BAB I PENDAHULUAN. hipertensi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, gangguan kognitif dan sindrom

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam tubuh yang disebut dengan stressor (Chrousos, 2009). Selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk atau Ziziphus rotundifolia Lamk. Atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bidara yang memiliki nama latin Ziziphus mauritiana Lam. dikenal dengan

UJI AKTIVITAS ADAPTOGENIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA

UJI AKTIVITAS ADAPTOGENIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

UJI PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-DIFENIL-1-PIKRIHIDRAZIL DAN PROFIL BIOAUTOGRAFI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri keberadaannya. Dewasa ini, banyak penyebab penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB 1 PENDAHULUAN. 3 penyakit menyular setelah TB dan Pneumonia. 1. Diare dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya infeksi bakteri.

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman obat telah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. lewat reaksi redoks yang terjadi dalam proses metabolisme dan molekul yang

JURNAL FARMASI UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut sangat reaktif (Fessenden dan

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ivo Hofia Nasren, 2013

BAB I. Pendahuluan. Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAI\I. (1) senyawa-senyawa yang bersifat lafuogogue (dapat menstimulir produksi

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas antioksidan ekstrak buah labu siam (Sechium edule Swartz) Disusun oleh : Tri Wahyuni M BAB I PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

I. PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi prima adalah modal yang penting dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan

I. PENDAHULUAN. tanaman obat tradisional. Sellaginella adalah tumbuhan yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB I PENDAHULUAN. maka tingkat pemahaman individu terhadap persoalan dirinya juga semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), negara negara di Afrika, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau

BAB I PENDAHULUAN. datangnya tepat waktu. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing.dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

ABSTRAK. Kata kunci : Kapasitas antioksidan, Total fenol, Buah mengkudu, Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul bermuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres merupakan suatu respon yang timbul akibat ketidakmampuan individu untuk menerima beban fisik dan psikologik yang melebihi batas kemampuannya (Riley, 1981). Stres dapat dialami setiap individu yang apabila tidak ditangani dalam jangka panjang dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, gangguan kognitif dan sindrom kelelahan kronis (Vinod and Shivakumar, 2012). Selama kondisi stres, terjadi peningkatan kebutuhan energi di dalam tubuh organisme yang menyebabkan peningkatan produksi radikal bebas (Kenjale et al., 2007). Radikal bebas berlebih dapat memicu ketidakseimbangan dengan antioksidan di dalam tubuh yang mana kondisi ini disebut dengan stres oksidatif (Birben et al., 2012). Stres oksidatif dapat menggangu keseimbangan homeostasis dan allostasis yang berdampak pada terganggunya seluruh sistem di dalam tubuh, termasuk sistem pertahanan tubuh untuk melawan stres itu sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan fisik berlebih yang berakibat pada terjadinya penurunan kinerja fisik dan mental individu yang mengalami stres. Individu yang mengalami stres dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Beberapa upaya dapat dilakukan untuk menangani kondisi ini salah satunya dengan penambahan asupan mikronutrien berupa adaptogen (Vinod and Shivakumar, 2012). 1

2 Adaptogen merupakan istilah untuk suatu bahan yang dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap stres. Secara empiris adaptogen banyak digunakan dalam bentuk tonik yang diberikan untuk meningkatkan vitalitas tubuh selama atau setelah masa pemulihan penyakit dan ketika terjadi perubahan kondisi lingkungan hidup. Terdapat satu teori dari Dardymov dan Kirkorian yang menyatakan bahwa aktivitas adaptogenik dari suatu senyawa berkaitan erat dengan adanya aktivitas antioksidan dari senyawa tersebut (Vinod and Shivakumar, 2012). Hal ini dikarenakan aktivitas antioksidan dapat menangkal radikal bebas seperti radikal anion superoksida, radikal hidroksil dan hidrogen peroksida yang dihasilkan selama stres terjadi (Mehta et al., 2012). Beberapa tumbuhan yang telah diketahui memiliki aktivitas adaptogenik antara lain Gingseng (Panax gingseng) dan Schisandra (Schizandra chinensis) (Deepak et al., 2003; Alexander et al., 2007). Kedua tumbuhan ini diketahui pula memiliki aktivitas antioksidan (Ji Bak et al., 2012; Di Hu et al., 2012). Berdasarkan hal ini maka terdapat kemungkinan adanya keterkaitan antara aktivitas antioksidan yang dimiliki suatu tumbuhan dengan potensi adaptogeniknya. Berdasarkan penelitan yang dilakukan Habbu et al. (2010) membuktikan bahwa pada pengujian aktivitas adaptogenik ekstrak etanol akar tumbuhan elephant creeper (Argyreia speciosa) diketahui memiliki aktivitas adaptogenik dan memiliki kemampuan penangkapan radikal bebas DPPH dengan nilai IC 50 sebesar 36,54 µg/ml. Hasil ini dapat dijadikan acuan bahwa terdapat hubungan

