BAB I PANDAHULUAN. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan bahan persediaan bahan bakar fosil berkurang. Seiring menipisnya

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beragam mikroorganisme yang dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, seperti

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

BAB I PENDAHULUAN. Segala penciptaan Allah SWT dan fenomena alam yang terjadi pasti terdapat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran air dimana suatu keadaan air tersebut telah mengalami penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pertumbuhan bakteri Bacillus mycoides. Hal tersebut dapat diketahui ketika kurva

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pesatnya perkembangan industri di berbagai daerah di tanah air

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu pangan fungsional yang

I. PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan diperkirakan mencapai 10 15% per

BAB I PENDAHULUAN. ternak, dan untuk keperluan industri (Harmida, 2010). produksi kedelai pada lahan masam di luar Jawa (Sumarno, 2005).

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus tanpa diikuti upaya pemulihan kesuburannya. Menurut Bekti

BAB I PENDAHULUAN. bumi. Karena dengan memahami ciptaan-nya, keimanan kita akan senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. enzim selulase dari campuran kapang Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Botrytis

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. senyawa yang lebih sederhana seperti peptida dan asam amino. Enzim protease

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola pertumbuhan Bacillus mycoides yang ditumbuhkan dalam medium Nutrien Broth

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, mikroorganisme berperan dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada saat sekarang ini lahan pertanian semakin berkurang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

Forum Silaturahim Masjid Perkantoran Jakarta Gedung Dakwah FORSIMPTA, Komp. Perkantoran Grand Bintaro Jl. Bintaro Permai Raya No.

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati telah disebutkan dalam kitab suci AlQur an sebagai

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Asmaul Husna 10 (Asmaul Husna nomor 91 99) Mempertajam kebesaran Allah SWT di hati kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang harus segera ditanggulangi. Eksploitasi secara terus-menerus terhadap bahan

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN JENIS MIKROALGA PLANKTONIK DI RANU GRATI KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Enzim adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan akumulasi emisi karbondioksida (CO 2 ). Kelangkaan bahan bakar fosil

POTENSI BAKTERI ENDOFIT SEBAGAI PENGHASIL ENZIM KITINASE, PROTEASE DAN SELULASE SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh: NUR FIANTY YUNI FATICHAH NIM.

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sedangkan ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

BAB I PENDAHULUAN. Oil sludge merupakan sedimen atau endapan pada dasar tangki

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pertumbuhan Konsorsium Bakteri Pada Biodekomposer

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan pada tiap tahunnya dari ekor pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting ke-4 di dunia setelah gandum, jagung dan beras (Rowe, 1993 dalam

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Enzim ini dapat mempercepat proses suatu reaksi tanpa mempengaruhi

MAKALAH KIMIA ANALITIK

Media Kultur. Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. Feses kambing merupakan sisa hasil pencernaan hewan yang dikeluarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan tetapi sebagian besar biasanya diperoleh dari karbohidrat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanam di Amerika yang beriklim tropis, misalnya Mexico, Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di daerah tropik merupakan sumber biodiversitas

MOTTO CAHAYA DIATAS CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak ada satupun yang sia-sia. Sebagaimana dalam Alqur an surat Ali-Imran ayat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jenis Inokulum Terhadap Kadar Serat Kasar dan Protein Kasar Onggok

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. pengisi, bahan perekat pada selai dan jeli, bahan penambah gizi dan stabilizer

Transkripsi:

BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan. Adanya cahaya, akan mempengaruhi suhu di bumi. Suhu banyak diaplikasikan dalam berbagai alat yang menunjang kemajuan teknologi. Allah memberikan cahaya kepada bumi sebagai rahmat, salah satunya adalah cahaya matahari. Allah berfirman dalam surat An Nur ayat 35, yang berbunyi: Artinya: Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada Pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapislapis), Allah membimbing kepada cahaya-nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu (An Nur: 35). Ayat diatas menjalaskan bahwa Allah merupakan sumber cahaya yang merupakan sumber kehidupan. Tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan hidup tanpa adanya. Cahaya banyak diaplikasikan dalam pengembangan ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan seperti halnya aplikasi enzim. 1

