BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS MODEL EVALUASI KEBUGARAN JASMANI BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Oleh:

2014 MODIFIKASI TES KETERAMPILAN DRIBBLING

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaid Muksin, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu yang terencana, seperti yang diungkapkan Rusli Lutan dkk (1991:57)

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan bagi atlet yang menunjukkan prestasi dan pembinaan atlet, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

2015 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS YO-YO INTERMITTENT RECOVERY TEST

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk beberapa cabang olahraga prestasi pada saat ini, perkembangan dan perananan kondisi fisik bagi atlet sangat penting, tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan dengan sempurna, dengan demikian seorang pelatih harus paham mengenai kebutuhan kondisi fisik atletnya. Bompa (dalam Satriya dkk., 2010: 51) memandang bahwa peranan kondisi fisik pada cabang olahraga prestasi sangat dibutuhkan, tujuannya untuk membentuk kondisi tubuh sebagai pondasi dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi yang maksimal. Sebagaimana yang dikemukakannya bahwa: Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi), dan seseorang dikatakan dalam kondisi fisik yang baik apabila ia memilki kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kalau kondisi fisik baik maka akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik (Harsono, 1988: 153). Kekuatan, kecepatan, dan daya tahan merupakan gabungan dasar dari power endurance. Sebagaimana dikemukakan oleh Sidik dkk. (2011: 22) bahwa power endurance adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan secara cepat dalam jangka waktu yang lama dan dalam jumlah pengulangan yang banyak. Pada beberapa cabang olahraga prestasi tidak semua cabang olahraga membutuhkan power endurance, tetapi kebutuhan power endurance pada beberapa cabang olahraga prestasi dibutuhkan tergantung pada situasi pemeranan kebutuhan power sendiri. Power endurance, tediri dari power dan endurance. Menurut Harsono (1988: 200) mengemukakan bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.

2 Endurance adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut (Harsono, 1988: 155). Menurut Zimmermann (dalam Sidik dkk., 2011: 15) mengemukakan bahwa berdasarkan klasifikasinya kekuatan terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu kekuatan maksimal (maximum strength), kekuatan yang cepat (speed strength), dan daya tahan kekuatan (strength endurance). Ternyata banyak sekali cabang-cabang olahraga yang membutuhkan power endurance, tetapi itu merupakan kondisi fisik yang belum dikenal atau yang belum begitu memasyarakat, sehingga istilah power endurance kadangkadang diterima kadang-kadang tidak, tetapi karena kebutuhan di dalam lapangan banyak yang mengunakan power endurance kiranya perlu kita untuk menentukan alat ukur untuk mengukur power endurance. Jadi, berdasarkan pendapat di atas, power endurance adalah gabungan antara kecepatan, kekuatan, dan daya tahan. Penulis mencoba menguraikan pendapat dari para ahli tentang pentingnya kontribusi power endurance lengan pada beberapa cabang olahraga prestasi seperti cabang olahraga karate pada nomor kata, tinju, dan panjat tebing pada nomor speed. Pertama pada cabang olahraga karate. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagitarius (2010: 108) bahwa pada cabang olahraga karate nomor kata merupakan bentuk rangkaian teknik yang sudah ditetapkan sehingga tidak dapat dirubah atau dimodifikasi sesuai keinginan kita. Penilaian untuk seorang atlet kata yang mempunyai penampilan bagus dengan mencetak poin tinggi, seorang atlet kata harus melakukan gerakan dengan baik, setiap gerakan dilakukan dengan benar, dan melakukan gerakan dengan cepat, kuat (explosive), maka kebutuhan power endurance sangat dibutuhkan. Kedua pada cabang olahraga tinju. Power endurance pada cabang olahraga ini sangat dibutuhkan, karena menuntut gerak yang cepat, explosive, dan bertahan dalam waktu yang lama. Hal ini juga dikemukakan Oudshoorn (1988: 29) bahwa pada cabang olahraga tinju, teknik yang digunakan kombinasi dari teknik, kecepatan, tenaga, daya tahan, koordinasi, dan kekuatan. Maka kebutuhan power endurance untuk atlet tinju sangat dibutuhkan. Ketiga pada cabang olahraga panjat tebing pada nomor speed, pada

