BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Sumber: data pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul Taman dan Galeri Kota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN #Lereng#Gunung#Lawu#Kabupaten#Magetan#sebagai#Kota# Pariwisata#

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSAT SENI DAN KERAJINAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. TAMAN BUDAYA DI TEGAL (Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

KOPENG RESORT AND EDUCATION PARK

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Rembang Ocean Mall Rembang Ocean Mall 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. ke jaman, seirama dengan perkembangan mode. Sekitar abad. berubah menjadi barang yang memiliki fungsi ekonomis di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.1.1. Potensi Kesenian,Kerajinan dan Kebudayaan Indonesia Keberadaan seni dan budaya merupakan bukti adanya peradaban yang tumbuh dan berkembang di suatu tempat. Indonesia dengan segala potensi seni dan budaya yang ada telah dikenal oleh negara-negara lain di Dunia karena merupakan salah satu negara dengan kekayaan seni dan budaya yang sangat beragam. Banyaknya suku yang berkembang di Indonesia sangat mendorong terbentuknya dan berkembangnya seni dan budaya, karena di Indonesia masingmasing kelompok atau suku memiliki identitas atau ciri tersendiri dalam hal seni dan budayanya. Sekarang ini kesenian telah menjadi salah satu potensi wisata yang dimiliki oleh Indonesia, hal ini dikarenakan kesenian Indonesia telah menjadi sorotan dan perhatian besar oleh masyarakat Internasional. Semakin banyaknya promosi mengenai kesenian nasional membuatanya akan semakin dikenal dan memiliki daya tarik tersendiri dimata Dunia. Ketertarikan Dunia Internasional itu dimulai dari banyaknya turis-turis asing yang berkunjung ke Indonesia untuk mempelajari kesenian dan buadaya, selain itu sekarang ini tari-tarian, kerajinan tangan, dan musik tradisional mendapat sambutan yang meriah ketika dilakukan festival kesenin dan kerajinan Indonesia di negara lain, ini juga merupakan bukti diakuinya Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayan seni dan budaya oleh dunia Internasional. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat masyarakat akan kesenian adalah dengan penyediaan wadah-wadah kesenian yang dapat menampung segala kegiatan yang berkaitan dengan kesenian dan kerajinan. Selain itu wadah ini mampu menampung hasrat 1

berekspresi mengenai kesenian dan kerajinan, sehingga minat dan bakat akan seni dapat dikembangkan yang kemudian akan mampu menularkan semangat berkesenian pada masyarakat yang lebih luas. 1.1.2. Potensi Banjarnegara, Salah Satu Kota di Jawa Tengah Sebagai Alternatif venue Pasar Seni. Banjarnegara merupakan daerah di Jawa Tengah yang menjadi salah satu tujuan wisata. Selain karena Banjarnegara merupakan salah satu kota dengan kekayaan alam yang menarik dengan letak geografis yang berada di daerah dataran tinggi, dan dikelilingi kota-kota yang sedang berkembang, daerah ini juga memiliki keragaman seni dan budaya yang cukup beragam. Pada saat ini kurangnya sebuah media promosi seni dan budaya serta kekayan alam di Banjarnegara membuat daerah tersebut kurang mendapat perhatian luas dari wisatawan baik dalam maupun luar negri. Berikut ini adalah data kunjungan wisata, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara yang berpariwisata ke Banjarnegara : Tabel 1. 1 Jumlah Kunjungan Wisata Jumlah Kunjungan Wisatawan Banjarnegara Jumlah No Tahun Nusantara (Orang) Mancanegara (Orang) Total (Orang) 1 2009 467.612 6.200 473.812 2 2010 425.735 5.420 431.155 3 2011 454.800 6.491 461.291 Jumlah Wisatawan (Orang) 1.348.147 18.111 1.366.258 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Dengan data tersebut dapat terlihat meningkatnya kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Banjarnegara sejak tahun 2011. Oleh 2

