DOKUMEN POTENSI DESA PULAU MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
DOKUMEN POTENSI DESA SEGAMAI

DOKUMEN POTENSI DESA TELUK BINJAI

DOKUMEN POTENSI DESA TELUK MERANTI

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

TERM OF REFERENCE KONGRES DAN LOKAKARYA JARINGAN MASYARAKAT GAMBUT RIAU PEKANBARU, MARET 2010

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Lahan Gambut Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

IV. KONDISI UMUM 4.1. Taman Nasional Tesso Nilo Sejarah Kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB II GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN. Koto Tuo lama di mulai pada tahun 1990 dan baru berbentuk

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLipDESA BANTALANKECAMATAN SUNGAI PERAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. (Kamis,14 Mei 2015)

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

QANUN MUKIM PALOH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN HUTAN ADAT MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

4.1. Letak dan Luas Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Disampaikan Pada Acara :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk selalu bertambah dari tahun ke tahun, hal tersebut terus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian Indonesia hal ini bisa dilihat dari besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. desa yang amat kecil dan terpencil dari desa-desa lain yang ada di Kecamatan

selama 12 jam. Pendapatan mereka rataratanya 1.5 juta rupiah sebulan. Saat ini, mata Nelayan kerja masyarakat adalah nelayan selama 4 jam.

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pelalawankab.bps.go.id

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Institut Pertanian Bogor. PKPBM :: Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bumi saat ini, pasalnya dari hutan banyak manfaat yang dapat diambil

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

Transkripsi:

DOKUMEN POTENSI DESA PULAU MUDA Hasil Pemetaan Masyarakat Desa bersama Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru 2008

1. Pendahuluan Semenanjung Kampar merupakan kawasan hutan rawa gambut yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi khas hutan rawa gambut. Kawasan seluas 700,000 ha (didasari dari luasan areal gambut hasil studi Wetlands International) mencakup Hutan Rawa Gambut dengan 2 kubah gambut berkedalaman lebih 20 meter, empat kawasan lindung yaitu Suaka Margasatwa (SM) Danau Pulau Besar, SM Tasik Belat, SM Tasik Metas, SM Tasik Serkap, ekosistem hutan Mangrove dibagian pesisir utara, memiliki potensi kayu yang tinggi (287 m3/ha). - 58 jenis flora 10 jenis diantaranya dilindungi, 25 jenis fauna 7 jenis diantaranya dilindungi. Luas kawasan hutan rawa gambut yang ada di Semenanjung Kampar mencakup 17 % dari luas kawasan hutan rawa gambut yang ada di Provinsi Riau (4,044 juta ha). Provinsi Riau sendiri memiliki kawasan hutan rawa gambut terluas Indoensia sekitar 56,1 % dari total 18,586 juta ha gambut di Indonesia. Dari luasan ini menjadikan wilayah Kabupaten Kampar dan Siak sangat berarti dilihat dari fungsi hutan rawa gambut itu sendiri. Umumnya masyarakat yang bermukim di kawasan semenanjung kampar memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap kestabilan ekosistem di semenanjung Kampar. Kawasan ini merupakan sumber ekonomi untuk bertani seperti karet, sagu, padi, jagung, kelapa. Sedangkan tasik (danau) dan sungainya merupakan sumber mata pencaharian nelayan, sumber air minum, sumber air bersih, mandi, cuci dan kebutuhan sehari-hari. Selain itu masyarakat yang berada di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar juga memanfaatkan hasil hutan nonkayu, obat-obat tradisional; areal berburu bagi masyarakat suku akit; dan sebagai sumber bahan papan/perumahan (kayu, rumbia/nipah, rotan, kulit kayu, kulit pohon). Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir masyarakat banyak yang terjebak dalam usaha penebangan kayu. Seiring dengan penertiban penebangan kayu, dalam dua tahun terakhir masyarakat kembali pada usaha dalam bidang pertanian, termasuk di dalamnya bidang peternakan, perikanan, dan perkebunan. Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru dan Jikalahari dengan dukungan dari IUCN-EGP melihat bahwa kondisi masyarakat ini harus didukung oleh berbagai pihak terkait guna mengatasi minimnya 1

