BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dibandingkan dengan laki-laki 1. Fenomena ini terdapat juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. oleh akuntan publik menjadi kebutuhan utama sebelum para pengambil kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh diskriminasi secara struktural dan kelembagaan. Di sebagian

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajiban laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak. memberikan informasi yang menyesatkan kepada masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa ketidaksetaraan gender yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada beberapa dekade terakhir telah banyak penelitian dan. perdebatan panjang yang terjadi dalam masyarakat mengenai gender dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang YB. Mangunwijaya (Alm)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan meningkatnya kompetensi persaingan, profesi akuntan menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Ekonomi mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan hidup karena sebagian besar waktu manusia dihabiskan di tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK BAGI MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI (Survei di UNS, UMS, dan STIE SURAKARTA)

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetisi dalam dunia kerja, setiap

PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN DIPANDANG DARI SEGI GENDER

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor Eksternal, merupakan para auditor yang bekerja pada perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

Kesehatan reproduksi dalam perspektif gender. By : Fanny Jesica, S.ST

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

KUESIONER ANALISIS PERBEDAAN KINERJA AUDITOR DILIHAT DARI SEGI GENDER PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI JAKARTA. Diajukan Oleh: Nama : Tedi Setiawan

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan audit serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kinerja seseorang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

ABSTRAK. Kata kunci: profesionalisme, komitmen organisasi, etika profesi, dan pengalaman auditor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional. Berbagai isu aktual

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudahan dalam memasuki dan meraih peluang kerja, kesempatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman dan arus globalisasi membuat tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan dunia bisnis saat ini memberikan lapangan kerja yang

Skripsi. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

Pengaruh lingkungan komputerisasi, praktek organisasi dan karakteristik pekerjaan pada kepuasan kerja dengan gender

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kepuasan kerja karyawan. dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor bisnis adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. oleh daya saing dan keterampilan (meritokration). Pria dan wanita sama-sama

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan perguruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum

bagi kehidupan modern, khususnya bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan (Wealth-creating institution). Bahkan dalam lingkungan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pekerja pria dan wanita. Perilaku merupakan hasil tindakan sadar dalam

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada prinsip-prinsip independensi dan profesionalisme. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan dalam Putri, 2005). Oleh karena itu komitmen organisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha yang semakin berkembang pada era globalisasi ini telah membuka

PROBLEMATIKA PEREMPUAN BEKERJA DI SEKTOR PARIWISATA (STUDI KASUS PERHOTELAN) Endang Sutrisna 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak wanita yang bekerja di sektor formal. Ada yang sekedar untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh. Nama : Harman Setiyawan NIM : C4C

PENGARUH PENERIMAAN,PERLAKUAN,KOMITMEN DAN MASA KERJA TERHADAP KARIR AUDITOR

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. entitas yang wajib diaudit oleh Akuntan Publik kurang lebih entitas. Total

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika dahulu dunia pekerjaan hanya didominasi oleh kaum laki-laki, sekarang fenomena tersebut tidak berlaku lagi. Jika pada waktu itu perempuan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja, perlahan-lahan hal tersebut telah bergeser. Perempuan tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja, tetapi sudah beralih peran sebagai pencari nafkah sekunder atau bahkan banyak juga yang telah menjadi pencari nafkah primer dalam suatu rumah tangga. Diskriminasi dan ketidakadilan yang bersumber pada perbedaan jenis kelamin atau gender sesungguhnya terjadi pada semua pilihan pekerjaan atau profesi yang ditekuni perempuan. Selama ini profesi dosen dalam dunia akademis banyak diminati oleh perempuan. Dalam tataran retorika, perempuan memang mendapat kesempatan dan prospek karir yang sama dengan laki-laki, akan tetapi dalam tataran realita masih terjadi marginalisasi dan ketidakadilan terhadap perempuan yang bekerja di dunia akademis. Harsiwi (2004) dalam Ninik Sri (2008) menjelaskan bahwa meskipun dalam perkembangan banyak perempuan yang mengenyam pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, akan tetapi hal tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap kondisi akademisi perempuan di perguruan tinggi. 1

