TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

PENYAKIT BIDANG SADAP

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut

PENDAHULUAN. Cabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

II. TINJAUAN PUSTAKA. Magniliophyta, subdivisi: Angiospermae, kelas: Liliopsida, ordo: Asparagales, famili:

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) berasal dari Mexico. Sebelum abad ke-15 lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Secara taksonomi, Fusarium digolongkan ke dalam:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. fenotipik (morfologi) mempunyai morfologi basidiokarp yang beragam.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini

Penyakit Busuk Daun Kentang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sheldon (1904), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

II. TELAAH PUSTAKA. bio.unsoed.ac.id

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur Patogen Sclerotium rolfsii. inang yang sangat luas. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

*

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

TINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus Klotzsch) R. lignosus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

TINJAUAN PUSTAKA. maupun subtropika. Negara penghasil pisang dunia umumnya terletak di daerah

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Karet. Budidaya Karet

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jeruk merupakan buah tahunan yang berasal dari Asia. Negara Cina dipercaya

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

TREND PERKEMBANGAN SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET DI PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup lalat buah mengalami 4 stadia yaitu telur, larva, pupa dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

PERANAN TRICHODERMA KONINGII DALAM MENGENDALIKAN JAMUR AKAR PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sistem taksonomi tanaman lada diklasifikasikan sebagai berikut (Anonim B,

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun ).

PROSES PENYAKIT TUMBUHAN

dan kehilangan kemampuan untuk berproduksi tinggi. Penyebaran dan tingkat serangan penyakit tergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobroma cacao L.), merupakan tanaman yang berasal dari lereng timur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai merupakan tanaman semusim berbentuk perdu tegak, batang berkayu

Khamir Lebih sering dikenal sebagai ragi/yeast Termasuk kapang, namun berbentuk sel tunggal/uniseluler. Dari kelompok Ascomycetes dan Basidiomycetes T

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Penyebab Penyakit Bercak Daun. menurut Sawada (1959) jamur ini di klasifikasikan kedalam :

Khamir. Karakteristik Khamir

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

Transkripsi:

4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ceratocystis fimbriata. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom : Myceteae, Divisi : Amastigomycota, Sub Divisi : Ascomycotina, Kelas : Ascomycetes, Ordo : Microascales, Famili : Ophiostomataceae, Genus : Ceratocystis, Spesies : Ceratocystis fimbriata. Jamur Ceratocystis fimbriata mempunyai hifa berwarna abu - abu keputihan. Ceratocystisfimbriata menyebabkan busuk mengapang (Mouldy rot) pada bidang sadapan karet. Penyadapan karet dapat menularkan busuk mengapang (Semangun, 1996 ). Gambar 1 : Bagian- bagian jamur Ceratocystis fimbriata Sumber : Alexopoulus dan Mims (1979) Jamur Ceratocystisfimbriata dapat membentuk fase perkembangan seksual dan aseksual. Jamur ini pada fase aseksual membentuk alat reproduksi berupa konidia yang disangga oleh konidiofor, sedangkan pada fase seksual alat reproduksinya berupa askokarp (Alexopoulus dan Mims, 1979).

5 Jamur Ceratocystisfimbriata mempuyai peritesium kecil, berleher panjang, Dalam peritesium terdapat banyak askus berbentuk bulat telur atau bulat, mengandung 8 askospora bulat atau bulat telur, tidak berwarna. Askospora berukuran 4,5-8,7 x 3,5-4,7 µm. Hifa yang tumbuh dari askospora membentuk dua macam spora lain, yaitu konidium dan klamidiospora. Konidium tidak berwarna, ukurannya sangat variabel, rata-ratanya 20,8 x 5,3 µm. Klamidiospora bulat atau jorong, berwarna cokelat tua, sering pangkalnya agak menonjol, dengan ukuran 15,9 x 13,1 µm. (Semangun, 2000). Gejala serangan Mula-mula pada kulit pulihan dekat dengan irisan sadapan terdapat bercak-bercak mengendap. Warna bercak cepat berubah menjadi hitam dan meluas, sehingga terjadi jalur hitam yang sejajar dengan irisan sadapan. Penyakit merusak bidang sadapan, sehingga pemulihan kulit terganggu dan menyulitkan penyadapan. Mouldy rot yang berat apabila tidak dirawat akan mengakibatkan luka-luka besar, sehingga bidang sadapan rusak sama sekali dan tidak mungkin disadap lagi (Semangun, 1996 ). Gambar 2 : Gejala Serangan Ceratocystis fimbriata Sumber : Foto Lapangan

