BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB III APLIKASI PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BTPN SYARIAH SURABAYA

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KENAIKAN DENGAN SISTEM BON DI WARKOP CAHYO JAGIR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KOMERSIALISASI DOA DI PEMAKAMAN UMUM JERUK PURUT JAKARTA

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

Murabahah adalah salah satu bentuk jual beli yang bersifat amanah.

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

Konversi Akad Murabahah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

b. Undang-undang RI. Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. c. Surat dari PT. Danareksa Investment Management, nomor S-09/01/DPS- DIM. d. Pendapat pe

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

PENERAPAN WAKALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DITINJAU DARI KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH. Oleh : Rega Felix, S.H.

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

HILMAN FAJRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB I PENDAHULUAN. jual beli dan mengharamkan riba.( QS-al Baqarah;275). Hai orang yang beriman!

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Simpulan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada PT. BPR Syariah Karya Mugi

Transkripsi:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD MURA>BAH{AH DENGAN TAMBAHAN DENDA PADA KELOMPOK UKM BINAAN DI BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL (BTPN) SYARIAH SURABAYA A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah{ah pada Kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya. Dalam dunia perbankan, pembiayaan merupakan cara yang ditempuh oleh Bank Syariah untuk menyalurkan dana yang dimilikinya. Untuk melakukan hal tersebut, Bank Syariah harus memperhatikan prinsip-prinsip pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan oleh Bank Syariah untuk memastikan bahwa dana yang diberikan kepada nasabah benar-benar akan kembali. Salah satu aspek penting dalam perbankan syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dimana penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan pihak lain mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah atau bagi hasil, karena pembiayaan (financing) merupakan salah satu tugas pokok untuk memenuhi pihak yang defisit. Bank Islam menjadikan mura>bah}ah sebagai pembiayaan jangka pendek, merupakan bentuk penjualan pembayaran yang ditunda dengan kesepakatan. Selain itu mura>bah}ah juga merupakan salah satu konsep yang 62

63 dapat memecahkan masalah perekonomian masyarakat lemah di bidang pembiayaan, karena akad yang digariskan adalah akad jual beli antara pihak bank atau lembaga keuangan dengan anggota. Adapun harga yang ditawarkan adalah sesuai dengan kesepakatan yang terdiri dari harga pembelian ditambah margin untuk dibayar dalam jangka waktu yang telah disepakati bersama. Perjanjian pembiayaan mura>bah{ah antara Bank BTPN Syariah dengan nasabah dimulai dengan permintaan nasabah kepada pihak bank untuk membelikan barang atau komoditi tertentu. Dalam pelaksanaan perjanjian, pihak bank akan membelikan barang yang telah dipesan nasabah tersebut dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan pembayaran yang diangsuran sesuai kemampuan nasabah. Produk dana ini digunakan untuk memenuhi usaha modal kerja. Misalnya pembiayaan untuk usaha toko, warung nasi, warung kopi, pencucian sepeda motor, dan lain-lain. Pada pembiayaan mura>bah}ah, Bank BTPN Syariah menerapkan beberapa prinsip dalam pembiayaan diantaranya: a) Bank menyediakan pembiayaan mura>bah{ah untuk pembelian barang. b) Jumlah pembiayaan mura>bah{ah adalah sebesar 100% (seratus persen) dari harga barang, dan nasabah tidak diwajibkan untuk menyediakan uang muka pembelian barang. c) Nasabah sebagai wakil bank melakukan transaksi jual beli dengan pemasok/ penjual barang dengan dana yang berasal dari pembiayaan mura>bah{ah.

64 d) Penyerahan barang dilakukan oleh penjual secara langsung kepada nasabah dengan persetujuan dan sepengetahuan bank dengan harga yang telah disepakati oleh nasabah dan bank. e) Nasabah membayar harga beli barang ditambah margin keuntungan kepada bank. f) Pembayaran oleh nasabah kepada bank dilakukan dengan cara mengangsur selama jangka waktu sebagaimana tercantum dalam aplikasi. Dalam realisasinya pembiayaan mura>bah{ah yang diterapkan pada kelompok UKM binaan BTPN Syariah Surabaya ini terdapat 2 akad. Akad pertama yaitu akad antara bank dengan kelompok UKM yang disebut dengan akad mura>bah}ah, dimana bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan yang dimuat dalam kontrak, semisal pembiyaan mesin pompa air, kebutuhan toko, dan lain sebagainya. Akad yang kedua yaitu akad wakalah dimana bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang yang dibutuhkannya sendiri kepada penyedia barang (penjual barang), misalnya membeli kepada penjual mesin pompa air, penjual sembako, dan lain sebagainnya. Setelah nasabah membeli barang kepada penyedia barang, kwitansi atau nota pembelian barang itu nantinya akan diserahkan kepada pihak bank sebagai bukti pembelian atau pengadaan barang yang sesuai dalam kontrak perjanjian. Adapun ketentuan pembiayaan mura>bah{ah pada BTPN Syariah Surabaya adalah sebagai berikut :