Berkaitan dengan profesi dosen dalam dunia akademis banyak diminati oleh perempuan, muncul suatu fenomena dalam masyarakat mengenai adanya perbedaan kinerja yang dihasilkan di lingkungan pekerjaan. Fenomena tersebut antara lain berkaitan dengan perbedaan karakteristik yang lazimnya ada pada setiap manusia, yaitu mengenai sifat-sifat dasar antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan karakteristik atau sifat-sifat dasar antara laki-laki dan perempuan inilah yang bisa saja memunculkan permasalahan dalam lingkungan kerja dosen mengenai kinerja yang akan dihasilkan oleh para dosen laki-laki dan perempuan tersebut. Belum lagi ketika seorang pekerja perempuan yang sudah menikah (dan terlebih ketika sudah mempunyai anak), kebanyakan konsentrasinya menjadi terpecah antara keluarga dan pekerjaan. Hal ini berbeda dengan yang dihadapi oleh laki-laki yang terus berorientasi pada pekerjaan, meskipun ia sudah berkeluarga, karena laki-laki memiliki peran dan fungsi sebagai kepala rumah tangga dan juga sebagai pencari nafkah yang utama dalam keluarga. Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan selalu menjadi isu yang menarik bagi kebanyakan kalangan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan atau gender sebenarnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun yang menjadi persoalan, ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Banyak sekali perbedaan perlakuan yang disebabkan karena adanya perbedaan gender tersebut, dimana beberapa hasil penelitian menunjukkan bentuk-bentuk diskriminasi yang diterima oleh kaum perempuan di tempat kerja. 2

Perempuan dan laki-laki biasanya memiliki peran dan tanggung jawab dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Laki-laki cenderung melakukan lebih berat, pekerjaan lebih berisiko yang biasanya terletak di luar rumah. Teman kerja laki-laki cenderung memiliki status lebih tinggi dari kerja yang dilakukan perempuan, yang memiliki tanggung jawab utama mengasuh anak-anak dan orang tua, dan menyediakan makanan untuk keluarga. Ketika seorang perempuan bekerja dalam dunia publik, dengan sendirinya akan menyandang peran ganda (domestik dan publik). Beban peran ganda ini berpotensi membentuk komitmen perempuan terhadap karir lebih rendah dibanding laki-laki. Berbagai temuan ilmiah menyebutkan bahwa rendahnya komitmen perempuan terhadap karir dipicu oleh bentuk-bentuk diskriminasi dalam dunia kerja seperti kebijakan pengembangan karir dan perbedaan struktur gaji. Dalam Wikipedia Ensiklopedia (2010), kesenjangan pendapatan atau gaji antar gender berasal dari proses yang menentukan kualitas pekerjaan dan penghasilan terkait dengan pekerjaan. Penghasilan terkait dengan pekerjaan akan menyebabkan ketimpangan pendapatan untuk mengambil bentuk dalam penempatan individu ke dalam pekerjaan tertentu melalui kualifikasi individu atau norma stereotip. Budaya stereotip yaitu perempuan secara tradisional dipandang sebagai merawat dan memelihara dan ditujukan untuk pekerjaan yang memerlukan keahlian tersebut. Dalam keterampilan ini secara budaya dihargai, mereka biasanya terkait dengan kehidupan rumah tangga. 3

Diskriminasi dan ketidakadilan di dalam pekerjaan antara laki-laki dan perempuan juga terlihat seperti diungkapkan oleh Neumark, dkk, (1999) dalam Ninik Sri, (2008) menyatakan bahwa pekerjaan perempuan memperoleh tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan laki-laki pada tingkat kemampuan yang sama. Secara umum karyawan akan memperhatikan faktor gaji dan kesempatan untuk mengembangkan diri dalam perusahaan, namun karyawan perempuan lebih senang apabila mendapat penghargaan pada dirinya, mencapai kepuasan kerja dan dapat menjaga hubungan yang baik dengan teman kerja (Beuterl dan Marini, 1995) dalam Yulita Zanaria, (2007). Perbedaan gender ini membuat karyawan perempuan memiliki motivasi untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Kuntari dan Kusuma, (2001) dalam Ninik Sri, (2008) menyebutkan bahwa untuk memperoleh jenjang karir yang lebih tinggi perempuan mendapat hambatan yang lebih besar, fenomena ini sering dimaknai sebagai the glass ceiling yang menjadi penyebab turunnya kinerja serta prospek karir perempuan karena terbatasnya kesempatan dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan karirnya. Sebagaimana dikutip oleh Harsiwi, (2004) dalam Ninik Sri, (2008) yang mengatakan bahwa untuk mencapai posisi eksekutif, perempuan harus bekerja lebih keras daripada laki-laki karena seolah-olah harus memulai dari suatu titik negatif, For man, starting at zero, getting to a plus is easier. For women, starting from a negative point. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Md. Mohsin, (1997) dalam Ninik Sri, (2008) menyimpulan bahwa perempuan akan mempunyai sikap dan kesadaran 4

