E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

dokumen-dokumen yang mirip
E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN SENAM LANTAI DI SMP SE-KABUPATEN BANJARNEGARA

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

Penerapan Asesmen Kinerja Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ekonomi Sri Imawatin, Bambang Hari Purnomo Abstrak:

JURNAL SUSANTI NIM

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Deskriptif Kuantitatif di SDLB N.20 Nan Balimo Kota Solok)

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PERSEPSI GURU TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF SESUAI LATAR PENDIDIKAN DI KABUPATEN BLITAR

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG

STUDI TENTANG PROFIL KETERAMPILAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAINAN JURNAL

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SEMEN PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN JURNAL ILMIAH

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

MASALAH-MASALAH INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS IV SEKOLAH DASAR

INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK BERPRESTASI DALAM BELAJAR DI SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH JURNAL MARISA NANDA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BERITA SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 21 SATU ATAP TELUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Suwarno, Wahyu Doko Ariyanto PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2014

Key words: reading interest, motivation to choose Study Program. Kata kunci: minat baca, motivasi memilih Program Studi.

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

Agus Awitama, Made Sri Indriani, Sang Ayu Putu Sriasih. Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

Peningkatan Motivasi Belajar IPA Siswa Melalui Model Pembelajaran Index Card Match Kelas VI Di SDN 35 Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah

THE PROBLEM EXPERIENCED BY JUNIOR HIGH SCHOOL NUMBER 3 RUMBIO JAYA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PRODUKTIF BUSANA

MINAT SISWA KELAS VII SMP N 1 SENTOLO DALAM MENGIKUTI MATERI BUDAYA HDUP SEHAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU AKUNTANSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA SWASTA SE-KOTA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 LENGAYANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) JURNAL ILMIAH

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

PENGARUH PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PERUSAHAAN GABUCCI COLLECTION TASIKMALAYA

Artikel Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

DESKRIPSI MODEL PELAYANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MELALUI KELAS INKLUSI DI SDN 1 KABILA KECAMATAN KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

Efniati SMP Negeri 14 Bandar Lampung ABSTRACT Keywords: Contextual teaching learning, Learning outcomes, Art.

EXPECTANCY BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Edu Elektrika Journal

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL KATA (FLANKAT) TERHADAP PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA SMALB-B

PELAKSANAAN EVALUASI LAYANAN INFORMASI YANG DILAKUKAN GURU BK DI SMP NEGERI 11 PADANG (STUDI TERHADAP KELAS VIII)

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA TAHUN 2016 SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU MATA PELAJARAN IPS SMP SE-KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN JURNAL

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

Agustin et al., Penerapan Metode Pembelajaran Inquiry dengan Penilaian diri...

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2014

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

Oleh : A A Gde Wahyu Wicaksana, Universitas Negeri Yogyakarta,

By SRI SISWANTI NIM

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN PERPUSTAKAAN DI SMA NEGERI 12 PEKANBARU

P ERANAN TUTOR SEBAYA DALAM MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN BAGI SISWA TUNARUNGU DI SMP N 23 PADANG

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari termasuk dalam dunia kerja, contohnya mitra kerja yang berasal dari negara

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Transkripsi:

Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :27-38 PERSEPSI GURU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI SISWA TUNARUNGU DI KOTA PADANG Oleh Dermayani (1100259) This research was done due to a problem in several junior high schools as the organizers of inclusive education in Padang. The problem was that English learning was conducted classically with short learning hours. It was known that special need students required modifications in learning, particularly in language learning. The aim of research was to determine junior high school teachers perceptions as the operators of inclusive education toward English learning for deaf students in Padang. The design of this research was descriptive quantitative research. The technique of data collection were questionnaire and observation. The results showed that almost half (41.02%) of teachers perceived that deaf students were interested in participating in English learning. The teachers perceived that 11.1% of deaf students did not experience barriers fraction in learning Speaking while other 88.9% of them did have problems. In learning Listening, the teachers perceived that 5.3% of deaf students did not experience barriers fraction while other 94.7% of them did have problems. For the Writing aspect, the teachers perceived that 37.1% of deaf students did not experience barriers fraction while other 62.9% of them did have problems. Then, for the aspect of Reading, the teachers perceived that 33.9% of deaf students did not experience barriers fraction while other 66.1% of them did have problems. In terms of interaction, almost in part (38.88%) of deaf students were able to interact in the process of English learning with teachers and peers. Based on the results of this study, it was concluded that most of the teachers perceived that deaf students learned English by following the appropriate procedures both from the aspect of interest, barriers, and interaction. Keywords: teachers perceptions; teachers; inclusive; English; Deaf; PENDAHULUAN Dalam kehidupan setiap individu memerlukan pengetahuan untuk menjalankan kehidupannya, seperti proses berfikir sebelum melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas lainnya. Hal ini akan diperlukan oleh setiap individu tanpa terkecuali, oleh sebab itu setiap individu dengan karakteristik apapun memerlukan pendidikan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. pada sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, peserta didik diberi 27

28 pendidikan akademik dan pengembangan diri atau keterampilan, dimana dalam pendidikan akademik peserta didik mengikuti proses pembelajaran pada semua mata pelajaran, termasuk mempelajari bahasa asing, salah satu contohnya bahasa inggris, yang mana kita ketahui bahwa bahasa inggris merupakan bahasa internasional yang dapat menunjang kebutuhan manusia dalam berkomunikasi di era global ini. Pembelajaran Bahasa Inggris termasuk salah satu mata pelajaran yang diikutsertakan dalam ujian kelulusan atau sering disebut dengan Ujian Nasional, hal tersebut pasti menuntut siswa untuk menguasai dan memahami materi yang telah dipelajari, sehingga guru harus memiliki metode dan strategi yang mampu membuat peserta didik mudah menerima materi yang disampaikan. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dibeberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi di kota Padang, proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah inklusi tersebut dilakukan secara klasikal, dimana terdapat siswa yang mengalami hambatan pendengaran (Tunarungu) didalamnya. Siswa tersebut mengikuti proses pembelajaran yang sama dengan siswa reguler lainnya. Pada saat peneliti melakukan observasi di kelas 2 smp, di dalam kelas tersebut terdapat seorang siswa tunarungu yang sedang mengikuti pembelajaran bahasa inggris, siswa tersebut duduk di kursi bagian tengah dari kelasnya. Siswa tunarungu terlihat pasif dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa inggris, Pada umumnya ketika siswa-siswi tidak mengerti pada suatu materi pembelajaran, ia pasti akan bertanya kepada temannya dan meminta temannya tersebut untuk menjelaskan materi tersebut, karena selain rasa takut untuk bertanya kepada guru, penjelasan dari teman sebaya terkadang lebih mudah dipahami. Mengenai masalah tersebut tanggapan yang diberikan guru sebagai berikut:

29 1. Pada saat pembelajaran bahasa inggris komunikasi siswa Tunarungu dan siswa Reguler tidak begitu lancar, hal ini disebabkan siswa reguler kurang memahami bahasa yang digunakan siswa tunarungu, sehingga pada saat siswa tunarungu tidak mengerti, ia lebih memilih diam atau melakukan hal yang lainnya. 2. Disaat proses pembelajaran, sepengetahuan saya siswa tunarungu jarang bergabung dengan siswa reguler dan bahkan siswa tunarungu berteman sesama siswa tunarungu, atau lebih memilih menyendiri melakukan hal yang ia senangi. Proses pembelajaran klasikal yang dilakukan oleh guru memiliki waktu yang terbatas, sehingga anak tunarungu sulit dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, hal tersebut akan memicu anak tunarungu melakukan kegiatan lain yang bertujuan agar dirinya tidak merasa bosan, sehingga mengakibatkan sebagian besar anak tunarungu tidak begitu memahami pembelajaran bahasa Inggris. Ketika guru di sekolah tersebut diminta untuk memberikan tanggapannya tentang masalah di atas, guru hanya menanggapinya dengan memberikan jawaban sebagai berikut: 1. Apabila hanya satu anak yang diperhatikan maka anak yang lain yang jumlahnya lebih banyak akan terabaikan, sedangkan anak Tunarungu tersebut kan sudah ada pembimbingnya, yang akan memberikan pengajaran atau bantuan lebih. 2. Untuk membuat anak Tunarungu mengerti materi yang disampaikan akan banyak menghabiskan waktu, dan jam pembelajaran, sedangkan waktu telah ditentukan dengan pencapaian materi yang telah ditargetkan, sehingga penyampaian materi tidak akan terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