6 Secara anatomi jamur Ceratocystis fimbriata mempenetrasi jaringan kulit, memadati vakuola-vakuola sel. Jamur menghasilkan haustoria yang berfungsi menghisap cairan/isi sel menyebabkan sel menjadi kering dan mati. Sel-sel terserang terlihat menjadi rusak dan merenggang (Rayendra, 1994). Faktor yang mempengaruhi Penyakit Mouldy rot Spora dan konidia jamur Ceratocystis fimbriata yang menyebabkan penyakit Mouldy rotdiproduksipada cuacalembab yang kemudian disebarkan olehhujan, tetapi kebanyakanpenyebaran penyakit ini terletak pada penyadapan yang dilakukan oleh manusia. Penyebaran spora dapat juga melalui vektor yaitu kumbang (Westcott, 1971). Suhu berpengaruh terhadap perkembangan daur hidup penyakit Mouldy rot. Suhu yang dingin akan mempercepat daur hidup patogen. Kelembaban juga mempengaruhi tahap awal dan perkembangan penyakit tumbuhan. Kelembaban berpengaruh terhadap pembentukan dan lama bertahan hidup spora jamur dan penetrasi inang oleh tabung kecambah. Angin mempengaruhi pertumbuhan patogen dalam penyebarannya (Agrios, 1996). Pengendalian Untuk mencegah timbulnya penyakit diusahakan agar kebun tidak mempunyai kelembaban yang tinggi dengan memakai jarak tanam yang cukup lebar. Tidak menanam tanaman sela, dan membersihkan gulma dan tanaman penutup tanah di sekitar pangkal batang. Pisau sadap didesinfeksi dengan fungisida misalnya Izal 5% setelah selesai penyadapan (Semangun, 2000). Aplikasi fungisida dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit Mouldy rot Dari pengujian diketahui bahwa fungisida yang baik dalam pengendalian

7 Mouldy rot, yaitu : triadimefon 50-100%, sikloheksimid 0,3 %, karbendazim 0,5 5, prokloraz 0,4% (Semangun, 1996). Mouldy rot menyerang kulit lunak yang telah disadap, maka beberapa usaha untuk pencegahan penyakit Mouldy rot yang berkaitan dengan penyadapan adalah sebagai berikut : - Khusus untuk daerah rawan Mouldy rot, penyadapan tidak terlalu dalam dan frekuensi sadap dapat diturunkan, agar pemulihan kulit berlangsung lebih cepat. - Untuk menghindari penularan penyakit dari areal sakit ke areal sehat, penyadap yang menyadap pada areal sakit tidak diperkenankan menyadap ke areal sehat. - Bila serangan penyakit telah mulai timbul, pisau sadap perlu dicelupkan dalam larutan fungisida atau formalin 2% setelah selesai penyadapan, agar penularan dapat dicegah (Syafiuddin, 1986 dalam Rayendra, 1994). Jamur Trichoderma Trichoderma sp. memiliki tiga kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan perkembangan patogen, yaitu dengan adanya (1) antibiosis dan lisis (2) kompetisi ruang tumbuh dan nutrisi serta (3) hiperparasit dengan kemampuan menghasilkan toksin. Cendawan antagonis tersebut merupakan kompetitor yang baik bagi cendawan patogen (Hartal et al., 2010). Menurut Salma dan Gunarto (1999) Trichoderma sp.mempunyai kemampuan menghasilkan enzim selulase sehingga dapat merusak dinding sel kapang patogen pada kelompok jamur. Trichoderma sp. mengalami pertumbuhan yang agresif (Gholib dan Kusumaningtias, 2006). Selain itu kapang tanah

8 Trichoderma sp.mempunyai kemampuan melakukan pelilitan dan penetrasi hifa pathogen (Dennis & Webster, 1971 dalam Salma dan Gunarto, 1999). Mekanisme antibiosis tergantung dari jenis dan sifat tanah sebagai substrat tumbuhnya (Djafarudin, 2000). Trichoderma merupakan jamur yang mengalami pertumbuhan dengan cepat mencapai diameter pertumbuhan 9 cm dalam waktu 5 hari. Hal ini dikarenakan pertumbuhan miselium jamur Trichoderma pada hari ke-3 dapat memproduksi berjuta-juta spora. Pada penelitian uji antagonisme, miselium jamur Trichoderma menuju ke arah patogen. Hal ini disebut dengan mekanisme mikroparasitisme, dengan terbentuknya cabang-cabang hifa jamur Trichoderma yang tumbuh menuju arah patogen hampir memenuhi cawan petri sehingga menutupi koloni jamur patogen (Sundari et al., 2014). Di dalam media uji antagonis terjadi persaingan antar cendawan yang disebabkan adanya kebutuhan cendawan-cendawan akan nutrisi yang terkandung di dalam media untuk keberlangsungan hidupnya yaitu berupa karbohidrat, protein, asam amino esensial, mineral dan elemen-elemen mikro (Mukarlina et al., 2010).