Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

dokumen-dokumen yang mirip
Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus. Kata kunci: perbankan, syariah

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

BAB III PENUTUP. penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

DAFTAR REFERENSI. . Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia; Pasca Reformasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007.

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

ERRY WAHYUDIANTO PUTRA NIM.:

BAB V PENUTUP. kualitatif penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Lex et Societatis, Vol. III/No. 4/Mei/2015

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. PENGGELAPAN DANA SIMPANAN NASABAH SEBAGAI KEJAHATAN PERBANKAN 1 Oleh: Rivaldo Datau 2

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Secara yuridis status keuangan Negara yang diinvestasikan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan uraian-uraian pada bagian pembahasan, maka dapat

TESIS KEMANDIRIAN KEKUASAAN KEHAKIMAN DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan masalah pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

DAFTAR PUSTAKA. Sastroatmojo, Arso, 2008, Hukum Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta. Abdurrahman, 2003, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

TESIS HIBAH ASSET PELANGGAN TERTENTU KEPADA PT. PLN (PERSERO) BERKAITAN DENGAN PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK

DAFTAR PUSTAKA. Abdoel Djamali, 2009, Pengantar Hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

DAFTAR PUSTAKA. A.A.G. Peters dan Koesriani Siswosoebroto, Hukum dan Perkembangan Sosial (Buku I), Sinar Harapan, Jakarta, 1988.

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

PELEMBAGAAN HUKUM ISLAM DI INDONESIA. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. sendiri. Jadi, hukum Islam mulai ada sejak Islam ada. Keberadaan hukum Islam di

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah tengah berkembang secara pesat. Perkembangan

Sosiologis), Penerbit Toko Gunung Agung, Jakarta. Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.

Lex Privatum Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. STUDI KOMPARASI PERKAWINAN SIRI MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO. 1 TAHUN Oleh : Natasia Abigail Gaus 2

Lex et Societatis, Vol. III/No. 1/Jan-Mar/2015

DAFTAR PUSTAKA. Al Indunisi, Ahmad Nahrawi Abdussalam, 2008, Ensiklopedi Imam Syafi i, PT.Mizan Publika, Jakarta Selatan.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualifikasi pulsa telepon seluler sebagai obyek hukum adalah: sebagai suatu obyek hubungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 25A Undang - Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya. Hikmahnya ialah supaya manusia itu hidup

3 Lihat UU No. 4 Tahun 1996 (UUHT) Pasal 20 ayat (1) 4 Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 339

DAFTAR PUSTAKA. Adjie, Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung: Refika Aditama, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin, et all., 2006, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

Lex Administratum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

BAB I PENDAHULUAN. Produk hukum, terutama undang-undang, keberadaannya dituntut. untuk dinamis terhadap kebutuhan hukum yang diperlukan oleh

: PERBANDINGAN HUKUM PERDATA : PM 031 : : : S.1 : 2 SKS

DAFTAR PUSTAKA. , 1996, Hukum Perkreditan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat di simpulkan :

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

Jl. AriefRachman Hakim 51 Surabaya Website : KONTRAK PERKULIAHAN

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

III. METODE PENELITIAN. Cara penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan normatif dan empiris

BAB I PENDAHULUAN. Agama harus dikukuhkan oleh Peradilan Umum. Ketentuan ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

Lex Administratum, Vol. III/No.1/Jan-Mar/2015. KAJIAN YURIDIS HAK PERWALIAN ANAK DALAM PERCERAIAN DI INDONESIA 1 Oleh : Mutmainnah Domu 2

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR BACAAN

Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat sebagai suatu kumpulan orang yang mempunyai sifat

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Asikin Zainal, H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

V. PENUTUP. 1. Penyebab timbulnya kejahatan penistaan agama didasari oleh faktor; Pertama,

S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : KONTRAK PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN STATUS MATA KULIAH : KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Peralihan hak atas tanah Kalakeran di Minahasa dapat dikatakan sah,

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa: hukum Republik Indonesia. Kata Merdeka disini berarti terbebas dari

DAFTAR PUSTAKA. Progresif, Sinar Grafik, Jakarta, 2010; C.S.T. Kansil, Penggantar Ilmu Hukum, Balai Pustaka, Jakarta, 1989;

DAFTAR PUSTAKA. Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Di Indonesia. Allan R Brewer-Cinas, Judicial Review in Comporative Law, Cambridge

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Jenis penelitian Dilihat dari sifat permasalahannya, jenis penelitian ini tergolong dalam jenis

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

DAFTAR PUSTAKA. Anshori, Abdul Ghofur Hukum Perkawinan Islam, (Perspektif Fikih dan Hukum Positif). UII Press. Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat

TESIS PENGAKUAN SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PENGINGKARAN KEABSAHAN ANAK NURHADI NIM:

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu

Prakoso, D, (1988), Hukum Penitensir di Indonesia, Bandung: Armico.

BAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah di Kabupaten Sukoharjo

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA. Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Jakarta, Indonesia,PT. Refika Aditama, Bandung, 2004.

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

104 Hermansyah, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) Ibrahim, Johnny, Hukum Persaingan Usaha,

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. mengenai anak sah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Chidir, 2005, Badan Hukum, cet ke 3, Alumni, Bandung.

Transkripsi:

KEDUDUKAN HUKUM ISLAM DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA 1 Oleh : Irwansyah Adi Putra 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana eksistensi Hukum Islam sebagai sistem hukum di Indonesia dan bagaimana implementasi Hukum Islam sebagai sistem hukum di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat disimpulkan: 1. Eksistensi Hukum Islam sebagai sistem hukum di Indonesia turut membentuk sistem hukum nasional, yang ditandai antara lainnya dengan sejumlah peraturan perundangan antara lain : Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, sejumlah peraturan perundangan tersebut mengandung nilai-nilai dan prinsip-prinsip syariah, termasuk dengan berlakunya Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang tentang Peradilan Agama. 2. Implementasi Hukum Islam sebagai sistem hukum tidak tertutup peluang bagi umat non-muslim untuk turut berkiprah, dan berperan di dalamnya, seperti di dalam Perbankan Syariah yang bersifat terbuka untuk semua agama, semua suku, semua daerah dan lain-lainnya. Implementasi tersebut bersifat terbatas, berbeda dengan implementasi bidang ibadat termasuk Hukum Perkawinan Islam, yang harus merujuk pada ketentuan Hukum Islam. Implementasi tersebut menunjukkan peranan Hukum Islam, dan berbeda dari sistem hukum lainnya seperti sistem Hukum Adat yang makin terpinggirkan dalam implementasinya di Indonesia. Kata kunci: Kedudukan, hukum Islam, sistem hukum. 1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Abdurrahman Konoras, SH, MH; Fatmah Paparang, SH, MH; Dr. Deasy Soewikromo, SH, MH 2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 080711383 PENDAHULUAN Hukum Indonesia (Nasional) tumbuh dan berkembang dari berbagai sistem hukum (legal system) yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya. Sistem hukum yang dapat diterima secara luas, sedangkan sistem hukum yang lainnya dapat berkurang pengaruhnya sehingga eksistensinya semakin dipertanyakan. Hukum Islam sebagai titik perhatian dalam penelitian dan pembahasan ini adalah salah satu sistem hukum yang tidak hanya memperlihatkan ekosistemnya, melainkan juga berperan besar dan penting dalam sistem hukum di Indonesia. Contoh konkret di lapangan tampak pengacara (advokat) yang bukan pemeluk agama Islam tampil membela kliennya dalam soal dan perkara kewarisan Islam, perceraian, ekonomi syariah khususnya perbankan syariah dengan meyakinkan. Sejumlah peraturan perundang-undangan yang diangkat dan dikembangkan dari Hukum Islam, antara lainnya ialah: Undang-Undang No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara, Undang-Undang 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Contoh lainnya ditemukan di dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 109. Eksistensi Peradilan Agama misalnya turut memperkuat Hukum Islam oleh karena diberi landasan konstitusional pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, yakni Pasal 24 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut: Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan tata usaha negara, lingkungan peradilan militer, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Peradilan Agama inilah yang salah satu bagian penting yang menopang sistem Hukum Islam, oleh karena lingkup berlakunya secara khusus ditujukan untuk mengadili perkaraperkara dari orang-orang yang beragama Islam. Hal tersebut ditentukan dalam Undang-Undang No. 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.7 Tahun 1989 tentang 138

