Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta. ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

4. Analisis Hasil Penelitian: Peran Agama-agama dalam Nation Building di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

Jaya), kota ini berkembang pesat semenjak kemerdekaan Republik. dengan begitu pesat, ini terlihat dari banyaknya bangunan bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dimatangkan oleh berbagai pergerakan yang bersifat nasional di daerah-daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kekalahan jepang oleh sekutu memberikan kesempatan bagi kita untuk

BAB V KESIMPULAN. menyebabkan beliau dihargai banyak ulama lain. Sejak usia muda, beliau belajar

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

BAB I PENDAHULUAN I.1

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN. Syahlan A. Sume. Modul ke: Fakultas FEB

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PENYERAHAN ARSIP CITRA DAERAH KOTA BANJARMASIN 24 SEPTEMBER 2016

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN HARI RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

PAHLAWAN ADALAH PROBLEM SOLVER!!!

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

PENDIDIKAN PANCASILA

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PELAKSANAAN SELEKSI PASKIBRA KABUPATEN SEMARANG TAHAP II TAHUN 2014

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH SUTAN SJAHRIR DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

KULIAH BUNG KARNO UNTUK KEBANGSAAN DAN TEHNOLOGI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. Salah satu wacana yang menarik dalam studi globalisasi adalah hipotesis tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

PEMBELAJARAN MENULIS KARYA ILMIAH BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

Transkripsi:

Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) A. Latar Belakang 1. Identifikasi Permasalahan Sukarno dan Hatta adalah dua tokoh, di antara begitu banyak tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Kedua tokoh ini sudah mulai berjuang dari masa muda mereka, hal tersebut terlihat dari gambaran karakter yang sama-sama terbentuk oleh kehidupan alam jajahan di bawah tekanan negara kepolisian Hindia-Belanda. 1 Tidak hanya saja berjuang, kedua tokoh ini telah mengabdikan diri kepada bangsa Indonesia sampai akhir hayat mereka, hal tersebut tergambar sangat jelas dalam berbagai tulisan yang mengambil topik perjuangan kedua tokoh ini. Pada saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942 sampai dengan pertengahan tahun 1945, Sukarno dan Hatta menjadi pusat perhatian dan tumpuan harapan rakyat untuk secara bersama-sama melepaskan Indonesia dari segala bentuk penjajahan. 2 Kedua tokoh ini memiliki kharisma yang sangat besar, hal tersebut dapat dilihat pada saat pembuatan teks proklamasi, ketika penandatanganan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, para anggota rapat mempercayakan Sukarno dan Hatta yang membubuhkan tanda tangan pada teks proklamasi sebagai wakil dari rakyat Indonesia. 3 Kemudian setelah itu, kedua tokoh ini terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pertama Indonesia. Karena keberanian kedua tokoh ini mewakili rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, maka pemerintah memberikan gelar Pahlawan Proklamator yang menurut M. Panggabean (Menko Politik dan Keamanan pada masa Suharto) merupakan gelar tertinggi bagi pahlawan Indonesia. 4 Terdapat banyak persamaan dan perbedaan dari kedua tokoh ini, misalnya dalam hal watak dan karakter, kedua tokoh ini sangat berbeda, namun dari perbedaan itu mereka dapat bersatu menjadi dwitunggal. Sukarno adalah sosok yang flamboyan, penuh gelora, orator ulung pemikat massa, mendidik massa dalam pidato publik dan 1 Wawan T Alam, Demi bangsakupertentangan Sukarno VS Hatta ( Jakarta : Gramedia 2003 ), 4. 2 Husni Lain, Mengenang Proklamator RI Soekarno-Hatta, (Jakarta: PT Kreasi Jaya Utama, 1980), 7. 3 Ibid.,29. 4 Ibid.,67. Gerald J.Tampi 752011042 1

