BAB I PENDAHULUAN. menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan dan pengujian model yang dapat menjelaskan sebab dan akibat perilaku seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata dapat memberikan keuntungan cepat di suatu daerah jika

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sektor yang cukup diperhitungkan dan diperhatikan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dan telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh belahan dunia. Saat ini, seluruh Negara berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, pendapatan pemerintah, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai indikator, seperti sumbangan terhadap pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Serangan teroris yang terjadi tahun 2002 dan 2005 menimbulkan penurunan angka

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dengan baik. Kegiatan-kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

potensi kepariwisataan yang bisa dikembangkan dan ditingkatkan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja telah menjadi permasalahan serius. Salah satu upaya pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang turut serta menjadi pundi pundi devisa terbesar setelah migas.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang mendatangkan wisatawan. Bali merupakan sebuah provinsi yang memiliki

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perkembangan Pariwisata Bali

Denpasar, Juli 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata ini menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2016

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Untuk meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 251 juta orang (Komisi Pemilihan Umum, 2012), Indonesia menyimpan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MEI 2015

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI OKTOBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ekonomi nasional sebagai sumber penghasil devisa, dan membuka

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif Indonesia (Kememparekraf), Mari Elka Pangestu dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang ditempuh oleh banyak negara di dunia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai subsektor pembangunan yang potensial, dimana keterlibatan masyarakat

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI DESEMBER 2016

kepada budi adi luhur masyarakat Bali sendiri. Penetapan pariwisata budaya yang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI APRIL 2016

MASALAH DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PARIWISATA DI INDONESIA : STUDI KASUS 10 DAERAH TUJUAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri merupakan hal penting bagi beberapa negara di dunia seperti halnya Indonesia. Sektor pariwisata masih menjadi sektor andalan dalam pembangunan Indonesia dan pembangunan daerah Bali khususnya. Pembangunan sektor pariwisata ternyata telah mampu meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Dalam harian Kompas 16 Oktober 2014, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu dalam Konferesi Nasional DMO (Destination Management Organization) mengatakan bahwa kontribusi pariwisata sangat besar kepada perekonomian. Selain itu, pariwisata juga menyerap tenaga kerja sebesar 8 persen yaitu hampir 10 miliar (dollar AS) devisa untuk negara. Ross (1998:13) menyebutkan bahwa industri pariwisata menguntungkan bagi semua orang yaitu menghasilkan valuta asing, membuka banyak lapangan kerja, dan pengeluaran wisatawan membawa dampak berganda yang besar, yang merangsang ekonomi setempat dan menaikkan taraf hidup. Ditambah lagi menurut Pitana (2005:6) menyebutkan bahwa pariwisata saat ini bukan lagi hanya sekedar mengenai masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, dan politik. Pariwisata adalah suatu sistem yang memiliki berbagai aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya dan telah menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat serta menjadi salah satu penggerak utama dalam perubahan sosial budaya. 1

Pada harian Kompas 13 September 2012, Direktur ILO (International Labour Organization) di Indonesia, Peter van Rooij, pada saat Konferensi Pembangunan Kepariwisataaan Berkelanjutan yang dilaksanakan di Tuban, Bali, pada hari Kamis, 13 September 2012 menyebutkan bahwa Pembangunan pariwisata berkelanjutan bisa melestarikan dan memelihara keindahan, kehidupan, dan budaya Indonesia yang diwariskan untuk generasi yang akan datang. Rencana strategis pembangunan kepariwisataan berkelanjutan berkaitan erat dengan pekerjaan yang berbasis lingkungan sehingga menghasilkan pariwisata yang mampu memberikan lapangan pekerjaan namun tetap berdasarkan pada pelestarian lingkungan. Pariwisata juga memberikan kesejahteraan dan pekerjaan yang layak, namun ramah lingkungan. Untuk itu, pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak karena mempunyai prospek yang menjanjikan dimasa yang akan datang. Adapun salah satu upaya dalam pembangunan pariwisata adalah dengan digelarnya Konferensi Nasional terkait Destination Management Organization (DMO) pada tanggal 15-16 Oktober 2014 di Jakarta untuk mendorong percepatan pengembangan Destination Management Organization (DMO) di Indonesia (www.tourismvaganza.com : 2014). Bali mampu menunjukan pada dunia bahwa walaupun pernah mengalami insiden bom Bali pada tahun 2002 yang mencoreng citra keamanan Bali, Bali mampu untuk bangkit dan pembangunan pariwisata terus berkembang. Hal itu dapat dibuktikan dari diselenggarakannya event-event international seperti APEC (Asia-Pasific Economic Corporate) pada tanggal 1-8 Oktober 2014 di Nusa Dua Bali dan ajang miss world pada tanggal 4-15 September 2013 di Nusa Dua Bali. Pada pembangunan infrastuktur, Bali juga selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarananya. Hal ini dapat dilihat dari dibangunnya 2

