BAB I PENDAHULUAN. sesudah diangkat menjadi rasul, baik membawa konsekuensi hukum syara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. inilah yang dikatakan Agama, diputuskan oleh akal dan logika dan dibenarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian hadits tentang Hadis-Hadis Tentang Aqiqah. Telaah Ma anil Hadits yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB II SUNNAH DAN MACAMNYA

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.


BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah yang dihasilkan melalui beberapa proses di antaranya jasa,

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

PENDAHULUAN. Nabi Muhammad saw menurut al-qur an adalah Rasul utusan Allah, Nabi

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. I, Pasal 1, Ayat 1. 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, cet. 5 (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h. 21.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dan tindakan yang diambil akan bertentangan dengan normanorma

BAB III METODE PENELITIAN. mempelajari dan menelaah sejumlah literatur atau bahan pustaka baik berupa

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang tertulis dalam suatu mushap

BAB IV ANALISIS HADIS SUGUHAN KELUARGA MAYAT. sanad. Adapun kritik sanadnya, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Melakukan kegiatan ekonomi dan bermuamalah merupakan tabi at. manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam melakukan kegiatan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Workshop Penulisan Makalah Pesantren PERSIS Bangil Tahun

PENDAPAT IMAM ASY-SYÂFI'I TENTANG PEMBERLAKUAN HUKUM RAJAM BAGI PEZINA KAFIR DZIMMY

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum (Perum). Perusahaan tersebut milik pemerintah (BUMN), berada

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya terungkap berbagai tradisi yang berkembang pada masa Nabi saw.

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. namun mendidik anak sejak dalam kandungan sampai lahir hingga anak tersebut

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia.

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. mutawtir, yang ditulis di mushaf, dan membacanya adalah ibadah. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang memiliki aturan-aturan untuk mengatur

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB I PENDAHULUAN. Swt. dalam Alquran surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk lainnya, oleh karena dia dibekali akal pikiran, dan ilmu. didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

HUBUNGAN SABAR MENURUT IMAM AL-GHAZALI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK

Resume Theses MINIATUR AL-QUR'AN Studi Hadis tentang al-ikhla>s} Setara dengan al-qur'an secara Keseluruhan dalam al-nasa>'i>

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Hadits-hadits Shohih Tentang

Manzhumah Al-Baiquniyyah: Matan dan Terjemah Pustakasyabab.blogspot.com

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan dan keserasian antara aspek-aspek material dan spiritual. Untuk

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IJAB AKAD NIKAH DALAM FIKIH EMPAT MADZHAB. A. Analisis Persamaan dan Perbedaan Lafadh-Lafadh Ijab yang Sah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

BAB I PEMBAHASAN. Al-Quran dan hadis merupakan pedoman hidup serta sumber utama bagi. ajaran agama Islam dan keduanya tidak bisa terpisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. krisis moneter. Lebih dari itu, lembaga keuangan syariah ini diharapkan mampu membawa

Transkripsi:

1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hadis yang merupakan akumulasi dari segala sesuatu yang diambil dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa sabda, perbuatan, dan taqrir, sebelum dan sesudah diangkat menjadi rasul, baik membawa konsekuensi hukum syara ataupun tidak. 1 untuk sampai tampil dalam bentuknya yang sempurna terlebih dahulu harus mengalami proses transmisi dan verifikasi otensitas-legalitas yang selektif, sulit dan rumit. Dalam setiap fase perkembangannya, para generasi periwayatan (t}abaqa>t) dapat dipastikan memiliki kriteria dan kualifikasi tertentu untuk sampai kepada keputusan bahwa suatu hadis benar-benar otentik berasal dari Nabi Muhammad SAW dan dapat dijadikan dasar serta rujukan dalam pengambilan hukum suatu perkara. Sebagai salah satu sumber ajaran Islam, hadis secara prinsip tidak mungkin bertentangan dengan dalil lain, baik dengan Alquran, sesama hadis, maupun rasio. Prinsip kesesuaian ini dikenal dengan istilah muwa>faqat s}ari>h alma qu>l li s}ahi>h}al-man qu>l. Namun, dalam praktek mencari makna bagi suatu hadis sering dijumpai hadis atau hadis-hadis lain yang tidak selamanya relevan atau ada korelasi maknawi dengan hadis yang menjadi sasaran utama objek kajian. Kesan berlawanan (ta a>rud) dan perbedaan (ikhtila>f) menyangkut substansi ajaran yang terkandung pada matan hadis merupakan temuan rutin dalam pengkajian hadis. 1 Muh}ammad Ajaj al-kha>tib, U s }u >l al-h {a d i >t h, terj. M Qadirun Nur (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), 3.

