BAB I PENDAHULUAN. kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal. matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan di negara-negara sedang berkembang (Unicef-WHO, 2004). BBLR

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

*Armi

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk pada ibu yang mengandung dan melahirkan bayi BBLR (Berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan neonatus merupakan bagian dari perawatan bayi yang berumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), khususnya bayi kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. minggu atau berat badan lahir antara gram. Kejadiannya masih

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

GAMBARAN PENERAPAN METODE KANGURU DALAM PENCEGAHAN HIPOTERMI PADA BBLR DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak. (Kliegman, 1999). BBLR memiliki peluang meninggal 35 kali lebih tinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian bayi di negara ASEAN dan SEARO tahun 2009 berkisar 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak telah

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. angka mortalitas tertinggi di negara-negara yang sedang berkembang.

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB II. Tinjauan Pustaka. manusia melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, melalui panca

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

Peningkatan Keterampilan Mahasiswa untuk Memberikan Edukasi Mengenai Perawatan Metode Kanguru (PMK) Kontinu di Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. sama. Angka tersebut yang akan menjadi indikator penilaian derajat

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

PENGARUH PENERAPAN METODE KANGURU TERHADAP PENINGKATAN SUHU BAYI BARU LAHIR (Di BPS. Kasih Ibu Ny. Soenarlin Jatirogo Tuban)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI BBLR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bayi (AKB). Angka kematian bayi merupakan salah satu target dari Millennium

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu sebesar 32

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.18 No.1 Tahun 2018

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATURUM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATALOGI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (WHO, 2011). Angka kematian neonatal sejak lahir sampai usia

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian tersering. pada anak di bawah usia lima tahun di dunia terutama

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSUP H.Adam Malik Medan

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN

EFEKTIFITAS PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PERAWATAN METODE KANGGURU DENGAN PERAWATAN INKUBATOR DI BLUD RS H. BOEJASIN PELAIHARI TANAH LAUT TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram.

BAB I PENDAHULUAN. disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja (Manalu, Marsaulina,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berat badannya kurang dari 2500 gram disebut Bayi Berat Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Sustainable Development Goals salah satunya yaitu menurunkan angka kematian bayi (0-11 bulan) yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, kematian neonatal (0-28 hari) sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup dengan cakupan Angka Kematian Bayi pada tahun 2012 sebesar 32 per 100 kelahiran hidup. Kematian neonatal ini menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%), sedangkan jika dibandikan dengan angka kematian balita, kematian neonatal yaitu sebesar 47,5%. 1 Penyebab kematian neonatal terbanyak yaitu gangguan/kelainan pernafasan sebesar 35,9%, bayi berat lahir rendah 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,3%, kelainan darah/ikterus 5,6%, post matur 2,8%, dan kelainan konginetal sebesar 1,4%. 2 Salah satu penyebab kematian neonatal adalah BBLR. Bayi Berat Lahir Rendah merupakan penyebab kedua terbesar kematian neonatal yang hingga saat ini masih merupakan masalah di seluruh dunia. Prevalensi BBLR menurut World Health Organization pada tahun 2011 diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat 1

2 lahir lebih dari 2500 gram. 3 Prevalensi kejadian BBLR di Indonesia menurut Riskesdas 2013 sebesar 10,2%, persentase ini menurun dari Riskesdas 2010 yaitu sebesar 11,1%. Persentase kejadian BBLR tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi Tengah yaitu sebesar 16,8% dan terendah di Sumatera Utara (7,2%) sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta menduduki posisi ke-13 sebesar 9,4%. 4 Prevalensi kejadian BBLR pada umumnya masih tinggi, hal ini dikerenakan adanya kompikasi yang sering terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu antara lain hipotermia, hipoglikemia, gangguan cairan dan elektrolit, hiperbilirubinemia, sindroma gawat nafas, paten duktus arteriosus, infeksi, perdarahan intraventrikuler, apnea of prematurity, serta anemia. 5 Terjadinya hipotermi disebabkan oleh produksi panas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi. Panas kurang disebabkan karena sirkulasi belum sempurna, respirasi BBLR yang masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang belum aktif dan asupan makanan yang kurang. Kehilangan panas terjadi akibat permukaan tubuh yang relatif lebih luas, lemak subkutan yang kurang, ketidakmampuan untuk menggigil dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi belum matang. 6 Hasil penelitian yang diambil dari tinjauan oleh WHO tahun 2004 menunjukkan bahwa perawatan yang tepat untuk bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu dengan cara memperhatikan nutrisi bayi, pemeliharaan suhu, perawatan tali pusat dan perawatan kulit, deteksi dini dan pengobatan infeksi, dan juga komplikasi termasuk sindrom gangguan pernapasan secara substansial dapat mengurangi mortalitas. 7

