PENGARUH PEMULSAAN JERAMI PADI DAN SISTEM OLAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. merril) NON-ORGANIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN TINGKAT KETEBALAN MULSA JERAMI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

PENGARUH JENIS DAN TINGKAT KERAPATAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max [L]. Merr)

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

PENGGUNAAN MULSA ALANG - ALANG PADA TUMPANGSARI CABAI DENGAN KUBIS BUNGA UNTUK MENINGKATKAN PENGENDALIAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

I. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online, Vol. 4, No.2: , Oktober 2015

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN BERBAGAI MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) VAR.

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

PENGARUH PUPUK HIJAU Crotalaria mucronata DAN C. juncea PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril)

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

PEMANFAATAN KOMPOS KOTORAN SAPI DAN ARA SUNGSANG UNTUK MENURUNKAN KEPADATAN ULTISOL. Heri Junedi, Itang Ahmad Mahbub, Zurhalena

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kedelai di Indonesia selalu mengalami peningkatan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) pada Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

PENGARUH MULSA JERAMI PADI DAN FREKUENSI WAKTU PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai pada berbagai Dosis Mulsa Alang-alang dan Pengolahan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Kedelai dapat dikonsumsi langsung atau dalam bentuk olahan seperti

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. J. Agrifarm : Vol. 1 No. 2, Desember 2012 ISSN : ABSTRACT

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L. Merrill) adalah komoditas yang

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN KERTAS UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KEDELAI DENGAN SISTEM TANPA OLAH TANAH

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENGARUH OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP AGREGAT TANAH DAN PERTUMBUHAN SERTA HASIL JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

Transkripsi:

Jurnal Florea Volume 2 No. 7, April 2015 PENGARUH PEAN JERAMI PADI DAN SISTEM OLAH TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. merril) NON-ORGANIK Lutfy Ditya Cahyanti Agroteknologi Universitas Darussalam Gontor Email : lutfyditya@unida.gontor.ac.id Diterima 20 Desember 2016, Disetujui 8 Maret 2017 ABSTRACT One of the factors that decrease the production of the soybean crop is the low level of soil fertility. Soil fertility can be improved with the use of mulch combined with proper tillage. This Research is needed to determine the dose and the right soil processing combined with optimal doses of straw mulch to improve the growth and yield of soybean.this research conducted wit Split Plot Design with three replication, with soil tillage as main plot and rice straw mulch as sub plot. Soil tillage arranged with 3 level, O1: maximum soil tillage O2: minimum soil tillage and O3: without soil tillage. Rice straw mulch arranged with 4 level, M0: without rice straw mulch (control), M1: rice straw mulch 2 ton/ha, M2: rice straw mulch 4 ton/ha and M3: rice straw mulch 6 ton/ha. The results showed there were no significant interactions and influences between pemulsaaan treatment combined with tillage on the growth and yield of soybean. Key words: Soybean, Rice Straw Mulch dan Soil Tillage. PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Kedelai menjadi bahan pangan utama sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat. Kedelai banyak digunakan sebagai bahan makanan seperti tempe, tahu, tauco, maupun susu kedelai, sehingga kebutuhan akan kedelai terus meningkat. Saat ini pasokan kedelai dalam negeri tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 779.992 ton, dengan konsumsi perkapita rata-rata 9,42 kg/tahun. Produktifitas ratarata kedelai nasional juga rendah, tahun 2013 mencapai 14,16 ku/ha atau 1,4 ton/ha sedangkan potensi hasil ditingkat penelitian dan percobaan mencapai 2 ton (BPS a, 2015). Pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri, kekurangan kedelai tersebut harus dipenuhi dengan impor. Usaha-usaha untuk mengurangi tingginya angka impor kedelai, perlu dilakukan peningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Kabupaten Ponorogo sendiri, berdasarkan data BPS tahun 2013, produksi kedelai mencapai 160.233 kuintal dengan produktivitas 16,78 kuintal/ha (BPS b, 2015). Salah satu faktor yang menurunkan produksi tanaman kedelai dan juga rendahnya produktivitas tanaman kedelai adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah diantaranya dapat ditingkatkan dengan penggunaan mulsa yang dikombinasikan dengan pengolahan tanah yang tepat. Mulsa adalah bahan untuk menutup tanah sehingga kelembaban dan suhu tanah sebagai media tanaman terjaga kestabilannya. Berdasarkan sumber bahan dan cara pembuatannya, mulsa dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik (kimia sintetis). Mulsa organik ialah mulsa yang bahannya berasal dari tanaman atau sisa tanaman pertanian (Akbar, 2014). Mulsa organik yang sering diberikan pada lahan pertanian misalnya jerami padi. Jerami padi ini mempunyai banyak fungsi, khususnya dalam rangka mempertahankan produktivitas tanah dan juga berfungsi sebagai pengendali gulma. Selain sebagai 42