jalan tol diatas laut yang menghubungkan Denpasar-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua pada tahun 2013. Peningkatan-peningkatan tersebut membuat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik meningkat. Hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik yang datang ke Bali tahun 2010-2014 dibawah ini, yaitu: Tahun Tabel 1.1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2010-2014 Jumlah Wisatawan (orang) Mancanegara Domestik Total Wisatawan (orang) Total Pertumbuhan (%) 2010 2.493.058 4.646.343 7.139.401-2011 2.756.579 5.321.825 8.078.404 13,15 2012 2.892.019 6.063.558 8.955.557 10,85 2013 3.278.598 6.976.536 10.225.134 14,51 2014 3.766.638 6.392.460 10.159.098-0,64 Rata-Rata Pertumbuhan 9,47 Sumber: Disparda Provinsi Bali, 2015. Berdasarkan Tabel 1.1. diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dominan mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan 9,47%. Namun pada Tahun 2014, Jumlah kunjungan wisatawan domestik berkurang disebabkan oleh dampak dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan pejabat dan aparat pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara Bali: 2015). Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara pada Tahun 2010-2014 ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah dan para pelaku pariwisata yang terus berupaya untuk mempromosikan pariwisata Bali kemata dunia. 3

Keputusan wisatawan yang semakin bertambah dalam melakukan kunjungan ke Bali tidak terlepas dari peranan minat dan motivasi mereka dalam melakukan perjalanan wisata yang merupakan motivasi dari dalam diri mereka sendiri (motivasi intrinsik/push factor) dengan didukung oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam berwisata, seperti faktor sarana dan prasarana wisata, kondisi wisata, faktor alam seperti keindahan wisata, iklim dan lain-lain yang merupakan motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik/pull factor). Adanya kejenuhan terhadap rutinitas sehari-hari menimbulkan minat untuk melakukan rekreasi dan relaksasi untuk menghibur diri sehingga melakukan perjalanan wisata. Adanya keinginan untuk mengetahui budaya dan kesenian di suatu daerah menimbulkan minat untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah tersebut. Adanya keluarga yang berada jauh, adanya mitra kerja yang berada di daerah yang berbeda dan adanya gengsi (prestige) juga menimbulkan minat untuk melakukan perjalanan wisata ke luar daerah tempat tinggalnya. Pitana (2005:58) menyebutkan bahwa motivasi adalah pemicu dari proses perjalanan wisata. Analisis mengenai motivasi semakin penting bila dikaitkan dengan pariwisata sebagai fenomena masyarakat modern dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh berbagai motivasi walaupun motivasi ini seringkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan untuk berwisata. Wisatawan yang melakukan perjalanan ke luar daerah tempat tinggalnya pasti memerlukan akomodasi untuk tempat menginap. Hotel sebagai perusahaan jasa yang bergerak di bidang jasa penginapan mempunyai peranan sebagai penyedia jasa penginapan bagi konsumen yang membutuhkan jasa penginapan. Perusahaan akomodasi yang baik tentunya akan mempelajari perilaku guna 4