65 Selama nasabah masih mempunyai kewajiban kepada bank berdasarkan pembiayaan mura>bah{ah, nasabah berkewajiban untuk menyimpan dana minimal Rp. 10.000,- (sepuluh ribu), maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah pembiayaan mura>bah{ah yang akan ditempatkan pada bank atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan akan dikelola oleh bank sesuai dengan kebijakan yang berlaku pada bank. Dari hasil penjelasan di atas tentang akad mura>bah}ah yang ada di BTPN Syariah ini merupakan akad mura>bah}ah bil wakalah. Karena dalam aplikasinya terdapat 2 akad, yang mana akad yang berjalan terlebih dahulu adalah akad mura>bah}ah dimana bank memberikan pembiayaan kepada nasabah sesuai dengan yang dimuat dalam kontrak, kemudian setelah disepakati akad mura>bah}ah tersebut, kemudian dilanjutkan dengan akad wakalah yang mana bank memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang yang diinginkan sesuai kontrak akad yang disepakati. Kemudian dilakukan penyerahan barang oleh penjual kepada pembeli, yang mana penyerahan barang ini dilakukan dengan sepengetahuan bank yang dibuktikan dengan kwitansi atau nota.

66 B. Analisis Hukum Islam terhadap Status Denda bagi Anggota Kelompok UKM Binaan di BTPN Syariah Surabaya Berdasarkan uraian tentang penerapan akad mura>bah{ah dengan tambahan denda pada kelompok UKM binaan di BTPN Syariah, maka dalam bab ini akan dibahas bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap status denda bagi anggota kelompok UKM binaan di BTPN Syariah Surabaya. Bank Islam merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip Islam yang tata cara operasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan al-qur an dan al-hadis, yaitu yang sesuai dengan seruan dan larangannya. Perlu dijauhi adalah praktek yang mengandung riba, sedangkan yang wajib diikuti adalah praktek usaha yang dilakukan pada zaman Rasulullah SAW batau bentukbentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang beliau. Untuk menjamin bahwa Islam dalam operasionalnya itu tidak menyimpang dari tuntunan syariah Islam maka pada setiap bank Islam hanya diangkat seorang manajer dan pimpinan bank yang sedikit banyak menguasai prinsip muamalah Islam. Selain dari pada itu pada ini di bentuk Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya. Tujuan didirikannya bank Islam merupakan keinginan umat Islam untuk menghindari riba dalam kegiatan meuamalah yang sesuai dengan perintah agama, dan sebagai alternatif pilihan dalam mempergunakan jasajasa dengan perbankan yang dirasakannya lebih sesuai dengan produk perbankan terkait.

67 Dalam Islam perjanjian merupakan suatu perbuatan kesepakatan antara seseorang atau beberapa orang lainnya untuk melakukan suatu perbuatan tertentu. Penghormatan terhadap perjanjian menurut Islam hukumnya wajib melihat pengaruhnya yang positif dan perannya yang besar dalam memelihara perdamaian dan urgensinya dalam mengatasi perselisihan dan menciptakan kerukunan. Mura>bah{ah ialah penjualan di mana penjual memberitahukan kepada pembeli harga pembeliannya, dan ia meminta keuntungan kepada pembeli berdasarkan kesepakatan antara keduanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. al-baqarah ayat 275 yang berbunyi: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. 1 Dalam akad pembiayaan mura>bah{ah terdapat tambahan denda yang dibuat secara kesepakatan bersama antar bank dan kelompok UKM. Penerapan denda itu tidak tertulis dalam kontrak akad di awal. Pelaksanaan denda pada akad mura>bah{ah di Bank BTPN Syariah Surabaya disebutkan sebagai denda kedisiplinan. Hal ini bertujuan agar nasabah disiplin dan memiliki rasa tanggung jawab pada kewajibankewajibannya sebagai nasabah yang menanda tangani kontrak perjanjian mura>bah{ah. Ketentuan denda yang muncul dalam kelompok ini antara lain: a. Denda keterlambatan hadir pada waktu perkumpulan untuk membayar, waktu keterlambatan lebih dari 15 menit sejak dibuka acara perkumpulan. 1 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT Rilis Grafika, 2009), 47.

68 b. Denda jika tidak hadir dan menitipkan angsuran kepada anggota lain. c. Denda jika menerima titipan angsuran anggota lain yang tidak hadir. Dalam penerapan denda, besaran denda disesuaikan terhadap jenis pelanggarannya. Besaran ketentuan denda itu antara lain: a. Denda keterlambatan datang setelah 15 menit pada saat perkumpulan dimulai itu dikenakan denda sebesar Rp. 5000,-. b. Denda jika nasabah tidak hadir dan menitipkan angsurannya ke nasabah lain itu dikenakan denda sebesar Rp. 10.000,-. c. Denda jika menerima titipan angsuran dari nasabah lain itu dikenakan denda Rp. 5000,-. Adapun tujuannya diterapkan denda ini antara lain: a. Sanksi dikenakan kepada nasabah yang mampu untuk melakukan kewajibannya tetapi ia menunda-nunda dan tidak mempunyai i tikad yang baik untuk memenuhi kewajibannya. b. Agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya karena salah satu prosedur pembayaran angsuran harus dihadiri oleh orang yang bersangkutan tanpa adanya perwakilan. c. Menerapkan prinsip yang bersifat jujur, dapat dipercaya, tanggung jawab, dan disiplin. Kegunaan dana yang berasal dari denda itu diperuntukkan untuk membantu anggota kelompok jika ada yang dalam kesusahan dan untuk menalangi terlebih dahulu jika ada anggota yang tidak mampu untuk membayar.

