MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH TERANG BANGSA SEMARANG MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Gedung Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Barwijaya merupakan gedung yang terdiri dari 9 lantai yang dibangun dalam rangka untuk memenuhi

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WILAYAH I JAWA TIMUR MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA DI WILAYAH GEMPA TINGGI

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

MODIFIKASI GEDUNG BANK CENTRAL ASIA CABANG KAYUN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PRESENTASI TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR RC

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

EKO PRASETYO DARIYO NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Djoko Irawan, MS

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di Jalan Ngagel

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB V ANALISA STRUKTUR PRIMER

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN BAJA DENGAN SISTEM. Oleh Heri Istiono

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN PANDAN WANGI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA UNTUK DIBANGUN DI BENGKULU

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menggunakan ketebalan 300 mm.

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. Oleh : BAYU ARDHI PRIHANTORO NPM :

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM BALOK ANAK DAN BALOK INDUK MENGGUNAKAN PELAT SEARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM FLAT SLAB DAN SHEAR WALL

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SWALAYAN RAMAI SEMARANG ( Structure Design of RAMAI Supermarket, Semarang )

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

Dosen Pembimbing : Ir. Tony Hartono Bagio,MT.,MM. Abstrak

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR WILAYAH DIRJEN PAJAK SULAWESI SELATAN, BARAT DAN TENGGARA

STUDI DESAIN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN GEMPA UNTUK BENTANG PANJANG DENGAN PROGRAM KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR RC

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG APARTEMEN MEDITERANIAN GARDEN JAKARTA

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KUSUMA MULIA TOWER SOLO MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SHERWALL PADA GEDUNG BANK BCA CABANG RUNGKUT SURABAYA

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh INDAH LISTRIANI L2A TUTI NURHAYATI L2A Telah disahkan pada tanggal, Februari 2008

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

Transkripsi:

MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir. ISDHARMANU, M.Sc. PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP. 3108 100 612 Abstrak Keterbatasan lahan dan kegiatan pembangunan yang semakin intensif akhir-akhir ini menyebabkan gedung-gedung bertingkat yang dibangun. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat memungkinkan manusia untuk membangun gedung gedung tinggi. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa semakin tinggi suatu gedung maka semakin besar juga kekuatan dan beban yang dipikulnya. Hal ini menyebabkan waktu pengerjaan yang diperlukan juga akan semakin lama. Struktur gedung dalam tugas akhir ini akan dimodifikasi dan direncanakan ulang dengan menggunakan struktur baja komposit. Struktur komposit antara beton dan balok baja merupakan struktur yang memanfaatkan kelebihan dari beton dan baja yang bekerja bersama-sama sebagai satu kesatuan. Kelebihan tersebut antara lain adalah beton kuat terhadap tekan dan baja kuat terhadap tarik. Balok baja yang menyanggah konstruksi pelat beton yang dicor ditempat dahulu sebelumnya didesain berdasarkan asumsi bahwa pelat beton dan baja dalam menahan beban bekerja secara terpisah. Pengaruh komposit dari pelat beton dan baja yang bekerja bersamasama tidak diperhitungkan. Pengabaian ini berdasarkan asumsi bahwa lekatan antara pelat beton dengan bagian atas balok baja tidak dapat diandalkan. Namun dengan berkembangnya teknik pengelasan, pemakaian alat penyambung geser (shear connector) mekanis menjadi praktis untuk menahan gaya geser horizontal yang timbul ketika batang terlentur ( Salmon dan Johnson, 1995 ). Modifikasi yang dilakukan pada gedung ini adalah jumlah lantai dari 7 lantai menjadi 10 lantai. Perancangan gedung ini berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2) dan Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983. Analisa struktur gedung akan ditinjau pengaruh beban gempa dinamik terhadap struktur gedung tersebut. Hal tersebut diakibatkan terdapat tonjolan lebih besar dari 25% dari arah terbesar denah pada arah yang ditinjau, sehingga tidak memenuhi salah satu syarat konfigurasi bangunan gedung sebagai bangunan beraturan sesuai SNI 03-1726-2 Pasal 4.2.1. Hasil perencanaan struktur gedung ini terdiri dari atap baja dengan dimensi profil gording WF.150.75.5.7 dan kuda-kuda profil WF.300.150.6,5.9. Struktur pada portal menggunakan baja komposit dengan kolom dari profil Kingcross 500..10.16 berselubung beton 700 cm x 700 cm, balok komposit dengan profil WF.500..10.16, alat penyambung geser tipe stud Ø16 mm. Sambungan direncanakan sebagai sambungan kaku dengan memakai baut mutu A325 kuat putus baut 6237 kg/m 2 diameter 24 mm. Perencanaan pondasi menggunakan tiang pancang beton pracetak diameter 50 cm. Sloof ukuran 300 cm x 500 cm dengan tulangan utama 5D16 dan tulangan geser Ø12-. 1