3 antara aktivitas adaptogenik dengan aktivitas antioksidan sehingga penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan keduanya sangat diperlukan. Ziziphus mauritiana atau di Indonesia umumnya dikenal dengan bidara, merupakan tumbuhan yang memiliki khasiat pengobatan. Tumbuhan ini telah dilaporkan memiliki beberapa aktivitas diantaranya sebagai antikanker, antiobesitas, dan antioksidan (Mishra et al., 2011; Bhatia et al., 2010; Perumal et al., 2012). Aktivitas antioksidan dari Z. mauritiana telah dibuktikan melalui beberapa penelitian. Abalaka et al. (2011), melaporkan bahwa ekstrak etanol daun Z. mauritiana memiliki aktivitas penangkapan radikal DPPH dengan nilai IC 50 masing-masing sebesar 101,02 µg/ml yang dibandingkan dengan standar asam askorbat dengan nilai IC 50 sebesar 78,12 µg/ml. Perumal et al. (2012), melaporkan bahwa ekstrak metanol daun dan kulit batang Z. mauritiana memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dengan nilai IC 50 masing-masing sebesar 21,40± 0,15 μg/ml dan 20,09 ± 0,19 μg/ml serta dibandingkan dengan standar BHT yang memiliki nilai IC 50 sebesar 18,50 ± 0,19 μg/ml. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2012), ekstrak etanol kulit batang Z. mauritiana memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dengan nilai IC 50 sebesar 27,47 μg/ml dibandingkan dengan standar asam askorbat yang memiliki nilai IC 50 sebesar 18,63 ± 0,19 μg/ml. Aktivitas antioksidan yang dimiliki Z. mauritiana membuat tumbuhan ini diduga memiliki potensi sebagai adaptogenik. Selain itu, secara empiris tumbuhan Z. mauritiana diketahui dapat digunakan sebagai tonik (Gaur and Sharma, 2013). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, diketahui bahwa ekstrak kulit batang

4 Z.mauritiana memiliki aktivitas antioksidan lebih besar dibandingkan dengan ekstrak daun dilihat dari indikator nilai IC 50. Hal ini kemungkinan membuat ekstrak kulit batang dari Z. mauritiana lebih berpotensi memiliki aktivitas adaptogenik dibandingkan dengan ekstrak daun. Selain itu, ekstrak metanol kulit batang Z. mauritiana diketahui lebih berpotensi memiliki aktivitas antioksidan dibandingkan dengan ekstrak etanol. Sehingga ekstrak metanol kemungkinan lebih berpotensi memiliki aktivitas adaptogenik dibandingkan dengan ekstrak etanol. Akan tetapi, penggunaan metanol kurang aman digunakan untuk pengujian aktivitas secara in vivo, karena metanol dapat meninggalkan residu yang dapat dimetabolisme dalam tubuh menjadi asam format yang sifatnya sangat toksik (Liesivuori and Sovalainen, 1991). Sehingga penggunaan pelarut yang lebih aman dalam proses ekstraksi dijadikan pertimbangan untuk pengujian aktivitas adaptogenik yang akan dilakukan secara in vivo dan salah satu pelarut yang dapat digunakan adalah etanol. Z. mauritiana telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan (Perumal et al., 2012; Rahman, 2012). Akan tetapi, hasil penelitan tersebut belum cukup dijadikan data pendukung mengenai aktivitas antioksidan dari Z. mauritiana karena terdapat anggapan bahwa perbedaan kondisi lingkungan tempat tumbuh dapat menyebabkan perbedaan jenis dan jumlah metabolit sekunder yang terkandung dalam suatu tanaman (Kardono, 2003). Sehingga pada penelitian ini dilakukan uji konfirmasi mengenai aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit batang Z. mauritiana dengan metode yang dapat diadaptasi dari penelitan-penelitian sebelumnya.

5 Pengujian aktivitas adaptogenik dapat dilakukan salah satunya dengan metode swimming endurance test. Pengamatan terhadap aktivitas renang umumnya lebih banyak digunakan dibandingkan dengan pengamatan aktivitas lain, misalnya aktivitas treadmill. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan selama berenang jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan treadmill sehingga dapat mempelajari perubahan fisiologis dan kapasitas organisme dalam merespon stres lebih baik (Kothiyal and Ratan, 2011). Selain itu, aktivitas renang diketahui dapat menimbulkan stres oksidatif pada hewan uji (Habbu et al., 2010; Vinod and Shivakumar, 2012). Oleh karena itu, pengujian dengan aktivitas renang dapat digunakan sebagai permodelan untuk pengujian adaptogenik yang melibatkan stres oksidatif di dalamnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas adaptogenik dari ekstrak etanol kulit batang Ziziphus mauritiana dengan metode swimming endurance test secara in vivo pada mencit galur Balb/C. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana aktivitas adaptogenik ekstrak etanol kulit batang bidara (Z. mauritiana)? 1.2.2 Bagaimana hubungan aktivitas adaptogenik dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit batang bidara (Z. mauritiana)?

6 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui aktivitas adaptogenik dari ekstrak etanol kulit batang bidara (Z. mauritiana). 1.3.2 Mengetahui hubungan aktivitas adaptogenik dan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol kulit batang bidara (Z. mauritiana) 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah membuktikan aktivitas adaptogenik dari tumbuhan Z. mauritiana yang secara empiris sudah dimanfaatkan sebagai tonik sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menghubungkan keterkaitan antara hubungan aktivitas adaptogen dan aktivitas antioksidan yang dimiliki tumbuhan Z. mauritiana sehingga dapat dimanfaatkan sebagai landasan atau referensi untuk pengembangan penelitian-penelitian selanjutnya.