BAB 1 PENDAHULUAN. tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alternatif utama media pembelajaran, hiburan dan kesenangan. Sudah sulit

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yang sampai sekarang masih banyak anak-anak yang belum tahu

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima wisatawan. Di samping itu,

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis yang bergerak dalam bidang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata kini telah menjadi sebuah industri yang mendunia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pariwisata. Desa wisata biasanya dikembangkan pada kawasan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan suatu penerimaan yang rutin, maka pemerintah menempatkan

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB 1 PENDAHULUAN. terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

2015 PENGARUH PENYAMPAIAN PEOPLE,PHYSICAL EVID ENCE D AN PROCESS TERHAD AP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Tidak

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat dan dapat menambah rasa cinta tanah air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era modern seperti sekarang ini, padatnya rutinitas kegiatan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dari tahun sebelumnya. Angka itu diatas pertumbuhan ekonomi nasional

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja suatu destinasi wisata. Strategi bauran pemasaran di jadikan sebagai suatu kasus di Museum Sangiran yang digunakan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja destinasi wisata Museum Sangiran. Strategi bauran pemasaran ini sangat penting bagi kemajuan sebuah destinasi agar wisatawan berdatangan dan menikmati dengan rasa kepuasan. Dalam suatu kegiatan pariwisata tidak mungkin hanya memproduksi sebuah destinasi saja. Kegiatan pariwisata juga membutuhkan suatu marketing terhadap destinasinya. Bagaimana wisatawan mengetahuinya kalau tidak ada pemasaran yang dilakukan. Pemasaran dimaksudkan agar lebih dikenal dan mampu menarik wisatawan untuk datang ke Museum Sangiran baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Pariwisata merupakan suatu sektor yang berperan penting dalam pembangunan di Indonesia. Pariwisata merupakan sektor yang mempunyai sifat padat karya sehingga perlu dikembangkan karena mampu menyerap tenaga kerja cukup tinggi. Sektor pariwisata sangat berkontribusi terhadap pendapat dari negara. Sektor pariwisata ditahun 2008 ini sangat berkontribusi hingga 7,37 miliar dolar dan 1

sektor pariwisata menempati urutan ke 3 dibawah minyak dan oil dan minyak sawit 1. Sektor pariwisata sangat penting untuk meningkatkan devisa Negara dikarenakan sektor migas semakin lama juga akan semakin habis. Pariwisata merupakan suatu sektor yang sensitif terhadap isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat mulai dari isu pelanggaran HAM, isu terorisme dan lainnya. Semakin banyaknya masalah yang menimpa suatu negara tentu akan membuat pariwisata negara itu semakin terpuruk karena sensitifnya pariwisata pada isu-isu global. Peran Pemerintah disini yakni menjaga stabilitas Negara mulai dari masalah kemanan, hukum, politik dan lainnya yang mampu mengganggu kinerja sektor pariwisata. Pariwisata merupakan suatu sektor yang sangat mengandalkan pelayanan jasa. Jasa yang dapat ditawarkan oleh pariwisata ini berupa wisata dengan keindahan alam, keanekaragaman budaya dan lainnya. Jasa pariwisata itu harus dikemas dengan sebaik mungkin agar mampu menarik minat wisatawan untuk datang. Sehingga dengan kemasan wisata yang menarik maka akan membuat menarik wisatawan untuk datang. Perkembangan pariwisata Indonesia cukup berkembang dari tahun ke tahun. Pariwisata merupakan salah satu komoditas yang diandalkan di Indonesia. Sehingga jumlah wisatawan yang datang haruslah selalu meningkat dari tahun ke tahun. 1 Disampaikan pada Kuliah Pembangunan Pariwisata oleh Drs. Bambang Sunaryo pada tanggal 8 November 2010. 2

Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan Mancanegara 2007-2011 di Indonesia Tahun Wisatawan Mancanegara Jumlah Pertumb uhan (%) Rata-rata Lama Tinggal (hari) Rata-rata pengeluaran per orang (USD) Per hari Per kunjungan Penerimaan Devisa Jumlah ( juta USD) Per tumbuhan 2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19 2008 6.234.497 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44 2009 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99-14,29 2010 7.002.944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73 2011 7.649.731 9,24 7,84 142,69 1.118,26 8.554,39 12,51 Sumber : bps.jateng.go.id Dari tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia selalu meningkat. Namun peningkatan jumlah wisatawan mancanegara tidak stabil. Peningkatannya ada yang signifikan dan ada yang hanya meningkat sedikit. Hal ini terlihat terutama pada tahun 2009 kenaikannya hanya mencapai 1,43%. Sedangkan rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara di Indonesia juga tidak stabil dalam waktu tahun ke tahun. Lama tinggal wisatawan mancanegara kadang meningkat dan kadang mengalami penurunan. Namun yang paling memprihatinkan dari tahun ke tahun rata-rata lama tinggal di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2007-2011. Rata-rata pengeluaran setiap orang dari tahun 2007-2011 juga tidak stabil. Rata-rata pengeluaran setiap orang dari 5 tahun tersebut mengalami kenaikan dan mengalami penurunan di tahun 2009. Sedangkan devisa juga mengalami kenaikan namun di tahun 2009 mengalami penurunan. Namun dari indikator tersebut tahun 3

2009 merupakan tahun surutnya pariwisata Indonesia mulai dari jumlah wisatawan mancanegara yang datang, lama tinggal dan devisa. Dengan kenaikan jumlah wisatawan belum tentu lama tinggal dan devisa juga mengalami pertumbuhan. Sebagai contoh jumlah wisatawan mancanegara tahun 2007-2009 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat namun rata-rata lama tinggal justru mengalami penurunan dan devisa terhadap Negara adanya ketidakstabilan yakni tahun 2007-2008 mengalami peningkatan namun tahun 2009 walaupun jumlah kunjungan meningkat namun devisa mengalami penurunan. Jumlah pengunjung yang banyak ke destinasi wisata juga penting namun terpenting dari pariwisata bukan hanya mendatangkan wisatawan sebanyakbanyaknya ke Indonesia. Namun bagaimana wisatawan menginap selama mungkin untuk,menikmati wisata, mengeluarkan biaya sebanyak mungkin di Indonesia dan harus membuat wisatawan merasa puas dan ada keinginan untuk datang lagi menikmati keindahan, keunikan pariwisata yang telah dilihatnya Tahun Tabel 1.2 Perkembangan Wisatawan Nusantara, 2007-2012 Perjalanan (Ribuan) Rata-rata Perjalanan (kali) Pengeluaran Per Perjalanan (ribu Rp) Total Pengeluran (triliun Rp) 2007 222,389 1,93 489,95 108,96 2008 225,041 1,92 547,33 123,17 2009 229,731 1,92 600,30 137,91 2010 234,377 1,92 641,76 150,41 2011 236,752 1,94 662,68 156,89 2012 (triwulan I) 53,868 1,95 Data belum tersedia Sumber : bps.jateng.go.id Data belum tersedia 4

Dari tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa wisatawan nusantara selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan pengeluaran setiap perjalanan dan total pengeluaran juga mengalami kenaikan sejalan dengan jumlah perjalanan wisatawan nusantara. Namun untuk rata-rata perjalanan mengalami penurunan di tahun 2007 menuju ke 2008. Untuk tahun 2008-2010 rata-rata perjalanan stabil tidak mengalami penurunan dan peningkatan. Dan di tahun 2011 dan 2012 mengalami kenaikan yang tidak signifikan. Lokus dari penelitian ini adalah Museum Sangiran. Museum Sangiran merupakan salah satu pariwisata yang ada di Kecamatan Kalijambe di Kabupeten Sragen. Museum Sangiran ini menjadi destinasi unggulan Kabupaten Sragen dan destinasi unggulan Provinsi Jawa Tengah. Potensi Museum Sangiran ini memang sangat luar biasa. Museum Sangiran menjadi heritage tourism di dunia. Hal ini dikarenakan Museum Sangiran mempunyai banyak sekali jenis manusia purba yang ditemukan disana. Situs Sangiran juga menjadi situs terpenting dalam ilmu pengetahuan terutama bidang arkeologi, geologi, antropologi dan kepariwisataan. Selain itu situs sangiran juga menjadi pembelajaran kehidupan manusia pada zaman pra sejarah. Museum Sangiran bahkan sudah diakui oleh UNESCO sebagai kawasan the early man site no 593 dalam world heritage list. Museum Sangiran ini sebagai sejarah peradaban manusia dari dahulu. Potensi dari Museum Sangiran ini memang luar biasa apabila dilihat dari koleksi yang ada di Museum tersebut. mulai dari 5

