KATEKOL CATECHOL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Aromatik hidrosiklik

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

BENDIOKARB BENDIOCARB

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

MINYAK JARAK CASTOR OIL

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

N - Heptana. N - heptane

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

Asam Maleat MALEIC ACID

RHODAMIN B RHODAMINE B

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

2,4,5-TRIKLOROFENOL 2,4,5-TRICHLOROPHENOL

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Polietilen Tereftalat (PET)

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

HEKSAKLOROBENZEN HEXACHLOROBENZENZE

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

KARBON HITAM CARBON BLACK

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

ASAM BORAT BORIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

Lenkote Alkali Resisting Primer

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

LEMBAR DATA KESELAMATAN

KLORAL HIDRAT CHLORAL HYDRATE

ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

KAPTAN CAPTAN. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Thioftalimida; Sulfenimida

ARSENIK ARSENIC. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Wood-Eco Woodstain. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya :

KARBOFURAN CARBOFURAN

: Prevathon 50 SC Insektisida

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

KALOMEL CALOMEL. 1. N a m a Golongan Garam anorganik

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

HIDROKUINON HYDROQUINONE

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

KLORIN DIOKSIDA CHLORINE DIOXIDE

MENTOL MENTHOL. 1. N a m a Golongan Alisiklik, Alkohol (1).

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

BARIUM SULFAT BARIUM SULFATE

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

: FERTERRA 0.4 GR Insektisida

BENZETONIUM KLORIDA BENZETHONIUM CHLORIDE

ASPIRIN ACETYL SALICYLIC ACID

ISONIAZID ISONIAZID (6, 8, 11, 12, 14)

KALSIUM KARBIDA CALCIUM CARBIDE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Transkripsi:

KATEKOL CATECHOL 1. N a m a Golongan Aromatik hidrosiklik Sinonim / Nama Dagang 1,2-Benzenediol; 1,2-Dihydroxybenzene; 2-Dihydroxyphenol; o-benzenediol; o- Dihydroxybenzene; o-dioxybenzene; Catechin; Durafur Developer C; Fourrine 68; Oxyphenic acid; Pelagol Grey C; Phthalhydroquinone; Pyrocatechin; Pyrocatechol. Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 120-80-9 Nomor OHS : 04360 Nomor RTECS : UX1050000 Nomor EINECS : 204-427-5 Nomor EC Index : 604-016-00-4 UN : 2811 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Katekol Deskripsi Bentuk padat, kristal tidak berwarna, berbau seperti fenol, warnanya berubah menjadi coklat jika terpapar udara dan cahaya; Berat molekul 110,11; Rumus molekul C 6 H 6 O 2 ; Titik didih 245 o C; Titik lebur 105 o C; Titik nyala 137 o C; Autoignition 510 o C; Tekanan uap 10 mmhg pada 118,3 o C; Larut dalam 2,3 bagian air, dalam alkohol, benzen, kloroform, eter; Sangat larut dalam piridin. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): Kesehatan 2 = Tingkat keparahan tinggi

Kebakaran 0 Reaktivitas 1 = Tidak dapat terbakar = Sedikit reaktif Klasifikasi EC: Xn = Berbahaya R21/22 = Berbahaya bila bersinggungan/kontak dengan kulit dan tertelan R36/38 = Iritasi pada mata dan kulit S22 = Awas berbahaya. Jangan terhirup debu. S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis S37 = Pakai/kenakan sarung tangan yang tepat 3. Penggunaan Pembuatan antioksidan pada karet dan inhibitor monomer untuk menghentikan polimerisasi radikal; digunakan pada photographic developer; dalam formulasi farmasi, parfum, tinta, insektisida; bahan pengoksidasi pada pewarna rambut; sebagai antioksidan pada parfum dan minyak essensial. 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Bersifat korosif, dapat menyebabkan luka bakar, berbahaya jika terhirup, tertelan, atau kontak dengan kulit. Dapat merusak membran mukosa dan saluran pernafasan bagian atas, mata, dan kulit. Organ sasaran: Sistem saraf pusat, sistem imun, hati, ginjal, mata. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Dapat menyebabkan iritasi berat saluran pernafasan disertai nyeri tenggorokan, batuk, nafas pendek, edema paru yang tertunda. Menyebabkan luka bakar pada saluran pernafasan. Dapat menimbulkan efek seperti yang dijelaskan pada

