BAB I PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wina Desi Fitriana Witarsa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan sebelum memasuki pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

2015 PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DAN KINERJA TUTORTERHADAP MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAK DI RA DRSETIABUDHI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN Ika Budi Maryatun, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iis Juati, 2013

2015 POLA ASUH PANTI ASUHAN AL-FIEN DALAM PENANAMAN KEMANDIRIAN ANAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak setiap anak atau remaja beruntung dalam menjalani hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Umi Rahayu Fitriyanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK USIA DINI DI TK NEGERI PEMBINA 2 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencangkup. kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang

2 Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah merupakan bagian dari keluarga yang secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mereka adalah milik seseorang atau keluarga serta diakui keberadaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. hingga perguruan tiggi termasuk di dalamnya studi akademis dan umum, program

BAB I PENDAHULUAN. keadaan bangsa mendatang tergantung dari usaha yang dilakukan bangsa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

Tabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Emi Marini,2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disebut usia emas (golden age). Oleh karena itu, kesempatan ini hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kepedulian sosial, mengamalkan ilmu pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengelolaan program dalam layanan pendidikan bisa terselenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua anak dilahirkan baik dan tidak berdosa. Setiap anak masing-masing memiliki keunikan dan istimewa. Anak-anak sangat membutuhkan orang tua untuk membuat mereka menjadi lebih baik. Mereka bergantung pada dukungan orang tua untuk tumbuh dan berkembang. Anak terlahir sebagai bagian dari masyarakat yang akan berinteraksi dengan orang dewasa, ataupun teman sebayanya. Anak merupakan anggota baru dari masyarakat. Mereka hidup sebagai anggota keluarga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat dan akan berintegrasi dengan masyarakat setempat yang selanjutnya menjadi sebuah sistem baru yang membuat suatu masyarakat menjadi dinamis dan bertambah secara kuantitas, hal tersebut mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus dalam sebuah masyarakat. Sebelum anak hidup dan berkembang di tengah masyarakat, anak akan terlebih dahulu mengenal kehidupan dalam lingkungan yang lebih kecil dari masyarakat yaitu keluarga. Kondisi keluarga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak karena kepribadian anak akan terbentuk sesuai dengan kebiasaan dan tradisi yang diajarkan keluarganya. Kondisi di atas akan lain halnya dengan anak yang tidak memiliki keluarga. Mereka yang tidak memiliki orang tua tidak akan memiliki rasa aman, nyaman, serta terlindungi layaknya anak yang memiliki orang tua. Maka di situlah Allia Arseni, 2012 Peran Pengasuh Panti Asuhan Dalam Mentimulasi Perkembangan Sosial Emosional Anak Usai 3-4 Tahun Di Panti Asuhan Bayi Sehat Bandung Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 negara berperan sebagai penyelenggara perlindungan bagi anak yang sudah tidak memiliki keluarga atau terlantar karena tidak diakui oleh keluarganya sendiri. Hal tersebut sudah tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 pasal 55 tentang Penyelenggaraan Perlindungan tercantum sebagai berikut: Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga. Melihat dari pasal di atas dapat diketahui bahwa pemerintah harus memberikan pemeliharaan dan perawatan terhadap anak terlantar mencakup berbagai aspek dalam kehidupannya yang salah satunya adalah aspek pendidikan. Sudjana (2004: 1) mengemukakan bahwa: Pendidikan Nasional, sebagai salah satu sistem dari supra sistem pembangunan nasional, memiliki tiga subtansi pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Ketiga jalur layanan pendidikan tersebut salah satunya berhak didapatkan oleh semua orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Pendidikan tidak hanya diselenggarakan di sekolah, tetapi dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga, ataupun di lingkungan masyarakat sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2004: 4) mengenai lingkup pendidikan formal, pendidikan nonformal dan informal yaitu: Pendidikan formal berpusat dilingkungan persekolahan, sejak jenjang sekolah dasar yang berkesinambungan sampai dengan perguruan tinggi. Adapun Pendidikan nonformal berpusat di lingkungan masyarakat dan lembaga, sedangkan pendidikan informal berpusat di keluarga. Melihat dari penjelasan di atas, pendidikan nonformal merupakan suatu program yang dekat dengan masyarsakat. Dimana mampu memberikan kontribusi