Koleksi yang tersimpan dalam museum ini yaitu 2 : Fosil Manusia, Fosil Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata), Fosil Binatang Air. Jadi tidak hanya fosil manusia saja yang ada di Museum Sangiran. fosil hewan bertulang belakang dan fosil binatang air juga ada disana walaupun banyak orang yang kurang mengetahui. Orang yang datang ke Museum Sangiran lebih mengetahui museum sangiran identik dengan fosil manusia purba sesuai yang ditulis di buku-buku sejarah dan kurang menonjolkan fosil-fosil yang lainnya. Koleksi yang lengkap dan sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia membuat tugas dari BPSMPS sangatlah berat. Pihak BPSMPS harus mampu mengelola sebaik mungkin Museum Sangiran mulai dari penjagaan fosil dan memasarkan keunikan fosil juga. Sehingga dengan penjagaan koleksi yang baik dan pemasaran yang efektif akan membuat wisatawan berdatangan ke Museum Sangiran. Dan kontribusi Museum Sangiran terhadap pendapatan daerah bisa tinggi. Produk yang ada di Museum Sangiran sangatlah banyak mulai dari manusia purba, binatang purba, batu-batuan, menara pandang, wisma sangiran dan souvenirsouvenir yang khas dari museum sangiran. Namun produk-produk dari museum sangiran ini belum mampu optimal dalam menarik wisatawan untuk datang. Menara pandang yang fungsinya untuk melihat panorama keindahan destinasi museum sangiran sekarang sudah tidak terawat dan tidak dipergunakan kembali. Apabila menara pandang masih terawat tentu wisatawan akan mengunjungi menara pandang 2 http://www.visitjawatengah.com. Diakses pada tanggal 10 Februari 2013 pukul 19.15 WIB 6

dan akan mengeluarkan tiket untuk bisa melihat keindahan panorama dari museum sangiran. Di Museum Sangiran juga jarang ada event-event untuk menarik wisatawan berkunjung ke museum sangiran. event-event yang diselenggarakan di museum sangiran seperti pemilihan mas dan mbak pariwisata Kabupaten Sragen dan pergelaran seni dan event itu hanya setahun sekali. Kemudian produk-produk di museum sangiran kurang memberikan insipirasi kepada wisatawan. Karena wisatawan datang cuma melihat patung-patung dan diberikan penjelasan dibawah patung atau gambar. Namun ketika wisatawan pulang, wisatawan tidak mengatahui tentang evolusi manusia. Padahal museum sangiran ini bisa menjadi sebuah inspirasi untuk menjawab apakah teori evolusi darwin ini benar bahwa manusia dulu adalah kera yang lama-kelamaan berevolusi menjadi manusia sempurna. Hal itu bisa dikaitkan dengan sejarah umat manusia menurut agama islam bahwa Nabi Adam AS adalah manusia pertama di bumi ini namun raut muka beliau bukan seorang kera. Ini yang dapat menjadikan sebuah inspirasi atau keingintauan wisatawan tentang kebenaran tentang sejarah umat manusia agar wisatawan bisa berdatangan ke museum sangiran karena merasa penasaran dan ingin menambah inspirasi dari masa lampau. Wisma sangiran juga sebuah produk penginapan di Museum Sangiran. Namun jarang sekali wisatawan yang menginap disana. Hal ini dikarenakan wisatawan hanya berkunjung sebentar dan langsung pulang atau berkunjung ke destinasi wisata lain. menikmati produk-produk museum sangiran cukup dengan waktu sebentar dan tidak 7