karena itu dengan lebih memperhatikan berbagai potensi seni, budaya dan kekayaan alam yang ada akan membuat semakin meningkatnya minat wisatawan, yang akan berdampak pada meningkatkan pendapatan daerah. Sekarang ini kebanyakan Pasar Seni hanya terdapat di kota-kota besar yang memiliki potensi dalam hal seni baik modern maupun tradisional. Bali, Solo dan Yogyakarta adalah kota yang paling sering menjadi pilihan untuk pembuatan venue Pasar Seni. Padahal jika ditelaah lebih dalam, Kabupaten Banjarnegara juga masih dapat diupayakan untuk dijadikan pilihan venue selain di kotakota besar tersebut. Dengan latar belakang kota Banjarnegara yang menarik dan kreatif, terdapat beberapa daerah yang memiliki peninggalan seni dan budaya yang cukup menarik untuk lebih dikenalkan kepada masyarakat luas, Banjarnegara mampu apabila ditinjau dari potensi-potensi wisata seni yang ada, sehingga perlu untuk dikembangkannya potensi tersebut dengan adanya Pasar Seni Kerajinan sebagai medianya. Berangkat dengan harapan sebagai salah satu kota kecil yang memiliki potensi budaya dan seni yang besar, maka perlu untuk menjadi jati diri masyarakatnya sebagai pembeda dengan daerah yang lain, perencanaan ruang untuk Pasar Seni ini harus mampu diapresiasi oleh seluruh lapisan masyarakat dengan latar belakang budaya yang beragam,. Selain hal-hal tersebut di atas, tidak lepas dari latar belakang ekonomi dalam industri kesenian dengan adanya wadah untuk promosi dan memasarkan hasil kesenian dan budaya yang semakin maju dan kreatif mampu dijadikan sebuah median untuk mendidik para generasi muda untuk lebih banyak melakukan kegiatan positif dalam mengembangkan kesenian dan kebudayaan tradisional daerah tersebut. Dengan demikian adanya media promosi sekaligus pemasaran hasil karya, khususnya mengenai seni kerajinan akan semakin 3

meningkatkan aspek kepariwisataan dan bisnis lewat kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara yang dapat mendorong perekonomian daerah menjadi lebih maju dan berkembang. Maka dengan demikian pemilihan kota Banjarnegara sebagai venue Pasar Seni Kerajinan Daerah, masih dapat digali secara lebih lanjut dengan segudang latar belakang dan potensi pada daerah tersebut yang layak untuk dikembangkan dan lebih diperhatikan sebagai aspek penting dalam perkembangan kepariwisataan daerah Banjarnegara. 1.1.3. Perhatian Pemerintah Terhadap Perkembangan Potensi Wisata Daerah Kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap potensipotensi wisata di Banjarnegara membuat wisata kesenian kurang begitu dikenal oleh masyarakat luas, sehingga masyarakat sekitar tidak mendapatkan manfaat yang lebih dari adanya potensi-potensi wisata yang ada. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, perhatian pemerintah daerah Banjarnegara terhadap perkembangan wisata daerah semakin besar, hal ini terbukti dengan dimaksimalkan potensi-potensi yang ada untuk dijadikan destinasi wisata dengan pengelolaan yang lebih baik. Dengan perhatian pemerintah ini maka diharapkan akan sangat mendukung terciptanya fasilitas wisata yang dapat mewadai semua aktifitas wisata secara layak dengan memaksimalkan potensi-potensi wisata yang ada, sehingga dapat menjadi destinasi wisata yang baru sekaligus juga untuk mengenalkan kepada khalayak luas mengenai kekayaan dan potensi wisata Banjarnegara khisusnya Kerajinannya. Berdasarkan data yang diperoleh, Banjarnegara memiliki potensi sangat besar dan beragam disektror pariwisata. Berikut ini adalah data mengenai potensi pariwisata (alam, budaya dan kesenian) yang ada di Banjarnegara, diantaranya : 4

Tabel 1. 2 Daftar Potensi Pariwisata di Banjarnegara NO. OBYEK LOKASI POTENSI 1 DIENG Dieng Kec. Batur Banjarnegara Jl. Raya Dieng KM.1 Telp.0286-3342043 - Wisata Sejarah : Candi,museum Kailasa - Wisata Budaya : Ritual Ruwatan Anak gimbal - Wisata Alam :Telaga Balekam-bang,telaga Merda-da,kawah Sikidang, kawah Sileri,kawah Candradimuka su-mur Jalatunda 2 TRMS SERULINGMA S 2 TRMS SERULINGMA S Kel.Kutabanjarnegara Kec/Kab Banjarnegara Jl. Selamanik no. Kel.Kutabanjarnegara Kec/Kab Banjarnegara Jl. Selamanik no. - Taman Rekreasi : Taman satwa,arena bermain anak,outbond, kolam renang - Lembaga Konservasi - Wisata Pendidikan : Taman botani. - Taman Rekreasi : Taman satwa,arena bermain anak, outbond, kolam renang - Lembaga Konservasi - Wisata Pendidikan : Taman botani 3 WADUK PANGSAR SOEDIRMAN 4 TAMAN REKREASI ANGLIR MENDUNG Jl. Raya Banyumas KM.8 Banjarnegara Jl. Raya Karangkobar - Wisata Alam - Wisata Pendidikan : Teknologi Energi - Olah raga dayung - Memancing, golf. - Taman Rekreasi :Taman bermain anak,olahraga renang,outbond. - Wisata Alam. 5