3 Bayi Berat Lahir Rendah mempunyai kebutuhan khusus salah satunya yaitu kebutuhan untuk mempertahankan kehangatan suhu tubuh, karenanya sangat memerlukan kehangatan agar dapat bertahan hidup. Perawatan Metode Kanguru merupakan salah satu alternatif cara perawatan yang murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi berat lahir rendah. Hasil penelitian Worku & Kassie (2005), mengidentifikasi adanya perbedaan mortalitas yang bermakna antara BBLR yang dirawat secara konvensional dengan BBLR dengan Kangaroo Mother Care, yaitu 38% berbanding 22,5%. Hal ini membuktikan bahwa KMC lebih efektif untuk BBLR. Metode kanguru dengan kontak kulit ke kulit adalah cara yang efektif membantu BBLR agar tetap hangat. 8 Perawatan Metode Kanguru adalah metode perawatan bayi dengan berat kurang dari 2000 gram yang telah terbukti mengurangi angka kematian dalam studi berbasis rumah sakit di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. 9 Perawatan Metode Kanguru merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, yaitu ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. 10 Metode PMK diketahui dapat menurunkan angka kematian pada bayi, mencegah bayi dari infeksi berat/sepsis, infeksi nosokomial/sepsis, hipotermia, penyakit parah, penyakit saluran pernapasan bawah, dan lama rawat inap di rumah sakit. Selain itu, PMK dapat meningkatkan berat badan, lingkar kepala, keberhasilan menyusui, kepuasan ibu dengan metode

4 perawatan bayi dan juga bermanfaat dalam perkembangan saraf dan neurosensorik di usia satu tahun. 10 Didukung dengan hasil penelitian Ali et al di Rumah Sakit Aligarh India pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa metode kanguru dapat meningkatkan berat badan bayi. Peningkatan berat badan bayi yang mendapatkan perlakuan dengan metode kanguru meningkat 19,3 gram per hari, sedangkan pada bayi yang mendapatkan perlakuan dengan metode konvensional meningkat 10,44 gram per hari. 11 Penelitian serupa juga didukung oleh penelitian Lusmilasari dkk di Rumah Sakit Umum Pusat dokter Sardjito Yogyakarta (2003) yang menunjukkan bahwa peningkatan berat badan bayi yang mendapatkan perawatan bayi lekat lebih tinggi dibandingkan yang mendapatkan perawatan konvensional. Rata-rata berat badan bayi yang mendapatkan perawatan bayi lekat sebesar 1.999 gram, sedangkan rata-rata berat badan bayi yang mendapatkan perawatan konvensional sebesar 1.921 gram. 12 Data Dinas Kesehatan provinsi DIY tahun 2014 menunjukkan bahwa angka kejadian BBLR terbanyak terjadi di kabupaten wates yakni sebesar 7,11 % menyusul kemudian kabupaten bantul sebesar 6 %. Prevalensi untuk kejadian BBLR di Rumah Sakit Umum Daerah Wates yakni sebesar 16,25 %, untuk BBLR <2500-2000 gram sebanyak 271 bayi, BBLR 1500-1999 gram sebanyak 87 bayi, dan BBLR <1500 sebanyak 45 bayi dari 2480 jumlah total kelahiran. 13 Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

5 mengenai perbedaan berat badan pada BBLR sebelum dan sesudah dilakukan PMK di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah dilakukan perawatan metode kanguru di Rumah Sakit Umum Daerah Wates? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah dilakukan perawatan metode kanguru di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi berat badan pada bayi berat lahir rendah sebelum dilakukan perawatan metode kanguru di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. b. Mengidentifikasi berat badan pada bayi berat lahir rendah sesudah dilakukan perawatan metode kanguru di Rumah Sakit Umum Daerah Wates. c. Menganalisis kenaikan berat badan normal pada bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah dilakukan perawatan metode kanguru di Rumah Sakit Umum Daerah Wates.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan referensi dalam penanganan bayi berat lahir rendah dengan perawatan metode kanguru. b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir rendah. 2. Manfaat praktis a. Memberikan informasi khususnya pada tenaga kesehatan mengenai perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir rendah. b. Tenaga kesehatan terkait dapat melakukan perawatan metode kanguru pada bayi berat lahir rendah. E. Keaslian penelitian Penelitian yang serupa dengan penelitian ini yaitu dilakukan oleh Saudari Muliani pada tahun 2010 dengan judul Pengaruh durasi Kangaroo Mother Care (KMC) di rumah terhadap peningkatan berat pada bayi berat lahir rendah (BBLR) saat kunjungan ulang. Hasil dari penelitian tersebut bahwa penerapan durasi KMC 4 jam/hari selama di rumah berpeluang meningkatkan berat bayi 30 gram/hari sebesar 4 kali lebih besar dibandingkan bayi yang KMC <4 jam/hari. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, dan metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuasi eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian the one-group pretest-posttest design. Variabel

7 bebasnya yaitu BBLR dengan KMC di rumah, kemudian variabel terikatnya yaitu berat bayi saat kunjungan ulang dan untuk variabel luarnya yaitu tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, serta jenis nutrisi bayi. Sedangkan dalam penelitian saya jenis penelitian yang digunakan adalah pre eksperimental studies dengan menggunakan rancangan penelitian the one-group pretestposttest design dengan variabel bebas yaitu PMK, variabel terikat perubahan berat badan pada bayi berat lahir rendah setelah di lakukan PMK, dan variabel luar yaitu nutrisi, suhu, posisi, dan dukungan.