BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (2006) menyebutkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB VI PENATAAN RUANG KAWASAN BENCANA BANJIR[13]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan. 2008). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya perubahan cuaca ekstrim. IPCC (2007) dalam Dewan Nasional Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 63/PRT/1993 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG S U N G A I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PRT/M/2015 TENTANG

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 63/PRT/1993 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN KAWASAN RAWAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI DAS TAMALATE

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan, mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami banjir.

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG S U N G A I PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

AIR Banjir dan Permasalahannya Di kota medan

BAB II SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BANJIR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banjir sebagai fenomena alam terkait dengan ulah manusia terjadi sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi daerah hulu, kondisi daerah budidaya dan pasang surut air laut. Potensi terjadinya ancaman bencana banjir saat ini disebabkan keadaan badan sungai rusak, kerusakan daerah tangkapan air, pelanggaran tata-ruang wilayah, pelanggaran hukum meningkat, perencanaan pembangunan kurang terpadu, dan disiplin masyarakat yang rendah. Bencana banjir termasuk bencana alam yang hampir pasti terjadi pada setiap datangnya musim penghujan. Bencana banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana (Maryono, 2005). Kelurahan Gandekan merupakan kelurahan yang mempunyai dataran yang rendah Kelurahan Gandekan merupakan kelurahan yang sering mengalami bencana banjir yaitu mulai dari tahun 1996, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013. Letak administratif Kelurahan Gandekan ini berada di Sebelah Utara Kelurahan Sudiroprajan, di Sebelah Timur Kelurahan Sewu, di Sebelah Selatan Sungai Pepe, dan di Sebelah Barat Kelurahan Sudiroprajan. Kelurahan Gandekan ini berada pada titik koordinat 7 32' 47" LS - 110 50' 26" BT. Kelurahan Gandekan ini berada di Kecamatan Jebres 1

2 Kota Surakarta. Kelurahan Gandekan ini berada di Posisi yang secara geografis berada di aliran Kali Pepe memberikan dampak yang positif dan negatif. Secara positif merupakan kawasan strategis perdagangan yang sangat menguntungkan diperkuat dengan letaknya yang dekat dengan Pasar Gede, pasar tradisional terbesar di pusat Kota Solo sehingga memunculkan industriindustri rumahan. Sedangkan dampak negatif yang ada adalah selalu menjadi kawasan langganan banjir baik karena kiriman dari hulu kali maupun limpahan banjir dari Bengawan Solo. Pola pemukiman di Kelurahan Gandekan ini sangat padat bahkan. Pada dasarnya pemukiman masyarakat Kelurahan Gandekan ini berada dekat dengan Sungai Pepe. umumnya pemukiman masih berada didataran rendah sehingga kemungkinan terkena banjir itu sangat tinggi. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Kelurahan Gandekan. kondisi ekonomi masyarakat Kelurahan Gandekan ini kebanyakan sudah merata. Menilik jumlah pengusaha yang tercantum dalam data tersebut cukup banyak, besar kemungkinan warga Gandekan yang menjadi karyawan tersebut bekerja di tempat tetangganya yang menjadi pengusaha. Sedangkan untuk kondisi sosial masyarakat yaitu adanya komunitas sosial pada waktu satu bulan sekali masyarakat mengadakan pertemuan pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK), dan dikampung ini juga terdapat kegiatan karangtaruna. Kondisi topografi Kelurahan Gandekan yang mempunyai kemiringan tanah 0-15º. Bentangan topografi Kelurahan Gandekan adalah dataran rendah, dimana terdapat sungai yaitu Sungai Pepe yang merupakan anak sungai dari

3 sungai besar yang melewatinya yaitu Sungai Bengawan Solo, letak topografi tanahnya rendah menjadi salah satu sebab terjadinya bencana banjir. Kerawanan akan terjadinya banjir tersebut disebabkan topografi wilayah Kelurahan Gandekan yang rendah dimana daerah ini berbatasan dengan sungai pepe. Secara geografis Kelurahan Gandekan ini terletak di timur sungai pepeserta merupakan bagian dari anak Sungai Bengawan Solo. Kelurahan Gandekan ini berada di sisi barat Bengawan Solo, sehingga daerah ini mempunyai topografi yang relatif datar. Dengan ketinggian tempat adalah 80-100 meter di atas permukaan laut. Kronologi bencana banjir yang terjadi di Kelurahan Gandekan banjir terjadi akibat limpasan dari bantaran Sungai Pepe. Banjir di Kelurahan Gandekan ini terjadi pada tahun, 1996, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dimana pada tahun-tahun tersebut Kelurahan Gandekan mengalami bencana banjir. Salah satu contoh kampung di Kelurahan Gandekan yang mengalami banjir ini adalah Kampung Karangasem yang mempunyai jarak 500 meter yang terletak dibelakang taman cerdas. Lokasi perkampungan yang merupakan dataran banjir. Kampung Karangasem sudah sering terkena banjir yaitu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

