BAB I PENDAHULUAN. bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern. (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern). Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang


BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tahun Dampak negatif dari krisis ekonomi dan politik tidak hanya dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan semakin meningkat. Perusahaan Go Public diwajibkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Kelangsungan hidup usaha (going concern) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat diprediksi (Ariffandita dan Sudarno, 2012). auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun

BAB I. utama dari suatu entitas bisnis dari sejak berdirinya entitas bisnis tersebut,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan seperti investor.

BAB I PENDAHULUAN. (Riyatno, 2007). Untuk menghasilkan integritas yang baik atas suatu laporan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Para investor memakai laporan keuangan guna menganalisis kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Peran laporan keuangan tidak hanya berlaku di internal suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup perusahaan, menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas ketika didirikan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. yang saling bertolak belakang. Selain profit yang tinggi salah satu yang menjadi

BAB I PENDAHULAN. hanya untuk menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (going concern). Dalam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. tentu selalu berupaya untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

diamanati oleh pemilik modal (shareholder) untuk mengelola perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat kita lihat dari pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) entitas bisnis tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. usaha (going concern). Salah satu cara untuk mempertahankan. kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang begitu besar bagi perekonomian dunia. Dalam hal ini auditor. antara pihak dalam dengan pihak auditor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Laporan audit merupakan media komunikasi antara auditor dan pengguna laporan

BAB I PENDAHULUAN. erat dengan perusahaan yaitu sebagai salah satu stakeholder. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. keberanian mengungkapkan kelangsungan (going concern) perusahaan klien.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern). Kelangsungan. melebihi suatu periode akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. kapitalis global, turut merasakan pukulan berat dari keberlanjutan krisis ini.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB I PENDAHULUAN. (going corcern) perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) untuk melakukan audit

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan meyakini isi dan makna suatu statemen keuangan secara

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup usahanya atau yang dikenal dengan istilah going

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Dan

BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas (Syahrul,2000). Asumsi going concern memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan dunia bisnis di Negara tersebut. Dunia bisnis dapat dijadikan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekitar tahun 2007, di Amerika Serikat terjadi krisis keuangan global

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Going concern (kelangsungan hidup) adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha dan merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah (Petronela, 2004 dalam Santosa dan Wedari 2007). Going concern disebut juga sebagai kontinuitas yang merupakan asumsi akuntansi yang memperkirakan suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Syahrul, 2000 dalam Rahman dan Siregar, 2012). Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern). Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar bertahan hidup. Salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada masyarakat, khususnya para pemegang saham adalah berupa laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Manajemen merupakan pihak yang memberikan informasi laporan keuangan, yang nantinya akan dinilai dan dievaluasi kinerjanya berdasarkan laporan 1

2 keuangan tersebut. Agar laporan keuangan yang telah dibuat oleh perusahaan dapat dipercaya, maka dibutuhkan auditor yang berperan dalam menjembatani kepentingan pengguna laporan keuangan dan penyedia laporan keuangan (Wulandari, 2014). Auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (IAI 2001). Setelah auditor independen melakukan tugas pengauditan atas laporan keuangan suatu perusahaan, maka auditor independen tersebut akan memberikan pendapat atau opini yang sesuai dengan keadaan perusahaan yang diauditnya. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures) yang dibuat oleh auditor menyangkut opini going concern (Mayangsari 2003). Beberapa penyebabnya antara lain; pertama, masalah self-fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah (Venuti, 2007 dalam Praptitorini dan Januarti, 2011). Meskipun demikian, opini going concern harus diungkapkan dengan harapan dapat segera mempercepat upaya penyelamatan perusahaan yang bermasalah. Masalah kedua yang menyebabkan kegagalan audit (audit failures) adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur (Joanna, 1994 dalam Praptitorini dan Januarti, 2011).

3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern bisa dilihat dari faktor keuangan perusahaan, rasio keuangan maupun rasio non keuangan. Setyarno et al. (2006) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bila auditor ingin mengeluarkan opini audit going concern pada suatu perusahaan, auditor harus mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima oleh perusahaan yang bersangkutan pada tahun periode sebelumnya. Penelitian tersebut telah memberikan bukti empiris, bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Mutchler (1985) dalam Santosa dan Wedari (2007) juga menyatakan auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan yang lebih kecil, maka perusahaan yang besar kemungkinan menerima opini audit going concern ini akan semakin kecil. Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada opini audit going concern telah dilakukan. Namun, hasil penelitian tersebut masih menunjukkan ketidak konsistenan. Penelitian ini bertujuan menguji kembali faktorfaktor yang memengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah debt default, opini audit tahun sebelumnya, rasio likuiditas, dan rasio leverage. Terdapat sejumlah penelitian yang mengungkap faktor-faktor yang berkaitan dengan opini going concern, yaitu Susarni dan Jatmiko (2011) menemukan bukti bahwa keputusan opini going concern sebelum terjadinya kebangkrutan secara signifikan berkorelasi dengan probabilitas kebangkrutan dan variabel lag laporan

4 audit serta informasi berlawanan yang ekstrim (contrary information), seperti default. Jika default ini telah terjadi atau proses negoisasi tengah berlangsung dalam rangka menghindari default selanjutnya, auditor mungkin cenderung untuk mengeluarkan opini going concern. Selain itu, Setyarno et. al. (2006) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa auditor dalam menerbitkan opini audit going concern akan mempertimbangkan opini audit going concern yang telah diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Penelitian tersebut memberikan bukti empiris bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Pada kenyataanya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada, sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan dan kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif status going concern tetap dapat diprediksi. Penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor terhadap opini audit going concern ini telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, diantaranaya yaitu: Wulandari (2014) serta Praptitorini dan Januarti (2011). Dalam penelitian ini peneliti hanya memasukkan variabel independen debt default, opini audit tahun sebelumnya, rasio likuiditas, dan rasio leverage, karena variabel tersebut dalam penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Sehingga peneliti ingin meneliti

5 kembali variabel-variabel tersebut dengan melakukan pengamatan pada laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2013. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh Debt Default, Opini Audit Tahun Sebelumnya, rasio likuiditas dan rasio leverage terhadap opini audit going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah Debt Default akan mempengaruhi auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern? 2. Apakah Opini Audit tahun sebelumnya akan mempengaruhi auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern? 3. Apakah Rasio Likuiditas akan mempengaruhi auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern? 4. Apakah Rasio Leverage akan mempengaruhi auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern?

6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh: 1. Debt Default terhadap auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern. 2. Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern. 3. Rasio Likuiditas terhadap auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern. 4. Rasio Leverage terhadap auditor dalam memberikan Opini Audit Going Concern. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern (kelangsungan usaha suatu perusahaan) sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. 2. Bagi Auditor Independen Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal

7 pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit going concern. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi BAB I adalah pendahuluan. Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang secara garis besar memuat hal-hal yang mengantarkan pada pokok permasalahan, perumusan masalah yang menjadi dasar dilaksanakannya penelitian, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan toeri-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. BAB III merupakan metode penelitian. Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, obyek penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, serta metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

8 BAB IV merupakan hasil dan pembahasan. Pada bab ini memaparkan deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil. BAB V merupakan penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan tentang hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.