Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction

dokumen-dokumen yang mirip
SIFAT-SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU KERUING - SENGON. Oleh : Lorentius Harsi Suryawan & F. Eddy Poerwodihardjo

KARAKTERISTIK MEKANIK KAYU KAMPER SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH RASIO BAMBU PETUNG DAN KAYU SENGON TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM LAMINASI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

Triaga Ria Sandi 1), Karyadi 2), dan Eko Setyawan 2) 1) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU LENTUR DAN TEKAN BATANG SANDWICH BAMBU PETUNG KAYU KELAPA

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)

BAB II TINJAIJAN PllSTAKA

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

INFO TEKNIK Volume 8 No. 1, Juli 2007 (15-18) PERILAKU GESER PADA PENGUJIAN KETEGUHAN LENTUR STATIK JENIS KAYU KELAS DUA

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

KAYU LAMINASI. Oleh : Yudi.K. Mowemba F

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M)

SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA KAYU BONGIN (Irvingia malayana Oliv) DARI DESA KARALI III KABUPATEN MURUNG RAYA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Kayu merupakan salah satu sumber alam yang bersifat dapat diperbarui.

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur Balok Laminasi Lengkung dari Kayu Jabon

(trees). Terdapat perbedaan pengertian antara pohon dan tanam-tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

KAJIAN SAMBUNGAN BALOK KAYU BANGKIRAI DENGAN CLAW NAIL PLATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu

Penyelidikan Kuat Tekan Komposit Polimer yang Diperkuat Serbuk Kayu Sebagai Bahan Baku Konstruksi Kapal Kayu

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BALOK BERSUSUN DARI KAYU LAPIS DENGAN MENGGUNAKAN PAKU SEBAGAI SHEAR CONNECTOR (EKSPERIMENTAL) TUGAS AKHIR

PENGARUH VARIASI BENTUK KOMBINASI SHEAR CONNECTOR TERHADAP PERILAKU LENTUR BALOK KOMPOSIT BETON-KAYU ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

IDENTIFIKASI KUAT ACUAN TERHADAP JENIS KAYU YANG DIPERDAGANGKAN DI KOTA KUPANG BERDASARKAN SNI 7973:2013

STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR

STUDI PENGARUH KONDISI KADAR AIR KAYU KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS ABSTRAK

PENGARUH LUAS TAMPANG DAN POSISI LAPISAN KAYU TERHADAP KEKUATAN BALOK LAMINASI

INVESTIGASI KOLOM DENGAN PENAMPANG BERLUBANG BERBASIS KAYU LOKAL Investigation of Short Hollow Column of Local Timber

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

ANALISA STRUKTUR GEDUNG 8 LANTAI DARI MATERIAL KAYU TERHADAP BEBAN GEMPA

II. TEGANGAN BAHAN KAYU

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

Kekuatan Tekan Sejajar Serat dan Tegak Lurus Serat Kayu Ulin (Eusideroxylon Zwageri)

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Tujuan Penelitian... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK KAYU BERDASARKAN PKKI 1961, SNI M DAN SNI M

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

Pengujian Non-destruktif Modulus Elastisitas (MoE) Kayu Penyusun Sambungan Join Balok-Kolom

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU TALI Pendahuluan

Metode pengujian lentur posisi tegak kayu dan bahan struktur. bangunan berbasis kayu

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

BAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke

Laboratorium Mekanika Rekayasa

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

SURAT KETERANGAN Nomor : '501K13.3.3rrU/2005

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

PERBANDINGAN KEKUATAN BUTT JOINT DAN SCARF JOINT PADA KAYU DENGAN ALAT SAMBUNG PEREKAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

Uji Keteguhan Rekat Resin Epoxy terhadap Kuat Geser Laminasi Kayu Akasia Mangium (Acacia Mangium) Haji Gussyafrl, Syafruddin, Fakhri, Eko Riawan

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN KOEFISIEN PASAK DAN TEGANGAN IZIN PADA PASAK CINCIN BERDASARKAN REVISI PKKI NI DENGAN CARA EXPERIMENTAL TUGAS AKHIR

PENGUJIAN SIFAT MEKANIS KAYU

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Nilai Rasio Antara Kekuatan Dan Berat Untuk Beberapa Jenis Konfigurasi Jembatan Rangka Kayu

KINERJA KOLOM KAYU HOLLOW LAMINASI PADA BERBAGAI VARIASI LUAS LUBANG Performance of Hollow Laminated Timber Columns at Various Opening Area