2 Kemajuan dalam bidang teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin meningkat (Ward, 1985) dan menempati posisi penting dalam bidang industri (Akhdiya, 2003). Penggunaan enzim diharapkan dapat mengurangi dampak pencemaran dan pemborosan energi karena reaksinya tidak membutuhkan energi tinggi, bersifat spesifik, dan tidak beracun (Aunstrup, 1979). Salah satu jenis enzim yang aplikasinya sangat luas adalah enzim protease karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dalam bidang industri. Protease merupakan enzim yang berfungsi menghidrolisis ikatan peptida pada protein menjadi oligopeptida dan asam amino (Ward, 1985). Enzim protease banyak digunakan dalam beberapa bidang industri misalnya industri deterjen, kulit, tekstil, makanan, pengolahan susu, farmasi, dan pada proses pengolahan limbah industri (Nascimento dan Martins, 2006). Perdagangan protease mencapai 60% dari total penjualan enzim dunia yang mencapai 2 milliar US$ dengan peningkatan nilai jual mencapai 6 7 % pertahun (Suhartono, 2000). Pada tahun 2004, 70% pasar enzim dunia dikuasai oleh enzim protease (Mediaindo.co.id, 2004). Kebutuhan akan enzim protease di Indonesia cukup tinggi, namun kebutuhan ini masih tergantung pada produksi impor (Fuad, dkk., 2004). Impor enzim Indonesia pun terus meningkat dari 124,1 juta US$ pada tahun 2000 menjadi 127.4 juta US$ pada tahun 2001 (BPS, 2001). Konsumsi enzim untuk industri diperkirakan mencapai sekitar 2.500 ton pada tahun 2015 dengan nilai impor sebesar Rp 187,5 US$ (BPPT, 2013). Salah satu

3 cara mengantisipasi ketergantungan terhadap impor enzim protease adalah perlu adanya usaha untuk memproduksi enzim protease secara mandiri. Keragaman hayati Indonesia yang tinggi memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan mikroorganisme yang potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil enzim protease (Akhdiya, 2003). Salah satunya adalah kelompok bakteri Bacillus sp (Olajuyigbe dan Ajele, 2005). Berdasarkan penelitian Naby, dkk (1998), dibandingkan dengan bakteri lain (Bacillus megaterium, Bacillus subtilis dan Staphylococcus sp.). Bacillus mycoides memiliki aktivitas protease tertinggi yaitu sebesar 54,0 U/ml. Berdasarkan penelitin Fatichah (2011), bakteri endofit yang di isolasi dari tanaman kentang khususnya Bacillus mycoides dapat menghasilkan enzim protease ekstraseluler dengan indeks protease secara kualitatif sebesar 1,79, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui aktivitas protease secara kuantitatif. Menurut Aunstrup (1979), untuk menghasilkan enzim protease media produksi yang digunakan harus memenuhi kebutuhan dasar untuk menghasilkan sel serta produk. Unsur utama yang paling dibutuhkan adalah nitrogen dan karbon. Dewasa ini, para ilmuwan mulai memanfaatkan limbah sebagai media produksi untuk menghasilkan protease (Yun, 2006). Limbah yang digunakan untuk produksi protease diantaranya adalah limbah cair tahu, ampas tahu, onggok, dedak (Naiola dan Widhyastuti, 2002) dan kulit buah kakao (Utarti, dkk., 2009). Ferdian (2006) menyatakan bahwa Bacillus nato yang ditumbuhkan dalam media limbah cair tahu dapat menghasilkan enzim protease, dengan nilai aktivitas enzim

4 sebesar 15,67 x 10-2 U/ml. Berdasarkan penelitian Naiola dan Widhyastuti (2002), aktivitas protease tertinggi dihasilkan dalam media campuran antara dedak dan limbah cair tahu dari Bacillus macerans sebesar 17,61 x 10-2 U/ml. Bahkan berbagai upayah pemanfaatan produk yang di anggap tidak bernilai ekonomis tinggi seperti limbah cair tahu dan dedak telah diterangkan dalam Firman Allah surat Ali Imron ayat 191 yang berbunyi: Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 191). Maksud dari kalimat tiadalah Engkau menciptakan ini (ما خلقت هدا بطال ) dengan sia-sia yakni tanpa tujuan (Abbaas, 2009). Yaitu adanya berbagai manfaat yang ada dalam semua alam semesta yang belum termanfaatkan secara maksimal seperti limbah cair tahu dan dedak. Kita sebagai umat manusia yang diberi akal pikiran harus mampu memanfaatkan dan mengelola apa yang telah di berikan oleh Allah kepada kita. Semua reaksi enzimatis dipengaruhi oleh suhu dan ph (Suhartono 1989). Peningkatan suhu pada suatu reaksi berhubungan dengan bertambahnya energi kinetik molekul sehingga kontak antara substrat dan enzim dapat terjadi dengan frekuensi yang lebih banyak (Suhartono, 1989). Namun suhu yang semakin meningkat akan mendenaturasi enzim karena enzim termasuk protein (Martin,

