BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

4. PEMBAHASAN 4.1. Warna Larutan Fikosianin Warna Larutan secara Visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

Kingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

BAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cincau hijau Premna oblongifolia disebut juga cincau hijau perdu atau cincau hijau

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua

cm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

KUANTIFIKASI GLIKOSIDA DARI TANGKAI DAUN PEPAYA (Carica papaya L.) BERDASARKAN ph DAN WARNA DENGAN VARIASI WAKTU DAN SUHU PENGERINGAN SKRIPSI.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

TINJAUAN PUSTAKA. rendah sampai 700 meter di atas permukaan laut. Suhu optimum yang diperlukan

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

DETERMINASI KONSENTRASI GLIKOSIDA DARI TANGKAI DAUN PEPAYA

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

TINJAUAN PUSTAKA. berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

BAB I PENDAHULUAN. baik di daerah tropis salah satunya yaitu tanaman munggur. Tanaman ini

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

4. PEMBAHASAN 4.1. Aktivitas Antioksidan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TINJAUANPUSTAKA. ujung tanaman. Semua bagian tanaman dari buah, daun, maupun batang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bayam merupakan sayuran daun yang sudah lama dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

Identifikasi Hijauan Makanan Ternak (HMT) Lokal mendukung Pengembangan Sapi Potong di Sulawesi Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia sekitar tahun 1930-an khususnya di kawasan Pulau Jawa (Warisno, 2003). Kedudukan taksonomi tanaman pepaya menurut Suprapti (2005) adalah Kerajaan Plantae; Divisi Spermatophyta; Kelas Angiospermae; Bangsa Caricales; Suku Caricaeae; Marga Carica; dan Jenis Carica papaya L. Ilustrasi 1 menampilkan penampakan fisik tanaman pepaya. Keterangan : 1. Batang pohon pepaya 4 2. Buah pepaya 3. Tangkai daun pepaya 3 2 4. Daun pepaya 1 Ilustrasi 1. Tanaman Pepaya (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

5 Tanaman pepaya termasuk dalam tumbuhan yang dapat tumbuh setahun atau lebih. Sistem perakarannya memiliki akar tunggang dan akar-akar cabang yang tumbuh mendatar pada kedalaman 1 meter menyebar ke sekitar 60-150 cm. Tinggi tanaman pepaya dapat mencapai 5 meter atau lebih. Batang tanaman berbentuk bulat lurus, berbuku-buku dan bagian tengahnya berongga. Daun tanaman pepaya bertulang menjari dengan permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawah hijau muda. Buah pepaya bulat sampai lonjong, kulit berwana hijau ketika muda dan orange apabila sudah tua. Tanaman pepaya memiliki kandungan vitamin dalam 100 g bagian pepaya sebanyak 0,45 g vitamin A: 0,074 g vitamin C dan kandungan mineral 0,034 g kalsium dan 0,011 g fosfor (Sujiprihati dan Suketi, 2009). Tanaman pepaya juga mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat baik pada organ daun, buah, getah, maupun biji. Kandungan senyawa bioaktif dari tanaman pepaya menurut Dalimartha (2003) dapat dilihat pada Tabel 1. Table 1. Kandungan Senyawa Bioaktif Tanaman Pepaya (Dalimartha, 2003). No. Organ Kandungan Senyawa Bioaktif 1. Daun Enzim papain, alkohol karpaina, pseudo-karpaina, glikosida, karposid dan saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. 2. Buah β-karotena, pektin, d-galaktosa, I-arabinosa, papain, papayotimin papain, serta fitokinase. 3. Biji Glukosida kakirin dan karpain. 4. Getah Papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase Tangkai daun tanaman pepaya terletak dekat dengan daun yang menyirip lima. Bentuk tangkai daun pepaya yaitu panjang, bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm, berwarna putih kekuningan atau kehijauan dan berlubang di

6 bagian tengahnya. Tangkai daun pepaya tidak mengandung protein, namun keberadaan lemak dan karbohidrat masih terdeteksi sehingga tangkai daun pepaya dapat digunakan sebagai bahan makanan. Tangkai daun pepaya mengandung beberapa senyawa sebagai hasil dari metabolit sekunder yaitu alkaloid, sterol, tanin, flavonoid, dan glikosida (Verma dan Kausha, 2014). 2.2. Glikosida Glikosida merupakan salah satu senyawa aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Glikosida tersebar luas diberbagai bagian tanaman, seperti batang, tangkai, daun dan akar. Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula dan komponen bukan gula pada reaksi hidrolisis. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula yang disebut dengan glikon dan bukan gula biasa disebut aglikon. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut glikosida. Struktur kimia glikosida dapat dilihat pada Ilustrasi 2. Ilustrasi 2. Struktur Kimia Glikosida (Sumber : Sumardjo, 2006)