Betapa ulama hadis memandang fenomena perbedaan ini sebagai objek semu (nisbi) dan merupakan akibat sampingan dari persepsi semata, tak pelak setiap peneliti dituntut merumuskan makna definitif guna membangun konsep baku sebuah doktrin atau konsep ajaran dari hadis. Ini mengingat bahwa hadis merupakan sumber kedua setelah Alquran dalam referensi pengambilan hukum sebagai konsep atau doktrin dalam menjalani aktifitas kehidupan umat Islam, karena ia juga merupakan tuntunan Allah. 2 Realitas bahwa banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang secara tekstual terlihat kontradiktif semacam ini langsung ditangkap oleh para ulama dengan menulis beberapa kitab khusus dalam menyelesaikannya, sehingga timbul satu cabang ilmu hadis yang dinamakan mukhtalif al-h}adi>th. 3 al-sha>fi i (204 H) sebagai founding father yang mengkaji hadis-hadis kontradiktif menyusun sebuah kitab yang diberi nama Ikhtila>f al-h}adi>th. Langkah ini kemudian diikuti oleh ulama lainnya seperti Ibn Qutaibah dengan kitabnya Ta wi>l Mukhtalif al-h{adi>th, Abu> Ja far al-tah}a>wiy dengan judul kitabnya Mushkil al-āsa>r, yang kemudian disusul oleh Ibnu H{uzaimah, Ibn Jari>r, dan Ibn al-jauzi. 4 Usaha ini mereka lakukan di antaranya sebagai upaya untuk menolak tuduhan bahwa hadis tidak layak dijadikan sebagai argumentasi dalam penetapan sebuah hukum, sebab di dalamnya banyak mengandung kontradiksi. Adapun metode-metode yang ditawarkan untuk mengatasi gejala perlawanan (ta a>rud) dan perbedaan (ikhtila>f) dalam hadis berkisar pada al-jam u, 2 Alquran, 53: 3-4. 3 Ilmu mukhtalif al-h}adi>th pada dasarnya tidak lahir dari disiplin ilm al-h }a d i >t h secara ansich, namun merupakan bagian dari pembahasan ilm al-u s }u >l al-fiqh yang dibidangi oleh fuqaha>`. 4 Muh}ammad Alwiy al-ma>likiy, Ilmu Ushul Hadis, ter. Adnan Qohar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 152. 2

al-naskh, al-tarji>h}dan al-tawaqquf. 5 Dengan metode ini mereka membuktikan bahwa kontradiksi dalam hadis hanya bersifat persepsi semata, ketika seseorang hanya terpaku melihat pada tekstualitas hadis, sebab secara moral-teologis tidak mungkin apa yang menjadi ucapan, perbuatan atau ketetapan (taqri>r) oleh Nabi Muh}ammad SAW saling kontradiktif, mengingat beliau selalu mendapatkan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Masalah yang muncul dalam bahasan tema ini adalah bagaimana memahami dan memaknai tuntunan Rasulullah dalam ibadah. Terutama yang berkaitan dengan sejumlah hadis yang memperlihatkan keragaman. Dalam istilah ibnu Taimiyah disebut al-ibadah al-lati>ja>`at ala>wuju>hin al-mutanawwi ah. Keragaman mengandung makna kemudahan atau kelapangan yang merupakan salah satu ciri ajaran Islam. Namun jika keragaman ini tidak dipahami dengan benar, tidak tertutup kemungkinan nilai-nilai spritualitas dari ibadah akan hilang. Bahkan sering keragaman justru menjadi sebab terjadinya pertengkaran antar kelompok. Rahmat dan Rida Allah serta silaturahmi sesama umat yang hendak dicapai lewat amal ibadah tidak pernah tercapai. Salah satu pembahasan yang terjadi pada keberagaman hadis Nabi SAW adalah tentang keberadaan basmalah dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka dalam setiap aktivitas. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu> Hurairah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: 5 Ibnu H{ajar al- Ashqalāniy, Nuzhah al-nadhār Syarh Nukhbah al-fikr, (Beirūt: Dār al-fikr, tt), 24-25. 3