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal aintis Volume 13 Nomor 1, April 2013, 83-87 ISSN: 1410-7783 Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction Sri Hartati Dewi Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284 tati_shd@yahoo.com Abstrak Banyak terdapat kayu yang sudah tidak sesuai lagi dengan kelas kuatnya. Hal ini menyebabkan kayu yang ada tidak dipergunakan sesuai dengan kualitasnya. Sifat Mekanik dibutuhkan untuk optimal dan efisiensi kayu sebagai bahan baku untuk konstruksi. Pembuatan sampel ini mengacu pada standar ISO 3129-1975. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas tekan sejajar serat, kapasitas tarik sejajar serat dan kapasitas geser sejajar serat keruing adalah 43,63 MPa 143,27 MPa dan 9,46 MPa, sedangkan nilai lentur dan elastisitas kayu keruing adalah 97,814 MPa dan 10878,43 MPa. Berdasarkan nilai-nilai diatas kayu keruing dapat diklasifikasikan pada kelas kuat II. Jika mengacu pada SNI3 2002, kayu keruing dapat diklasifikasikan pada E26.Dengan ini, kayu keruing layak digunakan sebagai elemen struktur yang langsung memikul beban konstruksi. Kata Kunci : Karakteristik Mekanik, Keruing, Lentur, Kapasitas Abstract There are a lot of wood that is no relevant to the class.this causes the existing wood is not used in accordance with the quality. Mechanics characteristic is needed for optimal and efficiency of wood as structural member, so that it can be placed in order of construction.this Research following the method ISO 3129-197.Standard the research result showed that Parallel Compression Strength ( tk// ), Parallel Tension Strength ( // ), and shear strength ( // ) are 43,65 MPa, 143,27 MPa, and 9,46 M,Flexure strength capacity (MOR) is 97,81 MPa and flexure elasticity (MOE) is 10878,43 MPa. Flexure strength capacity (MOR) is 97,81 MPa and flexure elasticity (MOE) is 10878,43 MPa. Based on the above values, keruing can be classified in a strong class II. and E26 in classified with SNI3 2002 standard. Keruing can be used as a structural elementthat directly receives the load of construction. Keyword :mechanic characteristic, keruing, flexure, strength PENDAHULUAN Saat ini kayu yang beredar sudah tidak sesuai lagi dengan kelas kuatnya. Hal ini menyebabkan kayu yang ada tidak dipergunakan sesuai dengan kualitasnya, khususnya dalam aplikasi pada struktur bangunan tanpa mengabaikan syarat syarat konstruksi yang harus dipenuhi. Untuk itu sangat diperlukan data mengenai karakteristik kayu, terutama sifat mekaniknya sehingga dapat ditentukan dimana kontruksi itu dapat digunakan seefisien mungkin, baik dalam bentuk dan fungsinya.

J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 83-88 Kayu memiliki perbedaan kekuatan dan kekakuan bukan saja antar spesies, namun dalam spesies yang sama(blass dkk, 1995 dalam Fakhri, 2001). Perbedaan ini disebabkan antara lain asal/lokasi tempat tumbuh, letak kayu dalam satu batang, asal dan kondisi batang pohon, bentuk dan kondisi batang, kecepatan tumbuh pohon, pengaruh lingkungan dan perlakuan silvikultur, serta tindakan pemuliaan pohon (Kasmudjo, 2000). Selain itu iklim, kepadatan hutan, lokasi pengolahan kayu, kadar air, dan cacat kayu akan berpengaruh pada sifat fisika dan mekanika kayu yang dihasilkan (Somayaji, 1995). Tabel 1. Jenis beberapa Sifat Mekanika Kayu No Jenis Karakteristik Rumus a. Uji Kadar Air dan Kerapatan ( m1 m2) m w x100% w m V b. c. Uji Tekan Sejajar Serat dan Tegak Lurus Serat Tarik Sejajar Serat 2 Dengan w = Kadar air (%) m 1 = Berat benda uji sebelum dikeringkan (gr) m 2 = Berat benda uji setelah dikeringkan (gr) ρ w = Kerapatan (gr/cm 3 ) m w = Berat kayu (g) pada kadar air w v = volume ( cm 3 ) kayu pada kadar air Nmaks tk // atau tk A g Dengan t tk = Kuat tekan sejajar atau tegak lurus (MPa) A g = Luas irisan yang dikenai beban (mm 2 ) tr // P A maks g Dengan σ tr = Kuat tekan sejajar (MPa) A g = Luas irisan benda uji (mm 2 ) w w d. MOR (kapasitas lentur) dan MOE (modulus elastisitas kayu) 3 3 P L P.L MOR MOE 2 2 b h 48 I δ P = beban (N); L = panjang bentang balok (mm); a = jarak beban terhadap tumpuan balok (mm); E = modulus elastisitas (MPa) dan I = momen inersia (m 4 ) Pada umumya kekuatan dan kekerasan kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya. Adanya kandungan zat ekstraktif disamping ukuran sel kayu juga dapat mempengaruhi berat jenis kayu. Sifat mekanika kayu merupakan sifat-sifat kayu yang berhubungan dengan kemampuan kayu dalam menahan beban. Berdasarkan sifat ini dibuat kelas kuat kayu, dengan tetap mengingat bahwa kekuatan kayu untuk satu jenis kayu tidak selalu sama akibat faktor-faktor tersebut (Kasmudjo, 2001). Pada umumnya kekuatan dan kekerasan kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya (LPMB, 1961). Semakin besar berat jenisnya, maka semakin tinggi kekuatannya. 84

Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi (Sri Hartati Dewi) Nilai modulus elastisitas merupaka nukuran ketahanan kayu terhadap perpanjangan bila balok kayu mengalami tarik atau tekan selama pembebanan berlangsung dengan kecepatan pembebanan konstan.modulus elastisitas kayu sejajar serat dapat diperoleh dari pengujian kekuatan lengkung statik dengan mengukur lendutan (deflection) pada daerah pelengkungan pembebanan berlangsung. Dalam penelitian ini dibatasi khusus pada jenis kayu keruing. Nilai-nilainya akan menjadi dasar perhitungan struktur bangunan kayu, terutama untuk elemen tekan, elemen tarik dan lentur. Klasifikasi Kayu Keruing Kayu keruing mempunyai nama botanis Dipterocarpus famili Dipterocarpaceae, Kayu ini tergolong dalam kelas kuat I sampai II dengan berat jenis rata-rata 0,79, serta kelas awet III (LPMB, 1961). Kuat lentur kayu Keruing mencapai 98,97 Mpa dan kuat gesernya sebesar 9,78 Mpa (Fakhri, 2001). Menurut Martawijaya dkk (1981), besarnya penyusutan kayu keruing pada arah radial sebesar 2,8-4,7%, penyusutan arah tangensial sebesar 4,7-5,9%. Kayu keruing pada umumnya mudah direkat. Penggunaan kayu keruing cocok dipakai untuk konstruksi bangunan (balok, tiang, papan dan kerangka atap). Secara visual, kayu teras terlihat berwarna coklat-merah sampai coklat-kelabu, kayu gubal berwarna kuning atau coklat muda semu-semu kelabu dan mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras, tekstur kayu kasar sampai agak kasar dengan arah serat lurus dan kadang-kadang terpadu. Permukaan kayu agak licin, seringkali melengket. Kayu keruing mempunyai bau damar yang agak menyolok (Martawijaya dan Kartasujana, 1977). Identifikasi fisik kayu keruing dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat fisiknya, saluran getah, tekstur dan serat kayu (Kasmudjo, 2001). METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan ISO 1975 terhadap kayu Keruing, Jenis pengujian yang dilakukan berupa sifat fisik dan mekanik. Setiap pengujian terdiri dari tiga buah benda uji, dengan ukuran yang ditentukan ISO. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine (UTM) dengan memberikan beban secara perlahan hingga kayu mengalami keruntuhan pada beban maksimum. Mesin UTM yang dipergunakan adalah merk United model SFM-30 seri 989540, buatan USA, kapasitas 13 ton. 20 ±5 mm 60 mm 45 6 m 200 3 mm 20m Gambar 1.Beberapa Pengujian Karakteristik Kayu Keruing 85