mungkin menginap di wisma sangiran sehingga pembangunan wisma sangiran itu merupakan produk yang belum optimal. Seharusnya pihak BPSMPS harus membuat wisatawan lebih lama menikmati produk-produk yang ada di museum sangiran agar wisatawan menginap di wisma sangiran. Kemudian souvenir yang ada di Museum sangiran juga belum terlalu menarik bagi wisatawan. Souvenir yang terbuat dari batubatuan saja yang mampu lebih menarik wisatawan untuk berbelanja. Souvenirsouvenir seperti kaos masih kurang mampu menarik bagi wisatawan. Akses menuju ke museum sangiran juga sulit. Akses transportsi umum tidak ada menuju ke museum sangiran. apabila ke museum sangiran harus bawa kendaraan sendiri baik motor ataupun mobil. Selain itu keadaan jalan menuju ke museum sangiran juga kurang baik. Keadaan jalan bergelombang dan ada sebagian jalan yang rusak. Kemudian keadaan MCK/ toilet di museum sangiran tidak terawat dan sangat berbau tidak sedap serta tidak ada pewangi di dalam toilet. Kondisi parkir juga tidak tertata rapi karena lahan parkir juga didepan halaman museum sangiran dan tidak dibentuk lahan parkir sendiri. Biaya berwisata ke museum sangiran sangat membingungkan bagi wisatawan karena wisatawan dikasih 2 tiket masuk. Tiket masuk itu 2 dikarenakan satu tiket untuk museum sangiran dan satu tiket untuk pemerintah Kabupaten Sragen. Tiket masuk untuk wisatawan nusantara sebesar Rp. 5.000,00 ini dibagi dua yakni Rp. 1.500 Untuk pihak museum sangiran dan Rp. 3.5000 untuk pemda Sragen. Dan biaya masuk wisatawan nusantara dan wisatawan asing itu berbeda sebagai strategi bisnis dari pihak museum sangiran. 8

Promosi terhadap museum sangiran juga telah dilakukan oleh pihak BPSMPS, Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen. Promosi itu dilakukan melalui media cetak, leaflet, website, poster di sepanjang jalan, event pariwisata, pemasaran langsung ke sekolah-sekolah dsb. Hasil dari promosi ini cukup baik bila dibandingkan dengan destinasi wisata lain di Kabupaten Sragen. Hal ini dikarenakan wisatawan yang datang ke museum sangiran hampir setengah yang datang ke kabupaten sragen. Namun apabila dibanding dengan destinasi di kabupaten yang lainnya. Kabupaten sragen masih dalam kategori dibawah kabupaten/kota yang lain di Provinsi Jawa Tengah. Sehingga promosi yang telah dilakukan terhadap museum sangiran sebagai salah satu dari unggulan pariwisata jateng belum terlalu mengena ke masyarakat. No Tabel 1.3 Banyaknya Pengunjung objek wisata taman rekreasi Menurut kabupaten/kota di jawa tengah tahun 2010 dan 2011 Kab/ Pengunjung (Orang) kota TAHUN 2010 TAHUN 2011 Wisnus Wis Jumlah Wisnus Wis Jumlah Man Man 1 Kab. 251.304 2.278 253.582 282.943 1.508 284.451 Sragen 2 Jumlah jateng 22.275.146 317.805 22.592.951 21.838.351 381.514 22.219.8 65 Sumber : diolah dari data bps.jateng.go.id Dari tabel 1.3 tentang jumlah kunjungan tahun 2010 dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Sragen jumlah wisatawannya 253.582 orang. Kabupaten Sragen ini mempunyai wisata yang luar biasa yang menyimpan sejarah masa lampau manusia yakni Museum Sangiran. Dari 253.582 wisatawan yang datang ke Kabupaten Sragen ternyata 2.278 merupakan wisatawan mancanegara atau 0,72% wisatawan 9