30 3. Terbatasnya penguasaan ilmu untuk mendidik dan mengajar siswa berkebutuhan khususlah yang membuat kami mengajar tidak maksimal, karena kami tidak tahu bagaimana cara atau teknik mengajar mereka agar memahami materi yang kami sampaikan. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan peneliti dalam suatu proses pembelajaran pada bidang studi Bahasa Inggris, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam suatu judul Persepsi Guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Penyelenggara Pendidikan Inklusi Terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris bagi Siswa Tunarungu di Kota Padang. Dimana peneliti ingin mengetahui tanggapan guru terhadap pembelajaran pembelajaran Bahasa Inggris bagi anak Tunarungu di Sekolah Inklusi tersebut. Agar penelitian ini lebih terarah, penulis membatasi masalah ini dengan, rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut :Minat Siswa Tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris?, Hambatan Siswa Tunarungu dalam memahami materi pada proses pembelajaran Bahasa Inggris?, Interaksi Siswa Tunarungu dengan Guru dan Siswa Reguler dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris?. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk beberapa pihak, terutama pihak-pihak yang berhubungan dengan Pendidikan Khusus antara lain: 1.Bagi peneliti, Untuk menambah serta meningkatkan pemahaman mengenai strategi dalam proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif terutama bahasa asing. 2. Bagi guru, Agar lebih memahami dan mengetahui pentingnya memperhatikan strategi, media dan hal-hal yang menunjang keberhasilan dalam pemberian pembelajaran terutama bagi anak berkebutuhan khusus.

31 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan deskriftif kuantitatif. Menurut Best dalam Sukardi (2003: 157) penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Tujuan dari penelitian deskriptif kuantitatif adalah adalah untuk membuat suatu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki serta data yang akan didapat nanti berupa angka dan bilangan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini dapat melihat, meninjau dan menggambarkan objek yang akan diteliti dengan bentuk angka dan menarik kesimpulan setelah menemukan analisis terhadap data yang telah ditetapkan. Subjek dalam penelitian adalah sesuatu yang dijadikan responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil populasi adalah seluruh guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) inklusi di Kota Padang yaitu Guru Bidang Studi Bahasa Inggris, yang pernah mengajar siswa tunarungu di SMP N 20, SMP N 1, SMP N 4, SMP N 10, SMP N 28, SMP N 37, SMP N 24, SMP N 33, SMP N 7, SMP N 5, SMP N 23, SMP N 31, SMP N 11, dan SMP N 34. Menurut Sukardi (2003: 54) sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 85). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Guru bidang studi Bahasa Inggris di SMP Penyelenggara Pendidikan Inklusi yang pernah mengajar siswa tunarungu di Kota Padang sebanyak 9 orang.