5 WISATA MINAT KHUSUS ARUNG JERAM 6 AIR TERJUN CURUG PITU 7 PEMANDIAN AIR PANAS KALI PUTIH Desa Singomerto Kec. Sigaluh. Tel.0286-595167 Desa Kemiri Kec.Sigaluh Desa Tempuran Kec Wanayasa -Arung Jeram. -Operator arung jeram -Outbond Wisata Alam : Air Terjun. Wisata Alam : Air panas. 8 AIR TERJUN CURUG SIKOPEL 9 SENI KERAJINAN KERAMIK 10 INDUSTRI BATIK GUMELEM Desa Babadan Kec. Pagentan Jl. Raya Banyumas Klampok Banjarnegara Desa Gumelem Wetan & Ds. Gumelem Kulon Kec. Susukan Wisata Alam :Air Terjun AnekaKerajinan Keramik dan Cinderamata. Batik Tulis khas Gumelem Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarnegara Tetapi belum adanya media yang digunakan untuk promosi mengenai kesenian dan kerajinan-kerajinan khas daerah membuatnya kurang dikenal. Seni menjadi hal yang kurang menarik untuk dikenali di bandingkan wisata-wisata alam di Banjarnegara, oleh karena itu perlu diwujudkan dengan peningkatan media untuk promosi tentang kesenian khas Banjarnegara. Media promosi yang baik akan memberikan ruang bagi daerah Banjarnegara yang juga memiliki potensi besar dan beragam disektror kesenian daerah untuk lebih mengembangkan industri dan mengenalkannya ke masyarakat luas. Pengembangan potensi wisata yang ada ini harus diiringi dengan adanya pembangunan wadah dan fasilitas untuk menyalurkan dan melestarikan potensi-potensi daerah khususnya dalam hal kerajinan daerah. Dengan terciptanya fasilitas dan wadah yang jelas 6

akan berdampak positif pada perkembangan kesenian tradisional. Hal tersebut dapat dicapai apabila fasilitas yang ada dapat dikelola dengan profesional, dan terdapat SDM (Sumber Daya Manusia) yang cukup, mampu dan berkualitas dalam hal tersebut. Pembangunan fasilitas dengan diikuti pembentukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang mewadai akan membuat lebih dikenalnya potensi-potensi wisata daerah Banjarnegara khususnya dalam bidang kesenian tradisional. Dalam hal ini wadah dan fasilitas yang diwujudkan untuk pengembangan potensi kesenian daerah adalah dengan adanya sebuah pasar seni sebagai media promosi dan rekreasi untuk lebih mengenalkan kerajinan daerah Bnjarnegara pada masyarakat luas. 1.1.4. Pasar Seni Sebagai Fasilitas Pendukung Kegiatan Promosi Seni Kerajinan Daerah. Sebagai suatu daerah yang memiliki keragaman seni dan berpotensi untuk mengembangkan wisata seni kerajinan daerah, Banjarnegara belum memiliki bangunan yang digunakan sebagai pusat transaksi jual dan beli, latihan, berkumpul para komunitas pengrajin, maupun pameran/pagelaran hasil seni kerajinan. Dengan semakin besar perhatian pemerintah dan semakim berkembangnya wisata di Banjarnegara ini merupakan salah satu peluang besar untuk menyebarkan, mempromosikan bahkan memasarkan kerajinan tradisional daerah tersebut, karena pasar ini diharapkan akan menjadi media promosi bagi masyarakat luas tentang kerajinan daerah Banjarnegara. Belum adanya pasar yang mendukung kegiatan kerajinan di daerah Banjarnegara membuat kegiatan promosi kerajinan dilakukan secara terbatas, yaitu hanya dilakukan secara berkala dengan menggunakan gedung pertemuan, alun-alun kota, dan jalan raya sebagai tempat pameran. Adanya pasar kerajian sebagai fasilitas pendukung berbagai macam kegiatan kerajinan daerah, pasar 7