3 cabang olahraga ini kemampuan power endurance sangat dibutuhkan, karena kondisi fisik yang dibutuhkan yaitu kecepatan, kekuatan, dan daya tahan, sehingga menjadi power endurance. Pada nomor speed, yaitu kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan top-rope, atlet dimulai dari bawah. Waktu yang ditempuh seorang atlet dalam menyelesaikan jalur menentukan peringkat atlet dalam suatu babak kompetisi yang dilakukan dengan bergerak cepat secara maksimal untuk menyelesaikan jarak finish mencapai puncak tertinggi dalam waktu yang cepat dan juga harus memiliki kemampuan power lengan yang kuat dan didukung dengan kemampuan endurance yang baik (Wijaya, 2010: 51). Mengingat peran power endurance lengan yang sangat dibutuhkan bagi penampilan (performance) atlet pada beberapa cabang olahraga, maka penulis tertarik untuk merekonstruksi alat ukur power endurance lengan ini yang difokuskan pada pergerakan lengan anggota badan bagian atas (superior/upper extremity), yang diklasifikasikan pada besarnya kontribusi dari kekuatan maksimal (maximum strength). Berdasarkan mekanisme kerjanya anaerobik pada beberapa cabang olahraga tersebut, termasuk ke dalam kemampuan anaerobik laktasid, karena mampu bergerak cepat, kuat, dan bertahan dalam waktu lama, dengan karakter yang memang membutuhkan kualitas gerak power secara terusmenerus tanpa jeda secara fisiologis, dan menuntut gerak yang explosive dengan waktu yang cukup lama, sehingga pada akhirnya menjadi power endurance lengan. Hal ini dirasakan penting untuk perkembangan penelitian dalam bidang olahraga prestasi di masa yang akan datang. B. Identifikasi Masalah Penelitian Alat ukur power endurance lengan sampai saat ini belum ada sehingga penulis merasa perlu membuat alat ukur tersebut untuk kepentingan dunia olahraga, karena tidak sedikit olahraga yang membutuhkan power endurance, sehingga perlu dibuat alat ukurnya. Guna membatasi meluasnya identifikasi masalah penelitian ini, maka dimensi penelitian ini terfokus pada pembuatan konstruksi alat ukur untuk mengukur kemampuan power endurance lengan yang dimodifikasi dari power.

4 Objek penelitian ini terbatas pada pengamatan terhadap kekuatan lengan yang dihitung dalam ukuran waktu dan berapa jumlah pengulangan. Sebagai subjek penelitian adalah beberapa atlet putra-puteri yang tergabung dalam Pemusatan Latihan Daerah (PELATDA) Jawa Barat serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UPI cabang olahraga karate nomor kata, tinju, dan panjat tebing nomor speed yang tergabung dalam Pecinta Alam Mahasiswa Olahraga (PAMOR), FPOK. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam penelitian telah dirancang sedemikian rupa sesuai karakteristik cabang olahraga tersebut. Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai beberapa istilah menurut dari beberapa para ahli. 1. Validitas dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil (2007: 35) bahwa tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur. 2. Reliabilitas dikemukakam oleh Nurhasan dan Cholil (2007: 42) bahwa suatu alat atau tes dikatakan reliabel, jika alat itu menghasilkan suatu gambaran (hasil pengukuran) yang benar-benar dapat dipercaya. 3. Konstruksi dikemukakan oleh Arfina (2012: 226) bahwa konstruksi berarti rancangan bangunan yang mencakup model, tata letak. 4. Alat ukur atau tes dikemukakan oleh Nurhasan dan Cholil (2007: 22) bahwa alat ukur merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek. 5. Power dikemukakan oleh Sidik dkk. (2011: 7) bahwa power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat. 6. Endurance yang dikemukakan oleh Harsono (1988: 176) bahwa endurance adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. 7. Power endurance dikemukakan oleh Sidik, dkk. (2011: 22) bahwa kemampuan otot untuk berkontraksi secara berulang-ulang dengan cepat dan kuat dalam waktu yang cukup relatif lama.

5 8. Lengan dikemukakan oleh Yusup dkk. (2008: 43) bahwa lengan adalah kemampuan jaringan tubuh berupa otot yang berada di sepanjang lengan untuk menghasilkan daya ledak.. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dianggap penting untuk diteliti lebih lanjut sebagai berikut: 1. Apakah alat ukur hasil konstruksi ini memenuhi kriteria dalam pengukuran olahraga prestasi? 2. Apakah alat ukur hasil konstruksi ini memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang dapat diandalkan dan dapat dipertanggungjawabkan? D. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan alat ukur ini dapat dipakai sebagai alat memenuhi kriteria dalam pengukuran, khususnya dalam pengukuran olahraga prestasi. 2. Untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas dari konstruksi alat ukur power endurance lengan. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi bahan masukkan serta pertimbangan dalam upaya pengembangan olahraga prestasi maupun bagi penelitian di masa yang akan datang. Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoretis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan bagi para pelatih dalam menyusun program latihan dan alat untuk mengambil data kemampuan atlet.

6 2. Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan panduan oleh atlet maupun pelatih dalam proses pelatihannya dan diharapkan konstruksi alat ukur ini dapat dipakai sebagai alat yang bisa membantu dalam pengukuran ataupun penelitian olahraga prestasi. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, penulis memaparkan urutan dalam penyusunannya. Adapun urutan dari masing-masing bab akan penulis jelaskan sebagai berikut: 1. Pada BAB I, berisi uraian tentang pendahuluan yang akan dipaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. Pada BAB II, berisi uraian tentang kajian pustaka yang akan dipaparkan mengenai: uji validitas, reliabilitas, konstruksi alat ukur, power endurance, lengan, asumsi dasar, dan hipotesis penelitian. 3. Pada BAB III, berisi uraian tentang metode penelitian yang akan dipaparkan mengenai: metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik pengumpulan dan analisis data. 4. Pada BAB IV, berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang akan dipaparkan mengenai: Hasil penelitian, pembahasan hasil analisis data, dan diskusi penemuan. 5. Pada BAB V, berisi uraian tentang simpulan dan saran.