I. PENDAHULUAN Gedung perpustakaan Universitas Jember adalah gedung yang mempunyai 7 lantai dan dibangun di daerah gempa sedang. Gedung perpustakaan tersebut terdapat di wilayah Jember Jawa Timur. Gedung tersebut dibangun dengan menggunakan beton bertulang biasa dengan sistem cor ditempat. Karena Indonesia ditinjau dari lokasinya yang rawan terhadap gempa maka pembangunan infrasruktur harus memenuhi syarat tahan gempa. Sehingga dapat memperkecil kerugian dan kecelakaan yang mungkin timbul akibat terjadinya gempa, mengingat tingginya resiko gempa di Indonesia. Struktur gedung Universitas Jember pada awalnya direncanakan dengan menggunakan struktur beton bertulang. Sebagai bahan studi dalam penyusunan tugas akhir ini, gedung tersebut dimodifikasi menjadi 10 lantai dengan menggunakan struktur baja komposit. Jember merupakan daerah berzona gempa sedang sehingga gedung perpustakaan tersebut harus dirancang sesuai dengan perhitungan gempa rencana di daerah zona gempa sedang. Maka nantinya gedung ini akan dibangun dengan menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas (SRPMT) dimana sistem ini sangat cocok untuk daerah gempa sedang yang memakai struktur baja. Pedoman perencanaan gedung dengan struktur baja tahan gempa di Indonesia adalah SNI 03-1729-2 dan SNI 03-1726- 2 yang membahas tentang perencanaan struktur baja dan bangunan tahan gempa. Adapun tujuan utama dari SNI SNI 03-1729- 2 dan SNI 03-1726-2 adalah membuat struktur tidak runtuh namun boleh mengalami kerusakan non struktural bila menerima gaya lateral yang besar akibat gempa. II. KONSEP DESAIN Prosedur dan ketentuan umum perencanaan mengacu pada SNI 03-1726- 2, SNI 03-1729-2 dan PPIUG 1983 dengan memperhitungkan beberapa ketentuan umum antara lain 1. Gempa rencana dan kategori gedung Pengaruh gempa rencana itu harus dikalikan oleh suatu faktor keutamaan gedung. Faktor keutamaan ini untuk menyesuaikan periode ulang. Gempa berkaitan dengan penyesuaian umur gedung. Faktor keutamaan ini bergantung pada berbagai kategori gedung dan bangunan yang telah diatur pada SNI 03-1726-2 pasal 4.1.2. 2. Konfigurasi struktur Langkah awal dari perencanaan struktur gedung adalah menentukan apakah gedung yang akan dirancang termasuk gedung yang beraturan atau tidak beraturan. Struktur gedung beraturan harus memenuhi ketentuan SNI 03-1726- 2 pasal 4.2.1. Pengaruh gempa rencana struktur gedung ini dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekivalen. Sehingga dapat menggunakan analisa statik ekivalen. Struktur gedung tidak beraturan adalah struktur gedung yang tidak memenuhi syarat konfigurasi struktur gedung beraturan (atau tidak sesuai SNI 03-1726-2 pasal 4.2.1). Pengaruh gempa struktur ini harus diatur dengan menggunakan pembebanan gempa dinamik. Dengan menggunakan pembebanan gempa dinamik sehingga menggunakan analisa respon dinamik. Perencanaan gedung dalam Tugas Akhir ini adalah merupakan struktur gedung

