BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA MARET 2017 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2009

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2016 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 223,24 RIBU ORANG.

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2014

BPS PROVINSI LAMPUNG

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2014 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT SEPTEMBER 2011 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

BERITA RESMI STATISTIK

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DAN TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI ACEH MARET 2017

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

BPS PROVINSI LAMPUNG


BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

PERKEMBANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BENGKAYANG MARET 2014 MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN RIAU MARET 2010

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI GORONTALO SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015


BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI PAPUA BARAT MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2016

Transkripsi:

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 40/7/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Barat pada bulan Maret 2014 sekitar 401.510 orang (8,54 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan September 2013 yang berjumlah 407.340 orang (8,74 persen), berarti menurun sekitar 5.830 orang atau mengalami penurunan 0,20 persen. Selama periode September 2013 Maret 2014 penurunan persentase penduduk miskin terjadi di daerah pedesaan dan mengalami peningkatan didaerah perkotaan. Untuk daerah pedesaan turun dari 10,07 persen menjadi 9,76 persen sedangkan untuk daerah perkotaan mengalami kenaikan dari 5,68 persen menjadi 5,76 persen. Berarti selama satu semester terakhir kenaikan persentase penduduk miskin terjadi di daerah perkotaan. Namun, dari sisi jumlah penduduk miskin, pada bulan Maret 2014 di daerah pedesaan masih lebih banyak sebesar (319.460 orang) dibanding di daerah perkotaan sebanyak (82.050 orang). Garis kemiskinan pada September 2013 sebesar Rp. 270.306,- perkapita/bulan meningkat menjadi Rp. 282.835 perkapita/bulan pada Maret tahun 2014. Apabila dipilah menurut jenisnya, peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2014, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 77,50 persen dan selebihnya 22,50 persen adalah sumbangan Garis Kemiskinan Bukan Makanan. Pada periode September 2013 Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 1,30 menjadi 0,98 Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan yaitu dari 0,31 menjadi 0,18. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin mengecil. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 10/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 1

1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Barat September 2013 - Maret 2014 Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2013 ke Maret 2014 menunjukkan kecenderungan menurun, September 2013 sebesar 8,74 persen menjadi 8,54 persen atau turun 0,20 poin. Pada periode September 2013 ke Maret 2014 jumlah penduduk miskin turun dari 407.340 orang menjadi 401.510 orang (Gambar.1). Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk miskin turun sekitar 5.830 orang. Jika dilihat dari daerah perkotaan dan perdesaan, maka persentase penurunan jumlah penduduk miskin terjadi di daerah perdesaan yaitu 0,31 persen sedangkan di daerah perkotaan meningkat sebesar 0,08 persen. Begitu juga dari sisi kuantitas jumlah penduduk di perdesaan turun sebanyak 7.510 orang dan di perkotaan mengalami peningkatan sebanyak 1.680 orang. Untuk menentukan jumlah penduduk miskin BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar jadi kemiskinan yang dimaksud adalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar makan dan non makanan (diukur dari sisi pengeluaran) yang di konversi dengan nilai uang yang disebut sebagai garis kemiskinan. Dengan demikian yang disebut penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan pada September 2013 sebesar Rp. 270.306,- perkapita/bulan selanjutnya pada Maret 2014 meningkat menjadi Rp. 282.835,- perkapita/bulan. Jika dibedakan berdasarkan daerah perkotaan dan perdesaan, garis Kemiskinan perkotaan pada September 2013 sebesar Rp. 280.423,- naik menjadi Rp. 291.533,- sedangkan di daerah perdesaan sebesar Rp.265.898,- pada Maret 2013 naik menjadi 279.049,- pada Maret 2014. Tidak berbeda dengan kondisi September 2013, pada bulan Maret 2014 Garis Kemiskinan Makanan juga mempunyai peranan yang sangat dominan terhadap Garis Kemiskinan yaitu sebesar 77,50 persen dan selebihnya 22,50 persen adalah peranan dari Garis Kemiskinan Bukan Makanan. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 40/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014

