BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mekanisme pengelolaan itu sendiri. Jika kondisi Good Governance dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari keberadaan isu Corporate Governance (Swasembada, edisi: 09/XXI/28 april-

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Keruntuhan ekonomi yang menimpa bangsa ini tidak bisa lepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Berdasarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance, Komisi

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad yang lalu (1840-an). Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakstabilan dunia bisnis memperlihatkan lemahnya penerapan good corporate

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB II LANDASAN TEORI. mengelola serta mengarahkan atau memimpin bisnis atau usaha usaha korporasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Menyambut implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),

BAB I PENDAHULUAN. praktek bisnis yang kurang adil dalam masyarakat. Dalam dunia bisnis manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.5 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, tuntutan terhadap paradigma Good Governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakan lagi. Istilah Good Governance sendiri merupakan system pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan, maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri. Penerapan Corporate Governance menjadi sangat penting bagi bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan potensi konflik kepentingan. Perusahaan perlu penerapan Corporate governance untuk meningkatkan kewenangan yang dimiliki para pemegang saham publik dalam rangka penyeimbang pihak manajemen. Agar perusahaan memiliki kelangsungan yang jangka panjang, stakeholders and shareholders perlu mempertimbangkan tat kelola yang baik (Good Corporate Governance). Jika kondisi Good Governance dapat dicapai maka terwujudnya negara yang bersih dan responsif (clean and responsive state) yaitu Negara yang bersih dari tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan tata kelola perusahaan yang baik ( Good Corporate Governance) yaitu system tata kelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan dalam jangka panjang dengan tetap memperlihatkan stakeholder seperti kreditur, pemasok, konsumen, karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Pengaruh globalisasi juga memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap dapat bertahan didunia bisnis agar tujuannya dapat tercapai maka kegiatan usahanya harus efektif dan efisien. Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) diperlukan perusahaan untuk mekanisme pengendalian untuk mengatur dan mengelola bisnis dengan maksud memakmurkan dan akuntabilitas perusahaan yang tujuan akhirnya adalah

meningkatkan shareholder value. Sistem Governance mengatur cara pengambilan keputusan pada tingkat atas dalam suatu organisasi. Dengan Good Corporate Governance, pengambilan keputusan yang hanya ditetapkan oleh satu pihak yang memiliki kedudukan tertinggi, tetapi keputusan akan dibuat setelah mendapatkan masukan dari berbagai stakeholders dan juga dengan mempertimbangkan kepentingan dari shareholders. Dengan cara itu juga mendorong pengelolaan organisasi yang demokratis, accountable dan transparan. Kejadian yang menimpa perusahaan besar seperti Enron Corporation mendapat perhatian luas dari masyarakat dan merupakan contoh nyata yang dapat kita lihat atas kegagalan dalam meningkatkan Good Corporate Governance. Sistem Good Corporate yang baik memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan kreditor sehingga mereka bisa meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Oleh karena itu, sistem tersebut juga harus membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang efisien dan going concern. Laporan yang diterbitkan oleh Coruption and Fraud in Internasional Aid and Business Projects (Kramer, 2002) mengemukakan 10 negara terkorup dan Indonesia menduduki urutan ke empat sebagai Most Corupt Countries. Hasilhasil survey memberikan pertanda bahwa sudah saatnya organisasi dan perusahaan di Indonesia di dorong untuk segera memperbaiki kualitas penerapan Good Corporate Governance-nya. Good Corporate Governance sering diartikan sebagai tata kelola perusahaan yang baik. Namun pada umumnya telah disepakati bahwa prinsipprinsip Good Corporate Governance (keputusan menteri BUMN/ Nomor 117 / M / MBUI / 2002, tgl 1 Agustus 2002) telah mencakup trnsparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran. Pemerintah melalui Kementrian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good Corporate Governance ini dilingkungan BUMN, sebagai salah satu upaya untuk mendukung pencapaian penerapan/pendapatan Negara, sekaligus menghapuskan berbagai bentuk praktik inefisiensi, korupsi, kolusi, nepotisme dan

