1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

iii Universitas Kristen Maranatha

Analisis Free Body Diagrams pada Siswa SMA dalam Menyelesaikan Tes Uraian Terstruktur

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

ANALISIS SOAL ULANGAN HARIAN BUATAN GURU BIOLOGI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DITINJAU DARI TINGKAT TAKSONOMI BLOOM

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA SMA PADA MATERI PERSAMAAN GAS IDEAL BERBASIS HASIL ANALISIS TES KEMAMPUAN RESPONDEN

Annisa Carina Sutrisno Mujiyono

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH TELAAH KURIKULUM FISIKA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJARAN FISIKA

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENYUSUNAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FISIKA SMA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA. Skripsi Oleh : Siti Nurrohmah K

PEMAHAMAN GURU PROGRAM STUDI TEKNIK GAMBAR BANGUNAN TENTANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMKN 1 SUMATERA BARAT

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BIOLOGI YANG BELUM SERTIFIKASI DENGAN GURU BIOLOGI YANG SUDAH SERTIFIKASI PADA SMA NEGERI RAYON 01 KABUPATEN PIDIE

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMPN SE-KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESIS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE PRAKTIKUM

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PROSES PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PROFIL KONSISTENSI REPRESENTASI DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA SMP PADA KONSEP GERAK

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA FISIKA BERBASIS MODEL EMPIRICAL INDUCTIVE LEARNING CYCLE DI SMA

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah


Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN AKTIF QUESTION STUDENT HAVE

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, 7-11 ISSN:

i Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN UPAYA PERSIAPAN PENGUASAAN MATERI FISIKA SMA BERDASARKAN HASIL PROPORSI JAWABAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN 2008, 2009, 2010 ARTIKEL.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Unnes Physics Education Journal

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Penerapan Model Interactive Lecture Demonstration pada Materi Gelombang Mekanik

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

PERAN GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DIY TAHUN

MINAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 NGAGLIK TERHADAP PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

STUDI TENTANG KINERJA PROFESI GURU PENJASORKES SMA-SMK SE-KABUPATEN SRAGEN PADA TAHUN

ANALISIS PENGETAHUAN DAN KESULITAN BELAJAR SISWA TENTANG VIRUS DI KELAS X SMA NEGERI 2 TANJUNGBALAI TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

PEMAHAMAN GURU TERHADAP MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Deskriptif pada SMP di Kabupaten OKU Timur)

EVALUASI PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP PGRI PONTIANAK

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS INSTRUMEN TES AKHIR SEMESTER II MATA PELAJARAN FISIKA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI WILAYAH SURAKARTA

KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESMENT) SEBAGAI EVALUASI PEMBELAJARAN

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

STUDI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DITINJAU DARI KEGIATAN PEMBELAJARAN PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN PADA SMK KOTA MALANG

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS DENGAN KECAKAPAN BERFIKIR RASIONAL SISWA PADA PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

GAMBARAN STRES KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVSU MEDAN

PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN PROBLEM ISOMORFIK DENGAN ANALISIS BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA PADA KONSEP KALOR

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPLORASI KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDIKSI, MENGOBSERVASI DAN MENJELASKAN DITINJAU DARI GENDER

Unnes Journal of Biology Education PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MATA KULIAH PRAKTIKUM STRUKTUR TUBUH HEWAN

ANALISA PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERORIENTASI KTSP DI SMKN 2 PENGASIH

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Seminar Nasional Hasil Penelitian Universitas Kanjuruhan Malang 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

Unnes Physics Education Journal

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

PROFIL HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS SISWA KELAS VIII SMP PADA MATERI TEKANAN ZAT CAIR MELALUI TES KEMAMPUAN RESPONDEN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Key word : analysis of national exam, conten validity, cognitive domains.

E-journal Prodi Edisi 1

Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISTEM PENGAPIAN

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

JPPPF - Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 p-issn: e-issn: Halaman 111

PROFIL KEMAMPUAN GURU-GURU IPA SMP se-bandar LAMPUNG DALAM MELAKUKAN KEGIATAN PRAKTIKUM. Dina Maulina ABSTRAK

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA KEGIATAN PEMBELAJARAN FISIKA SMA

BIMBINGAN KOLABORATIF KELOMPOK KERJA GURU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR

TANGGAPAN SISWA KELAS IV TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SDN 1 KARANGREJO TAHUN 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar (buku ajar tercetak, e-book, dan

Transkripsi:

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale SawalaKampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor INVESTIGASI KEMAMPUAN GURU FISIKA SMA DALAM MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR ASPEK KOGNITIF YANG DIUKUR OLEH SEBUAH BUTIR SOAL TES KEMAMPUAN KOGNITIF YANG DISEDIAKAN WAHYUDIN ARIF 1*, ANDI SUHANDI 1,2, AGUS SETIAWAN 1,3 DAN IDA KANIAWATI 1,2 1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia 2) Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia 3) Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154 Abstrak.Telah dilakukan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan guru-guru fisika SMA dalam mengidentifikasi indicator aspek kognitif yang diukur oleh sebuah butir soal tes kemampuan kognitif yang diberikan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yang dilakukan terhadap para guru fisika SMA di salah satu kabupaten di Jawa Barat.Jumlah sampel penelitian sebanyak 28 orang guru dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar serta gender yang berbeda. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah berupa tes kemampuan mengidentifikasi indicator aspek kognitif yang diukur sebuah butir soal yang disediakan serta angket pengetahuan dan pemahaman guru terhadap berbagai aspek dan indikator domain kognitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satupun dari guru yang menjadi sampel penelitian ini (0%) berada pada level kemampuan tinggi dalam mengidentifikasi indicator aspek kognitif yang diukur suatu butir soal, hanya sebagian kecil guru (25,00%) berada pada level kemampuan sedang, dan sebagian besar guru (75,00%) berada pada level kemampuan rendah. Berdasarkan data angket, rendahnya kemampuan guru dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur suatu butir soal terkait dengan pengetahuan dan pemahaman para guru yang relatif rendah terhadap aspek dan indikator domain kognitif yang diukur. Kata kunci :Investigasi, Kemampuan, Guru Fisika SMA, Identifikasi,indikatoraspek kognitif. Abstract. A descriptive study to get an overview of the ability of senior high school physics teachers in identifying indicators of cognitive aspects measured by a provided cognitive ability test items has been conducted. The method used this research is a survey of senior high school physics teachers in one district in West Java. Number of samples are 28 teachers with different educational background, teaching experience, and gender. Instrument for data collection used in this research was a test's ability to identify indicators of cognitive aspects measured by provided test item and a questionnaire about teacher knowledge and understanding of the various aspects and indicators of the cognitive aspects. The results showed that none of the sample teachers (0%) at the level of high ability in identifying indicator of cognitive aspects measured by provided test item, only a small proportion of teachers (25.00%) at the level of moderate ability, and most of the teachers (75.00%) is at a low level ability. Based on * email : wa_upi@yahoo.com Kode Artikel: FP-03 ISSN:2477-0477

Wahyudin Arif,dkk questionnaire data, low capacity of teachers in identifying indicators of cognitive aspects measured by provided test item related with a lack of knowledge and understanding of the teachers on aspects and indicators of measured cognitive domains. Keywords :investigation, ability, the physics teachers, identification, indicator of cognitive aspects. 1. Pendahuluan Dalam bidang pendidikan, evaluasi secara khusus bertujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah menguasai tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dan mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Ada empat istilah yang sering digunakan dalam melakukan pengukuran atau evaluasi di kelas yaitu: tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Tes terdiri dari sejumlah pertanyaan yang diajukan pada siswa untuk dijawab, hasil jawaban dari pertanyaan tersebut menunjukkan karakteristik dari seseorang, biasanya dalam bentuk angka. Karakteristik ini biasanya berupa tingkat kemampuan, prestasi belajar, dan sebagainya. Pengukuran memiliki konsep yang luas. Karakteristik peserta didik dapat diukur tanpa menggunakan tes, misalnya dengan observasi, skala ranking, atau cara lain untuk memperoleh informasi dalam bentuk angka. Evaluasi didefinisikan sebagai proses untuk memperoleh informasi guna memilih alternatif yang terbaik [1]. Menurut Permendiknas Republik Indoinesia nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar [2]. Menurut permen ini yang berkewajiban melakukan evalusi sekaligus mengembangkan alat (instrumen) evaluasi adalah guru. Namun sayangnya beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru fisika jarang mengembangkan sendiri butir-butir soal untuk kepentingan tes hasil pembelajaran yang telah dilaksanakannya, mereka cenderung menggunakan soal-soal yang terdapat pada buku-buku teks ataupun dari buku-buku bank soal yang mereka miliki. Hasil penelitian yang dilakukan Arif (2016) menunjukkan bahwa sebagian besar guru menyatakan sering menggunakan soal-soal yang tersedia (misalnya dari buku) untuk mengukur kompetensi hasil pembelajaran ranah kognitif [3]. Hasil penelitian serupa yang dilakukan Sutiadi (2013) menunjukkan bahwa untuk kepentingan evalaui hasil pembelajaran guru hanya mencontoh, mencopy contoh-contoh soal dari guru lain atau dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dijual dipasaran [4]. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan Ayuningtyas (2013) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran di sekolah guru cenderung menggunakan soal pada buku penunjang yang didominasi dengan indikator mengingat, memahami serta aplikasi dalam Taksonomi Bloom untuk keperluan pengukuran hasil belajar yang dicapai para siswanya [5]. 222

