BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Program

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING

APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) yang diharapkan,

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB II TINJAUAN TEORISTIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Perilaku Caring. Swanson (dalam Watson, 2005) mendefinisikan caring sebagai cara perawat

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

TEORI CARING JEAN WATSON

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1 TEORI CARING DAN CURING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tomey & Alligood, 2006) mendefinisikan caring sebagai suatu proses. merupakan sesuatu yang unik terhadap praktik keperawatan.

TEORI / KONSEP YG TERKAIT DGN MANAJEMEN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Caring merupakan dasar dari seluruh proses keperawatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

memang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecerdasan emosional terdiri dari dua kata yaitu kecerdasan dan emosional. Kecerdasan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. lain (Crips &Taylor, 2001). Caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh hati

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut

aring menurut Watson 0leh Rani Setiani Sujana

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan dan pemantapan peran bagi perawat akhir-akhir ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat luas, baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat diamati.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Caring adalah sentral praktik keperawatan. Caring merupakan suatu cara

Program Studi Ners Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. caring tersebut. Perilaku caring merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan mempertahankan sikap terhadap objek-objek, penilaian moral

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ringkasan Teori-teori Keperawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

manusia yang holistik; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan;

A. Konsep Perilaku Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan. Keperawatan adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun

KONSEP, TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN Oleh : Akhmadi.SKp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory ( leininger, 1978) Teori ini berasal dari disiplin ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu, pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak lepas dari sejarah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keperawatan Komunitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

PERSEPSI KLIEN TERHADAP PERILAKU CARING PERAWAT DALAM PRATIK KEPERAWATAN DI RUANG MELATI III RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Green menganalisis perilaku manusia dari kesehatan. Kesehatan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT

makalah teori keperawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Science of Caring, menyatakan caring adalah suatu karakteristik interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dokumentasi keperawatan. secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi tua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia dan

Konsep kebutuhan mencintai dan dimiliki. Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini memacu para penyelenggara pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, serta keunikan dari setiap individu B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu: faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor) 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) terwujud dalam: a. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang

didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng b. Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu Tingkatan respon adalah menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab (responsible). c. Nilai-nilai Nilai-nilai atau norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang. d. Kepercayaan Seseorang yang mempunyai atau meyakini suatu kepercayaan tertentu akan mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi suatu penyakit yang akan berpengaruh terhadap kesehatannya e. Persepsi Persepsi merupakan proses yang menyatu dalam diri individu

terhadap stimulus yang diterimanya. Persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang menyeluruh dalam diri individu. Oleh karena itu dalam penginderaan orang akan mengaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengaitkan dengan obyek. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan dirinya. Orang yang mempunyai persepsi yang baik tentang sesuatu cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang dimilikinya 2. Faktor-faktor pemungkin (enabling faktor) Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini bisa sekaligus menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu perubahan perilaku dan perubahan lingkungan yang baik Faktor pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin. 3. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan penguat terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau

berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan memotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negative seseorang akan menjadi hambatan proses terbentuknya perilaku. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) juga mencakup program kesehatan, peraturan, undang-undang, kebijakan-kebijakan, dan perilaku serta sikap petugas kesehatan yang lain. Adanya kebijakan dan aturan mengenai pelaksanaan prosedur kewaspadaan universal di kamar bedah akan menjadi pendorong terbentuknya perilaku yang sesuai C. Konsep Caring 1. Pengertian Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berfikir, berperasaan, dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik, artinya bukan hanya perawat saja yang berperilaku caring tetapi sebagai manusia kita juga harus mampu memperhatikan manusia lain. Human Care merupakan hal yang mendasar dalam teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold (1989) serta Watson (1979), care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabadika rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang

lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. Berdasarkan pemahaman tersebut ternyata seorang yang berperilaku caring harus mempunyai ilmu tentang bagaimana kita mengenal diri sendiri sehingga kita mampu mengenal orang lain. Watson yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungai pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Caring juga diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh, tindakan dalam bentuk perilaku Caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan dari profesi yang lain dan mendominasi serta mempersatukan tindakantindakan keperawatan. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staff, dan kelompok lain. Caring juga merupakan tindakan yang diarahkan untuk membimbing, mendukung individu lain atau kelompok dengan nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia. Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan inti dari praktek keperawatan

yang bersifat etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan motivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Ada juga yang berpendapat bahwa caring sebagai suatu sikap peduli, hormat, dan menghargai orang lain. Artinya member perhatian dan mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir, bertindak, dan berperasaan. Tidaklah mudah mendapatkan sifat-sifat tersebut, maka memerlukan pemupukan dan penyiraman berupa support dan penguatan. Caring adalah manifestasi dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang, menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah sesuatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan selalu bersama, bersifat empati dan menyenangkan. Menurut Watson ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah : a. Caring hanya akan efektif bila diperhatikan dan dipraktekkan secara interpersonal.