terhadap komitmen karir yang tidak berbeda dengan laki-laki apabila perusahaan memberikan struktur gaji dan kesempatan yang setara antara laki-laki dan perempuan untuk mengembangkan karirnya. Eagly, (1987) dalam Sri Trisnaningsih, (2004) mengatakan bahwa dalam lingkungan pekerjaan apabila terjadi masalah, pegawai laki-laki mungkin akan merasa tertantang untuk menghadapinya dibandingkan menghindarinya. Perilaku pegawai perempuan akan lebih cenderung untuk menghindari konsekuensi konflik dibanding perilaku pegawai laki-laki, meskipun dalam banyak situasi wanita lebih banyak melakukan kerjasama dibanding laki-laki, tetapi apabila akan ada resiko yang timbul, laki-laki cenderung lebih banyak membantu dibanding perempuan. Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme juga komitmen terhadap bidang yang ditekuninya. Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasional akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerja terhadap organisasi. Disamping komitmen organisasional, adanya orientasi profesional yang mendasari komitmen profesional nampaknya juga akan berpengaruh terhadap kepuasan. Kesadaran akan pentingnya sumber daya manusia dapat mendorong perusahaan untuk menanamkan norma, perilaku, nilai-nilai dan keyakinan yang dapat dijadikan sarana untuk mencapai kepuasan kerja (Yulita Zanaria, 2007). Dan para profesional merasa lebih senang mengasosiasikan tugas-tugasnya dan mereka juga 5

ingin lebih menaati norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi kerja (Retno Puji, 2008). Dengan demikian, penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan suatu kesempatan kerja yang diberikan kepada pegawai dalam organisasi pekerjaan dapat menumbuhkan komitmen organisasional dan komitmen profesional dan akan bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pegawai tersebut. Dalam penelitian ini, maka perguruan tinggi harus menciptakan kesempatan kerja bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan gender, sehingga dapat meningkatkan komitmen organisasional dan komitmen profesional pegawai yang akan menumbuhkan motivasi kerja sehingga akan tercipta suatu kepuasan kerja bagi para dosen yang bekerja diperguruan tinggi tersebut. Penelitian yang lebih khusus mengenai pengaruh komitmen terhadap kepuasan kerja auditor telah dilakukan oleh Sri Trisnaningsih pada kantor akuntan publik di Jawa Timur tahun 2004. Di mana pengukuran kinerjanya terdiri atas lima (5) proksi, yaitu komitmen organisasional, komitmen profesional, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara auditor laki-laki dan auditor perempuan atau dengan kata lain terdapat kesetaraan komitmen organisasional, komitmen profesional, motivasi, dan kesempatan kerja antara auditor laki-laki dan auditor perempuan pada kantor akuntan publik di Jawa Timur. Sementara untuk masalah kepuasan kerja terdapat perbedaan antara auditor laki-laki dan auditor perempuan pada kantor akuntan publik di Jawa Timur. 6

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti perbedaan kinerja yang kinerjanya terdiri atas empat (4) proksi, yaitu komitmen, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja, namun dengan responden yang berbeda, yaitu dosen (dosen laki-laki dan dosen perempuan) dalam lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan replikasi penelitian dari penelitian tersebut dengan judul: Perbedaan Kinerja Dosen Berdasarkan Gender Ditinjau Dari Komitmen, Motivasi, Kesempatan Kerja, dan Kepuasan Kerja. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: apakah terdapat perbedaan kinerja antara dosen laki-laki dan perempuan yang diproksikan ke dalam komitmen, motivasi, kesempatan kerja, dan kepuasan kerja? 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kinerja dosen laki-laki dan perempuan hanya ditinjau dari empat (4) prospek saja, yaitu komitmen, motivasi, kesempatan kerja, kepuasan kerja. Hal-hal di luar keempat aspek tersebut diabaikan. Pemilihan proksi ini berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Sri Trisnaningsih, (2004). 7

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada dosen tetap di lingkungan Fakultas Ekonomi di Bandung. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuat simpulan mengenai pengaruh gender terhadap kinerja dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris ada atau tidaknya perbedaan kinerja antara dosen laki-laki dengan dosen perempuan di Fakultas Ekonomi Bandung. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan yang berkaitan dengan rekruitmen pegawai, penilaian kinerja, perencanaan kerja, pendidikan profesi, dan penetapan staf. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis untuk Fakultas Ekonomi dalam mengelola sumber daya manusianya. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pembahasan ini. Adapun pihak-pihak yang kiranya dapat mengambil manfaat dari penelitian ini: 8

1. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan mengenai pengaruh gender terhadap kinerja dosen di Fakultas Ekonomi. 2. Bagi Fakultas Ekonomi digunakan sebagai bahan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan yang berkaitan dengan rekruitmen pegawai, penilaian kinerja, perencanaan kerja, pendidikan profesi, dan penetapan staf dan juga dapat diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dalam mengelola sumber daya manusianya. 3. Bagi pihak lain diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian yang lebih lanjut dengan tema yang sama. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada para dosen lakilaki dan dosen perempuan yang bekerja tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha di Bandung. Dan penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2010 sampai dengan Oktober 2010. 9