mancanegara yang datang ke Provinsi Jawa Tengah. Untuk wisatawan nusantara 251.304 merupakan wisatawan nusantara atau 1,13% yang mendatangi destinasi wisata di Kabupaten Sragen. Sehingga performa pariwisata Museum Sangiran untuk tahun 2010 kurang menunjukkan performa yang baik terhadap devisa pemerintah daerah. Sedangkan jumlah kunjungan tahun 2011 ternyata Kabupaten Sragen jumlah wisatawannya 284.451 orang. Sehingga disimpulkan kenaikan dalam 1 tahun hanya sekitar 33 ribu wisatawan. Tabel 1.4 Jumlah Wisman dan Wisnus yang menginap di Hotel Bintang dan Melati tahun 2010 dan 2011 No Kabupaten/kota Wisman/wisnus yang menginap di hotel berbintang dan melati Banyaknya wisatawan yang menginap di hotel Banyaknya wisatawan yang menginap di hotel melati berbintang WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN 1 Kab. Sragen - - 38.909-2 Jumlah Jateng 1.729.079 60.705 4.119.920 43.164 Sumber : diolah dari data bps.jateng.go.id Dari tabel 1.4 dapat dijelaskan bahwa jumlah yang menginap di hotel berbintang dan melati tahun 2011 baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara ke Jawa tengah berjumlah 5.952.868. dari hampir 6 juta wisman dan wisnus yang menginap di Jawa Tengah hanya 38.909 yang menginap di Kabupaten Sragen. Dari total itu semua hanya wisatawan nusantara saja yang menginap sedangkan wisatawan mancanegara tidak ada yang menginap. Wisatawan nusantara 10

ini juga hanya menginap di hotel melati saja dikarenakan Kabupaten Sragen tidak mempunyai hotel berbintang. Dengan demkian kinerja penginapan di Kabupaten Sragen masih berada dibawah rata-rata jumlah yang menginap di hotel berbintang dan hotel non bintang yang menginap di Kabupaten/kota di Jawa Tengah. Tabel 1.5 Rata rata lama menginap di hotel berbintang dan melati tahun 2010 dan 2011 No Kabupaten/kota Rata-rata lama menginap di hotel berbintang dan melati Hotel berbintang Hotel melati WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN 1 Kab. Sragen - - 1,09-2 Rata-rata 1,94 1,57 1,30 1,61 Jateng Sumber : diolah dari data bps.jateng.go.id Dari tabel 1.5 tentang rata-rata wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang menginap di hotel melati maupun non bintang. Untuk Kabupaten Sragen menunjukan bahwa untuk wisatawan mancegara tidak ada yang menginap di hotel melati sehingga rata-ratanya kosong. Sedangkan untuk wisatawan nusantara yang berjumlah 38.909 yang menginap di hotel melati rata-rata menginap wisatawan hanya mencapai 1,09 hari. Performa rata lama menginap wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara masih berada di bawah rata-rata lama menginap wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara di hotel berbintang rata-rata menginap kosong 11

sedangkan untuk di hotel melati untuk wisman lama rata-rata menginap kosong sedangkan wisnus 1,09 hari. Tabel 1.6 Jumlah Pengunjung Museum Sangiran tahun 2010, 2011 dan 2012 Pengunjung Jumlah tahun 2010 Jumlah Tahun 2011 Jumlah Tahun 2012 Pelajar a. SD 22.782 26.949 48.030 b. SMP 19.174 15.119 24.012 c. SMA 14.674 16.072 21.444 d. Mahasiswa 5.073 5.791 7.582 Umum 48.897 56.877 145.172 Dinas 3.914 565 886 Asing 2.382 2.392 2134 Jumlah 116.896 123.765 249.260 Sumber: diolah dari Laporan Tahun 2010, 2011 dan 2012 Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Dari tabel 1.6 jelas bahwa wisatawan yang datang ke Museum Sangiran didominasi oleh wisatawan umum dan pelajar SD. Siswa SD ini datang secara berombongan dengan bus beserta guru-guru mereka. Mereka datang dengan tujuan untuk mengetahui sejarah evolusi manusia dan habis itu langsung pulang ke daerahnya masing-masing. Sedangkan untuk mahasiswa ini ketertarikan dengan Museum Sangiran sangat rendah hanya mencapai 5.073 dari 116.896 pengunjung ke Museum Sangiran. Ini membuktikan bahwa semakin lunturnya budaya dan sejarah di Indonesia ini. Untuk wisatawan asing yang berkunjung ke Museum Sangiran juga 12