b. Caring terdiri dari factor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien. c. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga d. Caring merupakan respon yang dapat diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya. e. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri. f. Caring lebih kompleks daripada curing, praktek caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit. g. Caring merupakan inti dari keperawatan. Sikap caring diberikan melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Dalam memberikan asuhan caring perawat menggunakan keahlian, kata-kata, yang lemah lembut, memberikan sentuhan, harapan, serta selalu berada disamping klien. Bersikap caring untuk klien/pasien dan bekerja sama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan essensi dari keperawatan. Untuk membangun pribadi Caring, perawat

dituntut memiliki pengetahuan tentang manusia, aspek tumbuh kembang, respon terhadap lingkungan yang terus berubah, keterbatasan dan kekuatan serta kebutuhan-kebutuhan manuasia 2. Jenis-Jenis Caring a. Caring sebagi suatu proses Caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Caring sebagai suatu proses merupakan perilaku yang membutuhkan jiwa besar dan mampu berlapang dada. b. Caring sebagai suatu bentuk normal Caring sebagai moral imperative ( bentuk moral ) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai manusia istimewa. Cara perawat melihat pasien sebagai manusia yang mempunyai kekuatan, dan bukan hanya fisik, tapi juga mempunyai jiwa dan kebutuhan harus menjadi bagian penting dari perilaku caring. c. Caring sebagai suatu affect Caring sebagai suatu affect digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih, atau empati terhadap pasien yang mendorong

perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi klien/pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat agar dapat merawat pasien dengan baik. 3. Aspek-Aspek yang Mendasari Perilaku Caring Perawat Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawatan yang didasari oleh beberapa aspek diantaranya : a. Human altruistic Human altruistic meyakini kebaikan dan nilai-nilai manusia sebagai suatu komitmen dalam bekerja untuk kemanusiaan. Contoh perilaku yang manusiwi adalah ikhlas, ramah, empati, terharu, dan menghargai kehidupan. Humanisme ini mendapat tempat yang khusus dalam keperawatan. Humanisme merupakan suatu sikap dan pendekatan yang memperlakukan pasien sebagai manusia yang mempunyai kebutuhan lebih dari sekedar nomor tempat tidur atau sebagai orang berpenyakit tertentu. Perawat yang menggunakan pendekatan humanistik dalam prakteknya memperhitungkan semua yang diketahunya tentang pasien yang meliputi pikiran, perasaan, nilai-nilai, pengalamn, kesukaan, perilaku, dan bahasa tubuh. b. Menanamkan kepercayaan-harapan Memberikan kepercayaan harapan dengan cara memfasilitasi dan

meningkatkan asuhan keperawatan yang holistic. Disamping itu, perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan. c. Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain Kesadaran bahwa tidak mungkin seseorang memahami secara tuntas tentang orang lain. Tetapi dengan belajar dari pengalaman dan ilmu yang dikembangkan setiap hari serta menggunakan nuraninya perawat akan mengerti dan memahami pasiennya. Hal tersebut dapat membantu dalam menumbuhkan dan mengembangkan kepekaan atau kesensitifan terhadap diri sendiri dan orang lain, sehingga perawat dapat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan kepada klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitive, murni, dan bersikap wajar pada orang lain d. Mengembangkan hubungan saling percaya Dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati, yaitu turut merasakan apa yang dirasakan pasien. e. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif Dapat dilakukan dengan cara perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien.

f. Sistematis dalam metode pemecahan masalah Dilakukan untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola piker dan pendekatan asuhan kepada klien. g. Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal, memberikan asuhan mandiri, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien. h. Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, social budaya, dan lingkungan spiritual i. Senang membantu kebutuhan klien/pasien Sebagai seorang perawat, kita harus dapat mengenali kebutuhankebutuhan pasien/klien. Pemenuhan kebutuhan paling mendasar sangat perlu dicapai sebelum beralih ke kebutuhan tingkat selanjutnya. j. Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenological Untuk perawat, factor ini sangat diperlukan untuk membantu pasien/klien untuk menemukan arti kehidupan atau kesulitan dari hidup. Faktor ini memberi pengetahuan pada perawat untuk menggali kekuatan dalam diri pasien untuk menghadapi kehidupan atau kematian. Seorang perawat harus dapat menunjukkan sikap yang ramah dalam melakukan tindakan keperawatan sehingga

mampu membantu pasien mengatasi kesulitan hidup yang dialami seperti rasa sakit yang dideritanya. D. KERANGKA TEORI Perilaku perawat - Predisposisi (pengtahuan, sikap, nilai-nilai, kepercayaan, persepsi) - Faktor pemungkin - Faktor penguat Jenis-jenis caring perawat: - Caring sebagai suatu proses - Caring sebagai suatu bentuk moral - Caring sebagai suatu affect CARING PERAWAT Pasien Bedah Aspek-Aspek Yang Mendasari Caring Perawat - Human altruistic - Menanamkan kepercayaan harapan - Mengembangkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain - Mengembangkan hubungan saling percaya - Meningkatkan dukungan, perlindungan, mental, fisik, social budaya dan lingkungan spiritual - Pengembangan pendidikan dan pengetahuan intrapersonal - Meningkatkan dan menerima perasaan positif dan negative - Sistematis dalam metode pemecahan masalah - Menghargai kekuatan eksistensial-fenomenological - Senang membantu kebutuhan pasien