BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH BLADE

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISIS DISTRIBUSI KECEPATAN ALIRAN WIND TUNNEL TIPE TERBUKA TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Wind tunnel, profil kecepatan, intensitas turbulensi, Pitot tube, pressure transduser, difuser, elbow.

PENGUKURAN KECEPATAN UDARA DI DALAM TEROWONGAN

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

ANALISIS KINERJA TEROWONGAN ANGIN SUBSONIK DENGAN MENGGUNAKAN CONTRACTION CONE POLINOMIAL ORDE 5

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PEMILIHAN FAN DAN PERHITUNGAN DAYA MOTOR PADA OPEN CIRCUIT WIND TUNNEL

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Wiwik Sulistyono, Naif Fuhaid, Ahmad Farid (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Antiremed Kelas 11 Fisika

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

FISIKA STATIKA FLUIDA SMK PERGURUAN CIKINI

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Oleh: STAVINI BELIA

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUDUT BILAH PADA PERFORMA KIPAS AKSIAL TEROWONGAN ANGIN KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN METODE KOMPUTASI

PENGEMBANGAN DAN ANALISA KESERAGAMAN ALIRAN TEROWONGAN ANGIN TIPE TERBUKA SEBAGAI SARANA PENGUJIAN AERODINAMIKA

PENGARUH HONEYCOMB SEBAGAI PENYEARAH ALIRAN FLUIDA PADA OPEN CIRCUIT WIND TUNNEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. fluida. Sifat-sifat fluida diasumsikan pada keadaan steady, ada gesekan aliran dan

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA

Bab II Ruang Bakar. Bab II Ruang Bakar

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

FIsika FLUIDA DINAMIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR KOMPETENSI :

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi aliran fluida

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

PENERAAN ALAT UKUR LAJU ALIR FLUIDA

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

Teori Kinetik Gas Teori Kinetik Gas Sifat makroskopis Sifat mikroskopis Pengertian Gas Ideal Persamaan Umum Gas Ideal

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

ALIRAN FLUIDA. Kode Mata Kuliah : Oleh MARYUDI, S.T., M.T., Ph.D Irma Atika Sari, S.T., M.Eng

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB FLUIDA A. 150 N.

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Multiple Channel Fluidity Test Castings Pengujian ini digunakan untuk mengetahui fluiditas aliran logam cair saat

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA. Ferianto Raharjo - Fisika Dasar - Mekanika Fluida

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SET-UP ALAT UJI

PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT

HUKUM BERNOULLI MATERI POKOK. 1. Prinsip Bernoulli 2. Persamaan hukum Bernoulli 3. Penerapan Hukum Bernoulli TUJUAN PEMBELAJARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Plat Pengganggu Di Depan Returning Blade Turbin Angin Tipe Savonius Terhadap Performa Turbin

TEKANAN. Tahukah kamu apakah Tekanan itu? Sebelum mengetahui definisi tekanan, marilah kita memahami

BAB II LANDASAN TEORI

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN


BAB II LANDASAN TEORI

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II LANDASAN TEORI

STRUKTURISASI MATERI. Fluida statis ALFIAH INDRIASTUTI

Klasisifikasi Aliran:

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wind Tunnel Wind tunnel adalah alat yang digunakan dalam penelitian aerodinamika untuk mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya pada suatu benda yang berada dalam pengaruh gaya-gaya aerodinamika dalam bidang aeronautika, untuk menganalisis kinerja mekanika terbang (flight mechanic) dari suatu benda terbang (aerial vehicle). Wind tunnel juga banyak digunakan dalam pengujian berbagai kondisi benda dalam aliran udara seperti konstruksi gedung pencakar langit, lingkungan perkotaan dan lain-lain. 2.1.1. Klasifikasi Wind Tunnel Berbagai macam wind tunnel yang telah ada, seperti yang dibuat oleh American Institute of Aeronautics and Astronautics, McDonnell Aircraft Company, NASA, Boeing, dan Airbus menghasilkan wind tunnel dengan model yang berbeda-beda, namun tujuan pembuatan wind tunnel tetap sama. Oleh karena itu wind tunnel diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Berdasarkan jalur rangkaiannya 2. Berdasarkan instalasi terowongannya 2.1.1.1. Berdasarkan Jalur Rangkaian Berdasarkan jalur rangkaiannya wind tunnel dibagi dalam dua rangkaian, yang pertama adalah rangkaian terbuka atau open circuit wind tunnel (Gambar 2.1 a) dan yang kedua adalah rangkaian tertutup atau closed circuit wind tunnel (Gambar 2.1 b).