Cahyanti pengendali gulma, mulsa efektif untuk meningkatkan bahan organik sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kimia tanah dan biologi tanah. Sisa tanaman dapat menarik binatang tanah karena kelembaban tanah yang stabil dan tersedianya bahan organik sebagai makanannya, hal tersebut berpengaruh pada aerasi dan kemampuan tanah dalam menyerap air akan lebih baik. Besar kecilnya pengaruh yang ditimbulkan akibat pemulsaan tersebut akan bergantung juga pada tingkat ketebalan dan bahan dari mulsa itu sendiri (Akbar, 2014). Diperlukan pengaturan pemberian mulsa seperti jenis bahan dan ketebalan mulsa (dosis mulsa) agar pemberian mulsa tersebut tepat. Pengolahan tanah merupakan kegiatan pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki kondisi tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran udara (aerasi) tanah, menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan dan pengendalian hama serta menghilangkan sisa-sisa tanaman yang mengganggu pertumbuhan tanaman (Prasetyp, 2014). Pengolahan tanah sangat mempengaruhi sifat tanah yang dihasilkan. Sifat tanah yang baik mencerminkan kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah yang tepat memiliki beberapa keuntungan, diantaranya ialah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga ketersediaan unsur hara meningkat, memperbaiki aerasi tanah serta membersihkan lahan, sehingga akan meningkatkan produktifitas lahan. Tujuan penelitian adalah mengetahui dosis erami padi yang dibutuhkan sebagai mulsa, karena dosis jerami yang diperlukan tergantung kepada kondisi cuaca, topografi, air irigasi, dan kualitas tanah sehingga diperlukan penelitian untuk menentukan dosis dan pengolahan tanah yang tepat dikombinasikan dengan dosis mulsa jerami optimal untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. METODE Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan program studi Agroteknoogi Universitas Darussalam Gontor dengan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Rancangan Petak Terbagi. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan pengolahan tanah ditempatkan sebagai petak pertama (O) yang terdiri dari 3 taraf, dengan kombinasi perlakuan seperti pada Tabel 1. O1: Olah tanah sempurna O2: Olah tanah minimum O3: Tanpa Olah tanah Perlakuan Ketebalan mulsa jerami padi dengan beberapa level sebagai anak petak terdiri dari 4 level, adalah: M0: Tanpa jerami padi (kontrol) M1: Jerami padi 2 ton/ha M2: Jerami padi 4 ton/ha M3: Jerami padi 6 ton/ha Tabel 1. Kombinasi perlakuan pengolahan tanah dan ketebalan mulsa jerami padi Pengolahan tanah Mulsa Jerami M0 M1 M2 M3 O1 M0O1 M1O1 M2O1 M3O1 O2 M0O2 M1O2 M2O2 M3O2 O3 M0O3 M1O3 M2O3 M3O3 Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah, jumlah isi dan bobot biji pertanaman. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahawa perlakuan pemulsaan dikombinasikan dengan perlakuan pengolahan tanah belum terdapat interaksi dan belum menunjukkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang berbeda nyata. Pertumbuhan tanaman ialah proses yang terjadi dalam kehidupan tanaman dengan habitaya yang dapat didekati dengan semua pengamatan peubah-peubah pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun diameter batang, luas daun dan bobot kering tanaman dan lainnya (Tabel 2). 43