Peradilan Agama, bahwa Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam (Pasal 1 Angka 1). Ketentuan Pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, juga telah dimasukkan ke dalam Undang- Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (Pasal 18) dengan redaksi yang sama, yang menjadi bagian erat dan penting dari sistem Hukum Islam dalam sistem Hukum di Indonesia. Sebagai suatu sistem hukum, bagaimanakah kedudukan Hukum Islam dalam sistem Hukum Nasional, mengingat Negara Republik Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan pada agama Islam? Permasalahan dan pertanyaan seperti ini seringkali mengemuka serta menjadi isu bahkan dapat berkembang menjadi kontroversial manakala bersentuhan dengan isu-isu sensitif, seperti dalam pembentukan dan penerapan Peraturan Daerah (Perda), yang oleh banyak pihak dipandang sebagai Perda Syariat Islam, misalnya Perda Anti Pelacuran, Perda Anti Minuman Keras (Miras), Perda Larangan Berbaju yang mengundang nafsu syahwat, dan lain-lainnya. Sejumlah isu sekaligus permasalahan tersebut di atas terkait erat dengan bagaimana kedudukan Hukum Islam dalam sistem hukum di Indonesia berkenaan dengan implementasinya. Hukum Islam masih banyak disalahartikan sebagai suatu hukum yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Padahal, Hukum Islam hanya berlaku bagi orang-orang yang beragama Islam sepanjang menurut hukum seharusnya demikian. Salah satu bagian dalam sistem Hukum Islam ialah jinayat (Hukum Pidana Islam), dalam kenyataannya tidak diberlakukan di Indonesia. Jika seorang beragama Islam mencuri, maka yang diterapkan ialah ketentuan Pasal 362 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), bukan hukum rajam (potong tangan). Apakah dengan permasalahan di atas, ketentuan Hukum Islam, dan segala produk hukum sebagai turunannya hanya semata-mata untuk orang-orang beragama Islam saja?. Pertanyaan ini dapat dijelaskan dalam tataran implementasi Hukum Islam, seperti dalam praktik Perbankan Syariah yang masih disalahartikan oleh banyak pihak sebagai bank khusus untuk orang-orang beragama Islam. Padahal, jumlah nasabah non-muslim di Bank Syariah cukup signifikan, tidak sedikit pula pimpinannya (Direktur Utama) Bank Syariah yang dimiliki oleh pengusaha bukan beragama Islam, sebagai contoh ialah PT. Bank BCA Syariah, yakni anak usaha dari PT. Bank BCA Tbk. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan sehingga menggunakan sumber data sekunder. Data diperoleh dari beberapa bahan hukum yakni bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, sebagai berikut: 1. Bahan hukum primer: bahan hukum utama yang diperoleh dari peraturan perundangundangan yang dirinci berdasarkan pada sumber Hukum Islam, dan berdasarkan pada sumber hukum positif. Bahan hukum primer ini antara lainnya diperoleh dari Kitab Suci Al-Qur an dan As-Sunnah, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang No. 50 Tahun 2009, Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan lain-lainnya. 2. Bahan hukum sekunder: bahan hukum yang dapat menjelaskan bahan hukum primer, yang diperoleh dari kepustakaan (literatur), putusan pengadilan, draft (rancangan), penelitian dalam jurnal hukum, dan lainlainnya. 3. Bahan hukum tersier: bahan hukum yang dapat menerangkan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yang diperoleh dari kamus, ensiklopedia, Kompilasi Hukum Islam (KHI), Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES). PEMBAHASAN Hukum Islam hanyalah salah satu sistem hukum di Indonesia. Selain Hukum Islam, dikenal pula Hukum Barat sebagai sistem Hukum Barat, dan Hukum Adat sebagai sistem Hukum Adat. Sistem Hukum Islam dikenal pembagian menurut subsistemnya, antara lain dalam Perkawinan dan Perjanjian (Perikatan) yang disebut sebagai Perkawinan menurut 139