٦ ك ل ك لا م أ و أ م ر ذ ي ب ا ل لا ي ف ت ح ب ذ ك ر الل ه ع ز و ج ل ف ه و أ ب ت ر أ و ق ا ل أ ق ط ع Setiap ucapan atau aktivitas penting (dhi>ba>lin) yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah (basmalah) maka akan terputus berkahnya. Sementara dalam riwayat lain yang juga disampaikan oleh Abu>Hurairah disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: ٧ ك ل أ م ر ذ ي ب ا ل لا ي ب د أ ف ي ه ب الح م دأ ق ط ع Setiap aktivitas penting (dhi>ba>lin) yang tidak dimulai dengan bacaan hamdalah maka akan terputus berkahnya. Penyelesaian terhadap fenomena perbedaan ini sebagai objek kajian serta merumuskan makna definitif guna membangun konsep baku sebuah doktrin atau konsep ajaran dari hadis tersebut menjadi suatu keniscayaan, mengingat bahwa kedua hadis di atas memberikan suatu informasi tentang urgennya memulai setiap aktivitas yang penting (dhi>ba>lin) dengan menyebut nama Allah (basmalah) atau h}amdalah yang pada akhirnya akan menentukan apakah aktivitas tersebut berkualitas dalam pandangan shara atau tidak. Namun demikian, secara tekstual kedua hadis tersebut saling kontradiktif terkait dengan materi bacaan yang harus dibaca ketika akan memulai aktivitas. Di satu sisi hadis tersebut menganjurkan agar dalam setiap memulai aktivitas terlebih dahulu harus membaca asma Allah (basmalah) dan di sisi yang lain menganjurkan membaca h}amdalah, padahal keduanya merupakan dua ungkapan yang secara substansial sangat berbeda. 6 Hadis ini terdokumentasi dalam Musnad Ah}mad Juz XIV hal 329; Sunan al-da>ruqut}niy Juz 1 hal 229 dan 428. 7 Hadis ini tercover dalam Musnad Ah}mad Juz II, 359; Sunan al-kibri>li al-nasa`>ìy, nomor indek 494-496; Abu>Da>wud, nomor indek 4840; Ibnu Ma>jah, Juz I, nomor indek 1894, h. 610, S}ahi>h}Ibnu H}ibba>n Juz I, h. 173; Sunan al-kibri>r li al-bayhaqiy, Juz III nomor indek 208-209. 4

Berawal dari latar belakang ini, maka penelitian ini diorientasikan untuk memaparkan solusi terhadap keanekaragaman hadis tentang penyebutan asma Allah(basmalah) dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka dalam setiap aktivitas. Selain itu untuk mengkonstruk pemaknaan hadis, khususnya terkait dengan termterm yang kelihatannya masih membingungkan, sebagaimana term amrin dhi> ba>lin, dhikr alla>h, h}amdalah, aqt}a dan ajdam, sehingga dapat ditemukan tentang batasan sebuah aktivitas yang harus dimulai dengan bacaan penyebutan asma Allah (basmalah) atau h}amdalah, apakah bacaan asma Allah (basmalah) atau h}amdalah adalah merupakan bacaan given yang tidak boleh dirubah? serta bagaimanakah pengertian aqt}a dan ajdam terkait aktivitas yang tidak dimulai dengan bacaan asma Allah (basmalah) atau h}amdalah? B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari paparan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan objek penelitian, yakni sebagai berikut: 1. Otentisitas tanawwu hadis yang menjadi objek penelitian ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah. 2. Materi bacaan yang harus dibaca ketika akan memulai atau mengawali aktivitas. Oleh karena penelitian ini diorientasikan untuk menyelesaikan keanekaragaman terkait hadis yang menjadi objek penelitian secara komprehensif dan integral, maka permasalahan-permasalahan yang sudah teridentifikasi akan dijadikan frame work dalam penelitian ini. 5

C. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang sesuai dengan hal tersebut adalah: 1. Bagaimana otentisitas hadis tentang penyebutan asma Allah (basmalah) dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka aktivitas? 2. Bagaimana mengaplikasikan hadis tentang penyebutan asma Allah (basmalah) dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka aktivitas? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang disesuaikan dengan rumusan masalah, yaitu: 1. Untuk mendiskripsikan keotentikan hadis tentang penyebutan asma Allah (basmalah) dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka aktivitas 2. Untuk mengungkap doktrin atau mengaplikasikan tanawwu dalam ajaran hadis terkait penyebutan asma Allah (basmalah) dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka aktivitas. E. Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini ada dua signifikansi kegunaan yang akan dicapai, yaitu aspek keilmuan yang bersifat teoritis, dan aspek praktis yang bersifat fungsional, yaitu: 1. Secara teoritis, penelitian ini akan memberi sumbangsih pemikiran tentang khazanah ilmu pengetahuan keislaman khususnya terkait masalah penyelesaian hadis-hadis kontradiktif. 6

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan satu tuntunan ajaran agama yang berlandaskan pada hadis Nabi SAW, sehingga dapat dijadikan pijakan sebuah sikap oleh setiap orang muslim ketika akan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akan memberikan perubahan pada paradigma kehidupan spiritual yang lebih baik. F. Penegasan Judul Agar terhindar dari kekeliruan untuk memahami judul dalam penelitian ini dan juga untuk mempertegas interpretasi terhadap pokok bahasan penelitian yang berjudul Al-Tanwi atau Al-Takhyi>r dalam Hadis Basmalah dan H{amdalah Sebagai Bacaan Pembuka Aktivitas, maka akan dijelaskan suatu istilah-istilah yang terangkai pada judul dalam konteks kebahasaan. al-tanwi atau al-takhyi>r : Secara etimologi berarti keanekaragaman. 8 Sedang diistilahkan dengan al-ikhtila>f min jihhah al-muba>h} atau dalam kalangan ahli hadis dikenal dengan istilah al-ikhtila>f al-muba>h}. 9 Penggunaan ikhtilaf pada hadis hanya dalam makna etimologis, karena pada kenyataannya yang berbeda hanya lafalnya. Pembuka : Secara etimologi alat untuk membuka, pendahuluan. 10 Aktivitas : Secara etimologi adalah keaktifan, kegiatan. Sedangkan secara terminologi adalah kerja atau salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap saat. 11 8 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 458. 9 Daniel Juned, Ilmu Hadis Paradigma Baru dan Rekonstruksi Ilmu Hadis, (Jakarta: Erlangga), 162 10 Depdiknas, Kamus..., 132. 7

Jadi maksud dari judul penelitian ini adalah memaparkan solusi altanawwu atau al-takhyi>r terhadap statement Nabi SAW terkait basmalah atau h}amdalah yang idealnya dibaca sebelum melakukan sebuah pekerjaan atau kegiatan. G. Kajian Pustaka Ada beberapa karya yang membahas masalah yang serupa dengan penelitian ini: 1. Karya Mohammad Huwaida, dengan judul: Dahsatnya Bismillah; Rahasia, Keutamaan, dan Tafsir atas Kalimat Basmalah, diterbitkan oleh Pustaka Panji Mas, Jakarta, pada tahun 1995. Buku ini membahas kalimat Basmalah yang berhubungan dengan kekuasaan Allah. Sehingga kurang adanya implikasi basmalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Karya Imam Khomeini, dengan judul: Rahasia Basmalah; Lebih Dekat dengan Allah Melalui Asma-Nya, diterbitkan oleh Hikmah, Bandung, pada tahun 1997. Buku ini membahas bahwa ungkapan bismillah, yang singkat itu, memiliki kedalaman makna. Ada banyak hal yang bisa digali dan diambil pelajaran darinya. Dua buah karya di atas, masih ada dalam bentuk pembahasan yang luas dan masih jauh dari apa yang dibahas dalam penelitian ini, yang lebih difokuskan dan dikhususkan pada kajian otentisitas, penyelesaian dan konstruksi pemaknaan hadis tentang basmalah dan hamdalah sebagai bacaan dalam beraktivitas. 11 Depdiknas, Kamus..., 7 8