mengenalkan politik kultural kebangsaan bersama sebagai bangsa lewat saling peduli dalam solidarity making a nation and character building. Sedangkan Hatta dengan rasionalitasnya, displin, berkarakter kuat dan administratif dalam mendidik karakter moral dan budi pekerti yang teguh untuk mengurus kemajemukan bangsa, sehingga bangsa ini bisa mencontohi hidupnya yang disiplin, asketis religius, serta bersahaja. Pendek kata, Sukarno adalah simbol dan gumpalan api gelora rasa estetis, seni yang merekatkan bangsa saling peduli dengan estetika rasa; sedangkan Hatta menjadi simbol rasionalitas fajar budi pendidikan pencerahan yang berdisiplin kontrol diri. Sukarno adalah sosok flamboyan, hangat, bergaya, orator ulung, pembakar semangat kebersaman dan idola banyak perempuan. Sementara Hatta adalah sosok yang tenang, necis, pemikir serius, sederhana, serta ketetapan hati tidak akan menikah sebelum Indonesia merdeka dan sumpah itu ditepati. 5 Dari perbedaan karakter ini, terlihat dengan jelas perbedaan dalam asas prinsip perjuangan. Menurut Hatta, yang perlu didahulukan bukannya mengobarkan semangat rakyat, tetapi mendidik kader-kader, yang selanjutnya akan mendidik rakyat, sehingga tahu akan hak dan harga dirinya. Penyataan Hatta akan hal ini, kemungkinan besar dipengaruhi oleh demokrasi barat yang ia dapat ketika menempuh pendidikan di Belanda. Sedangkan bagi Sukarno yang penting bukan partai tetapi gerakan rakyat. Bagi Sukarno, politik adalah machtsvorming dan machtsaanwending (pembentukan kekuatan dan pemakaian kekuatan). Menurut Sukarno, mendidik rakyat supaya cerdas akan memerlukan waktu bertahun-tahun, jalan yang akan ditempuh Hatta baru akan tercapai kalau hari sudah kiamat. 6 Dalam dunia seni, kedua tokoh ini digambarkan oleh penyair dengan cukup kontras. Penyair Chairil Anwar menggambarkan Sukarno demikian Di panggung atas apimu/digarami oleh lautmu. Sementara Iwan Fals bersenandung tentang Hatta Jujur, lugu, dan bijaksana. Terbayang. Jelas. Jiwa sederhanamu. Kesamaan keduanya adalah cita-cita dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia sebagai kemutlakan. 7 Terlihat dengan jelas perbedaan dari Sukarno dan Hatta dari watak mereka berdua, sampai cara mereka berjuang, namun di balik itu semua, terdapat kesamaan 5 Taufik & Susilo, Soekarno Biografi Singkat 1901-1970 (Jogjakarta, AR-RUZZ Media, 2008), 130-131. 6 Salman Alfarizi, Mohammad Hatta Biografi Singkat 1902-1980 (Jogjakartta, Garasi, 2009), 172-173. 7 Taufik & Susilo, Soekarno Biografi Singkat 1901-1970,131. Gerald J.Tampi 752011042 2

dari kedua tokoh ini, yaitu cita-cita kedua tokoh ini untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka terbebas dari penjajahan dan merupakan warisan terbesar yang diterima oleh rakyat Indonesia. Berbicara tentang perjuangan kemerdekaan, kedua tokoh ini, tidak akan luput dari yang namanya nasionalisme. Dalam buku Kesadaran Nasional, nasionalisme dijelaskan sebagai manifestasi dari kesadaran bernegara ataupun semangat bernegara.nasionalisme dapat berkembang tergantung dari kemampuan dan kemauan dari warga negara untuk menerima dan melaksanakannya. 8 Unsur-unsur pokok pembentukan nasionalisme itu terdiri atas persamaan-persamaan darah (keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan. 9 Sangat menarik melihat pandangan Sukarno dan Hatta tentang nasionalisme hal ini disebabkan oleh beberapa alasan yang sebelumnya sudah disinggung di atas, di antaranya: latar belakang pendidikan kedua tokoh yang berbeda, Sukarno yang berkuliah di Indonesia dipengaruhi kultur Jawa dalam alam pemikirannya. Sedangkan Hatta yang berkuliah di negeri Belanda dipengaruhi oleh alam pemikiran demokrasi Barat dan Islam, perbedaan cara mereka berjuang adalah Sukarno yang lebih senang membakar semangat rakyat melalui pidatonya untuk berjuang, sedangkan Hatta lebih kepada memberikan pembelajaran kepada rakyat, sehingga rakyat dapat mengerti tentang arti perjuangan dan dapat berjuang, dan yang terakhir adalah perbedaan pandangan mereka berdua tentang arti revolusi setelah kemerdekaan, menurut Sukarno revolusi belum berakhir, bertentangan dengan Hatta yang menyatakan bahwa revolusi telah berakhir, dari pertentangan mereka ini, mengakibatkan keretakan hubungan kedua tokoh dalam pemerintahan. Terdapat beberapa buku yang menuliskan tentang biografi kedua tokoh, selain itu terdapat juga dua buku yang menuliskan tentang Sukarno dan Hatta yaitu persamaan dan perbedaan soekarno-hatta penulis Tamar Jaya (1981) dan Pertentangan Sukarno vs Hatta penulis Wawan Tunggul Alam (2003).Dari kesemua buku-buku ini, belum ada satu buku ataupun jurnal yang membahas secara spesifik 8 Slamet Muljana, Kesadaran Nasional: Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan, Volume 1 ( Yogyakarta : LKiS 2008), 3. 9 Parakitri Tahi Simbolon, Menjadi Indonesia ( Jakarta : Grasindo 2007 ), 164. Gerald J.Tampi 752011042 3