Hukum Islam, dan perikatan (perjanjian) menurut Hukum Islam. Hal yang sama juga ditemukan dalam sistem Hukum Barat yang dikenal Perkawinan menurut Hukum Barat, dan Perikatan (Perjanjian) menurut Hukum Barat. Hal sama dijumpai pula dalam sistem Hukum Adat, yang mengenal Perkawinan menurut Hukum Adat, dan Perikatan (Perjanjian) menurut Sistem Hukum Adat. Hukum Islam mengalami perkembangan pesat, khususnya dalam bidang syariah (fikih), sedangkan persoalan ibadah adalah bersifat tetap atau tidak berubah dari waktu ke waktu. Persoalan ibadah, misalnya shalat lima waktu, berpuasa, membayar zakat, dan lain-lainnya, sejak mulanya perkembangan; agama dan Hukum Islam tidak berubah, oleh karena mengatur hubungan antara umat Islam dengan Allah SWT (Habluminnallah). Justru perkembangan bidang syariah menunjukkan kecenderungan pesat, sebagaimana halnya dengan ekonomi syariah, baik perbankan syariah, pegadaian syariah, lembaga keuangan mikro syariah, asuransi syariah, dan lainlainnya. Perbankan Syariah misalnya, adalah salah satu contoh pertumbuhan ekonomi syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan konvensional dalam menjalankan tugas dan fungsi perbankan. Pembahasan ini menunjukkan bahwa eksistensi Hukum Islam sebagai salah satu sistem hukum nasional, tetap berkembang dan diterima sebagai sistem hukum nasional yang turut berperan dalam pembentukan hukum nasional. Hukum Islam yang antaranya diperkuat dengan Peradilan Agama yang telah diatur dalam peraturan perundangannya sendiri, dalam tataran hukum konstitusional, Peradilan Agama diatur sebagai salah satu peradilan menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 24 ayat (2)), dan hal yang sama juga ditemukan dalam pengaturan hukum nasional terhadap pengelolaan Zakat, pengelolaan Ibadah Haji, perwakafan, Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk), dan lain-lainnya. Eksistensi Hukum Islam sebagai salah satu sistem hukum nasional, berarti Hukum Islam tetap mempertahankan kelangsungan, keberadaan, dan fungsinya dalam sistem hukum nasional di Indonesia. Implementasi Hukum Islam ditemukan dalam sejumlah peraturan perundangundangan sebagai hukum positif di Indonesia di antaranya sebagai contoh ialah dalam Undang- Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dan dalamundang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, meskipun dalam implementasinya terdapat perbedaan mendasar dalam kedua peraturan perundangundangan tersebut. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, menentukan implementasi Hukum Islam secara mutlak, sedangkan Undangundang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, menentukan secara terbatas (relatif), dalam arti kata, Undang-undang No. 1 Tahun 1974 menentukan bahwa. Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agamanya dan kepercayaannya itu (Pasal 2 ayat (1). Ketentuan Pasal 2 ayat (1) di atas dijelaskan bahwa, dengan perumusan pada Pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada perkawinan di luar hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, yang dimaksud dengan, hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu termasuk ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi golongan agamanya dan kepercayaannya itu sepanjang tidak bertentangan atau ditentukan lain dalam Undang-Undang ini. Pembahasan mengenai perkawinan tersebut di atas menunjukkan bahwa, hukum positif yakni Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 mengembalikan pengaturan perkawinan untuk dikatakan sah kepada hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya, yang berarti bahwa bagi calon mempelai beragama Islam harus melakukan perkawinan menurut ketentuan Hukum Islam. Tidak dilaksanakannya Hukum Islam dalam pelaksanaan perkawinan tersebut, akan berakibat terhadap keabsahan perkawinan itu. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, menunjukkan implementasi Hukum Islam yang bersifat terbatas, oleh karena Perbankan Syariah bersifat umum dan tidak secara khusus ditujukan kepada nasabah beragama Islam; Perbankan Syariah terbuka bagi nasabah non-muslim. Demikian pula di dalam Perbankan Syariah, yang diangkat dan 140