Investigasi Kemampuan Guru Fisika SMA dalam Mengidentifikasi Indikator... Tidak salah memang guru menggunakan soal-soal yang tersedia dalam berbagai sumber untuk kepentingan evaluasi hasil pembelajaran, namun demikian guru tetap harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap butir-butir soal yang akan digunakannya untuk memastikan bahwa soal-soal yang akan digunakannya sesuai dengan indikator kompetensi yang akan diukurnya. Jika tidak, maka tidak ada jaminan bahwa soal-soal yang dipilih oleh guru tersebut benar-benar memenuhi kriteria butir-butir soal yang valid. Apabila soal-soal yang dipilih tidak memiliki kriteria soal yang valid maka dapat dipastikan bahwa hasil pengukuran yang diperoleh tidak akan akurat, akan melenceng tidak mencerminkan kompetensi hasil pembelajaran yang ingin diukur. Jika hasil pengukuran yang diperoleh tidak akurat, maka sulit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan sebagai upaya tindak lanjut. Sejauh ini belum ada laporan hasil penelitian yang mendeskripsikan kemampuan para guru dalam menganalisis butir soal untuk mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur suatu butir soal yang disediakan. Pengetahuan tentang kemampuan guru dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur suatu butir soal serta faktor-faktor penyebabnya sangat penting karena akan memberi petunjuk dalam tindak lanjut upaya perbaikannya. Atas dasar paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan investigasi tentang tingkat kemampuan guru-guru Fisika di Jawa Barat dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur oleh sebuah butir soal yang tersedia serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Paper ini memaparkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terkait hal tersebut. 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif karena tujuannya adalah mendeskripsikan keadaan tingkat kemampuan guru-guru fisika dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur oleh sebuah butir soal tes kognitif yang tersedia pada buku teks fisika atau buku-buku lainnya serta faktorfaktor yang mempengaruhinya pada saat penelitian dilakukan, tanpa didahului dengan pemberian perlakuan. Penelitian dilakukan terhadap sejumlah sampel yang terdiri dari 28 orang guru fisika di salah satu kabupaten di Jawa Barat bagian timur. Instrumen-instrumen pengumpul data yang digunakan untuk kegiatan survey ini meliputi tes kemampuan mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur suatu butir soal serta angket tentang pengetahuan dan pemahaman guru terhadap berbagai aspek dan indikator ranah kognitif. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan untuk perumusan kesimpulan antara lain: (1) Pengkategorian tingkat kemampuan guru dalam mengidentifikasi indikator aspek 223

Wahyudin Arif,dkk kognitif yang diukur dan (2) perhitungan (persentase) setiap tanggapan atas pertanyaan yang diajukan pada angket. Untuk mengetahui kriteria persentase guru pada setiap tingkat kemampuan mengidentifikasi indikator aspek kognitif dan persentase setiap tanggapan atas pertanyaan angket, digunakan pedoman seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria persentase guru untuk tiap tingkatan kemampuan dan tanggapan terhadap pertanyaan angket Jumlah responden (JR) (%) JR = 0 Kriteria Tak satu responden 0 < JR 25 Sebagian kecil responden 25 < JR < 50 Hampir setengah responden JR = 50 Setengah responden 50 < JR 75 Sebagian besar responden 75 < JR < 100 Hampir seluruh responden JR = 100 Seluruh responden 3. Hasil dan Pembahasan Tabel 2 menunjukkan tingkat kemampuan guru fisika dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur oleh sebuah butir soal. Tabel 2. Tingkat kemampuan guru fisika dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur oleh sebuah butir soal Tingkat kemampuan Frekuensi Persentase (%) Kriteria Tinggi 0 0,00 Tak satu respondenpun Sedang 7 25,00 Sebagian kecil responden Rendah 21 75,00 Sebagian besar Jumlah 28 100,00 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru yang menjadi responden penelitian ini berada pada tingkat kemampuan mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur sebuah butir soal yang rendah, hanya sebagian kecil guru yang berada pada kategori kemampuan sedang dan tidak satu pun guru yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi. Rendahnya kemampuan yang dimiliki para guru ini secara langsung akan menyebabkan kekeliruan dalam pemilihan butir-butir soal dari buku-buku teks atau bank soal untuk keperluan evaluasi hasil pembelajaran yang mereka laksanakan. Kekeliruan ini akan menghasilkan soal-soal yang tidak valid, dan ketika soal-soal yang tidak valid ini digunakan, maka data hasil evalusi yang diperoleh tidak akan menggambarkan tercapai tidaknya kompetensi hasil pembelajaran yang telah ditetapkan, karena 224

