BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. dan luas daratan sebesar km 2, memiliki potensi sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. petani ikan dan sebagainya. Menurut Loekman (1993:3) Besarnya fungsi sektor pertanian bagi masyarakat Indonesia tentu saja harus

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dan berusaha, memberi sumbangan pada pengembangan wilayah. Misi. memberi sumbangan yang besar kepada pembangunan nasional (Abdoel

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia belum memiliki ketahanan pangan yang cukup. Barat unggul di tanaman pangan yang tersebar merata pada seluruh Kabupaten

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAGAN STRUKTUR DINAS PENDIDIKAN DASAR DAN KEBUDAYAN KABUPATEN MIMIKA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi kepentingan politis pihak yang berkuasa sari negara yang di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Purwadany Samuel Pouw, 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB III SETTING PENELITIAN. Banjar dapat dilihat dari aspek fisik yang meliputi letak, luas, topografi, dan. Desa Banjar adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

BAB III MEKANISME JUAL BELI TANAH SAWAH DENGAN SISTEM BATA DI DESA BRUDU KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150 TAHUN 2000 TENTANG PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, pertumbuhan penduduk dari tahunketahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya tidak lepas dari lingkungan hidup sekitarnya. Lingkungan hidup manusia tersebut menyediakan berbagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Lingkungan hidup setiap wilayah di permukaan bumi ini memiliki ciri khas tersendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik yang mendukungnya, seperti iklim, geologi, hidrologi, morfologi, tanah, dan vegetasi. Potensi tersebut dapat dilihat dari pengertian lingkungan hidup yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1989: 26) bahwa lingkungan atau lingkungan hidup, termasuk di dalamnya tanah, air, udara, mineral, organisme, manusia, serta makhluk lainnya. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa di lingkungan fisik yang berbeda akan berpengaruh terhadap aktivitas manusia di dalam memanfaatkan sumber daya yang terdapat di daratan, perairan, dan potensi lain yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

Begitu juga bila dilihat dari konsep geografi sosial atau manusia, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, serta aktivitas dan usaha manusia dalam menyesuaikan diri dengan keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya. Dengan kata lain aktivitas manusia melambangkan kemampuan dalam mendukung kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup. Salah satunya adalah pemanfaatan sumber daya yang terdapat di daratan berupa aktivitas pertanian. Kondisi kehidupan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi alam lingkungannya, walaupun hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak yang tidak dapat diatasi. Manusia dapat merubah keadaan tersebut berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1989: 55) bahwa dengan budayanya tersebut manusia telah mampu mengubah roman muka bumi seperti yang kita lihat sekarang ini. Meskipun demikian karena tingkat kemampuan manusia dan sumber daya lahan yang berbeda yang disebabkan oleh latar belakang kehidupannya, maka kita dapat menyaksikan sendiri bahwa jenis tantangan yang sama terdapat pada tingkat kehidupan. Wilayah daratan merupakan sumber daya yang banyak menghidupi masyarakat yang bermukim di sekitarnya, yaitu sumber daya pertanian yang

dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Menurut Mubyarto (1989: 16-17), pertanian dalam arti sempit diartikan sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga dimana di produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija (jagung, kacang- kacangan dan umbi- umbian) dan tanaman holtikultura, yaitu sayuran, dan buah- buahan. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang menempatkan sektor pertanian menjadi sektor utama. Karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Oleh karena itu sektor pertanian harus mendapat perhatian yang optimal dari pemerintah, karena beberapa pertimbangan sebagai berikut : 1. Sektor pertanian berfungsi sebagai penyedia lapangan pekerjaan di Indonesia. 2. Sektor pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan makanan utama. 3. Sektor pertanian berfungsi sebagai penyedia bahan mentah dan bahan baku bagi sektor industri. 4. Pertanian memberi devisa bagi negara. Dari sumber daya pertanian tersebut, apabila dimanfaatkan secara optimal maka mereka dapat hidup dalam tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat

kesejahteraan yang tinggi. Peningkatan kemampuan ekonomi dapat dicapai melalui peningkatan produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di wilayah yang bersangkutan. Selain ditunjang oleh kemampuan ekonomi, tingkat kesejahteraan juga dapat dicapai karena ditunjang oleh keadaan lingkungan kehidupan yang baik dan lestari. Oleh karena itu manusia sangat bergantung pada alam dimana ia berada. Semua sumber kehidupan yang bersifat primer bersumber dari kekayaan alam yang tersedia, sehingga akan menentukan tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Sumber daya alam yang lestari akan mendukung segala kebutuhan manusia secara berkelanjutan. Hal ini tergantung pada sifat dan sikap manusia terhadap sumber daya tersebut. Dalam membahas pertanian tentu tidak akan terlepas dari masyarakat petani. Petani disini memiliki pengertian penduduk yang mata pencahariannya ada pada bidang pemanfaatan dan pengolahan lahan pertanian. Kondisi sosial budaya dari para petani merupakan masalah utama dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia dan kemampuan sektor tersebut untuk bersaing pada abad yang akan datang. Berdasarkan data statistik yang ada, sekitar 75% penduduk Indonesia pada saat ini tinggal di wilayah pedesaan. Dari jumlah tersebut lebih dari 54%

menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dengan tingkat pendapatan yang relatif rendah, apabila dibandingkan dengan mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Desa Buahdua adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Desa Buahdua memiliki luas wilayah 372,446 hektar yang merupakan daerah berbukit dengan ketinggian tempat 140 meter diatas permukaan laut. Desa Buahdua merupakan daerah pertanian karena didukung oleh luas wilayah pertanian, keadaan geografis, serta jumlah penduduk yang mayoritas petani. Pertanian di desa Buahdua adalah pertanian lahan basah dengan luas tanah sawah sebesar 151,014 hektar, yang sebagian besar ditanami dengan tanaman padi dan tanaman palawija, seperti singkong dan jagung. Desa Buahdua merupakan penghasil produksi tanaman padi terbesar di kabupaten Sumedang. Penduduk desa Buahdua berdasarkan data monografi tahun 2006 berjumlah 3297 orang, yang terdiri dari 1633 orang laki- laki dan 1664 orang perempuan, dengan jumlah kepala keluarga sebesar 998 kk. Sebagian besar masyarakat desa Buahdua menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian dan menjalankan kehidupan sebagai petani. Hal ini ditunjukkan oleh data monografi

desa tahun 2006 bahwa jumlah petani di desa Buahdua sebesar 815 orang dan buruh tani sebesar 580 orang. Dengan demikian, sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk desa Buahdua. Petani di desa Buahdua pada umumnya berpendidikan rendah. Sehingga dalam pengolahan lahan pertanian masih bersifat tradisional. Teknologi pertanian yang digunakan masih tergolong sederhana, walaupun ada juga yang sudah menggunakan teknologi modern. Sebagian petani di desa Buahdua dalam mengolah lahan pertanian masih bersifat tradisional dengan masih menjalankan adat dan tradisi nenek moyang mereka. Masih ada sebagian dari petani yang melakukan upacara- upacara ritual dalam pengolahan lahan pertanian. Hal ini merupakan tradisi yang turun- temurun dari nenek moyang mereka. Bertolak dari latar belakang masalah diatas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan mengambil judul penelitian Profil Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Petani di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang

B. Rumusan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu menyimpang, maka masalah umum dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah profil kehidupan sosial budaya masyarakat petani di Desa Buahdua dilihat dari unsur- unsur kebudayaan universal?. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil kehidupan sosial budaya petani pemilik- penggarap dilihat dari unsur- unsur kebudayaan universal? 2. Bagaimanakah profil kehidupan sosial budaya petani pemilik- bukan penggarap dilihat dari unsur- unsur kebudayaan universal? 3. Bagaimanakah profil kehidupan sosial budaya petani penyewa dilihat dari unsur- unsur kebudayaan universal? 4. Bagaimanakah profil kehidupan sosial budaya buruh tani dilihat dari unsur- unsur kebudayaan universal? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui profil kehidupan sosial budaya petani pemilik- penggarap menurut unsur- unsur kebudayaan universal. 2. Untuk mengetahui profil kehidupan sosial budaya petani pemilik- bukan penggarap menurut unsur- unsur kebudayaan universal. 3. Untuk mengetahui profil kehidupan sosial budaya petani penyewa menurut unsur- unsur kebudayaan universal. 4. Untuk mengetahui profil kehidupan sosial budaya buruh tani menurut unsur- unsur kebudayaan universal. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Menambah wawasan bagi penulis mengenai profil kehidupan sosial budaya masyarakat petani. 2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan aparat desa Buahdua dalam pembangunan di bidang pertanian. 3. Sebagai bahan pengayaan pengajaran geografi kelas I SMU, khususnya yang berkaitan dengan pokok bahasan Sumber Daya Budaya.

E. Definisi Operasional Judul penelitian ini adalah Profil Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Petani di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Untuk memperjelas maksud dari penelitian ini, maka penulis menggunakan definisi operasional sebagai berikut : 1. Profil Kehidupan Secara sederhana pengertian profil adalah segala sesuatu yang menyangkut suatu subjek. Sedangkan pengertian kehidupan adalah cara atau keadaan hidup. Dalam penelitian ini, pengertian profil kehidupan adalah keseluruhan sistem nilai baik yang meliputi sistem kebendaan maupun non kebendaan yang menjadi bagian integral dari kehidupan suatu kelompok masyarakat atau satuan sosial. Yang meliputi tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem teknologi, sistem ekonomi, sistem organisasi/ aktivitas sosial, sistem ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan, sistem kesenian, dan sistem simbol atau bahasa. 2. Sosial Budaya Sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 1085) yaitu yang berkenaan dengan masyarakat. Budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 287) yaitu pikiran, akal budi, adat istiadat, dan sesuatu mengenai

kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju). Dalam penelitian ini, pengertian sosial budaya adalah hal- hal yang mengenai tujuh unsur kebudayan universal yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Teknologi, meliputi perumahan, peralatan pertanian, penggunaan bibit unggul, sistem pengairan, penggunaan pupuk, dan penggunaan obat pembasmi hama. 2. Sistem Ekonomi, meliputi status pemilikan lahan, luas pemilikan lahan pertanian, mata pencaharian sampingan. 3. Sistem Organisasi/ Aktivitas Sosial, meliputi organisasi formal dan non formal yang diikuti. 4. Sistem Ilmu Pengetahuan, meliputi teknik konservasi yang digunakan, pengetahuan tentang pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan. 5. Sistem Kepercayaan, meliputi agama, upacara adat. 6. Sistem Kesenian, meliputi kesenian yang di selenggarakan, alat kesenian. 7. Sistem Simbol/ Bahasa, meliputi bahasa yang digunakan, kata pamali yang ada.

3. Masyarakat Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris disebut society yang berasal dari bahasa Latin socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata bahasa Arab yaitu syaraka yang berarti ikut serta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 16) masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerjasama cukup lama membentuk satu kesatuan sosial. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1985: 149), masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Masyarakat dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang ada di desa Buahdua yang menjadi objek penelitian. 3. Petani Dalam hal ini, pengertian petani adalah penduduk yang mata pencahariannya ada pada bidang pemanfaatan dan pengolahan lahan pertanian. Dari definisi operasional diatas, maka penelitian ini membahas tentang profil kehidupan sosial budaya masyarakat petani di desa Buahdua yang meliputi unsur- unsur kebudayaan universal yaitu sistem teknologi, sistem ekonomi, sistem

organisasi/ aktivitas sosial, sistem ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan, sistem kesenian, dan sistem simbol atau bahasa.