mengetahui alasan wisatawan bersedia menginap di tempat mereka serta mempelajari apa saja yang mempengaruhi keputusan menginap para wisatawan tersebut. Ross (1998:50) menyatakan bahwa para peneliti saat ini sedang mengembangkan skala yang lebih spesifik mengenai kebutuhan dan ciri-ciri ataupun karakteristik serta khas kepribadian yang diukur yang akan mempunyai kaitan dengan perilaku konsumen. Karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dapat menentukan keputusan mereka dalam pembelian. Pitana (2005:73) menyebutkan bahwa karakteristik wisatawan, baik itu karakteristik sosial dan ekonomi seperti: umur, pendidikan, pendapatan dan pengalaman sebelumnya, maupun karakteristik perilaku seperti: motivasi, sikap dan nilai yang dianut dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan wisatawan untuk berwisata. Salah satu destinasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan di Bali adalah Sanur. Adapun daerah tujuan wisata yang dominan dikunjungi di Sanur adalah pantai di area sanur seperti Pantai Matahari Terbit, Pantai Mertasari, Pantai Sanur dan Pantai Inna Sindhu. Karena alasan itulah, kebanyakan hotel, resort dan villa di Sanur berada di dekat pantai diantara kebun-kebun tropis dan dihubungkan oleh jalan kecil sehingga para tamu bisa menuju pantai dengan mudah. Selain itu, Sanur sangat mudah dicapai baik dari Bandara Ngurah Rai sekitar 20 menit dan dari pusat Kota Denpasar sekitar 25 menit. Wisatawan yang datang berwisata ke Bali khususnya di Sanur pasti membutuhkan hotel untuk tempat mereka menginap. Hotel berbintang di sekitar Sanur dan Denpasar Kota yang memiliki tingkat hunian kamar tinggi pada tahun 5

2014 adalah Hotel Prama Sanur Beach. Hal ini dapat dilihat dari tabel tingkat hunian hotel bintang tahun 2014 dibawah ini: Tabel 1.2. Tingkat Hunian Hotel Bintang di Sanur dan Denpasar Kota Tahun 2014 No. Hotel Rata-Rata Tingkat Hunian (%) 1. Sanur Beach Hotel 79,65 2. Puri Santrian 78,62 3. All Seasons Denpasar 73,08 4. Griya Santrian 72,60 5. Inna Sindhu Beach 72,33 6. Tandjung Sari 70,45 7. Segara Village 63,33 8. Pop Harris Teuku Umar 60,23 9. Dewangkara 59,54 10. Paneeda View 59,08 11. Besakih 58,63 12. Puri Dalem 58,56 13. Pop Harris Sunset Road 58,55 14. Tamukami 57,26 15. Inna Grand Bali Beach 57,10 16. Aston Gatsu 55,02 17. Sanur Paradise Plaza 52,41 18. Bali Pavillion Private Villas 48,58 19. B Hotel 47,10 20. Embrio 44,94 21. Alit Beach Bungalow 44,67 22. Fave Hotel 42,70 23. Regent 38,84 24. La Taverna 37,13 25. Abian Srama 33,92 26. Inna Natour Bali Hotel 26,84 27. Gazebo 16,03 Total 1467,19 Rata-Rata 54,34 Sumber: Dinas Pariwisata Kota Denpasar, 2015. Berdasarkan Tabel 1.2. diatas, dapat dilihat bahwa Hotel Prama Sanur Beach memiliki tingkat hunian yang tinggi dengan rata-rata hunian perbulan selama setahun pada tahun 2014 adalah 79,65% dan rata-rata tingkat hunian hotel bintang di Sanur dan Denpasar Kota pada tahun 2014 adalah 54,34%. 6