paparan tertelan. Aspirasi dapat menyebabkan edema paru. Dapat menyebabkan efek sistemik. Kontak dengan kulit Berbahaya jika diabsorbsi melalui kulit. Menyebabkan luka bakar pada kulit. Dapat menyebabkan sensitisasi kulit, suatu reaksi alergi yang menjadi jelas pada paparan ulang. Jika terabsorbsi, dapat menimbulkan gejala seperti yang mirip seperti pada paparan tertelan. Dapat menyebabkan ruam kulit (pada kasus ringan), kulit dingin dan basah disertai sianosis atau pucat. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan luka bakar pada mata. Dapat menyebabkan konjungtivitis kimia dan kerusakan kornea. Tertelan Berbahaya jika tertelan. Dapat menyebabkan kerusakan berat dan permanen pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal disertai mual, muntah, diare. Dapat menyebabkan perforasi saluran pencernaan, methemoglobinemia, sianosis (perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen pada darah), konvulsi, kematian. Dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat. Dapat menyebabkan efek sistemik. Paparan jangka panjang Terhirup Dapat menimbulkan efek seperti yang dijelaskan pada paparan terhirup akut. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang ditandai dengan warna darah coklat, sakit kepala, lemah, pusing, nafas pendek, sianosis, denyut jantung cepat, hilangnya kesadaran, dan kemungkinan kematian. Efek dapat tertunda. Kontak dengan kulit Paparan berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan iritasi dan/atau dermatitis. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi.

Tertelan Dapat menumbulkan efek seperti yang dijelaskan pada paparan tertelan akut. Dapat menyebabkan methemoglobinemia, yang ditandai dengan warna darah coklat, sakit kepala, lemah, pusing, nafas pendek, sianosis, denyut jantung cepat, hilangnya kesadaran, dan kemungkinan kematian. Efek dapat tertunda. 5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal Senyawa akan berubah warna jika terpapar cahaya dan udara Tancampurkan : Bahan pengoksidasi kuat, bahan pereduksi kuat, asam kuat, basa kuat Kondisi yang harus dihindari : Bahan tancampurkan, panas berlebih, oksidan kuat, sumber api Bahaya dekomposisi : Karbon monoksida, gas dan uap pengiritasi dan beracun, karbon dioksida Polimerisasi : Tidak dilaporkan 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan wadah dalam keadaan tertutup rapat jika tidak digunakan. Jauhkan dari bahan pengoksidasi. Simpan di tempat yang sejuk dan kering atau dalam lemari pendingin pada kondisi inert. Jauhkan dari bahan tancampurkan. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia Tidak tersedia informasi.

Data pada hewan LD 50 oral-tikus (rat) 260 mg/kg; LDL 0 subkutan-tikus (rat) 110 mg/kg; LD 50 oraltikus (mouse) 260 mg/kg; LD 50 intraperitoneal-tikus (mouse) 68 mg/kg; LD 50 subkutan-tikus (mouse) 247 mg/kg; LD 50 oral-anjing 130 mg/kg; LDL 0 intravenaanjing 40 mg/kg; LD 50 oral-kucing 100 mg/kg; LDL 0 oral-kelinci 200 mg/kg; LD 50 kulit-kelinci 800 mg/kg; LDL 0 subkutan-kelinci 225 mg/kg; LD 50 oral-marmut 210 mg/kg; LDL 0 intraperitoneal-marmut 150 mg/kg; LDL 0 subkutan-marmut 200 mg/kg; LDL 0 subkutan-katak 160 mg/kg; LDL 0 parenteral-katak 160 mg/kg; LD 50 oral-mammalia 240 mg/kg; TDL 0 oral-ayam 98 gm/kg/4 minggu intermittent. Karsinogenik IARC: Grup 2B Kemungkinan karsinogenik terhadap manusia; ACGIH: A3 Karsinogen terhadap hewan. Data Tumorigenik TDL 0 oral-tikus (rat) 437 gm/kg selama 2 tahun kontinu; TDL 0 oral-tikus (mouse) 645 gm/kg selama 96 minggu kontinu; TD oral-tikus (rat) 60640 mg/kg selama 24 minggu kontinu; TD oral-tikus (rat) 349 gm/kg selama 2 tahun kontinu; TDL 0 oraltikus (rat) 171 gm/kg selama 51 minggu kontinu. Data Mutagenik Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 15 µmol/cawan (+S9); Mutasi pada mikroorganisme Salmonella typhimurium 4 µg/cawan (-S9); Perbaikan DNA Bacillus subtilis 500 mg/l; Konversi gen dan rekombinasi miotik Saccharomyces cerevisae 300 mg/l; Kerusakan DNA mikroorganisme lain 10 mmol/l; Konversi gen dan rekombinasi miotik Aspergillus nidulans 10 mmol/l; Kerusakan DNA limfosit manusia 100 µmol/l; Inhibisi DNA sel HeLa manusia 200 µmol/l; Sistem uji mutasi lain limfosit manusia 40 µmol/l; Pertukaran pasangan kromatid limfosit manusia 40 µmol/l; Kerusakan DNA hati tikus (rat) 3 mmol/l; Sintesis DNA tidak terjadwal oral-tikus (rat) 1 gm/kg; Uji mikronukleus oral-tikus (mouse) 40 mg/kg; Uji mikronukleus intraperitonealtikus (mouse) 10 mg/kg; Kerusakan DNA limfosit tikus (mouse) 500 µmol/l; Inhibisi DNA limfosit tikus 250 µmol/l; Mutasi sel somatik mammalia limfosit tikus (mouse) 2500 µg/l; Uji mikronukleus paru hamster 25 µmol/l; Transformasi morfologi embrio hamster 1 µmol/l; Sintesis DNA tidak terjadwal embrio hamster 1 µmol/l; Analisis sitogenetik ovarium hamster 50 mg/l;