7 Jembatan atau ikatan glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh asam, basa, enzim, air, dan panas. Bila semakin panas lingkungannya, maka glikosida semakin cepat terhidrolisis. Pada saat glikosida terhidrolisis maka ikatan glikosida terputus sehingga molekul terpecah menjadi dua bagian yaitu glikon dan aglikon. Sifat-sifat dari glikosida yaitu mudah menguap, mudah larut dalam pelarut polar seperti air, mudah terurai dalam keadaan lembab dan lingkungan asam (Gunawan dan Mulyani, 2002). Glikosida dapat menimbulkan efek keracunan seperti muntah-muntah dan diare (Goodman dan Gilman, 2003). Glikosida dapat menjadi toksik pada tubuh apabila kadarnya mencapai 0,2 mg/l yang setara dengan 0,2 ppm. 2.3. Pengeringan Metode untuk mendegradasi senyawa antinutrisi glikosida dapat dilakukan dengan cara pengeringan. Proses pengeringan dapat menggunakan panas dari oven untuk menguapkan senyawa yang ada dalam bahan. Pengeringan harus disesuaikan dengan bahan tanaman yang dikeringkan dengan memperhatikan waktu dan suhu pengeringan. Pengeringan untuk menurunkan kandungan golongan metabolit sekunder seperti glikosida, alkaloid, flavonoid pada bagian tanaman kulit, tangkai, batang dan akar dapat dikeringkan dengan kisaran suhu 55ᴼC-60ᴼC (Hernani dan Nurdjanah, 2009). Apabila dikeringkan pada suhu lebih tinggi dari suhu 65ᴼC menyebabkan kerusakan pada kandungan lain pada tanaman tersebut. Selain itu, pengeringan yang dilakukan juga tidak lebih dari 35 menit guna menekan kerusakan (Kumalasari dan Sulistyani, 2011).

8 Pada proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh waktu dan suhu pengeringan yang digunakan. Penggunaan waktu dan suhu pengeringan yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi penurunan kandungan glikosida. Semakin lama waktu dan tinggi suhu maka kandungan glikosida semakin menurun. Pada saat pengeringan, suhu panas dalam oven merambat atau masuk ke dalam bahan sehingga senyawa antinutrisi glikosida dalam bahan cepat menguap (Sulistyawati et al., 2012). Selain itu, pengeringan juga berpengaruh terhadap kualitas bahan, terutama pada warna yang lebih cerah, tekstur lebih keras dan kering karena berkurangnya kadar air. Berkurangnya kadar air dapat digunakan sebagai cara untuk menekan pertumbuhan bakteri, menghilangkan aktifitas enzim yang dapat menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif. 2.4. Pengujian Kadar Glikosida Uji Molisch sangat efektif untuk senyawa-senyawa yang dapat didehidrasi oleh asam pekat menjadi senyawa furfural yang tersubstitusi. Pengujian glikosida dapat menggunakan reagen Molisch dan asam sulfat yang kemudian membentuk cincin ungu yang berarti positif mengandung glikosida (Nugraha et al., 2015). Apabila volume cincin ungu yang terbentuk semakin banyak maka menunjukkan kadar glikosida yang semakin tinggi. Contoh terbentuknya cincin ungu dapat dilihat pada Ilustrasi 3.

9 Ilustrasi 3. Cincin Warna Ungu yang Terbentuk Ketika Pengujian Molisch (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Mekanisme terbentuknya cincin ungu berasal dari karbohidrat yang terhidrolisis oleh asam sulfat menjadi monosakarida kemudian keduanya terkondensasi membentuk furfural yang bereaksi dengan alfanaftol sehingga membentuk cincin ungu (Sawhney et al., 2005). Reaksi Uji Molisch dapat dilihat pada Ilustrasi 4. Ilustrasi 4. Reaksi Uji Molisch (Sumber : Sumardja, 2006)

10 2.4. ph ph larutan merupakan suatu ukuran intensitas keasaman maupun kebasaan yang terdapat pada suatu zat atau larutan. Nilai ph 7 merupakan ph normal, sedangkan nilai ph > 7 menunjukkan zat atau larutan tersebut bersifat basa dan nilai ph < 7 menunjukkan keasaman (Panjaitan et al., 2012). Indikator asam basa pada suatu zat atau larutan dapat diukur dengan ph meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit atau konduktivitas suatu larutan (Day dan Underwood, 2002). Nilai glikosida secara teoritis sangat berkaitan dengan nilai ph. Hal ini karena glikosida merupakan senyawa yang bersifat basa dengan kandungan atom nitrogen berjumlah satu atau lebih. Oleh karena itu, penurunan angka glikosida berakibat pada penurunan jumlah atom nitrogen yang dapat menyebabkan ph bergerak menuju kearah asam (Mangunwardoyo et al., 2009). 2.5. Kecerahan Warna Warna merupakan salah satu parameter penting dalam suatu pengujian fisik bahan makanan. Untuk pengukuran warna pada pangan, umumnya digunakan metode Hunter Lab Color Scale yang dapat menghasilkan tiga nilai pengukuran yaitu L, a dan b. Nilai L (lightness) menunjukkan tingkat kecerahan sampel dimana 0 menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan warna putih. Apabila warna sampel yang diukur semakin cerah maka nilai L mendekati 100, sebaliknya, apabila semakin berwarna kusam atau gelap maka nilai L mendekati 0. Nilai L juga menyatakan cahaya pantul yang dapat menghasilkan warna akromatik putih, abu-abu dan hitam. Nilai a berarti pengukuran warna kromatik

11 campuran merah-hijau, dimana a+ adalah merah dan a- adalah warna hijau. Nilai b merupakan pengukuran warna kromatik campuran kuning-biru, dimana b+ adalah kuning dan b- adalah biru (Hutching, 1999). Warna dapat dijadikan parameter untuk indikator turunnya glikosida karena nilai glikosida sangat erat kaitannya dengan pigmen warna. Glikosida terikat pada zat warna yang terdapat pada tanaman, sehingga apabila zat warna rusak maka glikosida pada tanaman juga akan rusak (Kencana et.al., 2013).