kerajinan juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai media pembelajaran yang menarik mengenai kerajinan daerah, karena pameran yang dilakukan di pasar akan lebih terkonsep dengan baik dan memiliki intensitas yang tinggi. Pasar kerajinan selain memiliki fungsi yang harus dapat mewadai segala aktifitas kerajinan yang ada, pasar juga harus memiliki program ruang yang jelas, display produk yang menarik, akan tetapi tanpa harus meninggalkan aspek keindahan lingkungan sekitar, kenyamanan dan keamanan pengunjung. 1.1.5. Ruang Terbuka Publik yang Rekreatif dan Edukatif Sebagai Pendukung Wisata Pasar Seni Kerajinan Secara umum kesenian (Kerajinan) merupakan bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekpresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, sehingga kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Sedangkan menurut salah satu ahli, kesenian merupakan suatu kompelek dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia (Kuntjaraningrat). Dengan berbagai pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesenian adalah suatu ekpresi yang merupakan bagian dari budaya manusia dalam masyarakat dan biasanya mrupakan hasil karya manusia. Pasar yang dibutuhkan di era modern sekarang ini bukan sekedar ruang transaksional jual-beli yang mudah di akses saja, namun pasar dituntut mengembangkan konsep baru yang bisa memfasilitasi publik untuk berinteraksi atau dapat disebut juga dengan pasar sebagai ruang terbuka publik dan memiliki sifat rekreatif dan edukatif bagi pengunjungnya. 8

Pasar dengan konsep sebagai ruang terbuka pulik yang rekreatif dan edukatif menjadi alternatif pemecahan dari permasalahan yang ada sekarang ini. Pasar seni ini menggunakan konsep tersebut dengan dimaksutkan agar dapat menggaabungkan kegiatan jual beli, interaksi publik, rekreasi dan belajar dalam satu kesatuan yang masing-masing unsur tersebut diharapkan dapat saling berinteraksi, selaras, dan saling mendukung kegiatan pada pasar tersebut. Upaya maksimalisasi potensi yang ada, Pasar Seni Kerajinan Daerah merupakan kombinasi fungsi komersial, ruang terbuka publik yang rekreatif, edukatif dan sebagai pendukung terbentuknya wisata kesenian dan kerajinan serta sebagai media promosi produk kesenian dan kerajinan daerah. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Umum - Bagaimana pasar seni mampu menjadi tempat untuk jual beli mengenai seni kerajinan di kabupaten Banjarnegara, tetapi pasar seni juga mampu menjadi media promosi bagi kesenian daerah. - Bagaimana pasar seni menjadi tempat ditemukannya kesenian dan kerajinan khas daerah yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan pelaku seni untuk berinteraksi dengan nyaman dengan segala fasilitas, sehingga mendukung terciptanya kawasan pasar yang rekreatif dan edukatif. 1.2.2. Khusus - Mengintegrasikan pasar seni kerajinan dengan berbagai fungsi pendukung yang telah ada, sehingga akan meningkatkan kualitas promosi kerajinan daerah Banjarnegara. - Pasar seni kerajinan daerah sebagai salah satu fasilitas komersial bagi barang-barang kerajinan daerah yang ditekankan untuk pembentukan ruang terbuka publik yang rekreatif dan edukatif 9

1.3.Tujuan dan Sasaran Penulisan 1.3.1. Tujuan 1. Tujuan Umum - Mengubah konotasi pasar menjadi tempat perbelanjaan yang menarik dan mampu bersaing dengan pusat perdagangan modern. - Memperoleh penyelarasan fungsi pasar sebagai ruang perbelanjaan sekaligus sebagai terbuka publik sebagai wadah interaksi yang rekreatif dan edukatif. - Memberikan ruang yang lebih besar untuk mengembangkan potensi Seni Kerajinan daerah Banjarnegara. - Menyediakan sarana yang dapat menampung kegiatan latihan dan pameran hasil karya seni kerajinan agar dapat dinikmati oleh masyarakat umum.. 1.3.2. Sasaran - Menyusun dan merumuskan konsep perencanaan pasar seni kerajina daerah - Pemahaman permasalahan lokasi dengan analisis dan identifikasi kota - Menyimpulkan wadah dari fungsi apa saja yang dibutuhkan dalam menunjang potensi kesenian kerajinan daerah - Mengidentifikasi standar-standar yang berkaitan dengan pasar kesenian - Menghasilkan desain yang kontekstual, dengan identitas yang kuat, dengan aplikasi konsep yang saling keterkaitan dengan lingkungan sekitar. 10