sumberdaya (pengetahuan, keterampilan, pendanaan, pendampingan) yang menyebabkan masih banyak potensi desa di sekitar Kawasan Semenanjung Kampar yang belum dimanfaatkan secara optimal. 2. Tujuan & Output Dokumen ini dibuat dimaksudkan sebagai bahan informasi bagi instansi pemerintah terkait dan pihak-pihak lainnya sehubungan dengan kondisi dan potensi desa yang ada. Melalui penerbitan dokumen ini diharapkan adanya pemahaman dari berbagai pihak menuju komitmen untuk meningkatkan dukungan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. 3. Gambaran Desa Desa Pulau Muda termasuk dalam Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Desa ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, dengan Kelurahan Teluk Meranti pada bagian barat, Desa Segamai pada bagian timur, dan Kabupaten Siak pada bagian utara. Secara geografis, desa ini termasuk desa di daerah aliran sungai, yaitu Sungai Kampar. Sehingga pusat pemukiman penduduk berada di sepanjang aliran sungai. Luas wilayah desa ini sekitar 90.131 hektar, yang terdiri dari pemukiman (38 hektar), sawah (5.734 hektar), perkebunan (5.178 hektar), lahan tidur (22.901 hektar), dan hutan (56.280 hektar). Desa ini terbagi atas 3 dusun dengan 12 RW dan 25 RT (Data Desa 2008). Desa Pulau Muda termasuk dalam Desa Swakarya, yaitu desa yang mengalami kemajuan-kemajuan baik di bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang keamanan dan ketertiban, bidang sosial budaya, dan bidang kedaulatan politik masyarakatnya, sama atau lebih besar dibandingkan dengan tingkat kemajuan di tingkat kabupaten, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kemajuan nasional (BPMD Pelalawan, 2005). Jumlah penduduk Desa Pulau Muda sebanyak 3.770 jiwa, dengan komposisi 1.950 laki-laki dan 1.820 perempuan. Sumber mata pencaharian utama masyarakat adalah dalam bidang pertanian. Sarana pendidikan yang ada hanyalah 2 buah Sekolah Dasar dan sebuah SMP. Di desa ini terdapat lokasi HPH PT Wira Karya Sakti (PT WKS/Arara Abadi) dan lokasi perkebunan PT Multi Gambut Industri (MGI). 4. Analisis Potensi Suasana kegiatan analisis potensi oleh masyarakat Masyarakat melalui fasilitasi dari Yayasan Mitra Insani (YMI) Pekanbaru melakukan pemetaan dan analisis potensi pada April 2008 lalu. Proses pemetaan dan analisis potensi desa ini dilakukan melalui diskusi di Kantor Balai Desa Pulau Muda dan 2

melalui pengamatan langsung di desa. Hasil pemetaan dan analisis ini dikelompokkan dalam bidang-bidang seperti di bawah ini: a. Bidang Pertanian Jagung Pertanian jagung merupakan usaha mayoritas masyarakat Desa Pulau Muda, dengan luas keseluruhan mencapai sekitar 1.000 hektar. Lahan pertanian jagung ini membentang di bagian selatan desa hingga ke perbatasan dengan Desa Segamai dan PT WKS. Tanaman jagung diusahakan masyarakat sebanyak dua kali setahun, yaitu pada musim utara (November- Maret) dan musim selatan (Juni- Oktober). Untuk usaha ini, Potensi jagung di Desa Pulau Muda masyarakat menggunakan alat dan bahan berupa bibit jagung lokal, parang, tanki, terusi, dan racun hama. Untuk mengatasi hama dan penyakit, petani menggunakan pestisida untuk hama ulat dan jerat untuk hama babi dan kera. Proses penanaman diawali dengan menebas/meracun rumput, untuk kemudian rumput tersebut dibakar sebelum bibit ditanam. Masa penanaman jagung mencapai selama tiga bulan sebelum dipanen. Sebagai gambaran hasil panen jagung, untuk setiap 1 hektar lahan jagung dihasilkan sekitar 1 ton, secara keseluruhan masyarakat berhasil memanen jagung kering pipil lebih kurang 1.000 ton. Banyaknya hasil panen jagung di desa ini menempatkan Desa Pulau Muda sebagai salah desa penghasil jagung terbanyak untuk Kabupaten Pelalawan. Pemasaran jagung merupakan aspek yang cukup menjadi perhatian masyarakat. Selama ini para petani jagung menjual hasil panennya melalui tengkulak. Harga yang berlaku pada musim utara lalu sebesar Rp1.200,- tiap kilogramnya. Beberapa masyarakat Desa Pulau Muda ada juga yang mencoba langsung menjual ke Tanjung Batu dengan harga bisa mencapai hingga Rp1.500,-/kg Petani jagung Desa Pulau Muda menilai memang ada kecenderungan harga jagung meningkat setiap tahunnya. Hal ini dinilai petani sebagai semakin tingginya permintaan jagung di wilayah Tanjung Batu dan Tanjung Pinang. Potensi ini tentunya memerlukan perhatian banyak pihak, terutama pemerintah untuk mendukung petani dalam upaya meningkatkan produktivitas, dan utamanya meningkatkan pendapatan dari usaha jagung. Padi Potensi lahan padi di desa ini seluas lebih kurang 3.676 hektar, namun sayangnya yang telah dikelola baru sekitar 150 hektar yang tersebar di Pulau Muda, Sungai Sangar dan Sungai Pebilah. Siklus pertanian padi dimulai pada bulan Juni-Juli untuk penyiapan lahan dan pembibitan. Pada 3