J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 83-88 Gambar 2.Mesin UTM (Universal Testing Machine) HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Kayu keruing Dari hasil pengujian diperoleh kadar air kayu keruing sebesar 12,697%. Hal ini menunjukkan bahwa kayu yang ada dipasaran sudah bisa digunakan tanpa melakukan pengeringan terlebih dahulu. Kerapatan kayu keruing adalah 0,703. Hal ini masih memberi kemungkinan adany peningkatan kerapatan hingga mencapai 0,8 gr/cm 3 Kapasitas Tekan sejajar serat Berdasarkan Tabel 2, kapasitas tekan sejajar serat kayu keruing 43,63 MPa. Kuat tekan kayu keruing berkisar diantara 39 MPa sampai m 1 1 52 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa kayu keruing hanya dapat memikul beban yang rendah pada beban tekan sejajar serat. e da Tabel 2. Kapasitas tekan sejajar serat kayu keruing Ukuran Penampang (mm) an Maksimum Kuat Tekan Lebar nggi (Newton) il ta-rata // - 1 18,20,13 12985,881 6 // - 2 18,20,10 13230,898 6 // - 3 18,21,15 16974,752 6 3,63 Kapasitas Tarik sejajar serat Berdasarkan Tabel 3, kapasitas tarik sejajar kayu keruing sebesar 143,18 MPa., Harga keruntuhan tarik yang demikian setara dengan 3 kali besar kuat tekan, sehingga dapat dikatakan bahwa kayu keruing memiliki keruntuhan lentur yang baik. Dikarenakan keruntuhan lentur merupakan kombinasi dari tarik dan tekan pada serat kayu. Tabel 3. Kapasitas tarik sejajar serat kayu keruing e ran Penampang (mm) an Maksimum t Tarik da Uji ar ggi jang (Newton) sil a-rata // - 1 3 6,33 1962,368 50 // - 2 7 9,75 2552,034 12 // - 3 4 8,25 2566,618 93 3,18 86

Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi (Sri Hartati Dewi) Kapasitas Geser sejajar serat Kuat Geser sejajar serat untuk kayu keruing dilihat dari tabel 4 adalah 9,458MPa. Nilai ini setara dengan kurang dari 10% tegangan tarik sejajar, Hal ini berarti kayu keruing bersifat lemah terhadap beban geser. Tabel 4. Kapasitas geser kayu keruing No Kode Ukuran Penampang (mm) Beban Maksimum Kuat Geser Benda Uji Lebar Tinggi Panjang (Newton) Hasil Rata-rata 1 Gsr // - 1 20,86 21,95 33,33 4579,929 10,003 2 Gsr // - 2 20,75 21,76 30,75 3951,462 8,751 3 Gsr // - 3 20,97 21,71 30,25 4378,918 9,619 9,458 Kapasitas dan Elastisitas lentur kayu keruing Berdasarkan Tabel 5, maka kapasitas lentur (MOR) rata-rata kayu keruing sebesar 97,814 MPa dan nilai MOE sebesar 10878,43 MPa, menunjukkan bahwa kayu keruing tergolong dalam kayu structural seperti balok dan kolom, Tabel 5. Kapasitas lentur dan elastisitas kayu keruing No Ukuran Penampang (mm) Beban Maksimum MOR MOE Lebar Tinggi Panjang Newton MPa MPa 1 21,97 20,33 280 2011,302 93,030 11267,053 2 21,87 20,25 280 2213,627 103,670 10530,477 3 22,96 20,27 280 2172,925 96,742 10837,754 Rata-rata 97,814 10878,430 SIMPULAN Kapasitas tekan sejajar serat kayu keruing adalah 43,63 MPa, kapasitas tarik sejajar serat adalah 143,27 MPa, jauh lebih besar 5 kali dari tekan sejajar serat. Kapasitas geser sejajar serat keruing jauh lebih kecil yaitu 9,46 MPa, sedangkan nilai Lentur dan elastisitas kayu keruing adalah 97,814 MPa dan 10878,43 MPa. Berdasarkan nilai-nilai diatas kayu keruing dapat diklasifikasikan pada kelas kuat II. Jika mengacu pada SNI3 2002, kayu keruing dapat diklasifikasikan pada E26, meskipun jika ditinjau dari segi elastisitas bahan temasuk E11. Dengan ini, kayu keruing layak digunakan sebagai elemen struktur yang langsung memikul beban konstruksi. DAFTAR PUSTAKA ASCE. 1992. Annual Book of ASTM Standards Section 4, Phillaldelphia. Fakhri. 2001. Pengaruh Jumlah Kayu Pengisi Balok Komposit Kayu Keruing-Sengon Terhadap Kekuatan dan Kekakuan Balok Kayu Laminasi (Glulam Beams), Tesis S2, Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta (tidak diterbitkan). LPMB. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-15 PKKI-1961, Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. 87

J. Saintis, Vol.13. No.1, 2013: 83-88 Kasmudjo. 2001. Pengantar Teknologi Hasil Hutan, Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta. Martawijaya, A. dan I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-jenis Kayu Indonesia, Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor. Somayaji, S. 1995. Civil Engineering Materials, Prentice Hall, Englwood Cliffs, New Jersey. 88