1.4. Lingkup Pembahasan 1.4.1. Non Arsitektural - Sebagai apresiasi seni Kerajinan di Jawa Tengah khususnya kota Banjarnegara - Potensi kerajinan kesenian di Banjarnegara - Karakteristik kehidupan di Banjarnegara 1.4.2. Arsitektural - Penentuan site yang strategis sehingga mudah dijangkau - Pola sirkulasi eksterior dan interior yang paling tepat - Pemanfaatan site secara maksimal - Persyaratan ruang, jenis ruang, besaran ruang dan jumlah ruang yang standar untuk Pasar Seni Kerajinan - Pembagian fungsi-fungsi ruang - Membuat disain yang tidak menimbulkan konflik lingkungan 1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data dibagi menjadi dua, yaitu : - Studi Literatur Lingkup studi literatur terkait bangunan pasar kesenian dengan segala aspeknya dari layout denah, bentuk sirkulasinya, sistem penataan display, pencahayaan, kapasitas pengunjung, hingga fungsi-fungsi pendukung dan parkir. Metode ini dilakukan dengan pencarian data lewat internet dan membaca buku-buku literatur di perpustakaan. - Wawancara Wawancara dilakuklan dengan melakukan kegiatan wawancara (interview) terhadap pihak-pihak terkait baik itu seniman, warga maupun instansi. - Survey Lapangan 11

Survey lapangan dilakukan secara langsung untuk mendapatkan informasi secara mendetail kondisi eksisting site. Kegiatan survey di lapangan dengan cara memfoto site. - Studi Kasus Studi kasus ini dilakukan dengan studi komparasi bangunanbangunan Pasar Seni yang ada di Yogyakarta dan Bali maupun kota besar lainnya yang ada di Indonesia. - Browsing Browsing dilakukan dengan mencari data yang terdapat pada media internet : Untuk mendapatkan informasi tentang Pasar Seni secara lebih luas, data pendukung studi literatur, dan studi preseden 1.5.2. Metode Pengolahan Data Data yang didapat akan melalui proses pengolahan data, sebagai berikut : 1. Analisa Proses analisa dilakukan terhadap data-data persyaratan, standar, tipologi, morfologi, dan kriteria pasar kesenian. 2. Sintesis Proses perwujudan hasil analisis data yang akan menjadi sebuah rumusan konsep perancangan sebagai sebuah solusi dari permasalahan. 3. Penyusunan Konsep Hasil dari analisis dan sintesis akan dilebur menjadi satu kesatuan yaitu suatu gagasan atau konsep awal perancangan pasar kesenian Dengan Pendekatan Pada fungsi pasar sebagai media promosi kesenian 12

1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam laporan Pra Tugas Akhis ini berupa uraian secara berurutan perbab. Urutan pembagian bab adalah sebagai berikut : 1.6.1. Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang pemilihan kasus, permasalahan kasus, tujuan dan sasaran pembahasan, ruang lingkup pembahasan, metodologi dan sistematika penulisan yang digunakan. 1.6.2. Bab II Tinjauan Pustaka Berisi studi kasus preseden dilengkapi dengan tinjauan teori tentang, Kesenian, Kerajinan, Pasar, Pasar seni dan segala aspek pendukungnya. 1.6.3. Bab III Tinjauan Lokasi Site Penjabaran data-data fisik maupun non fisik Kabupaten Banjarnegara serta potensi-potensi kota dalam segi ekonomi dan sosial budaya. 1.6.4. Bab IV Analisa Tapak Berisi pembahasan mengenai site secara makro dan mikro, menjelaskan dasar pertimbangan bangunan pasar seni kerajinan dalam pemilihan tapak, analisis tentang permasalahan yang ada pada kawasan serta pengembangannnya, 1.6.5. Bab V Konsep Awal Perancangan Membahas rumusan konsep perencanaan dan perancangan bangunan pasar seni kerajinan sebagai penyelesaian yang baik dan cocok. 13

1.7. Keaslian Penulisan Tabel 1. 3 Tabel Karya Terdahulu Karya terdahulu Perbedaan A. Tema Pasar Seni Tema Pendekatan Lokasi Fembriarto, A. Irwan. 2007. Pasar Seni di Yogyakarta. Yogyakarta. - Sebagai alternatif fasilitas wisata Yogyakarta Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM. Nugrahastuti, Elisabeth. 2006. Pasar Seni dan - Penerapan desain dan tata lansekap Magelang Kriya di Magelang. tropis Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik UGM. Guslin, Afriyanto. 2009. Pasar Seni Kerajinan di - dengan penekanan pada efisiensi dan Prambanan Prambanan. Jurusan kenyamanan Teknik Arsitektur dan sirkulasi. Perencanaan Fakultas Teknik UGM. Sumber : Perpustakaan Teknik Arsitektur, UGM 14

1.8. Kerangka Penelitian Diagram 1. 1 Skema Kerangka Pemikiran Sumber : Analisis Penulis 15