dimasukkan ke dalam aturan hukum positif Perbankan Syariah, hanyalah nilai-nilai Islam. Berdasarkan penjelasan di atas, yang digali dan diangkat dari Hukum Islam hanyalah sebatas sejumlah nilai Islam (Syariah), seperti nilai keadilan, nilai kemanfaatan, nilai keseimbangan dan nilai keuniversalan. Sejumlah nilai ini juga dikenal dalam sistem hukum lainnya, dan lebih dari itu, nilai keuniversalan merupakan nilai yang mendasari Perbankan Syariah dalam operasionalisasinya bersifat terbuka, yakni terbuka bagi semua agama, semua suku, semua daerah dan lainlainnya. Pembangunan hukum nasional berdasarkan sistem hukum nasional merupakan suatu proses yang membutuhkan perjalanan yang panjang, yang di dalamnya sistem hukum yang satu dapat berpengaruh atau menolak sistem hukum yang lain. Pada giliran akhirnya, sistem hukum yang berlaku dan yang diidealkan merupakan gabungan atau campuran dari sejumlah sistem hukum tersebut. Adapun hingga sekarang, sistem Hukum Islam, berperan besar dalam mengisi sistem hukum nasional, yang ditandai dengan berlakunya sejumlah peraturan perundangundangan baru. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT, juga mendapat pengaruh dari Hukum Islam sebagaimana ketentuan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan Pengawas Syariah (Pasal 109 ayat (1)). KESIMPULAN Berdasarkan uraian sebelumnya, maka ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksistensi Hukum Islam sebagai sistem hukum di Indonesia turut membentuk sistem hukum nasional, yang ditandai antara lainnya dengan sejumlah peraturan perundangan antara lain : Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, sejumlah peraturan perundangan tersebut mengandung nilai-nilai dan prinsip-prinsip syariah, termasuk dengan berlakunya Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang tentang Peradilan Agama. 2. Implementasi Hukum Islam lebih tertuju pada penduduk beragama Islam, meskipun tidak tertutup peluang bagi umat non- Muslim untuk turut berkiprah, dan berperan di dalamnya, seperti di dalam Perbankan Syariah yang bersifat terbuka untuk semua agama, semua suku, semua daerah dan lain-lainnya. Implementasi tersebut bersifat terbatas, berbeda dengan implementasi bidang ibadat termasuk Hukum Perkawinan Islam, yang harus merujuk pada ketentuan Hukum Islam. Implementasi tersebut menunjukkan peranan Hukum Islam, dan berbeda dari sistem hukum lainnya seperti sistem Hukum Adat yang makin terpinggirkan dalam implementasinya di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Ali, Achmad, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Haji Masagung, Jakarta, 2002. ----------------------, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi Undang- Undang (Legisprudence), Kencana, Jakarta, 2009. Anshori, Abdul Ghofur, Hukum Perbankan Syariah, Refika Aditama, Bandung, 2009. Asshiddiqie, Jimly, Agenda Pembangunan Hukum Nasional di Abad Globalisasi, Balai Pustaka, Jakarta, 1998. Badrulzaman, Mariam Darul, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, 1994. Black, Henry Campbell, Black s Law Dictionary, West Publishing Co, St. Paul, 1979. Djamali, Abdul, Hukum Islam, Mandar Maju, Bandung, 2002. Hartono, C.F.G. Sunarjati, Politik Hukum Menuju Satu sistem Hukum Nasional Alumni, Bandung, 1991. Hirsanuddin, Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Pembiayaan Bisnis dengan Prinsip Kemitraan, Genta Press, Yogyakarta, 2008. Manan, Bagir, Dasar-Dasar Perundangundangan Indonesia, Ind-Hill, Co, Jakarta, 1992. 141

Marwan, M. dan Jimmy P. Kamus Hukum, Reality Publisher, Surabaya, 2009. Mertokusumo, Sudikno, Mengenal Hukum, Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005. Rahardjo, Satjipto, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006. Ramulyo, Mohd. Idris, Asas-asas Hukum Islam, Sejarah Timbul dan Berkembangnya Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1997. Rosyadi, A. Rahmat dan Rais Ahmad, Formalisasi Syariat Islam dalam Perspektif Tata Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006. Salma, H.R. Otje dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum (Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka Kembali), Refika Aditama, Bandung, 2004. Sarundajang, Birokrasi Dalam Otonomi Daerah, Upaya Mengatasi Kegagalan. Kata Hasta Pustaka, Jakarta, 2011. Savitri, Niken, HAM Perempuan, Kritik Teori Hukum Feminis Terhadap KUHP, Refika Aditama, Bandung, 2008. Shomad, Abd., Hukum Islam, Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia, Kencana, Jakarta, 2010. Soepomo, R., Bab-bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983. Suherman, Ade Maman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Ghalia Indonesia, Jakarta. Wignjodipuro, Surojo, Pengantar dan Asas Hukum Adat, Gunung Agung, Jakarta, 1983. Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010. 142