tidak beraturan, sehingga perlu dianalisa dinamis dengan menggunakan program bantu ETABS. 3. Daktilitas struktur bangunan dan pembebanan nominal Daktilitas adalah kemampuan deformasi inelastis tanpa kehilangan kekuatan yang berarti. Sedangkan struktur daktail adalah kemampuan struktur mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Faktor daktilitas gedung adalah rasio antara persimpangan maximum pada ambang keruntuhan dengan simpangan pertama yang terjadi pada pelelehan pertama. m 1.0 m Daktilitas pada elemen struktur dapat dicapai hanya jika unsur pokok dari materialnya sendiri daktail. Konsep daktilitas struktur adalah mempertimbangkan perencanaan struktur tahan gempa untuk mampu berdeformasi secara daktail dengan cara memencarkan energi (mendisipasikan energi). Dalam Tugas akhir ini akan direncanakan struktur gedung menggunakan SRPMT baja. Penjelasan daktilitas berada di SNI 03-1726-2 pasal 4.3 y 4. Jenis tanah dan perambatan gelombang Jenis atau tipe profil tanah berpengaruh pada kecepatan gelombang. Dalam SNI 03-1726-2 jenis tanah dibedakan menjadi 5, yaitu : tanah keras, tanah sedang, tanah khusus. Pengaruhnya ditabelkan pada tabel SNI 03-1726-2. 5. Karakteristik resiko gempa wilayah Sesuai SNI 03-1726-2 wilayah gempa di Indonesia dikategorikan dalam 6 wilayah gempa, dimana Wilayah gempa 1 dan 2 adalah wilayah dengan resiko kegempaan rendah, Wilayah gempa 3 dan 4 adalah wilayah dengan resiko kegempaan sedang dan Wilayah gempa 5 dan 6 adalah wilayah dengan resiko kegempaan tinggi. III. METODOLOGI Data Umum Bangunan Nama Gedung : Gedung Perpustakaan Universitas Negeri Jember Lokasi : Jember Jawa Timur Fungsi : Perpustakaan Zone Gempa : 3 (menengah) Panjang Bangunan : 44 m Lebar Bangunan : 23 m Jumlah Lantai : 10 lantai Tinggi Bangunan : m Ketinggian per lantai : 4 m Pondasi : Tiang Pancang Data Bahan Kolom : Baja profil kingcross berselubung beton Balok : Wide Flens Mutu Baja : BJ-41 Mutu Beton : f c 25 Mpa Data Tanah Data tanah digunakan untuk merencanakan pondasi gedung tersebut. 3

Flow chart alur metodologi untuk Modifikasi Perencanaan Struktur Baja Komposit pada Gedung Perpustakaan Universitas Negeri Jember adalah sebagai berikut : 2. Pelat lantai : Tebal : 13 cm Bondex PT. BRC Lysaght Beton menggunakan mutu K-225 Bondex Menggunakan Tebal 0,75 mm Tulangan susut Wiremesh M6 WF.500..10.16 8000 WF.450..9.14 Ø10-125 Ø10-125 WF.500..10.16 WIREMESH M6 Ø10-125 Ø10-125 WF.500..10.16 3500 4.1 Gambar Penulangan Pelat Lantai Pelat atap : Gambar 3.1 Diagram Alir Penyelesaian Tugas Akhir Tebal : 11 cm Bondex PT. BRC Lysaght Beton menggunakan mutu K-225 kg/cm 2 Bondex Menggunakan Tebal 0,75 mm Tulangan susut Wiremesh M5 IV. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 1. Rangka atap baja Kuda-kuda : WF 300.150.6,5.9 Pedestal : WF 300.150.6,5.9 Gording : WF 150.75.5.7 Ikatan angin : Ø 10 mm Pnggntng gording : Ø 16 mm Sambungan : Baut A325 dengan mutu 90 ksi b (f u = 90 x 70,3 = 6327 kg/cm 2 ) diameter 20 mm, mutu las 70 ksi. 8000 WF.450..9.14 WIREMESH M5 Ø8-125 Ø8-125 Ø8-125 WF.3.250.9.14 Ø8-125 WF.450..9.14 WF.450..9.14 3500 4.2 Gambar Penulangan Pelat Atap 4

3. Tangga : Spesifikasi tangga type : Tinggi antar lantai : 0 cm Tinggi bordes : cm Lebar Injakan (i) : 30 cm Tinggi Tanjakan (t) : 18 cm Tebal efektif tangga : 17 cm Tebal plat bordes : 9 cm Tebal plat tangga : 9 cm Beton menggunakan mutu K-225 kg/cm 2 Bondex PT. BRC Lysagth menggunakan Tebal 0,75 mm Tulangan susut menggunakan Wiremesh M5 4. Balok lift V. KONTROL HASIL ANALSIS STRUKTUR 5.1 Gambar : Pemodelan struktur 1. Kontrol Kinerja Struktur Gedung Kontrol terhadap simpangan arah sumbu x dan sumbu y memenuhi syarat dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.1 : Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu x BL BL Tabel 5.2 : Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu y 4.3 Gambar : Denah Balok Penggantung Lift Balok penggantung lift :WF 300.150.6,5.9 5. Balok anak Lantai atap : WF.350.250.9.14 Lantai ruangan : WF.450..9.14 3. Kontrol Waktu Getar Alami Foundamental dengan rumus Rayleigh sebagai berikut : 5