Pengaruh Pemulsaan Jerami Padi dan Sistem Olah Tanah terhadap Kedelai Tabel 2. Jumlah daun tanaman kedelai pada berbagai umur tanaman dengan berbagai perlakuan Pemulsaan 0 Kg 2 Kg 4 Kg Maksimal OLAH TANAH Minimal Tanpa olah tanah 14 21 28 35 14 21 28 35 14 21 28 35 3,3 11,2 4,3 10,8 4,3 9,4 16,8 17 28,4 17, 30,4 28,4 4,0 11,4 17,6 4,0 9,8 16,0 3,3 10,4 16,2 36,6 21,2 27,8 4,0 11,4 17,6 3,0 9,8 18,4 4,0 10,6 6 Kg 3,2 9,6 14,6 22,6 4,3 10,4 16 28,8 4,3 9,0 14,4 20,3 : tidak nyata dengan BNT 5% dan tidak ada interaksi antara perlakuan olah tanah dan pemulsaan Adapun hasil data Tabel 2 seperti pada grafik Gambar 1 16,4 32,4 29,4 24,2 Gambar 1. Grafik jumah daun tanaman kedelai pada umur 35 hst dengan berbagai perlakuan Keterangan : O1: Olah tanah sempurna, O2: Olah tanah minimum, O3: Tanpa Olah tanah, M0: Tanpa jerami padi (kontrol), M1: Jerami padi 2 ton/ha, M2: Jerami padi 4 ton/ha, M3: Jerami padi 6 ton/ha Tabel 3. Tinggi tanaman kedelai pada berbagai umur tanaman dengan berbagai perlakuan (cm) Pemulsaan 0 Kg 2 Kg 4 Kg Maksimal OLAH TANAH Minimal Tanpa olah tanah 14 21 28 35 14 21 28 35 14 21 28 35 15,2 17,7 16,7 22,3 26,2 26,5 30,1 31,2 30,4 48,2 42,3 38,1 13,5 17,2 17,5 6 Kg 19,2 26,0 33,5 44,4 17,7 26,1 29,4 40,2 17,5 26,9 30,5 : tidak nyata dengan BNT 5% dan tidak ada interaksi antara perlakuan olah tanah dan pemulsaan 21,2 25,1 25,3 26,9 32,1 31,0 43,0 46,1 44,2 17,7 15,0 14,9 24,8 25,5 24,3 27,1 29,0 28,5 40,2 41,2 45,5 43,6 44

Cahyanti Gambar 2. Grafik tinggi tanaman kedelai pada umur 35 hst dengan berbagai perlakuan Keterangan : O1: Olah tanah sempurna, O2: Olah tanah minimum, O3: Tanpa Olah tanah, M0: Tanpa jerami padi (kontrol), M1: Jerami padi 2 ton/ha, M2: Jerami padi 4 ton/ha, M3: Jerami padi 6 ton/ha Tabel 4. Jumlah tanaman kedelai pada berbagai umur tanaman dengan berbagai perlakuan (cm) Pemulsaan 0 Kg 2 Kg 4 Kg Juml 34,7 36,3 33,3 OLAH TANAH Maksimal Minimal Tanpa olah tanah Polong Isi bobot biji pertanaman 27,4 9,7 34,5 8,2 27,4 8,1 jumlah 36,4 35,3 35,7 isi 28,8 33,7 24,4 bobot biji pertanaman 8,6 8,9 8,4 jumlah 34,8 37,6 32,9 isi bobot biji pertanaman 26,5 8,2 6 Kg 29,4 22,3 7,3 31,3 21,3 7,6 38,2 24,3 : tidak nyata dengan BNT 5% dan tidak ada interaksi antara perlakuan olah tanah dan pemulsaan 33,2 28,4 8,7 8,3 7,7 Pengolahan tanah tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hal ini disebabkan untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, maka disamping keadaan tanaman secara genetik harus baik, diperlukan lingkungan yang mendukung dan sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhannya. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh faktor tanah dan iklim serta tanaman itu sendiri. Beberapa diantaranya dapat dikendalikan oleh manusia, tapi beberapa tidak demikian (Foth, 1994). Umumnya tanaman memerlukan keadaan lingkungan yang berbeda untu berbagai stadia pertumbuhan dan perkembangannya, seperti perkecambahan, pembentukan bunga, pengisian biji dan sebagainya. Pengoahan tanah yang baik dan benar sangat dibutuhkan karena mempengaruhi sifat fisik, kiia dan biologi tanah (Raintung, 2010). Pengaruh mulsa yang belum menunjukkan perbedaan nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hal ini dapat disebabkan oleh proses dekomposisi bahan mulsa belum sempurna. 45