Prama Sanur Beach Bali terletak di dekat pantai Mertasari Sanur, salah satu area yang paling populer di Bali. Hanya sekitar 20 kilometer dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali dan 5 kilometer dari pusat kota. Prama Sanur Beach menawarkan akses mudah ke kota destinasi yang wajib dilihat dan idealnya terhubung oleh jalan tol baru di Teluk Benoa. Prama Sanur Beach menyediakan dengan lebih dari 400 kamar yang dikelilingi oleh pantai berpasir, 7 hektar taman tropis subur indah, perkebunan eksotis dan pemandangan laut yang spektakuler, Prama Sanur Beach Bali adalah tempat berlindung yang menawarkan lingkungan yang tenang bagi tubuh dan jiwa. (http://www.aerowisatahotels.com/hotel/pramasanur-beach-bali) Jumlah kunjungan wisatawan ke Hotel Prama Sanur Beach dominasi oleh wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mendominasi di Hotel Prama Sanur Beach tersebut tentunya memiliki karateristik dan motivasi yang berbeda-beda. Jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di Hotel Prama Sanur Beach dapat dilihat dalam tabel berikut: Tahun Tabel 1.3. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik yang Menginap di Hotel Prama Sanur Beach Tahun 2010-2014 Jumlah Wisatawan (orang) Mancanegara Domestik Total Wisatawan (orang) Total Pertumbuhan (%) 2010 82.013 32.125 114.138-2011 92.823 33.650 126.473 10,80 2012 86.962 41.227 128.239 1,39 2013 109.291 56.066 165.357 28,94 2014 162.705 15.784 178.489 7,94 Rata-Rata Pertumbuhan 12,27 Sumber : Prama Sanur Beach, 2015. 7

Tabel 1.3. menunjukkan bahwa jumlah tingkat hunian kamar Hotel Prama Sanur Beach selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014 didominasi oleh wisatawan mancanegara dengan total pertumbuhan wisatawan sebesar 12,27%. Namun pada Tahun 2012, Tingkat hunian kamar wisatawan mancanegara mengalami penurunan. Terjadinya penurunan tingkat hunian kamar tersebut terkait dengan Krisis di Eropa yang mengakibatkan berkurangnya angka kunjungan wisatawan asal negara mediterania seperti Spanyol, Italia dan Yunani hingga 20-25% ke Bali dan lama tinggal wisatawan yang berkunjung juga semakin pendek dari 3 pekan menjadi 8-9 hari. Semakin membaiknya nilai tukar dolar Australia juga membuat wisatawan Australia memilih berkunjung ke tempat yang lebih jauh seperti Thailand dan Amerika Serikat (Harian Bisnisaceh: 2012). Penurunan tingkat hunian kamar wisatawan domestik pada Tahun 2014 disebabkan oleh dampak dari banyaknya aktivitas politik nasional serta larangan pejabat dan aparat pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel (Harian Antara Bali: 2015). Total pertumbuhan yang mengalami peningkatan dari Tahun 2010-2014 adalah tidak terlepas dari upaya Prama Sanur Beach yang selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan. Adapun sehubungan dengan uraian diatas, maka mempelajari motivasi dan karakteristik wisatawan mancanegara merupakan salah satu faktor penting sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan pada Hotel Prama Sanur Beach. 8

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach? 2. Apakah motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach? 3. Bagaimanakah hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach. 2. Untuk mengetahui motivasi wisatawan mancanegara yang menginap pada Hotel Prama Sanur Beach. 3. Untuk mengetahui hubungan motivasi wisatawan mancanegara yang menginap terhadap keputusan menginap pada Hotel Prama Sanur Beach. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 9

1. Manfaat Akademis Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan kesempatan untuk dapat menuangkan pengetahuan yang telah diterima selama diperkuliahan kedalam teori dan konsep dan dapat memperluas pengetahuan dalam menganalisis persoalan yang ada dalam dunia pariwisata. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak Hotel Prama Sanur Beach untuk terus berupaya meningkatkan kepuasan wisatawan dan jumlah kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. 1.5. Sistematika Penyajian Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitan yang akan dilakukan, maka disusun sebuah sistematika penyajian yang berisi tentang informasi dan hal yang dibahas dalam setiap bab. Sistematika penyajian tersebut adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, diuraikan tentang penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, konsep mengenai karakteristik, motivasi, wisatawan, keputusan menginap dan hotel. Selanjutnya dirumuskan hipotesis berdasarkan penelitian sebelumnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini menjabarkan tentang hasil penelitian secara deskriftif kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian diberikan saran terkait untuk perubahan yang lebih baik. 11