perbandingan konsep nasionalisme Sukarno dan Hatta. Dari hal ini jugalah yang melatar belakangi penulisan ini. Nasionalisme Sukarno Nasionalisme Hatta Pemahaman mengenai latar belakang kedua tokoh ini, dapat dikatakan sangat penting, setidaknya dari hal tersebut dapat ditarik benang merah dari pemikiran dan asas perjuangan kedua tokoh tersebut. Amat penting untuk generasi saat ini memahami sejarah pemikiran dan cita-cita penggagas bangsa. Paling tidak dengan memahami gagasan dan cita-citanya, maka kemana arah yang akan dituju dapat lebih sesuai dan Indonesia dapat berkembangan mandiri, dan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya.selain itu dengan kita lebih mengenal pemikiran-pemikiran dari penggagas bangsa, otomatis akan memperkaya pemahaman terhadap bangsa ini dan memperkokoh pondasi kita dalam hal nasionalisme. Memahami alam pikiran kedua tokoh ini, merupakan wujud penghormatan kita terhadap pemikiran-pemikiran yang telah mereka sumbangkan demi kemerdekaan bangsa ini. Untuk itu diperlukan pemahaman yang jernih dalam memahami pemikiran kedua tokoh ini, agar nantinya tidak terjebak atau memihak pada salah satu pandangan. Gerald J.Tampi 752011042 4

2. Alasan Pemilihan Judul Dari latar belakang diatas mengenai pemikiran-pemikiran Sukarno dan Hatta terkhususnya mengenai nasionalisme yang dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk pemikiran kebangsaan,maka penulis hendak mengkaji pemaknaan perbandingan Konsep Nasionalisme Sukarno dan Hatta di Indonesia. Maka Judul yang dipilih oleh Peneliti adalah Nasionalisme Sukarno dan Nasionalisme Hatta ( Suatu Studi Perbandingan Mengenai Konsep Nasionalisme menurut Sukarno dan Hatta ) B. Perumusan Masalah Bertolak dari judul Tesis yang telah disebutkan di atas, maka masalah yang menjadi fokus oleh peneliti adalah : Bagaimanakah memaknai Nasionalisme dalam pemikiran Soekarno dan Hatta? Untuk memperoleh jawaban atas pembatasan masalah sebagaimana tersebut diatas maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut : a. Bagaimanakah konsep nasionalisme menurut Soekarno dan menurut Hatta? b. Bagaimana perbandingan konsep nasionalisme menurut Soekarno dan menurut Hatta? C. Tujuan a. Mendeskripsikan konsep nasionalisme menurut Soekarno dan menurut Hatta b. Mendeskripsikan perbandingan konsep nasionalisme menurut Soekarno dan menurut Hatta. D. SIGNIFIKANSI PENELITIAN Manfaat yang dapat diperoleh sebagai berikut : 1. Bagi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana, penelitian ini berguna untuk membuka dan menambah wawasan bagi dosen maupun mahasiswa tentang konsep nasionalisme dari Soekarno dan Hatta. Gerald J.Tampi 752011042 5

2. Bagi Pemerintah, penelitian ini bermanfaat sebagai bentuk Nasionalisme yang murni dari bangsa Indonesia menurut Soekarno dan Hatta di tengah-tengah perkembangan sikap primordialisme saat ini. 3. Bagi Gereja, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu acuan dalam memaknai konsep nasionalisme dalam rangka mengkritisi teologi gereja yang masih terpengaruh dunia Barat. 4. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang konsep Nasionalisme dari Soekarno dan Hatta. E. Metode Jenis pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan penjelasan bahwa dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengembangkan dan menguji teori dari fakta, kejadian, amatan serta pengalaman, guna mendapatkan makna yang holistik sekaligus relevan dengan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah studi pustaka.metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode penelitian deskriptif.metode deskriptif diartikan sebagai usaha mengungkapkan keadaan dan memberikan gambaran secara objektif dari objek yang diteliti. 10 F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang permasalahan, Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Rumusan Masalah, Tujuan Identifikasi Penelitian, Signifikasi Penilitian, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. 131. 10 H. Badawa Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Jogjakarata: Gajah Mada University Press, 1990), Gerald J.Tampi 752011042 6

BAB II TEORI NASIONALISME Pada bab ini penulis akan mendeskripsikan beberapa konsep tentang Nasionalisme/Kebangsaan. BAB III NASIONALISME SOEKARNO DAN HATTA Merupakan hasil penelitian Pandangan Nasionalisme Soekarno dan Nasionalisme Hatta. BAB IV BAB V ANALISA Merupakan bab yang berisikan tentang analisa perbandingan hasil penelitian dari Pandangan Nasionalisme Soekarno dan Nasionalisme Hatta. PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran Gerald J.Tampi 752011042 7