H. Metode Penelitian 1. Model dan Jenis Penelitian Model penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang diorientasikan untuk mengumpulkan data-data tentang hadis basmalah dan atau hamdalah sebagai bacaan pembuka dalam beraktivitas yang secara tekstual terlihat, untuk kemudian akan diselesaikan dengan pendekatan ilmu ikhtila>f muba>h al-h}adi>th. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan melalui riset kepustakaan (library research), dan kajiannya disajikan secara deskriptif dan analitis. Artinya penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan dan menganalisis tentang nilai otentisitas melalui proses takhri>j hadis sedangkan analisis aplikasi lebih digunakan dalam memahami hadis. 2. Sumber Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari dokumen perpustakaan terdiri atas dua jenis sumber, yakni primer dan sekunder. Sumber primer adalah rujukan utama yang akan dipakai yaitu kitab-kitab standar hadis dalam kumpulan kutub al-tis`ah. Sedangkan sumber sekunder yang dijadikan sebagai pelengkap dalam penelitian ini adalah kitab-kitab dan buku yang terkait dalam pembahasan penelitian ini yang bisa dijadikan pendukung dalam rujukan utama 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data sebanyak mungkin dari kitab-kitab 9

standar Hadis (Kutub al-tis`ah) yang terkait dengan tema tersebut dengan mendayagunakan dua metode penelitian hadis, yaitu: tahri>j dan itiba>r. Tahri>j adalah metode penelusuran atau pencarian hadis pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari hadis bersangkutan yang di dalam sumber itu dikemukakan secara lengkap beserta sanad hadis yang bersangkutan. I tiba>r adalah upaya penyertaan sanad-sanad dalam meneliti suatu hadis yang pada sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja dengan menyertakan sanad lain akan diketahui adakah periwayat-periwayat lain atau tidak. 12 4. Metode Analisis Data Semua data yang terkumpul, baik dari sumber primer maupun sekunder, diklasifikasi dan dianalisis sesuai dengan sub bahasan masing-masing. Untuk hadis-hadis yang terkumpul dengan melalui proses tahri>j dan itiba>r, kemudian diteliti statusnya dengan metode kritik sanad, 13 dan kritik matan, 14 lalu dianalisis secara konseptual dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, yaitu sebuah metode yang bertujuan memecahkan permasalahan yang ada, dengan menggunakan teknik deskriptif yakni penelitian, analisa dan klasifikasi serta penggunaan Ilmu Ma a>ni>al-h{adi>th yaitu metode pemaknaan hadis dengan 12 Mah}mu>d al-t {a h }h }a >n, Taisir Must}alah al-h {a d i >t h (Surabaya: Syirkah Bungkul Indah, t.th), 46-47. 13 Metode penelitian dan penelusuran sanad Hadis tentang individu perawi dan proses penerimaan Hadis dari guru mereka masing-masing dengan berusaha menemukan kebenaran yaitu kualitas Hadis (sah}i>h, h}asan dan dha if) 14 Penelitian menurut unsur-unsur kaidah kesahihan matan Hadis, penggunaan butir-butir tolak ukur sebagai penelitian matan Hadis (syadz atau illah) yang bersangkutan. 10

mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan tema 15 untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif. I. Sistematika Pembahasan Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulisan ini disusun atas lima bab sebagai berikut : Bab I berisikan pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaaan penelitian, penegasan judul, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II berisikan tentang pengertian hadis, kaidah kesahihan sanad dan matan hadis, serta konsep al-tanwi atau al-takhyi>r. Bab III berisikan data penelitian berupa teks matan hadis tentang basmalah dan h}amdalah sebagai bacaan pembuka dalam beraktivitas. Bab IV berisikan analisis validitas terhadap hadis bacaan basmalah dan h}amdalah sebagai pembuka dalam beraktivitas Bab V berisikan penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran. 15 Syuhudi Isma il, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), 7. 11