5 dkk., 1983). Bacillus mycoides yang diisolasi dari ikan asin memiliki aktivitas protease optimum pada suhu 40 o C sebesar 5,140 U/ml (Shabur, 2012). Aktivitas protease dari Bacillus sp 31 meningkat seiring dengan bertambahnya suhu dan mencapai aktivitas optimum pada suhu 60 o C yaitu 146,40 U/ml selanjutnya pada suhu 70 dan 80 o C terjadi penurunan aktivitas masing masing dengan aktivitas 127,70 U/ml dan 80,30 U/ml (Utarti, dkk., 2009). Gugus fungsional yang memegang peranan penting pada suatu reaksi yang dikatalisa oleh enzim (Suhartono, 1989) terdapat pada rantai asam amino basa dan asam amino asam (Whitaker, 1994). Bacillus mycoides yang diisolasi dari ikan asin memiliki aktivitas protease optimum pada ph 6 sebesar 5,243 U/ml dan mulai mengalami penurunan pada ph basa (Primayudha, 2012). Walaupun spesies sama jika diisolasi dari tempat yang berbeda akan memiliki aktivitas protease optimum yang berbeda. Dalam medium albumin dan skim milk Bacillus mycoides yang diisolasi dari tanah danau Turawa memiliki aktivitas tertinggi pada suhu 60 o C sebesar 17,00 µmol sedangkan Bacillus mycoides yang diisolasi dari air danau Turawa memiliki aktivitas tertinggi pada suhu 30 o C sebesar 13,72 µmol (Grata, dkk., 2010). Berdasarkan latar belakang tersebut perlu di lakukan penelitian tentang, bagaimana pengaruh suhu dan ph terhadap aktivitas enzim protease dari bakteri Bacillus mycoides isolat kentang yang ditumbuhan pada campuran limbah cair tahu dan dedak sehingga enzim protease yang didapatkan dapat diaplikasikan.

6 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola pertumbuahan Bacillus mycoides yang ditumbuhkan dalam media campuran limbah cair tahu dan dedak? 2. Bagaimana pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides? 3. Bagaimana pengaruh perubahan ph terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides? 4. Apakah ada interaksi antara suhu dan ph terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pola pertumbuahan Bacillus mycoides yang ditumbuhkan dalam media campuran limbah cair tahu dan dedak. 2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides. 3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan ph terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides. 4. Untuk mengetahui interaksi antara suhu dan ph terhadap aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides.

7 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Memberikan informasi dan wawasan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan biologi dan khususnya mata kuliah mikrobiologi dan bioteknologi. 2. Bacillus mycoides yang isolasi dari tanaman kentang varietas granola dapat digunakan sebagai mikroorganisme alternatif penghasil enzim protease. 3. Memberikan informasi tentang aktivitas enzim protease terhadap perubahan suhu dan ph dari Bacillus mycoides. 4. Memberikan informasi tentang suhu dan ph optimum untuk aktivitas enzim protease dari Bacillus mycoides isolat kentang. 5. Dapat dijadikan sumber informasi untuk penelitihan selanjutnya, untuk mengembangkan bakteri Bacillus mycoides sebagai agen penghasil enzim protease yang lebih menguntungkan. 1.5 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bakteri yang digunakan yaitu Bacillus mycoides yang diperoleh dari koleksi laboratorium mikrobiologi UIN MALIKI Malang yang telah diisolasi dari tanaman kentang varietas granola. 2. Dedak didapat dari penggilingan beras di Purwodadi Pasuruan sedangkan limbah cair tahu didapatkan dari rumah pembuatan tahu secara tradisional di desa Capang Purwodadi Pasuruan.