BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, semua hal dapat berubah dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hani Megawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika bukanlah objek konkret, tetapi merupakan objek abstrak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Intan Maylani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa. Sukar dicerna, sulit dipahami, rumit dipelajari, dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan sangat menentukan perilaku diri seorang individu, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2013 PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada isi pernyataan SKL yang kedua, memahami unsur-unsur dan sifatsifat bangun datar merupakan materi yang harus dikuasai siswa terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengerjakan dan memahami matematika dengan benar. keadaan di dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Peran guru

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratna Dewi Nurhajariah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

meggunakan metode penemuan. Secara umum, manfaat metode penemuan dalam proses pembelajaran matematika konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

PENGGUNAAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM KONSEP BILANGAN BULAT

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB I PENDAHULUAN. siswa sangat rendah. Hasil penelitian Suryanto dan Somerset terhadap 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Tahap Sensori Motor (0 2 tahun) 2. Tahap Pra-operasional (2 7 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Media sebagai alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru SD, serta terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. efisien serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2005:307). Hasbullah menyatakan juga bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lian Yulianti, 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan ada dua bentuk kegiatan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, yaitu studi pendidikan dan praktek pendidikan. Studi pendidikan merupakan seperangkat kegiatan individual yang bertujuan memahami suatu prinsip, konsep atau teori pendidikan, sedangkan praktek pendidikan merupakan seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktek pendidikan merupakan kegiatan mengimplementasikan konsep, prinsip atau teori pendidikan oleh pendidik dengan terdidik dalam berinteraksi, yang berlangsung dalam suasana saling mempengaruhi atau terjadinya saling interaksi yang bersifat positif dan konstrutif selama tujuannya mengubah terdidik menjadi manusia yang diharapkan atau dewasa.dengan demikian, studi pendidikan dan praktek pendidikan merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, praktek tanpa studi tidak mungkin berlangsung, demikian pula studi tanpa praktek ibarat yang hampa tak berguna. Soelaeman (Nurlaela, 2011: 1) menyebutkan bahwa praktek tanpa teori tidak jelas arahnya. Berdasarkan hal tersebut maka konsep, prinsip atau teori pendidikan yang dibutuhkan dalam praktek pendidikan merupakan landasan bagi berlangsungnya proses pendidikan, dengan demikian landasan yang kokoh dan terarah merupakan pijakan dalam suatu kegiatan pendidikan. Pendidikan matematika merupakan salah satu studi pendidikan yang penting untuk dimiliki setiap individu, karena pendidikan matematika salah satunya yang memiliki peranan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi serta kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006), mata pelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar bertujuan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. 1

2 Pada umumnya proses pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit sekali melibatkan siswa. Sejalan dengan itu Yuwono (Nurlaela, 2011:2) mengemukakan bahwa pengajaran matematika secara konvensional mengakibatkan siswa bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran, selain itu interaksi antara siswa selama proses belajar mengajar sangat kurang. Dengan demikian, guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas sebuah pembelajaran.oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.siswa memegang peranan utama dalam kegiatan pembelajaran.oleh karena itu, siswalah yang seyogyanya aktif dan itulah yang menjadi tugas guru, bagaimana merencanakan pembelajaran yang dapat memunculkan keaktifan dan kreativitas siswa saat pembelajaran berlangsung. Salah satu standar kompetensi yang disosialisasikan oleh pemerintah pada pelajaran matematika kelas IV sekolah dasar adalah menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dengan kompetensi dasar mengurutkan bilangan bulat, menjumlahkan bilangan bulat, dan mengurangkan bilangan bulat (Depdiknas). Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN 7 Cibogo pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, dari 32 siswa hanya terdapat 4 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM dan 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam mata pelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SDN Cibogo 7 untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, diantaranya siswa belum memahami konsep dasar dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Siswa masih kesulitan saat menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif serta bilangan negatif dengan negatif. Namun, untuk penjumlahan dua bilangan positif siswa tidak mengalami kesulitan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya guru yang kurang tepat dalam memilih metode

3 pembelajaran bahkan karena guru kurang menguasai metode pembelajaran dan dalam proses pembelajarannya kurang melibatkan siswa dan terkadang cara penyampaian materinya kurang menarik serta pegelolaan kelas yang kurang baik pula. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, karena dengan beberapa kendala tersebut ternyata berdampak pada kesulitan siswa dalam pelajaran matematika yang kemudian akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa yang akhirnya berpengaruh juga pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Kendala yang lainnya adalah guru yang menyusun program pembelajaran tidak berorientasi pada kenyataan dan masalah yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga sulit meningkatkan pemahaman siswa saat guru menyampaikan pelajaran secara abstrak. Karena pada dasarnya siswa sekolah dasar masih berpikir kongkrit.oleh karena itu, guru juga harus mampu menyampaikan pelajaran secara kongkrit sehingga dapat diterima oleh siswa sekolah dasar.salah satu upayanya adalah dengan menggunakan media pembelajaran untuk membantu guru dalam menyampaikan materi secara kongkrit dan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika. Dengan belajar menggunakan media, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsepsiswa pada pelajaran matematika yang disajikan, serta mengembangkan gagasan atau ide mengenai pemasalahan matematika melalui latihan mencari pemecahan masalah dengan menggunakan kebebasan berpikir, serta memberi kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak mereka namun tetap dalam pengawasan guru. Berdasarkan hal tersebut bahwa dalam memahami konsep matematika, pengalaman belajar siswa sangatlah penting. Pengalaman tersebut akan membentuk pemahaman apabila ditunjang dengan alat peraga dalam pembelajaran atau biasa juga disebut media pembelajaran. Brown (akhmadsudrajat.wordpress.com, 2008) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Media pembelajaran tersebut akan berfungsi dengan baik apabila dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna,

