KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Inspektur Penerbangan. Kewenangan. Perubahan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956);

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 136 / VII / 2010 TENTANG TANDA PENGENAL INSPEKTUR PENERBANGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 503 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN DAN PENGAWASAN PEMENUHAN

PERUBAHANATAS PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 63 TAHUN 2011 TENTANGKRITERIA,TUGAS DAN WEWENANGINSPEKTUR PENERBANGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 522 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR MINIMAL RUANG KERJA DAN PERALATAN PENUNJANG

2 pengenaan sanksi administratif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) NOMOR : KP. 365 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP. 56 Tahun 2014 TENTANG ORGANISASI SLOT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

Memmbang. a. perhubungan NomQr KM 21 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor: KP. 456 T4HUN 2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP. 572 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Telepon : (Sentral) NOMOR : KP. 364 TAHUN 2012 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 36 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 227 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 04 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 82 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

SATKER. NOMOR SOP Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan Oleh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

^PENYELENGGARAAN KALIBRASI FASILITAS DAN PROSEDUR

Udara Jenderal Besar Soedirman di

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR :KP 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 596 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 55 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI KESEHATAN PENERBANGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 50 / III / 2007 TENTANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi amanat yang diatur dalam

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP 030 TAHUN 2018 TENTANG TIM PERSIAPAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 139 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN OPERASI FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 611 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85); 4. P

Menimbang : a. bahwa dalam rangka percepatan operasional Bandar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 173 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telp PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP 260 Tahun 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

dan pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 104 TAHUN 2016 TENTANG

Udara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.289 TAHUN 2012 TENTANG

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

2017, No Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tam

2015, No Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 436 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

2017, No Indonesia Nomor 58 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang

SKEP /40/ III / 2010

Menimbang : a. bahwa Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

2016, No Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung kegiatan Layanan Tunggal

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 274 TAHUN 2017 TENTANG

2 Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3925); 3. Peraturan Presiden No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Jalan Merdeka Barat No. 8 Jakarta 10110 KotakPosNo. 1389 Jakarta 10013 Telepon : 3505550-3505006 (Sentral) Fax:3505136-3505139 3507144 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: KP.303 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN PERSONEL PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang a. bahwa dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 75 Tahun 2000 tentang Standar Sertifikasi Kesehatan Personil Penerbangan Sub Bagian-A angka 67.9 telah mengatur mengenai standar pengujian kesehatan personel penerbangan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, dipandang perlu mengatur standar pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan, dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor, 71 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); 4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; / r P

Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Indonesia Nomor 92 Tahun 2010; Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK 38/OT 002/Phb- 83 Tahun 1983 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai Kesehatan Penerbangan; 7. 8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 75 Tahun 2000 tentang Standar Sertifikasi Kesehatan Personil Penerbangan; Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; 9. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/180A/II/2004 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kesehatan Penyakit Jantung Koroner Kepada Penerbang dan Juru Mesin Pesawat Udara. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN PERSONEL PENERBANGAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. 2. Pemeriksaan adalah kegiatan melihat dan melakukan tindakan dengan teliti sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 3. Pengujian adalah kegiatan pemeriksaan dalam rangka penilaian terhadap kesehatan personel penerbangan. 4. Hasil pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan adalah data akhir yang dikumpulkan oleh 2 A

pemeriksa atau penguji sebagai bahan dalam menentukan personel penerbangan tersebut bisa dinyatakan FIT/UNFIT. 5. Medical Assesor adalah tenaga medis yang memiliki kualifikasi dan pengalaman dibidang kesehatan penerbangan yang diberi tugas, tanggung jawab dan hak secara penuh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan dan konsultasi terhadap hasil pemeriksaan dan pengujian kesehatan personil penerbangan yang dilakukan oleh penguji kesehatan (Medical Examiner). 6. Medical Examiner adalah tenaga medis yang telah mendapatkan pelatihan di bidang kesehatan penerbangan, memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penerbangan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian medis berdasarkan persyaratan medis yang ada, untuk kepentingan lisensi dan rating. 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Udara. 8. Direktur adalah Direktur yang membidangi Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara. 9. Direkorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 10. Balai Kesehatan Penerbangan adalah unit pelaksana teknis dibidang kesehatan penerbangan dilingkungan Kementerian Perhubungan dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perhubungan melalui Direktur Jenderal Perhubungan Udara. BAB II STANDAR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN KESEHATAN PERSONEL PENERBANGAN Pasal 2 Pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan harus dilakukan oleh medical examiner berdasarkan standar pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan. Pasal 3 Standar pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 terdiri dari: M

a. prosedur pemeriksaan dan pengujian kesehatan dan administrasi; dan b. standar hasil pemeriksaan dan pengujian kesehehatan. Pasal 4 (1) Prosedur pemeriksaan dan pengujian kesehatan dan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi: a. pemeriksaan dan pengujian fisik; b. pemeriksaan dan pengujian darah dan urin; c. pemeriksaan dan pengujian paru-paru (rontgen); d. pemeriksaan dan pengujian jantung (ECG dan treadmill); e. pemeriksaan dan pengujian mata; f. pemeriksaan dan pengujian THT (audiometri); g. pemeriksaan dan pengujian gigi h. pemeriksaan dan pengujian terbang medis (medical flight test); dan i. pendaftaran dan informasi pasien (registrasi);dan j. evaluasi hasil pengujian kesehatan. (2) Prosedur pemeriksaan dan pengujian kesehatan dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini. Pasal 5 (1) Standar hasil pemeriksaan dan pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, meliputi: a. mata; b. telinga hidung dan tenggorok (THT); c. jantung; d. penyakit dalam; e. obstetri ginekologi; f. saraf; g. bedah; h. jiwa / psikiatri; dan i. gigi dan mulut. (2) Standar hasil pemeriksaan dan pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini. Pasal 6 Hasil pemeriksaan dan pengujian personel kesehatan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dituangkan dalam resume hasil pemeriksaan dan pengujian kesehatan sebagai dasar untuk mengeluarkan sertifikat kesehatan (medical certificate).?*

Pasal 7 (1) Medical examiner dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian dapat berkonsultasi dengan medical assessor. (2) Medical assesor sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan Inspektur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara yang berfungsi sebagai pengawas medical examiner dalam melakukan pemeriksaan dan pengujian kesehatan personel penerbangan. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara melakukan pengawasan pelaksanaan Peraturan ini. Pasal 9 Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan Pada tanggal : di Jakarta : 26 Juli 2012 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TTD HERRY BAKTI SALINAN Peraturan ini disampaikan, kepada: 1. Menteri Perhubungan; 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan; 3. Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan; 4. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 5. Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara; 6. Kepala Balai Kesehatan Penerbangan;dan 7. Penyedia fasilitas pemeriksaan kesehatan personel penerbangan. Salinan sesuai dengan aslinya KEP UKUM DAN HUMAS (IV/a) 199403 1 002

Lampiran Nomor Tanggal I Peraturan Dirjen Perhubungan Udara KP 303 TAHUN 2012 26 JULI 2012 PROSEDUR PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN PERSONEL PENERBANGAN DAN PROSEDUR ADMINISTRASI