat, mudah memahami, senang dan merasa aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan jika dibanding dengan siklus I. Dari siswasiswa yang memiliki sikap tersebut, sebagian besar tuntas belajarnya. Namun pada siklus II ada beberapa siswa yang merasa tidak senang jika diberi tugas membuat media pembelajaran. Setelah diadakan wawancara, siswa mengaku merasa mendapat kesulitan membuat media sendiri. Siklus III dilaksanakan pada tanggal 1 September sampai dengan tanggal 6 September 014. Materi yang disajikan adalah tentang Kerucut. Tindakan yang 3 4 38 3 36 31 4 74 46 5 64 7 36 69 55 53 6 64 4 36 30 30 78 8 64 31 55 30 47 dilakukan hampir sama dengan siklus I dan siklus II, hanya ada perubahan pada siklus III, yaitu siswa membuat media dengan memilih sendiri media yang akan dibuatnya. Misalnya: diantara mereka ada yang membuat bentukbentuk bangun ruang sisi lengkung dari kertas karton atau seng, sehingga mereka dapat mengerti syarat apa yang harus dipenuhi agar terbentuk bangun ruang sisi lengkung. Hasil dan refleksi pada siklus III, ada suatu hal yang menarik, yaitu sikap mereka mengalami kenaikan, tetapi ratarata ulangan hariannya mengalami penurunan jika dibandingkan siklus II.Hasil wawancara dengan siswa yang mengalami penurunan nilai ulangan harian, pada

46 IGMA, Volume 1, Nomor, Maret 016, Hlm 4146 umumnya mereka mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menentukan ukuran untuk membuat jarring jarring kerucut.namun siswa yang memiliki sikap mudah mengingat, memahami, senang dan aktif cendrung mengalami kenaikan tuntas belajarnya.mengenai sikap siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3. Dari hasil tabel 3, tergambar bahwa hingga siklus III sebagian besar masih merasa lebih mudah mengingat, memahami, senang dan merasa aktif jika belajar disajikan dengan menggunakan media 65 60 55 pembelajaran.meskipun harus diakui bahwa siswa yang memiliki sikap tersebut belum semuanya mengalami tuntas belajar.mungkin hal ini disebabkan karena bervariasinya kemampuan siswa dalam menerima dan menyerap materi yang disajikan. Dari ketiga siklus tersebut diatas, dapat kita ketahui bahwa fluktuasi persentase ketuntasan belajar selama pemberian tindakan bergerak dengan menunjukkan kecendrungan adanya peningkatan meskipun tidak begitu tinggi.fluktuasi ketuntasan belajar dapat dilihat pada Grafik 1. UH 1 UH II UH IX Grafik 1. Fluktuasi Presentase Ketuntasan Belajar KESIMPULAN DAN SARAN 1. Pembelajaran matematika dikelas dengan penggunaan media pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang cukup nyata untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP.. Adanya sikap positif siswa terhadap pendekatan yang dilakukan 3. Adanya kecendrungan bertambahnya nilai presentase ketuntasan belajar yang berfluktuasi antara 60,4% dan 68,%. DAFTAR PUSTAKA Rusfendi, E.T. (1980). Pengajaran matematika modern untuk orang tua murid, guru dan SPG. Bandung: Tarsito Surya B, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali 4. Dalam mengunakan media pembelajaran dikelas sebaiknya guru menggunakan media yang benarbenar relevan dan telah dikenal siswa. 5. Dalam memberikan tugas kepada siswa untuk membuat media sebaiknya guru memperhatikan kemampuan para siswanya. 6. Apabila hingga pada akhir iklus IX ketuntasan belajar secara klasikal (> 85%) belum tercapai, maka tindakan perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Surya B, S. (1999). Ramburambu penyusunan proposal dan laporan action research. Surabaya: proyek PPMSMP Surya B, S. (1993). Garisgaris besar program pengajaran program SMP mata pelajaran kurikulum pendidikan dasar. Jakarta: Depdikbud