4 mengaktifkan dan menyenangkan siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran ini dapat membantu konsep-konsep matematika yang dipelajari oleh siswa tersebut tidaklah abstrak, dan mudah diterima oleh akal para siswa, sehingga pembelajaran matematika lebih mudah untuk dipahami oleh para siswa, khususnya dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika tentang bilangan bulat adalah kancing bermuatan. Kancing merupakan benda yang biasa digunakan untuk kelengkapan pada pakaian, kancing juga sudah dikenal oleh siswa karena terdapat dalam setiap seragam sekolah mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan kancing bermuatan dalam penelitian ini adalah kancing dengan dua warna yang berbeda untuk menjadi media bilangan bulat yaitu kancing berwarna orange dan biru. Kancing warna orange akan diibaratkan sebagai bilangan bulat yang bermuatan positif dan kancing warna biru akan diibaratkan sebagai bilangan bulat yang bermuatan negative. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Kancing bermuatan ini dipilih karena mudah didapat, praktis, harganya relatif murah, tidak mudah rusak, warna dan motifnya bervariasi serta mudah dikenal oleh siswa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti memilih salah satu materi konsep bilangan bulat, pada kesempatan ini peneliti mencoba untuk menggunakan media kancing bermuatan untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep bilangan bulat dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dituangkan ke dalam Penelitian Tindakan Kelas dengan mengangkat judul: Penggunaan Media Kancing BermuatanUntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan PenguranganBilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 7 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang diteliti adalah Penggunaan Media Kancing Bermuatan Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV Di SDN 7 Cibogo Tahun Ajaran 2013/2014. Masalah tersebut diuraikan dalam rumusan masalah yang lebih khusus, sebagai berikut. 1. Bagaimanakah perencanaan penggunaan media kancing bermuatan dalam pembelajaran matematika tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat? 2. Bagaimanakah proses penggunaan media kancing bermuatan dalam pembelajaran matematika tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat? 3. Seberapa besar peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas 4 di SDN 7 Cibogo dengan menggunakan media kancing bermuatan? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan perencanaan penggunaan media kancing bermuatan dalam pembelajaran matematika tentangkonsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Mendeskripsikan proses penggunaan media kancing bermuatan dalam pembelajaran matematika tentang konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 3. Mendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV di SDN 7 Cibogo dengan menggunakan media kancing bermuatan.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberi saran kepada guru untuk menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. b. Dapat merubah pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan lebih menarik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran matematika, menguji kemampuan kognitif dan kreativitas siswa serta meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif. b. Bagi guru Menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga meningkatkan profesionalisme guru di sekolah dasar. c. Bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan guru-guru sekolah dasar dalam mengelola perencanaan dan aktivitas siswa selama pembelajaran. d. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman terkait pengkajian berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam rangka pencapaian keberhasilan belajarnya melalui penelitian secara langsung. E. Hipotesis Tindakan Penggunaan media kancing bermuatan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SDN 7 Cibogo. F. Definisi Operasional 1. Media Kancing Bermuatan Dalam penelitian ini, kancing bermuatan digunakan sebagai alat peraga untuk menyajikan atau mengkongkritkan operasi penjumlahan dan pengurangan

7 bilangan bulat. Kancing yang digunakan dalam penelitian ini adalah kancing yang biasa digunakan untuk kelengkapan pakaian, kancing ini berwarna orange dan biru. Kancing bermuatan ini dipilih karena mudah didapat, harganya relative murah, tidak mudah rusak, warna dan motifnya bervariasi serta mudah dikenal siswa. Kata bermuatan pada media ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam menanamkan konsep pada anak bahwa bilangan bulat itu terdiri dari bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative. Kancing berwarna orange diibaratkan sebagai kancing bermuatan positif yang mewakili bilangan bulat positif, sedangkan kancing berwarna biru diibaratkan sebagai kancing bermuatan negatif yang mewakili bilangan bulat negatif. Jika pada penjumlahan bilangan bulat terdapat sepasang muatan positif dan negative, maka akan terjadi tarikmenarik yang diberi istilah netral untuk mewakili nilai nol. 2. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman relasional. Menurut Skemp (devisuryani.blogspot.com, 2011) bahwa dapat dikategorikan sebagai pemahaman relasional jika si siswa disamping ia sudah dapat menetukan hasil namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa hasilnya seperti itu. Berdasarkan hal tersebut, saat siswa dapat menyelesaikan soal-soal matematika yang berhubungan dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan media kancing bermuatan dan menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya sesuai dengan tujuan dari penelitian ini maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV sudah tercapai. 3. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah gabungan antara bilangan-bilangan asli dan bilangan negatifnya serta nol. Bila ditulis dalam bentuk himpunan bilangan bulat adalah sebagai berikut: B={, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, }.