Agustus dilakukan penanaman untuk kemudian biasanya pada bulan Januari dipanen. Sebagian besar petani mengusahakan padi lokal. Beberapa saat lalu sebagian petani melalui bantuan dari Dinas Pertanian melakukan ujicoba untuk bibit padi unggul. Dengan lahan seluas 10 hektar, ujicoba ini menghasilkan sekitar 1,3 ton untuk tiap hektarnya. Sejauh ini, hasil panen dari tanaman padi hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Kelapa lokal Kelapa lokal merupakan potensi yang juga diusahakan masyarakat Desa Pulau Muda. Sekitar 1.226 hektar tanaman kelapa lokal diusahakan masyarakat di desa ini, dengan penjualan rata-rata tiap bulannya mencapai 50.000 butir. Petani kelapa menjual hasil panennya dalam bentuk kelapa kupas/solak. Sebagian besar dijual ke Guntung, Indragiri Hilir, dan sisanya dijual di pasar desa dan sekitarnya, termasuk ke PT MGI. Harga jual kelapa ini jika dijual di sekitar desa berkisar Rp1.500,- hingga Rp2.000,- perbutir, dan Rp1.00,- tiap butirnya jika dijual dalam jumlah banyak ke Guntung. Sagu Potensi tanaman sagu juga terdapat di desa ini. Masyarakat umumnya menanam tanaman tahunan ini di seberang desa/di Sangar dan sedikit di sekitar pemukiman warga. Dengan masa tanam selama sekitar 8 tahun, masyarakat tidak disibukkan dengan merawat tanaman ini karena tanaman sagu dapat tumbuh secara alami di lingkungan yang mendukung. Masyarakat tidak juga disulitkan dengan pemasarannya karena Sagu yang siap dipasarkan permintaan dari Penyalai juga cukup tinggi untuk konsumsi manusia dan untuk kebutuhan ternak. Saat ini harga 1 tual sagu (120 cm; 45 inchi) mencapai Rp8.000,-. Sebenarnya sekitar dua tahun lalu Dinas Kehutanan sempat mengadakan pelatihan untuk penanaman sagu ini dalam rangka Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan), bahkan sempat dijanjikan adanya bebit bagi masyarakat. Namun upaya ini tidak berlanjut. b. Bidang Perikanan Masyarakat Desa Pulau Muda memanfaatkan sumberdaya perairan Sungai Kampar dan sungai-sungai kecil lainnya (Sungai Sangar, Merawang, Serkap, Turip), Tanjung Pebilah, termasuk Kanal PT MGI dan WKS untuk usaha Salah satu contoh potensi perikanan yang ada di Desa Pulau Muda 4