Pengaruh Pemulsaan Jerami Padi dan Sistem Olah Tanah terhadap Kedelai Mengingat waktunya yang relatif singkat, dengan demikian dapat diketahui bahwa pemberian mulsa pada perbaikan produktivitas lahan tidak langsung terlihat, akan tetapi membutuhkan waktu yang relatif lama. (Prasetyo, et.al. 2014). Kemungkinan lain ialah jumlah pemberian mulsa kurang sehingga fungsi mulsa sebagai penahan proses penguapan menjadi kurang sempurna, dimana semakin tebal mulsa maka proses penguapan yang terjadi akan semakin kecil. Selain itu juga dapat diakibatkan karena adanya hujan yang turun pada musim tanam yang dilakukan, sehingga pengaruh mulsa sebagai penahan penguapan menjadi berkurang. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa perlakuan olah tanah dengan kombinasi pemulsaan menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai yang tidak berbeda nyata, sehingga dapat sistem TOT dapat disarankan pada budidaya tanaman kedelai. Budidaya tanaman dengan sistem tanpa olah tanah (TOT) akan memiliki beberapa keuntungan untuk tanaman. Selain mengurangi evapotranspirasi, erosi, pemadatan tanah, memperkecil erosi dan pencucian unsur hara serta melestarikan kesuburan tanah, namun sistem TOT kurang optimal untuk mengendalikan gulma (Purwanto, 2010). Kelebihan lain dari cara penanaman TOT ialah mempertimbangkan aspek kelestarian sumber daya tanah dan air disamping aspek produksi dan pendapatan petani. TOT ialah suatu tindakan konservasi untuk mencegah pengaruh buruk dari system pengolahan konvensional, yaitu erosi yang menurunkan produktivitas tanah. Selain itu, sistem TOT akan menghemat biaya pengolahan tanah dan kebutuhan tenaga kerja., dan mempercepat waktu tanam sehingga akan meningkatkan penghasiln petani (Sastroutomo, 1990). Kombinasi tanpa olah tanah dengan pemulsaan jerami padi dengan dosis 2-6 ton/ha dapat disarankan pada budidaya tanaman kedelai. Pemberian penutup tanah berupa jerami padi dapat meningkatkan kadar air tanah 17,17 %-27,02 %, hal ini karena penutupan tanah dapat memperkecil terjadinya evaporasi dan meningkatkan absorbsi air. Penutupan tanah dengan mulsa dapat mempertahankan kelembaban tanah, karena menutup tanah merupakan usaha pengadaan bahan organik pada tanah sehingga absorbsi air meningkat, selain itu dapat memperbesar kapasitas menahan air dan memperkecil terjadinya kehilangan air (Zulfica, 1990). Peningkatan mulsa jerami padi pada tanaman kedelai akan memberikan peningkatan kandungan air tanah sehingga kebutuhan air tanaman kedelai dapat tercukupi (Radjit, 1990). KESIMPULAN Tidak terdapat interaksi dan pengaruh yang nyata antara perlakuan pemulsaaan dikombinasikan dengan pengolahan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. DAFTAR PUSTAKA Akbar, A. (2014). Pengaruh Mulsa Organik pada Gulma dan Tanaman Kedelai (Glycine Max L.) Var. Gema Produksi Tanaman. 1(6). Badan Pusat Statistik (BPS)a.(2015). Pertanian dan Pertambangan. http:// bps.go.id/ Badan Pusat Statistik (BPS)b. (2015). Kabupaten Ponorogo Dalam Angka. http://ponorogokab.bps.go.id/ website3502/frontend/ Foth. (1994). Dasar-dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta. Prasetyo, B.H.,. Suriadikarta, D.A. (2009). Karakteristik, Potensi dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. ht tp://www. pustaka-deptan.go.id Prasetyo, Rizky A., Agung Nugroho dan Jody Moenandir. (2014). Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Berbagai Mulsa Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Var. Grobogan. Jurnal Produksi Tanaman 1(6). 46

Cahyanti Purwanto, (2010). Kajian Fisiologi Tanaman Kedelai Pada Kondisi Cekaman Kekeringan dan Berbagai Kepadatan Gulma Teki. Agrosains 12(1): 24-28 Radjit, B. S. (1991). Kajian Penggunaan Mulsa, Pengolahan Tanah dan Pengairan Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Kacang Hijau di Tanah Regosol. Dalam Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan Malang Raintung. (2010). Pengolahan Tanah dan Hasil Kedelai. Jurnal Soil Environtment. 8(2) : 65-68 Sastroutomo, S.S. (1990). Ekologi Gulma. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Zulvica. (1990). Pengaruh Penutup Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Palembang. 47