T Rayleigh 6,3 n Wd i i 1 n g i 1 2 i Fd Tabel 5.3 : Kontrol waktu getar alami fundamental arah sumbu x i i VI. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER Berdasarkan hasil perencanaan, didapatkan dimensi-dimensi balok, kolom,dan sambungan untuk struktur gedung ini adalah : 1. Balok Atap : WF.450..9.14 Lantai : WF.500..10.16 2. Kolom Profil : Kingcross 500..10.16 Beton : 700 cm x 700 cm T yang diizinkan = 1,583 ± 20% x 1,553 = 1,2664 ~ 1,8996 detik. Karena T1 maksimum yang terjadi pada ETABS samadengan 1,7 detik berada diantara nilai T Rayleigh = 0,992 ~ 1,8996 detik, sehingga memenuhi ketentuan SNI 03-1726- 2 Ps. 6.2. Tabel 5.4 : Kontrol waktu getar alami fundamental arah sumbu y 3. Sambungan Balok-kolom : baut A325 mutu 90 ksi Ø24 mm pada profil T.500..10.16, Ø24 mm pada profil 90.90.0. Kolom-kolom : baut A325 mutu 90 ksi Ø24 mm dengan tebal plat 16 mm. C L 120 250 100 100 50 70 70 310 70 70 85 50 120 120 T yang diizinkan = 1,622 ± 20% x 1,622= 1,298 ~ 1,946 detik. Karena T1 maksimum hasil analisa struktur = 1,7 detik berada diantara nilai TRayleigh = 1,298 ~ 1,946 detik, sehingga memenuhi ketentuan SNI 03-1726-2 Ps. 6.2 120 120 85 120 50 70 300 100 100 50 250 100 Gambar 6.1 : Sambungan Balok Kolom 6

120 Perencanaan Sloof Dimensi : 30/50 cm 120 120 4-D16 4-D16 PLATE t=7 mm 120 500 500 Ø10- Ø10-300 4-D16 300 4-D16 C L Tumpuan Lapangan Gambar 7.2 : Penulangan Sloof 60 VIII. Kesimpulan My 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 100 100 Gambar 6.2 : Sambungan Kolom Kolom VII. HASIL PERENCANAAN PONDASI Data tanah : Sondir Tiang pancang : Ø 50 cm Kedalaman TP : 12 m P ijin 1 TP : 94,86 Ton Dimensi Pile Cap : 4,0x4,0x 1 m 3 Y Mx 1 2 3 X 4 5 6 Hx Hy 7 8 9 75 125 125 75 0 100 My P Mx 75 125 125 0 75 125 125 75 0 Gambar 7.1 : Pile Cap kolom 75 Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Dilakukan perhitungan struktur atap dan struktur sekunder terlebih dahulu seperti perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap beban-beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup maupun beban terpusat. 2. Analisa balok dihitung terhadap kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 3. Prinsip dasar bahwa struktur sekunder menjadi beban pada struktur utama, dan setelah itu dilakukan analisa struktur utama dengan bantuan program yaitu ETABS. 4. Dilakukan kontrol terhadap balok utama dengan anggapan balok adalah balok baja dianggap sebagai struktur komposit dengan pelat pada saat komposit. Dimana balok menerima beban dari struktur sekunder yang harus dilakukan kontrol meliputi : kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol geser. 5. Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom 7

komposit, perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur. 6. Rigid connection adalah tipe sambungan yang cocok untuk jenis bangunan baja seperti ini. Selain memiliki kekakuan yang lebih stabil juga lebih mudah dalam pelaksanaan di lapangan. 7. Balok induk melintang menggunakan WF 500..10.16, sedangkan balok induk memanjang menggunakan WF 500..10.16. 8. Balok anak pada lantai ruangan menggunakan WF 450..9.14, sedangkan pada lantai atap menggunakan WF 3.250.9.14. 9. Kolom lantai 1-10 menggunakan kolom Kingcross 500..10.16 dengan selubung beton 700 cm x 700 cm. 10. Pondasi yang digunakan memakai tiang pancang diameter 50 cm dengan kedalaman 12 m. IX. Saran Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perancangan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika, sehingga diharapkan perancangan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perancangan yaitu kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. 8