6 Tipe rangkaian terbuka adalah tipe dimana udara mengalir lurus dari sisi masuk hingga ke sisi luar, dan udara yang masuk wind tunnel akan terbuang keluar lingkungan. Ada beberapa keuntungan wind tunnel tipe terbuka, diantaranya adalah biaya konstruksi yang relatif murah daripada tipe tertutup, bisa menggunakan motor bakar jika desain wind tunnel tersebut meletakan motornya pada bagian dalam terowongan karena pada tipe terbuka ini bisa divisualisasikan pengujian aliran udara dengan asap, dan bebas dari kotoran yang ikut masuk dari sisi masuk karena tipe terbuka maka kotoran tersebut akan terbawa keluar lingkungan. Sedangkan kekurangannya adalah operasinya sangat dipengaruhi kondisi cuaca, jika pengujian dilakukan di luar ruangan dengan cuaca hujan, maka pengoperasian wind tunnel dihentikan karena sisi masuk dan sisi keluar terbuka akan memudahkan air masuk dalam wind tunnel dan dapat menyebabkan kerusakan beberapa komponen wind tunnel, dan yang kedua adalah masalah kebisingan. Jika wind tunnel dioperasikan dalam suatu ruangan, maka akan menimbulkan gangguan pendengaran pada operator jika pengoperasiannya terlalu lama. Tipe rangkaian tertutup adalah tipe dimana udara mengalir secara kontinu dalam wind tunnel, artinya udara yang masuk akan terus mengalir selama pengoperasian wind tunnel dan udara tidak terbuang keluar lingkungan. Ada beberapa keuntungan wind tunnel tipe rangkaian tertutup, diantaranya adalah yang pertama operasinya tidak dipengaruhi cuaca karena tiap sisinya tertutup, dan yang kedua adalah tidak terlalu bising jika dibandingkan tipe rangkaian terbuka, karena suara yang dihasilkan udara

7 dan motor teredam oleh dinding wind tunnel yang tertutup. Sedangkan kekurangannya adalah yang pertama masalah biaya konstruksinya, relatif lebih mahal dari pada wind tunnel rangkaian terbuka, dan yang kedua adalah jika desain tersebut menggunakan motor bakar, maka dibutuhkan saluran tambahan sebagai saluran gas buang dari motor bakar. (a) (b) Gambar 2.1. (a) Wind tunnel rangkaian terbuka (b) Wind tunnel rangkaian tertutup

8 2.1.1.2. Berdasarkan Instalasi Terowongan Instalasi terowongan dalam wind tunnel dibagi menjadi tiga, yaitu wind tunnel dengan instalasi terowongan di belakang fan, wind tunnel dengan instalasi terowongan di depan fan, dan wind tunnel dengan instalasi terowongan berkesinambungan. 2.1.2. Bagian Bagian Wind Tunnel Pada umumnya wind tunnel terdiri atas fan, diffuser, test section, contraction, dan settling chamber. Fan adalah bagian utama penghasil udara. Untuk dapat menggerakan fan maka dibutuhkan suatu penggerak fan. Fan dihubungkan dengan poros motor penggerak supaya fan dapat berputar dan menghasilkan udara. Jenis fan yang digunakan ada dua, yaitu jenis fan aliran aksial dan jenis fan aliran radial. Fan aliran aksial sering digunakan dalam wind tunnel rangkaian terbuka karena arah aliran udara yang sejajar dan segaris dengan poros motor penggerak dan tidak membutuhkan casing pengarah. Fan aliran radial memiliki arah aliran udara yang tegak lurus dengan poros motor penggerak. Fan pada wind tunnel milik PSD III Teknik Mesin Universitas Diponegoro adalah jenis fan aliran aksial (Gambar 2.2).