4 Tabel 1.1 Bencana banjir yang terjadi di Kelurahan Gandekan tahun 1996-2012 No Tahun terjadinya bencana banjir Keterangan debit air banjir 1. 1996 Ketinggian air banjir mencapai atas genteng warga hingga menimbulkan kerugian material dan korban jiwa. 2. 2007 Ketinggian air banjir hingga sepinggang orang dewasa meski belum menimbulkan kerugian material tapi menghalangi aktifitas warga kampung karangasem. 3. 2008 Muka air hanya naik ketika curah hujan cukup tinggi, sehingga debit air banjir tidak tinggi. 4. 2009 Muka air naik ketika curah hujan cukup tinggi, sehingga debit air banjir tidak tinggi. 5. Muka air hanya naik ketika curah 2010 hujan cukup tinggi, sehingga debit air banjir tidak tinggi. 2011 Muka air hanya naik ketika curah 6. hujan cukup tinggi, sehingga debit air banjir tidak tinggi. 7. 2012 Belum terjadi bencana banjir. 8. 2013 Banjir terjadi pada bulan januari, april. Sumber: Orientasi masyarakat Kampung Karangasem Tabel di atas dapat di simpulkan bahwa Kelurahan Gandekan selalu mengalami bencana banjir setiap tahunnya meski ketinggian muka air banjir tidak selalu sama pertahunnya. Banjir yang terjadi pada tahun-tahun tersebut menimbulkan banyak kerugian berupa kerugian material dan korban jiwa. selain itu juga menimbulkan berbagai wabah penyakit dimasyarakat kampung karangasem, diantaranya adalah penyakit diare, gatal-gatal, flu, batuk. kerugian-kerugian diatas umumnya disebabkan karena tidak ada persiapan

5 menghadapi banjir,sehingga saat datangnya banjir masyarakat tidak mampu menyelamatkan harta bendanya bahkan jiwa keluarganya,sehingga perlu menanamkan kesadaran kepada masyarakat mengenai persiapan mitigasi pengurangan bencana banjir dengan memberikan penyuluhan pengetahuan kepada masyarakat Kelurahan Gandekan mengenai bencana banjir,serta pentingnya guna mengurangi kerugian akibat banjir. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut penulis mengadakan penelitian dengan judul KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA. B. Perumusan Masalah atau Fokus Penelitian : Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Gandekan dalam mengurangi risiko bencana banjir? 2. Bagaimana pengetahuan masyarakat di Kelurahan Gandekan mengenai bencana banjir? 3. Bagaimana kesadaran masyarakat di Kelurahan Gandekan dalam melibatkan diri secara aktif mengenai pengurangan risiko bencana banjir?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Gandekan dalam mengurangi risiko bencana banjir. 2. Mengetahui pengetahuan masyarakat di Kelurahan Gandekan mengenai bencana banjir. 3. Mengetahui kesadaran masyarakat di Kelurahan Gandekan dalam melibatkan diri secara aktif mengenai pengurangan risiko bencana banjir. D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian Setelah berbagai masalah yang telah dirumuskan diatas diperoleh jawabannya,maka diharapkan dari hasil penelitian ini bermanfaat: 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lain khususnya untuk kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres Kota Surakarta. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan melatih menerapkan ilmu yang telah di dipelajari selama ini. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program studi S-1 Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan Geografi,Universitas Muhammadiyah Surakarta.

7 b. Bagi Pemerintah Kota Guna Memberi masukan kepada pemerintah daerah dalam usaha mencegah maupun mengurangi risiko bahaya bencana banjir di daerah masing-masing. c. Bagi Masyarakat Guna Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melibatkan diri secara aktif dalam melakukan mitigasi kebencanaan banjir secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh. d. Bagi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi perpustakaan Fakultas Keguruan Dan Imu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta penelitian yang lain terutama masalah kesiapsiagaan dalam mengahadapi bencana banjir. E. Daftar Istilah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka telah ditetapkan beberapa istilah dan pengertian sebagai berikut: 1. Bencana Banjir adalah Suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung oleh palung sungai. 2. Fenomena adalah kejadian yang dapat di lihat secara ilmiah 3. Limpasan adalah Peristiwa mengalirnya air sungai atau waduk melalui mercu tanggul atau bendungan.

8 4. Sungai adalah Sistem pengairan air mulai dari mata air sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. 5. Bantaran sungai adalah lahan yang ada pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam. Yang dimaksud palung sungai adalah cekungan yang terbentuk oleh aliran air secara alamiah, atau galian untuk mengalirkan sejumlah air tertentu. 6. Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai.4 7. Tata pengairan adalah susunan dan letak sumber-sumber air dan/atau bangunan-bangunan pengairan menurut ketentuan-ketentuan teknik pembinaan disuatu wilayah pengairan tertentu. 8. Daerah pengaliran sungai adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan atau mengalir melalui sungai dan sungai yang bersangkutan. 9. Dataran banjir adalah lahan yang pada waktu-waktu tertentu dapat terlanda atau tergenang air banjir. 10. Mitigasi adalah mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh dari satu bahaya sebelum bahaya itu terjadi. Sumber: (Sudaryoko. 1987. Pedoman Penanggulangan Banjir. Jakarta. Dapartemen Pekerjaan Umum Badan Penerbit Pekerjaan Umum)

9 11. Kesiapsiagaan adalah setiap aktivitas sebelum terjadinya bencana yang bertujuan untuk mengembangkan kapasitas operasional dan memfasilitasi respon yang efektif ketika suatu bencana terjadi. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22218/4/chapter%20ii.p df ) 12. Masyarakat adalah kelompok yang terorganisasi dan masyarakat itu suatu kelompok yang berfikir tentang dirinya sendiri yang berbeda dengan kelompok yang lain. (http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_kpdd_15.html&q=pengertian masyarakat ditinjau dari segi pendidikan) 13. Kelurahan adalah pembagian wilayah administrative di Indonesia di bawah kecamatan. (http://id.m.wikipedia.org/wiki/kelurahan)