Investigasi Kemampuan Guru Fisika SMA dalam Mengidentifikasi Indikator... memang kompetensi-kompetensi itu tidak terukur oleh butir soal yang digunakan. Keadan ini akan berujung pada kesulitan dalam pengambilan keputusan tindak lanjut, apakah perlu dilakukan modifikasi atau perbaikan dalam proses pembelajaran atau tidak. Black dan Wiliam (1998) mengemukakan bahwa evaluasi atau penilaian merujuk untuk semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam menilai diri mereka yang menyediakan informasi untuk digunakan sebagai umpan balik dalam memodifikasi kegiatan belajar mengajar [6]. Rendahnya kemampuan guru dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur terkait dengan berbagai faktor. Hasil angket yang disebarkan terhadap guru yang menjadi sampel penelitian ini, menunjukkan bahwa : (1) sebagian besar guru menyatakan hanya mengetahui sebagian dari aspek-aspek domain hasil belajar kognitif menurut Bloom yang direvisi Anderson, (2) sebagian besar guru menyatakan hanya mengetahui sebagian indikator-indikator dari setiap aspek hasil pembelajaran ranah kongitif Bloom yang direvisi Anderson, (3) sebagian besar guru menyatakan tidak memahami dengan baik indikator- indikator dari setiap aspek hasil pembelajaran ranah kongitif Bloom yang direvisi Anderson, (4) hampir seluruh guru menyatakan bahwa pada saat menempuh jenjang pendidikan S1 mereka mendapatkan matakuliah evalusi pembelajaran fisika, namun demikian mereka merasa tidak mendapatkan bekal pengalaman yang cukup dalam proses identifikasi indikator aspek kognitif yang diukur sebuah butir soal, (5) sebagian besar guru menyatakan bahwa selama bertugas menjadi guru fisika mereka jarang mendapat pelatihan terkait pengembangan instrumen evaluasi hasil pembelajaran fisika, dan sekalinya mereka mengikuti pelatihan, pelatihan yang mereka ikuti tidak secara spesifik diorientasikan pada pelatihan pengembangan butir instrumen untuk mengukur kompetensi hasil pembelajaran pada ranah kognitif, dan (6) seluruh guru yang menjadi responden menyatakan membutuhkan pelatihan yang secara spesifik diorientasikan pada pengembangan kompetensi anda dalam pengembangan butir instrumen untuk mengukur kompetensi hasil pembelajaran pada ranah kognitif, baik membuat sendiri maupun memilih dari buku-buku bank soal. Hasil angket ini menunjukkan rendahnya kemampuan guru dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur sebuah butir soal erat kaitannya dengan rendahnya pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap aspek-aspek dan indikator-indikator domain kognitif yang terjadi akibat tidak memadainya pembekalan yang mereka terima baik pada saat mereka menempuh pendidikan jenjang sarjana calon guru maupun pada saat mereka telah bertugas menjadi guru. 4. Kesimpulan Sebagian besar guru fisika yang menjadi sampel penelitian ini memiliki kemampuan yang tergolong rendah dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif yang diukur sebuah butir soal tes kognitif yang disediakan. Rendahnya kemampuan sebagian besar guru dalam mengidentifikasi indikator aspek kognitif 225

Wahyudin Arif,dkk ini erat kaitannya dengan rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman para guru fisika terhadap aspek-aspek dan indikator-indikator hasil pembelajaran domain kognitif. DaftarPustaka 1. B. Kizlik, tersedia http://www.adprima.com/measurement.htm. 2012. 2. Depdiknas, Permendiknas Republik Indoinesia nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, 2007. 3. W. Arif, A. Suhandi, I. Kaniawati, A. Setiawan, Prosiding Seminar Nasional SNIPS 2016. Prodi Fisika FMIPA ITB. 4. A. Sutiadi, Prodiding Seminar Nasional 2 nd Lontar Physics Forum, 2013. 5. N. Ningtyas, E. B. Rahayu, ejournal.unesa.ac.id/article/4718/30/article.pdf. 2013. 6. P. Black, D. Wiliam. Assesment in Education, vol. 5, No. 1. 1998. 226