9 Gambar 2.2. Fan Pada wind tunnel, diffuser (Gambar 2.3) adalah ruang yang memiliki luas penampang yang perlahan-lahan melebar. Diffuser berfungsi sebagai komponen yang menyebabkan kenaikan tekanan pada udara. Ketika udara melalui diffuser maka tekanannya akan naik, tetapi kecepatannya menurun, sesuai dengan Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, Peningkatan kecepatan pada fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut, atau sebaliknya. Gambar 2.3. Diffuser

10 Test section (Gambar 2.4) adalah bagian dari terowongan angin untuk meletakkan model yang akan diuji. Dimensi test section disesuaikan dengan dimensi model yang akan diuji, kemudian dimensi tersebut ditentukan dengan dimensi model dan diberi toleransi ukuran. Bagian test section harus cukup panjang dengan tujuan meredam gangguan aliran. Test section biasanya dibuat dari bahan bening seperti kaca atau akrilik dengan tujuan benda uji atau model dapat terlihat. Gambar 2.4. Test section Contraction (Gambar 2.5) adalah ruang yang memiliki luas perlahanlahan mengecil. Contraction memiliki fungsi yang berlawanan dari diffuser. Contraction merupakan komponen yang dapat menyebabkan kenaikan kecepatan udara dan penurunan tekanan udara. Gambar 2.5. Contraction

11 Settling chamber terletak diantara inlet wind tunnel dan contraction cone. Settling chamber disebut juga dengan ruang penenang berfungsi untuk mengurangi turbulensi aliran didalam terowongan. Didalam settling chamber diletakan screen dan honeycomb. Gambar 2.6. Settling Chamber Screen atau saringan kawat berguna untuk mengurangi turbulensi aliran. Semakin kecil dimensi saringan kawat maka akan semakin besar gesekan antara fluida dengan kawat. Dimesi screen dsesuaikan atau mengikuti dimensi settling chamber. Gambar 2.7. Screen

12 Honeycomb berbentuk seperti sarang lebah dan bersaluran lurus. Honeycomb berfungsi untuk mengurangi turbulensi aliran. Ketika aliran udara turbulen masuk dan melalui honeycomb, maka aliran tersebut akan menjadi aliran laminer. Gambar 2.8. Honeycomb 2.1.3. Prinsip Kerja Wind Tunnel Pada wind tunnel rangkaian terbuka seperti wind tunnel milik PSD III Teknik Mesin Universitas Diponegoro, motor penggerak menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Fan terhubung dengan poros motor berputar. penggerak, dan ketika poros penggerak berputar maka fan ikut Putaran fan menyebabkan aliran udara dengan kecepatan tertentu. Aliran udara yang dihasilkan fan belum laminer. Kemudian aliran udara tersebut masuk dalam sisi inlet wind tunnel. Setelah aliran udara masuk sisi inlet wind tunnel, aliran udara tersebut masuk kedalam tiap lubang honeycomb. Setelah melalui honeycomb aliran udara menjadi laminer. Kemudian aliran tersebut masuk kedalam diffuser, dan setelah melewati

13 diffuser maka kecepatan aliran udara menurun. Setelah melewati diffuser maka aliran udara tersebut masuk kedalam contraction, dan setelah melewati contraction maka kecepatan aliran udara meningkat. Setelah melewati contraction, aliran udara masuk kedalam test section, dan setelah melewati test section aliran udara terbuang keluar lingkungan. Pada wind tunnel rangkaian tertutup seperti pada gambar 2.1 b, motor penggerak menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Fan terhubung dengan poros motor penggerak, dan ketika poros penggerak berputar maka fan ikut berputar. Putaran fan menyebabkan aliran udara dengan kecepatan tertentu. Kemudian aliran udara tersebut belok dan diarahkan oleh sudu pengarah ( vane), lalu setelah beberapa jarak melewati terowongan, aliran udara tersebut kembali belok dan diarahkan oleh sudu pengarah. Kemudian aliran udara tersebut masuk kedalam contraction, dan setelah melewati contraction maka kecepatan aliran udara akan meningkat. Setelah melewati contraction, aliran udara tersebut masuk kedalam ruang test section. Setelah melalui ruang test section, aliran udara tersebut masuk kedalam diffuser, dan setelah melewati diffuser maka kecepatan aliran udara akan turun. Setelah melewati diffuser, aliran udara tersebut belok dan diarahkan oleh sudu pengarah, lalu setelah beberapa jarak melewati terowongan, aliran udara tersebut kembali belok dan diarahkan oleh sudu pengarah, dan aliran udara tersebut tidak terbuang keluar lingkungan, melainkan dihisap kembali oleh fan.