penyimpangan lainnya untuk memperkuat daya saing BUMN menghadapi pasar global. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance dapat diterapkan dengan baik apabila perusahaan memiliki pengendalian intern yang efektif. Pengendalian intern yang efektif diperlukan oleh semua aspek usaha, terutama melibatkan penggunaan harta perusahaan. Melihat pentingnya pengendalian internal terhadap penerapan prinsip Good Corporate Governance, Good Corporate Governance harus difungsikan sebagai penilaian yang independen dalam membantu manajemen dalam melakukan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengendalian intern dalam meningkatkan Good Corporate Governance yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul : PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DALAM MENINGKATKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis mengidentifikasi masalah yang diteliti, yaitu : 1. Apakah Pengendalian Intern di perusahaan sudah efektif. 2. Apakah Good Corporate Governance pada perusahaan sudah diterapkan dengan baik. 3. Apakah Pengaruh Pengendalian Intern dalam meningkatkan Good Corporate Governance pada perusahaan. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian adalah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang telah dikemukakan diatas, yaitu mencari data mengenai pengaruh pengendalian intern pada suatu perusahaan khususnya pada perusahaan BUMN dan mengukur pengaruhnya dalam meningkatkan Good Corporate Governance perusahaan.

Adapun tujuan dari penelitian diatas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengendalian intern di perusahaan sudah efektif. 2. Bagaimana efektifitas Good Corporate Governance pada perusahaan sudah diterapkan dengan baik. 3. Mengetahui pengaruh pengendalian intern dalam meningkatkan Good Corporate Governance pada perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Pengembangan ilmu a. Penelitian ini akan berguna untuk melatih diri dan menganalisis suatu permasalahan secara ilmiah dan sistematis dalam bentuk penulisan skripsi. b. Bagi peneliti lain dan pihak-pihak yang memerlukan dapat digunakan sebagai sumber referensi dari informasi yang juga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya. 2. Pengembangan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bagi perusahaan dapat memperluas wawasan manajemen akan perlunya sistem Corporate Governance dan sebagai bahan pertimbangan, jika perlu dapat dipakai untuk mengadakan perbaikan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengendalian intern diciptakan agar aktifitas operasional perusahaan dapat terkendali dan dilakukan oleh semua elemen-elemen yang ada dalam perusahaan. Pengendalian intern harus dapat terlaksana secara efisien dan efektif karena menyangkut pada harta perusahaan, karena apabila pengendalian intern terlaksana

sesuai dengan yang telah ditetapkan maka perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan Good Corporate Governance di dalam perusahaan. Pengertian pengendalian intern menurut SPAP NO.69 yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia adalah: Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan, b. Efektifitasnya dan efisiensi opersi dan c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (IAI SPAP : 2001). Pengendalian internal dibagi menjadi 5 komponen yang saling terkait yaitu: 1. Lingkungan pengendalian 2. Penaksiran risiko 3. Aktivitas pengendalian 4. Informasi dan komunikasi 5. Pemantauan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M- MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten dan atau menjadikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagai landasan operasionalnya, yang pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, dan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika. Good Corporate Governance diartikan secara sempit sebagai pertanggungjawaban resmi direksi kepada pemegang saham. Sementara itu secara luas diartikan sebagai sistem dan struktur untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (shareholders value) serta mengalokasikan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) seperti kreditor, supplier asosiasi, usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas.