Pertukaran pasangan kromatid paru hamster 12500 nmol/l; Pertukaran pasangan kromatid embrio hamster 10 µmol/l; Hilangnya kromosom seks dan non disjungsi embrio hamster 30 µmol/l; Mutasi sel somatik mammalia embrio hamster 10 µmol/l; Sistem uji mutasi lain sumsum tulang kelinci 2 mmol/l. Data Reproduksi TDL 0 oral-tikus (rat) betina hamil 1 gm/kg selama 11 hari kontinu; TDL 0 subkutantikus (rat) pra kehamilan 5 mg/kg selama 1 hari kontinu. Data Tambahan Dapat bereaksi silang dengan senyawa yang mirip. Teramati timbulnya methemoglobinemia, leukopenia, dan anemia pada hewan uji setelah absorpsi dosis subletal. Informasi Ekologi Katekol beracun bagi organisme perairan. Toksisitas pada ikan : LC 50 Rainbow trout (Onchorhynchus mykiss) 8,9 mg/l selama 96 jam LC 50 Fathead minnow (Pimephales promelas) 3,5 mg/l selama 96 jam Jika dilepaskan di tanah, katekol akan terurai hingga tingkat sedang dan tidak diharapkan akan berevaporasi secara bermakna. Senyawa ini tidak diharapkan akan terbioakumulasi secara bermakna. Jika terlepas ke udara, senyawa ini diharapkan akan segera terurai melalui reaksi fotokimia menghasilkan radikal hidroksil. 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Dapat menyebabkan iritasi berat pada saluran pernafasan, nyeri tenggorokan, batuk, spasme abdomen, dan sulit bernafas. Absorpsi bahan dalam jumlah yang cukup dapat menyebabkan efek seperti yang dijelaskan pada kontak dengan kulit. Diamati adanya iritasi dan tremor pada tikus (rat) yang terpapar bahan

dengan konsentrasi 2 atau 2,8 gm/m 3 /8 jam; tidak ada efek yang teramati pada paparan hingga 1,5 gm/m 3. Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi berat disertai kemerahan, nyeri, dan rasa terbakar. Reaksi sensitisasi dapat timbul pada orang yang terpapar terlebih dahulu. Absorpsi bahan dalam jumlah yang cukup melalui kulit dapat menyebabkan keringat berlebih, intense thrist, mual, muntah, diare, sianosis akibat methemoglobinemia, hiperaktivitas, pingsan, penurunan tekanan darah, hyperpnea, nyeri abdomen, hemolisis, konvulsi, koma, dan edema paru yang diikuti pneumonia. Jika tidak segera terjadi kematian akibat gagal nafas, kemungkinan timbul kuning (jaundice) dan oliguria atau anuria. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi berat, kemerahan, nyeri, pandangan buram, penyembuhan luka bakar yang lambat, dan kemungkinan perburukan penglihatan secara permanen. Tertelan Dapat menyebabkan iritasi berat, muntah, diare, dan nyeri abdomen. Keracunan kronik Terhirup Tidak tersedia informasi. Kontak dengan kulit Paparan berulang atau berkepanjangan dapat menyebabkan depigmentasi, dermatitis ekzema, dan efek seperti yang dijelaskan pada keracunan akut. Pada uji pengecatan kulit mencit, katekol meningkatkan efek karsinogenik benzopiren pada kulit. Kontak dengan mata Bergantung pada konsentrasi dan durasi paparan, kontak berulang atau berkepanjangan dengan senyawa korosif dapat menyebabkan konjungtivitis atau efek seperti yang dijelaskan pada paparan akut. Tertelan Tidak tersedia informasi.