14 2.2. Karakteristik Aliran Fluida Fluida yang mengalir dalam suatu ruang yang dibatasi dinding yang padat akan memiliki karakteristik aliran, yaitu aliran laminer atau aliran turbulen. 2.2.1. Aliran Laminer Aliran laminer didefinisikan sebagai fluida yang bergerak secara halus dan lancar dengan kecepatan relatif rendah. Aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan lapisan dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relatif antara lapisan. Aliran laminar memiliki bilangan Reynolds yang kurang dari 2300. 2.2.2. Aliran Turbulen Aliran turbulen merupakan aliran dimana pergerakan aliran dari partikel partikel fluida sangat tidak menentu. Aliran turbulen memiliki bilangan Reynolds lebih dari 4000. Dalam hal ini turbulensi yang terjadi dapat membangkitkan tegangan geser yang merata di seluruh aliran fluida.. Gambar 2.9 Tipe Aliran Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang akan menentukan jenis dari aliran berdasarkan kecepatan aliran yang melalui diameter tertentu dibanding dengan kekentalannya, sehingga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut [1]. [1] Moch. Asief Rosyidin, Pengaruh Bukaan Guide Vane Terhadap Unjuk Kerja Turbin, Universitas Brawijaya, hal. 3

15 =...(1) Dimana : V = Kecepatan fluida yang mengalir (m/s) D = Diameter dalam pipa (m) = Kekentalan kinematik fluida (m 2 /s) 2.3. Manometer Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan di dua titik yang berlawanan. Manometer mempunyai banyak jenis, tetapi yang paling sederhana adalah manometer dengan tabung berbentuk huruf U (manometer pipa U) yang berisi fluida cair ( liquid) di dalam tabungnya, dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa. Gambar 2.8. Manometer pipa U

16 Prinsip kerja manometer pipa U adalah dengan mengisi tabung pipa U dengan cairan setinggi setengah tabung, dengan kedua ujung tabung berisi cairan yang sama tinggi. maka tekanan pada gambar 2.8 tersebut sebagai berikut [2]. Keterangan : P = tekanan mula-mula (N/m 2 ) P A = (P +.g.h 2 )...(2) h 2 g = ketinggian permukaan fluida cair (m) = percepatan gravitasi (m 2 /s) P A = besarnya tekanan yang diukur (N/m 2 ) 2.4. Pipa Pitot Statis Pipa pitot statis atau pitot static tube (Gambar 2.9) merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk pengukuran kecepatan aliran udara dengan tambahan manometer, biasanya menggunakan manometer pipa U atau manometer inclined. Kecepatan udara ditentukan dengan perbandingan tekanan total dan tekanan statis yang dihasilkan oleh udara yang melalui pipa pitot statis. Tabung atau pipa pitot terdiri dari saluran yang mengarah secara langsung ke aliran fluida (saluran tekanan total) dan saluran yang tegak lurus dengan saluran utama (saluran tekanan statis). [2] Yunus A. Çengel, Michael A. Boles, Thermodynamics An Engineering Approach, Cetakan kedua, McGraw-Hill Inc USA, 1994, hal. 19