32 HASIL PENELITIAN Subjek dan objek penelitian Penelitian ini dilakukan kepada guru bidang studi Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama Penyelenggara Pendidikan Inklusi, dimana sekolah tersebut terdapat siswa tunarungu dan guru yang pernah mengajar siswa tunarungu masih berada di SMP tersebut. SMP penyelenggara pendidikan inklusi di kota Padang menjadi subjek dalam penelitian ini, kemudian objek dalam penelitian ini guru bidang studi bahasa inggris yang pernah mengajar siswa tunarungu berjumlah 9 orang guru. Adapun gambaran umum objek penelitian tersebut berdasarkan tempat mengajar di SMP Penyelenggara Pnedidikan Inklusi Kota Padang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Guru bidang studi Bahasa Inggris SMP penyelenggara pendidikan inklusi di kota Padang No Nama Sekolah Jumlah guru bidang studi bahasa inggris yang pernah mengajar siswa tunarungu dan masih berada di sekolah tersebut 1 SMP Negeri 23 Padang 5 2 SMP Negeri 24 Padang 4 Jumlah 9 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin 2 berikut ini: Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 1 11,1 2 Perempuan 8 88,9 Jumlah 9 100

33 Berdasarkan data pada tabel 4.2 terlihat bahwa ada 1 orang guru bidang studi bahasa inggris (11,1) responden berjenis kelamin laki-laki dan ada sebanyak 8 orang guru bidang studi bahasa inggris (88,9) responden berjenis kelamin perempuan. Untuk melihat bagaimana persepsi guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi terhadap pembelajaran bahasa inggris bagi siswa Tunarungu di kota Padang, dilihat dari 3 aspek yaitu : 1. Pernyataan guru mengenai Minat Siswa Tunarungu terhadap pembelajaran Bahasa Inggris Pernyataan Minat Siswa Tunarungu terhadap pembelajaran Bahasa Inggris Alternatif Jawaban Ya Tidak F % F % 48 41,02 69 58,97 Berdasarkan data yang dikumpulkan, menunjukkan bahwa guru berpersepsi (41,02%) atau hampir sebagian siswa tunarungu berminat mengikuti pembelajaran bahasa inggris, dan (58,97%) atau sebagian besar siswa tunarungu tidak berminat mengikuti pembelajaran bahasa inggris di sekolah tersebut. 2. pernyataan guru mengenai Hambatan Siswa Tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dan penguasaan Siswa Tunarungu mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading) Pernyataan Pernyataan guru mengenai Hambatan Siswa Tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dan 4 aspek dalam pembelajaran Bahasa Inggris a.speaking (88,9%) b.listening (94,7%) Alternatif Jawaban Ya Tidak F % F % 56 18 88,9% 94,7% 7 1 11,1% 5,3%

34 penguasaan Siswa Tunarungu mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading) c. Writing (62,9%) d.reading (66,1%) 17 41 62,9% 66,1% 10 21 37,1% 33,9% Dari analisis data, menunjukkan bahwa guru berpersepsi Pada aspek hambatan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris termasuk penguasaan mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading), guru berpersepsi siswa tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek Speaking (11,1%) sebagian kecil tidak mengalami hambatan dan (88,9%) Hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Kemudian pada aspek Listening guru berpersepsi (5,3%) sebagian kecil siswa tunarungu tidak mengalami hambatan dan (94,7%) hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Dan pada aspek Writing guru berpersepsi (37,1%) hampir sebagian siswa tunarungu tidak mengalami hambatan, (62,9%) sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan. Dan pada aspek Reading (33,9%) hampir sebagian siswa tunarungu tidak mengalami hambatan, (66,1%) sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan. 3. Interaksi Siswa Tunarungu pada saat proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya Pernyataan Interaksi Siswa Tunarungu pada saat proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya Alternatif Jawaban Ya Tidak F % F % 42 38,88 66 61,11

35 Dari penjelasan data, menunjukkan bahwa (38,88%) atau hampir sebagaian siswa tunarungu mampu berinteraksi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya, dan (61,11%) atau sebagian besar siswa tunarungu tidak mampu berinteraksi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya Pembahasan Hasil Penelitian 1. Minat siswa tunarungu terhadap pembelajaran bahasa inggris Minat merupakan suatu rasa lebih suka atau ketertarikan pada sesuatu hal atau aktivitas yang dilakukan atas dasar keinginan sendiri tanpa adanya perintah maupun unsur paksaan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa guru berpersepsi (41,02) hampir sebagian siswa tunarungu berminat mengikuti pembelajaran bahasa inggris di Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Padang. 2. Hambatan siswa tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dan Penguasaan siswa tunarungu mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading) Kita telah mengetahui bahwa hambatan merupakan kesulitan seorang individu dalam memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Dari analisis data, dapat dilihat bahwa guru berpersepsi Pada aspek hambatan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris termasuk penguasaan mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading), guru berpersepsi siswa tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek Speaking (11,1%) sebagian kecil tidak mengalami hambatan dan (88,9%) Hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Kemudian pada aspek Listening guru berpersepsi (5,3%)