Corporate Governance menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dikutip dari Indra dan Ivan Y (2006) yaitu: Sebagai sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2001) pengertian Corporate Governance adalah : Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu system yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan Corporate Governance adalah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan. Dalam praktiknya Good Corporate Governance merupakan acuan tertulis (pedoman) mengenai kesepakatan antar para stakeholders dalam mengidentifikasi dan merumuskan keputusan-keputusan stratejik secara efektif dan terkoordinasi (Hitt dkk, 2000). Dengan bekal dari pedoman tersebut maka dapat dibangun saling kepercayaan antara pemilik perusahaan dan para pimpinan perusahaan (Dewan Direksi dan para Manajer tingkat puncak). Guna mengawasi lebih lanjut kinerja perusahaan dan menjaga kepentingan para pemilik modal secara profesional, maka pemilik perusahaan melalui RUPS, mengangkat anggota komisaris untuk duduk dalam Dewan Komisaris. Menurut konsep Good Corporate Governance perusahaan akan memperoleh nilai perusahaan (value of the firm) yang maksimal apabila fungsi dan tugas masing-masing pelaku organisasi bisnis yang modern dapat dipisahkan dengan membentuk: (1) Board of Directors, dengan syarat mereka bekerja full time dengan tidak boleh merangkap pekerjaan. Mereka mengelola perusahaan melalui berbagai keputusan managerial stratejik perusahaan.

(2) Board of Commisionners (BOC), meliputi komisaris biasa dan Komisaris Independen serta berbagai komite yang dibentuknya yang salah satunya adalah Komite Audit. Fungsi utama BOC adalah mengawasi arah kepengusahaan dan jalannya perusahaan menurut prinsip-prinsip GCG. Good Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas kinerja good corporate yang baik dapat memberikan perangsangan atau insentif yang baik bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan harus memfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang efisien. Untuk meningkatkan corporate governance yang baik harus melaksanakan prinsipprinsip good corporate governance yang pada dasarnya terdapat lima prinsip utama yaitu fairness, transparency, independency, accountability, dan responsibility. Fairness adalah prinsip yang memberikan pengakuan yang sama terhadap semua pemegang saham maupun investor. Transparency maksudnya agar dalam mengelola perusahaan, manajemen mengungkapkan hal-hal yang sifatnya material kepada pemegang saham investor. Independency yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun. Accountability maksudnya setiap langkah yang diambil manajemen dalam mengelola perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan Responsibility adalah kesesuaian dalam mengelola perusahaan yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Kewajiban anggota direksi, komisaris atau dewan pengawas untuk melaksanakan good corporate governance saat ini sudah sewajarnya dilakukan dan tidak berlebihan. Penelitian ini dikembangkan oleh Angga dari Universitas Widyatama tahun 2008 berjudul Pengaruh Audit Internal Terhadap Peningkatan Good Corporate Governance survey pada PT.PINDAD (Persero).

Yang diteliti oleh peneliti terdahulu yaitu: 1. Variabel bebas (Independent variabel) : audit internal 2. Variabel tak bebas (Dependent variabel) : Good Corporate Governance Kesimpulan yang diperoleh penelitian terdahulu menyatakan pelaksanaan audit internal terhadap peningkatan Good Corporate Governance yang dilakukan auditor internal dinilai memadai. Perbedaan penelitian sekarang dengan yang terdahulu adalah pada variabel independent (X), penelitian terdahulu memfokuskan pada pengaruh audit internal pada perusahaan, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis sekarang yaitu lebih memfokuskan pada pengaruh pengendalian internal pada perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis akan mencoba meneliti hal tersebut melalui sebuah penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul: Pengaruh Pengendalian Intern dalam Meningkatkan Good Corporate Governance. 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus. Dengan demikian tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Jadi data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan, dipelajari, dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang telah dipelajari oleh penulis. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara sebagai berikut : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu pengumpulan data secara langsung dan mengadakan penelitian terhadap objek yang dilakukan dengan :

a. Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pejabat yang berwenang atau bagian yang berwenang atau bagian yang berhubungan langsung dengan masalah tersebut. b. Kuesioner Yaitu membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada pimpinan dan personil perusahaan yang dianggap mampu dan berwenang dalam memberikan jawaban yang diperlukan. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu pengumpulan data dengan mencari dan mempelajari bahan-bahan dan membandingkan dengan beberapa sumber kepustakaan, seperti buku literatur, majalah-majalah dan lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, penulis merencanakan akan melakukan penelitian pada PT. PINDAD (Persero) yang berada di Jalan Gatot Subroto 517 Bandung 40284. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan selesai.