Komoditi makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan garis kemiskinan September 2013 antar lain beras, gula pasir, telur, minyak goreng, mie instan, tahu dan tempe. Sedangkan komoditi non makanannya antara lain perumahan, listrik, minyak tanah dan angkutan. Tabel 1. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kalimantan Barat September 2013-Maret 2014 Daerah/Tahun Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Bukan Makanan Total Jumlah penduduk miskin (000 orang) Persentase penduduk miskin Perkotaan September 2013 209.733 69.598 279.331 80.370 5,68 Maret 2014 216.933 74.599 291.532 82.050 5,76 Perdesaan September 2013 215.038 50.860 265.898 326.970 10,07 Maret 2014 225.264 53.785 279.049 319.460 9,76 Kota+Desa September 2013 213.428 56.877 270.305 407.340 8,74 Maret 2014 221.098 64.192 285.290 401.510 8,54 Sumber: Pengolahan Susenas September 2013 dan Maret 2014 2. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri. Indek Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indek Keparahan Kemiskinan merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 10/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 3

Pada periode September 2013 Maret 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 1,30 pada keadaan September 2013 menjadi 0,98 pada Maret 2014 (Tabel 2). Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati dari garis kemiskinan. Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) menunjukkan adanya penurunan juga yaitu dari 0,31 pada September 2013 menjadi 0,18 pada Maret 2014. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif semakin kecil selama September 2013 sampai Maret 2014. Tabel 2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di Kalimantan Barat Menurut Daerah, September 2013 Maret 2014 Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) September 2013 0,80 1,51 1,30 Maret 2014 0,83 1,05 0,98 Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) September 2013 0,17 0,38 0,31 Maret 2014 0,15 0,19 0,18 Sumber: Pengolahan Susenas September 2013 dan Maret 2014 Apabila disimak menurut daerah untuk September 2013 berbanding lurus dibandingkan kondisi Maret 2014, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) di daerah perkotaan lebih rendah dibanding daerah perdesaan. Pada bulan September 2013, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) untuk perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,80 dan 1,51 sedangkan keadaan Maret 2014 di daerah perkotaan naik menjadi 0,83 dan perdesaan turun menjadi 1,05 Demikian juga dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) untuk daerah perkotaan sebesar 0,17 pada September 2013 sedangkan di daerah perdesaan mencapai 0,38. Pada Masret 2014 untuk perkotaan turun menjadi 0,15 dan untuk perdesaan juga turun menjadi 0,19. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 40/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014

3. Perbandingan Tingkat Kemiskinan Regional Kalimantan dan Nasional Memperhatikan beberapa indikator kemiskinan untuk regional Kalimantan Tahun 2013, seperti Garis Kemiskinan, jumlah dan persentase penduduk miskin serta Indeks Tingkat Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan, ternyata Kalimantan Barat masih berada pada posisi pertama (Tabel 3). Untuk Garis Kemiskinan Maret 2013, Kalimantan Barat masih terendah di regional Kalimantan yaitu sebesar Rp. 282.835,- dan tertinggi di Kalimantan Timur sebesar Rp. 431.560,-. Adapun dalam hal jumlah dan persentase penduduk miskin, Kalimantan Barat merupakan yang tertinggi yaitu sebesar 401.510 orang (8,54 persen) sedangkan jumlah penduduk miskin yang terendah di Kalimantan Tengah sebesar 146.320 orang dan persentase penduduk miskin terkecil di Kalimantan Selatan sebesar 4,68 persen. Tabel 3 Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan dan Nasional Tahun 2014 Provinsi Garis Kemisikinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah ( orang) Persentase Penduduk Miskin (P 0 ) Kalimantan Barat 282.835 401.510 8,54 Kalimantan Tengah 318.094 146.320 6,03 Kalimantan Selatan 308.512 182.880 4,68 Kalimantan Timur 431.560 253.600 6,42 NASIONAL 302.735 28.280.010 11,25 Sumber: Pengolahan Susenas Maret 2014 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 10/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 5