9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila korban dalam keadaan sadar, beri 2-4 gelas air atau susu. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Absorpsi katekol ke dalam tubuh dapat menyebabkan sianosis (perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen dalam darah). Sianosis tingkat sedang memerlukan penanganan penunjang berupa bed rest dan pemberian oksigen. Untuk methemoglobinemia, berikan oksigen tunggal atau diberikan bersama metilen biru, bergantung pada tingkat methemoglobin dalam darah. Yang terpenting adalah membersihkan seluruh badan yang terkontaminasi.

10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok. - Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. Antidotum Tidak ada antidotum spesifik untuk katekol. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan katekol: 5 ppm (kulit) TWA ACGIH TLV 5 ppm (kulit) TWA NIOSH REL 20 mg/m 3 TWA NIOSH REL Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada keadaan darurat atau tingkat paparan tidak diketahui, gunakan respirator pemasok udara yang dilengkapi masker wajah penuh berrtekanan positif. Peringatan: Respirator pemurni udara tidak memberikan perlindungan terhadap keadaan kekurangan oksigen. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Debu halus yang terdispersi di udara dalam jumlah yang cukup, dengan adanya sumber api dapat berpotensi menimbulkan ledakan berbahaya. Jika dipanaskan, tutup wadah dapat pecah. Media pemadam kebakaran: Gunakan busa alkohol, bahan kimia kering, karbon dioksida. Busa konvensional dan air kemungkinan tidak efektif.

Perlengkapan pemadam kebakaran: Pada peristiwa kebakaran, gunakan pakaian pelindung penuh dan peralatan pernafasan serba lengkap, sesuai ketentuan NIOSH, yang dilengkapi masker wajah penuh yang dioperasikan dengan mode tekanan atau tekanan positif lainnya. 13. Manajemen Tumpahan Singkirkan semua sumber api. Beri udara di tempat terjadinya kebocoran atau tunpahan. Gunakan perlengkapan pelindung yang memadai. Tumpahan: Bersihkan tumpahan dengan cara yang tidak menyebarkan debu ke udara. Gunakan peralatan dan perlengkapan yang tidak menimbulkan percikan api. Kurangi debu di udara dan cegah penyebarannya dengan menggunakan semprotan air. Kumpulkan tumpahan lalu masukkan pada wadah tertutup. Jangan biarkan senyawa ini mencemari lingkungan. 14. Daftar Pustaka Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Twelfth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 1996. p. 1375. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. Olson K.R. Poisoning & Drug Overdose. Fifth Edition. McGraw Hill Companies. Inc. USA, 2007, p. 557. Sittig, M. Handbook of Toxic and Hazardous Chemicals and Carcinogens. Third Edition. Noyes Publications. New Jersey. 1991. http://fscimage.fishersci.com/msds/04360.htm (Diunduh Agustus 2010) http://monographs.iarc.fr/eng/classification/index.php (Diunduh Agustus 2010) http://msds.chem.ox.ac.uk/ca/catechol.html (Diunduh Agustus 2010) http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0109.html (Diunduh Agustus 2010) http://www.chemcas.com (Diunduh Agustus 2010) http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/pyrocate.htmlhttp://www.fishersci.in/msds/ Catechol.pdf (Diunduh Agustus 2010) http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0411.htm (Diunduh Agustus 2010)

http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/p7896.htm (Diunduh Agustus 2010) http://www.nfc.umn.edu/safety/msds/msds%20sheets/general%20chemi cals/catechol.pdf (Diunduh Agustus 2010) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------