perikanan. Alat tangkap yang dipakai nelayan di Desa Pulau Muda mencakup jala, jaring, empang, rawai, dan pengilar. Sebagian nelayan ada juga yang melakukan budidaya ikan botut di kolam. Klasifikasi nelayan yang ada di desa ini adalah nelayan untuk dikonsumsi sendiri dan ada juga nelayan yang khusus menjual hasil tangkapannya. JENIS IKAN HARGA (/kg) JENIS IKAN HARGA (/kg) Udang Rp40.000,- Botut/Betutu Rp40.000,- Patin Rp35.000,- Jumpul/Belanak Rp35.000,- Biang Rp15.000,- Kakap Rp35.000,- Kurau Rp35.000,- Bujug Rp20.000,- Baung Rp15.000,- Selais Rp30.000,- Nelayan di desa ini tidak merasakan permasalahan berarti dalam hal pemasaran. Artinya, bisa dikatakan bahwa ikan yang bisa ditangkan nelayan dapat sepenuhnya dipasarkan, baik dipasarkan di sekitar desa maupun hingga ke Tanjung Batu dan Kerinci. c. Bidang Peternakan Masyarakat juga melakukan pemetaan potensi dalam bidang peternakan. Dengan potensi tanaman jagung yang diusahakan masyarakat, usaha peternakan sapi yang dikombinasikan dengan jagung merupakan potensi yang besar untuk dikembangkan. Selain itu, terkait dengan potensi dalam bidang peternakan, saat ini masyarakat sedang melakukan ujicoba peternakan ayam kampung/buras. Ujicoba usaha ini merupakan hasil dari analisis kebutuhan masyarakat dan pekerja perusahaan (PT MGI) terhadap telur dan daging ayam. 5. Permasalahan dan Rekomendasi Hasil diskusi masyarakat mendapatkan poin-poin permasalahan dan jalan keluarnya guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Permasalahan tersebut mencakup: Masyarakat tidak mempunyai gudang untuk menampung hasil panen jagung. Penampungan hasil panen jagung ini dimaksudkan untuk mengatur waktu jual guna mendapatkan harga jual yang lebih tinggi. Permasalahan yang sama juga dihadapi petani terkait dengan kualitas jagung yang akan dijual. Selama ini pihak tengkulak selalu berdalih jagung kurang kering sehingga menurunkan harga jual. Hal ini disebabkan oleh selama ini para petani jagung selalu menjual panen jagung setelah kering di batang, tanpa adanya penjemuran kembali. Keberadaan lantai jemur untuk hasil panen jagung diharapkan dapat mempertinggi harga jual. Tidak adanya satu unit usaha desa (misalnya koperasi unit desa/kud) menjadi penyebab tidak stabilnya harga jual panen jagung petani. Petani cenderung menjual sendiri-sendiri tanpa adanya badan usaha desa yang mempersatukan petani terkait dengan pemasaran jagung. Adanya KUD diharapkan dapat menjadi unit usaha desa yang akan melindungi dan mengatur petani untuk aspek penyediaan sarana produksi pertanian dan termasuk pemasarannya. 5

Saat ini petani jagung dan kelapa lokal menjual hasil panennya ke luar kabupaten lain (Indragiri Hilir) dan luar provinsi (Kepulauan Riau). Melalui mekanisme penjualan hasil panen yang tertata diharapkan hasil panen dapat dipasarkan ke dalam kabupaten sendiri (Pelalawan) guna meningkatkan produktivitas dan aliran produksi di internal kabupaten. Hal ini tentunya memerlukan campur tangan pemerintah melalui kebijakan yang bersifat menyeluruh. Keberadaan sarana irigasi sebagai alat untuk pengaturan air menjadi kendala petani padi, selain hama yang menyerang tanaman (tikus, babi, burung). Petani mengetahui bahwa Dinas Pertanian akan memperbaiki saluran irigasi ini pada tahun 2009 mendatang. Rencana ini harus tetap diwujudkan dengan tetap bermusyawarah bersama petani dalam pembuatannya untuk menghindari ketidaksesuaiannya dengan kebutuhan petani dan kondisi setempat. Hama kumbang yang menyerang tanaman kelapa meresahkan masyarakat Desa Pulau Muda karena hama ini menyerang tanaman muda dan tua, dan mengakibatkan tanaman tersebut mati. Telah banyak tanaman kelapa yang mati akibat hama kumbang di desa ini. Jalan keluar dari dinas terkait diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini. Tanaman sagu, yang merupakan tanaman hutan, merupakan potensi yang belum dikembangkan di desa ini. Menindaklanjuti pemberian bibit sagu untuk ditanam masyarakat dapat memberikan alternatif pendapatan masyarakat dan juga menjaga lingkungan hutan yang masih tersisa di desa ini. Potensi bidang perikanan masih banyak yang belum dimanfaatkan. Nelayan Desa Pulau Muda merasakan kurangnya alat tangkap berupa jaring menjadi penyebab belum optimalnya potensi perikanan diusahakan masyarakat di desa ini. Kebutuhan masyarakat terhadap jaring terutama untuk jaring biang (ukuran 2¼ inchi) dan jaring ompang (ukuran 1 inchi). Adanya program peningkatan kapasitas nelayan dari Dinas Perikanan dirasakan perlu untuk meningkatkan produktivitas sektor perikanan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Keberadaan pertanian jagung di Desa Pulau Muda merupakan potensi yang dinilai masyarakat dapat diekstensifkan dengan bidang usaha lainnya. Peternakan (misalnya sapi) yang dikombinasikan dengan jagung diharapkan dapat memaksimalkan potensi yang ada, sekaligus diharapkan dapat menjadi pemikiran untuk penerapan pertanian terpadu di desa ini. =o0o= 6

Bahan Bacaan Kecamatan Teluk Meranti dalam Angka Tahun 2004. Kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pelalawan. 2004. Profil Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Pelalawan. 2005. Portofolio Pengelolaan Kawasan Semenanjung Kampar. Jikalahari. 2008. 7