17 Gambar 2.9. Pipa Pitot Statis Tabung atau pipa pitot terdiri dari saluran yang mengarah secara langsung ke aliran fluida (saluran tekanan total) dan saluran yang tegak lurus dengan saluran utama (saluran tekanan statis). Pada total pressure ( ) memiliki persamaan sebagai berikut [3]. = +...(3) Dimana : = total pressure (N/m 2 ) = tekanan statis (N/m 2 ) ρ = massa jenis udara (kg/m 3 ) υ = kecepatan udara (m/s) [3] William H Rae Jr, Alan Pope, Low-Speed Wind Tunnel Testing, Cetakan kedua, John Wiley & Sons Inc United States, 1984, hal 102

18 2.4.1. Pengukuran Kecepatan Udara dengan Pipa Pitot Statis Untuk mengukur aliran kecepatan udara, digunakan dari persamaan 3. Persamaan tersebut diuraikan untuk mencari nilai kecepatan ( ). = + = =...(4) Karena pipa pitot statis dihubungkan dengan manometer pipa U, maka dan belum diketahui secara visual. Untuk mengatasi masalah tersebut maka kita uraikan lagi rumus tersebut dengan gambar 2.10 berikut. Gambar 2.10. Pengukuran dengan manometer pipa U Pada titik 1, terdapat persamaan: + ρ ɡ..(5)

19 Pada titik 2, terdapat persamaan : + ρ ɡ h + ɡ Δh...(6) Nilai perbedaan ketinggian 0 pada manometer adalah mempunyai tekanan sama, artinya kondisi di titik 1 sama dengan pada kondisi di titik 2. Maka persamaan 4 menjadi : + ρ ɡ h = + ρ ɡ h + ɡ Δh + ρ ɡ h ρ ɡ h + = + ɡ Δh + ρ ɡ ( h h ) = + ɡ Δh + ρ ɡ Δh = + ɡ Δh = ɡ Δh ρ ɡ Δh = ɡ Δh ( ρ)..(7) = ( ) Dimana : = total pressure (N/m 2 ) = tekanan statis (N/m 2 ) h = ketinggian daerah titik t (m) h = ketinggian daerah titik s (m) Δh = perbedaan ketinggian (m) ɡ = percepatan gravitasi (m/s 2 )

20 = Massa jenis fluida cair (kg/m 3 ) υ = Kecepatan aliran udara (m/s) ρ = Massa jenis udara pada suhu tertentu (kg/m 3 ) 2.5. Persamaan Gas Ideal Persamaan gas ideal adalah persamaan keadaan suatu gas yang ideal. Persamaan ini merupakan persamaan untuk karakteristik beberapa gas pada kondisi tertentu. Persamaan ini pertama kali dicetuskan oleh Émile Clapeyron tahun 1834 sebagai kombinasi dari Hukum Boyle dan Hukum Charles. Pada kasus ini, persamaan gas ideal digunakan untuk mencari massa jenis udara pada suhu tertentu, persamaan tersebut adalah sebagai berikut [4]. PV = nrt..(8) n adalah jumlah partikel udara, maka jumlah partikel udara sama dengan perbandingan massa udara dengan massa relatif molekul udara [5]. n =..(9) maka persamanaan 8 menjadi, PV = RT Untuk mencari massa jenis udara (ρ), maka persamaan 8 harus diuraikan. Massa jenis udara adalah perbandingan massa udara dengan volume udara. Ρ = =..(10) Dimana : P = Tekanan atmosfir (kj/m 3 ) [4] Clapeyron E, Mémoire sur la Puissance Motrice de la Chaleur, Bibliothèque nationale de France Perancis, 1834, hal 14 [5] Kanginan, Marthen, Fisika untuk SMA Kelas XI Semester 2, Penerbit Erlangga Jakarta, 2002

21 V = Volume gas (m 3 ) n = Jumlah partikel pada gas T = Temperatur gas ( o K) R = Konstanta gas ideal (kj/kmol o K) Mr = Massa relatif udara (kg/kmol) 2.5.1. Udara Udara termasuk dalam fase gas. Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara tidak tampak mata, tidak berbau, dan tidak ada rasanya. Kehadiran udara hanya dapat dilihat dari adanya angin yang menggerakan benda. Udara terdiri dari tiga unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara kering adalah 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon, 0,03% karbon dioksida, 0,003% gas-gas lain (neon, helium, metana, kripton, hidrogen, xenon, ozon, dan radon). Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.