4. Gini Ratio dan Tingkat Pemerataan Menurut Bank Dunia (World Bank /WB) Gini ratio merupakan suatu ukuran kemerataan yang dihitung dengan membandingkan luas antara diagonal dan kurva lorenz (daerah A) dibagi dengan luas segitiga di bawah diagonal. ( Gini ratio untuk menghitung ketimpangan distribusi pendapatan, didekati dengan pengeluaran SSN. Semakin mendekati 1 berarti semakin timpang (pendapatannya tidak merata) sebaliknya jika semakin mendekati 0 berarti semakin tidak timpang (pendapatan merata). 100 B 50 A 0 50 100 Rumah tangga atau penduduk Nilai gini ratio berkisar antara 0 dan 1, jika: G < 0,3 ketimpangan rendah 0,3 G 0,5 ketimpangan sedang G > 0,5 ketimpangan tinggi Tabel 4 Gini Rasio Kalimantan Barat September 2013 Maret 2014 Tahun Perkotaan Perdesaan Kota + Desa Gini Rasio September 2013 0,4465 0,3016 0,3841 Maret 2014 0,4227 0,3167 0,3911 Sumber: Pengolahan Susenas September 2013 dan Maret 2014 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 40/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014

Dari tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa Gini Rasio periode September 2013 Maret 2014 mengalami penurunan untuk daerah perkotaan yaitu dari 0,4465 menjadi 0,4227 dan mengalami kenaikan untuk dari pedesaan dari 0,3016 menjadi 0,3167. Secara umum Gini Rasio Kalimantan Barat untuk periode September 2013 Maret 2014 mengalami sedikit kenaikan yaitu dari 0,3841 menajdi 0,3911 (kategori ketimpangan sedang). Tingkat kemerataan menurut Bank Dunia (dilihat dari sebaran atau distribusi pendapatan pada kelompok penduduk) yang dibagi menjadi 3, yaitu: 40 % pertama kelompok kurang beruntung 40 % kedua kelompok menengah 20 % ketiga kelompok kaya Tabel 5 Distribusi Pendapatan Menurut Kriteria Bank Dunia Maret 2014 Distribusi Pendapatan Perkotaan Perdesaan Kota + Desa Persentase Distribusi pendapatan 40 % pertama kelompok kurang beruntung 14,26 20,71 17,33 40 % kedua kelompok menengah 38,52 38,69 35,90 20 % ketiga kelompok kaya 47,22 40,60 46,77 Sumber: Pengolahan Susenas Maret 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat untuk daerah perkotaan, sebaran atau distribusi pendapatan penduduk untuk kelompok 40 % pertama (kelompok kurang beruntung ) yaitu relatif lebih kecil yaitu sebesar 14,26 dibandingkan dengan daerah pedesaan sebesar 20,71. Begitu juga dengan kelompok 40 % kedua (kelompok menengah) untuk daerah perkotaan dan pedesaan terdapat perbedaan sangat sedikit yaitu masing-masing sebesar 38,52 dan 38,69. Adapun untuk kelompok terakhir yaitu kelompok 20% ketiga (kelompok kaya) terlihat jelas bahwa daerah perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan yaitu sebesar 47,22 dan 40,60. Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 10/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 7

Penjelasan Teknis dan Sumber Data Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan- Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2013 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Triwulanan Tahun 2012. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 40/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014

VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT Informasi lebih lanjut hubungi: Duaksa Aritonang, SE, MM Kepala Bidang Statistik Sosial Telepon: 0561-735345 E-mail : sosial6100@bps.go.id Website : http://kalbar.bps.go.id Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Barat No. 10/07/61/Th. XVII, 1 Juli 2014 9