mengalami penurunan. Padahal wisatawan asing itu aset yang sangat berharga dan mendatangkan uang lebih tentunya untuk Museum Sangiran dan pemerintah Di tahun 2010 Dari 253.582 wisatawan ini ternyata 116.896 orang yang datang ke Museum Sangiran sehingga hampir setengahnya yang datang ke pariwisata di Kabupaten Sragen adalah mengunjungi Museum Sangiran. Museum Sangiran ini sangat luar biasa perannya pada wisata Sragen. Namun apabila dilihat dari kontribusi jumlah kunjungan wiswatawan cukup memuaskan karena setengah wisatawan yang ke Sragen adalah mengunjungi Museum Sangiran. Namun Kinerja secara keseluruhan belum optimal karena belum mampu membuat wisatawan lebih lama menginap di Sragen. Hal senada juga dikemukakan oleh Kasi Pengembangan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Muhamad Hidayat menyatakan bahwa pengelolaan Museum Sangiran belum optimal dan masih banyak potensi-potensi yang bisa digali lebih dari Museum Sangiran ini. Ini menunjukkan peran Museum Sangiran belum terlalu optimal dalam peningkatan devisa dari sektor pariwisata di Indonesia terutama peran dalam APBD Kabupaten Sragen. Dari pemaparan diatas dapat dijelaskan terdapat suatu fenomena bahwa produk-produk yang ada di museum sangiran belum optimal menarik wisatawan berkunjung ke museum sangiran, akses menuju ke museum sangiran juga sulit dan keadaan jalan kurang baik serta wisatawan juga merasa kebingungan dikasih 2 tiket untuk masuk ke museum sangiran. Promosi juga sangat banyak dilakukan dari berbagai cara mulai dari leaflet, media cetak, website dsb namun kurang begitu mengena ke sasaran. 13

Bauran pemasaran didefinisikan sebagai ala pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaran (Kotler dan Keller, 2008 : 23). Dan McCarthy dalam Kotler dan Keller (2008: 18) mengklarifikasikan alat-alat ini menjadi empat yakni produk, harga, tempat dan promosi yang biasa dikenal dengan 4P (Place, Price, Promotion, Product). Empat P ini menjelaskan tentang suatu pandangan dari penjual tentang suatu alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi seorang pembeli. Dan kemudian dari sudut pandang pembeli maka setiap alat pemasaran dirancang untuk menyerahkan manfaat seorang pelanggan. Maka dari deskripsi yang telah dijabarkan secara empiris diatas, maka peneliti memberi judul Analisis Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Kinerja Museum Manusia Purba Sangiran Kabupaten Sragen. 14

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dijelakan dan dipaparkan dalam latar belakang masalah mengenai permasalahan kinerja Museum Sangiran selama ini. Maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: a. Apakah ada pengaruh antara ( persepsi wisatawan tentang kondisi lingkungan, persepsi wisatawan tentang biaya berwisata, persepsi wisatawan tentang promosi yang pernah dilaksanakan, persepsi wisatawan tentang kualitas daya tarik produk wisata yang dijual) terhadap kinerja museum manusia purba sangiran? 1.3 Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara ( persepsi wisatawan tentang kondisi lingkungan, persepsi wisatawan tentang biaya berwisata, persepsi wisatawan tentang promosi yang pernah dilaksanakan, persepsi wisatawan tentang kualitas daya tarik produk wisata yang dijual) terhadap kinerja Museum manusia purba sangiran. b. Untuk Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja museum manusia purba sangiran. 15

1.4 Manfaat Penelitian a. Penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sragen melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga serta Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) untuk mampu memanfaatkan destinasi wisata dengan optimal. Mampu menarik wisatawan sebanyak-banyaknya ke museum manusia purba sangiran, lama menginap di Kabupaten Sragen meningkat dan para wisatawan juga membelanjakan uangnya di Sragen tentunya. b. Penelitian ini sebagai acuan dapat menambah kajian ilmu dibidang pariwisata. c. Dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya 16