69 Penerapan denda pada kelompok UKM binaan BTPN Syariah Surabaya merupakan salah satu jenis dari hukuman ta zi>r. Ta zi>r adalah hukuman yang bersifat edukatif yang ditentukan oleh hakim atas pelaku tindak pidana atau pelaku perbuatan maksiat yang hukumannya belum ditentukan oleh syariat atau kepastian hukumannya belum ada. Penerapan denda ini tergolong al-ta zi>r li al-maslah{ah al- a>mmah (ta zi>r untuk kemaslahatan umum). Menurut kesepakatan ahli fiqh, pada prinsip jarimah ta zi>r tersebut adalah perbuatan-perbuatan yang bersifat maksiat. Akan tetapi, syariat Islam juga membolehkan para penguasa (hakim) menetapkan bentuk jarimah ta zi>r lain apabila kemaslahatan umum menghendaki penetapan tersebut. Namun demikian, jarimah ta zi>r yang ditetapkan penguasa itu, menurut ulama fiqh, perbuatan itu sendiri bukan diharamkan, tetapi keharamannya terletak pada sifat perbuatan itu. Sifat yang membuat keharaman itu adalah terkait dengan gangguan terhadap kepentinga, kemaslahatan, dan keamanan masyarakat dan negara. Menurut ulama fiqh, terhadap seluruh perbuatan itu, pihak penguasa boleh menetapkan hukumannya, dan hukuman yang ditetapkan itu termasuk kategori ta zi>r. Denda yang diterapkan pada kelompok UKM binaan BTPN Syariah merupakan kesepakatan bersama antara anggota kelompok UKM dan pihak bank. Pada akad perjanjian menurut jumhur ulama fiqh, pada dasarnya pihakpihak yang berakad itu mempunyai kebebasan untuk menentukan syaratsyarat tersendiri dalam suatu akad. Namun, hendaknya diingat bahwa kebebasan menentukan syarat-syarat tersendiri dalam akad tersebut, ada yang

70 bersifat mutlak atau tanpa batas selama tidak ada larangan didalam al-qur an dan Sunnah, sebagaimana yang dikemukakan oleh ulama mazhab Hanbali dan mazhab Maliki. Sedangkan menurut mazhab Hanafi dan Syafi i, sekalipun pihak-pihak yang berakad mempunyai kebebasan dalam menentukan syarat, tetapi kebebasan itu tetap mempunyai batas. Sesuai dengan pemaparan penulis sebelumnya, bahwa denda ini merupakan kesepakatan bersama antara anggota kelompok UKM dan pihak bank. Dikarenakan dalam akad ini menganut prinsip kebebasan dalam berakad, sehingga timbul rasa rid}a diantara kedua belah pihak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs. An-Nisa ayat 29: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 2 Dengan demikian, sesuai penjelasan di atas bahwa status denda bagi anggota kelompok UKM binaan BTPN Syariah Surabaya dalam praktiknya diperbolehkan. Dikarenakan penerapan denda ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab dan disiplin bagi setiap nasabah yang melakukan pembiayaan. Denda dalam hal ini merupakan penerapan denda yang tegolong al-ta zi>r li al-maslah{al al- a>mmah (ta zi>r untuk kemaslahatan 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, 84.

71 umum), dan menurut kesepakatan ahli fiqh, pada prinsip jarimah ta zi>r tersebut adalah perbuatan yang bersifat maksiat. Akan tetapi, syariat Islam juga membolehkan para penguasa (hakim) menetapkan bentuk jarimah ta zi>r lain apabila kemsalahatan umum menghendaki penetapan tersebut. Sifat yang membuat keharaman itu adalah terkait dengan gangguan terhadap kepentingan, kemaslahatan, dan keamanan masyarakat dan negara. Sebagaimana dalam kaidah fiqh: Menolak kerusakan dan menarik kemaslahatan. 3 Selain itu, kesepakatan denda antara anggota kelompok UKM dengan pihak bank tidak merugikan salah satu pihak. Hal ini disebabkan denda tersebut digunakan untuk membantu anggota kelompok jika ada yang dalam kesusahan dan untuk menalangi terlebih dahulu jika ada anggota yang tidak mampu untuk membayar. Sehingga denda yang diterapkan ini berguna untuk kemaslahatan anggota kelompok UKM. 3 Muchlis Usman, Kaidah Ushuliyah dan Fiqhiyah, 143.