36 sebagian kecil siswa tunarungu tidak mengalami hambatan dan (94,7%) hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Dan pada aspek Writing guru berpersepsi (37,1%) hampir sebagian siswa tunarungu tidak mengalami hambatan, (62,9%) sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan. Dan pada aspek Reading (33,9%) hampir sebagian siswa tunarungu tidak mengalami hambatan, (66,1%) sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan. 3. Interaksi siswa tunarungu pada saat proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya Dari penjelasan data, dapat dilihat bahwa (38,88) hampir sebagaian siswa tunarungu mampu berinteraksi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Padang. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut: Hampir sebagian siswa tunarungu berminat mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris dan mengikuti aturan dalam proses pembelajaran tersebut dengan baik. Pada aspek hambatan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris termasuk penguasaan mengenai 4 aspek pembelajaran Bahasa Inggris (Speaking, Listening, Writing and Reading), guru berpersepsi siswa tunarungu dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris pada aspek Speaking, hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Kemudian pada aspek Listening, hampir keseluruhan siswa tunarungu mengalami hambatan. Dan pada aspek Writing sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan. Pada aspek Reading sebagian besar siswa tunarungu mengalami hambatan, dan hampir

37 sebagian siswa tunarungu mampu berinteraksi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan guru dan teman sebaya. Saran Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan terhadap 9 guru bidang studi bahasa inggris yang pernah mengajar siswa tunarungu di Sekolah Menengah Pertama (SMP) penyelenggara pendidikan inklusi di Kota Padang untuk melihat Persepsi Guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Penyelenggara Pendidikan Inklusi Terhadap Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Siswa Tunarungu di Kota Padang, Maka ada beberapa saran dari penulis kepada pembaca, antara lain: 1. Bagi guru sebaiknya dalam proses pembelajaran, hendaknya guru lebih memperhatikan minat siswa tunarungu dalam mengikuti pembelajaran, serta meningkatkan minat tersebut dengan strategi yang unik, kemudian pada beberapa aspek didalam pembelajaran seperti (Speaking, Listening, Writing and Reading) guru hendaknya lebih memperhatikan bagaimana kemampuan siswa tersebut dan membantu untuk meningkatkannya. Serta saat proses pembelajaran hendaknya guru lebih mengajak siswa tunarungu untuk berinteraksi baik dengan teman sebaya maupun dengan guru itu sendiri. 2. Bagi orangtua sebaiknya hendaknya orangrtua melengkapi fasilitas dari segi tambahan belajar, seperti mengikutsertakan anak dalam kelas private, hal tersebut berguna untuk mengurangi hambatan yang ia alami dalam pembelajaran di sekolah. Selain itu orang tua dan seluruh keluarga lebih sering mengajak anaknya berkomunikasi, untuk menambah pengetahuan kosakata dalam berinteraksi. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya peneliti yang ingin meneliti dengan masalah yang hampir sama, sebaiknya meneliti untuk meningkatkan minat siswa tunarungu dalam proses pembelajaran

38 dengan menggunakan suatu metode, sehingga siswa tunarungu mampu memahami pembelajaran Bahasa Inggris tersebut. Daftar Pustaka Permanarian Somad & Tati Herawati (1996) Ortopedagogik Anak Tuna Rungu. Jakarta : Dirjen Dikti Setiyadi, Bambang. 2006. Teaching English As a Foreign Language. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Walgito, Bimo. 1980. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV. Andi Offset.