3 nyata bagi masyarakat, salah satunya melalui program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini dapat menjadi jawaban bagi penyelenggaraan pendidikan nonformal maupun informal bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang ada di setiap lingkungan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut identitas dan tanggung jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Keluarga yang bahagia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perkembangan anak. Sebagaimana dikemukakan Yusuf ( 2000: 38) bahwa: Fungsi keluarga adalah memberikan rasa memiliki, rasa aman, kasih sayang, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Dari pengertian fungsi keluarga tersebut dapat diketahui bahwa keluarga merupakan sumber kebahagiaan dan kenyamanan bagi anak. Berbeda halnya dengan anak yang tidak tidak memiliki keluarga. Mereka hidup tanpa perlindungan orang tua ataupun sanak saudara. Oleh karena itu negara melakukan upaya perlindungan bagi anak terlantar dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga sosial seperti panti asuhan yang didirikan oleh masyarakat dengan diawasi langsung oleh pemerintah dalam proses penyelenggaraannya. Sebagaimana menurut Pedoman Perlindungan Anak (Agnatasia, 2011: 1) mengemukakan bahwa: Panti Asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak. Selain pendapat di atas Santoso (Agnatasia, 2011: 1) mengemukakan bahwa panti asuhan:

4 Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga. Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua dalam mengasuh, menjaga dan memberikan bimbingan kepada anak agar anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat di kemudian hari. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa panti asuhan bukan hanya suatu lembaga untuk melindungi hak-hak anak akan tetapi juga berfungsi sebagai pengganti keluarga. Selain itu panti asuhan juga memberikan pelayanan dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah pengembangan pribadi, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat. Sesuai dengan definisi di atas, panti asuhan memberikan pelayanan pemeliharaan baik secara fisik, mental maupun sosial. Namun secara lebih lanjut, perkembangan anak asuh yang khususnya masih berusia dini menjadi perhatian khusus. Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah mengalami perkembangan dengan baik adalah memulai apa yang disebut dengan tugas-tugas perkembangan. Aqib (2011: 43) mengemukakan aspek-aspek perkembangan pada masing-masing kelompok manusia antara lain: Pengembangan moral dan nilainilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial emosional, dan pengembangan seni. Terkait dengan aspek-aspek perkembangan di atas, perkembangan emosi sangat erat hubungannya dengan perkembangan sosial, walaupun masing-masing ada kekhususannya. Mengenai perkembangan sosial, Yusuf (2000: 122)

5 mengungkapkan bahwa Proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap normanorma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Goleman (Agustin dkk, 2008: 24) merumuskan emosi sebagai: Sesuatu yang merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sesuai dengan definisi di atas dapat diketahui bahwa perkembangan sosial emosional merupakan perkembangan yang ditandai oleh kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan serta mampu membentuk konsep diri. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah, yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain, dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masingmasing dan dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga merupakan orang-orang yang paling berpengaruh dalam memberikan stimulasi dalam mendukung aspek perkembangan sosial emosional anak. Anak yang memiliki keluarga lengkap sedikitnya merasakan peran dan fungsi dari masing-masing unsur yang ada di keluarga, karena fungsi dasar keluarga adalah memberikan kasih sayang, memberikan motivasi belajar, dan mengembangkan hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Berbeda halnya dengan anak yang tinggal di panti asuhan. Perhatian dari pengasuh sebagai pengganti orang tua mungkin belum tercukupi sepenuhnya bagi perkembangan sosial emosional anak dikarenakan banyaknya

6 anak lain yang harus diperhatikan, oleh karena itu pengasuh harus memiliki pengetahuan dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak untuk menjalankan perannya sebagai pengganti orang tua yang dapat menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun. Maka dari permasalahan diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Peran Pengasuh Panti Asuhan Dalam Menstimulasi Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-4 Tahun Di Panti Asuhan Bayi Sehat. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Beberapa permasalahan pokok yang berhasil diidentifikasi berdasarkan temuan dilapangan adalah sebagai berikut: a. Masih kurangnya bimbingan bagi pengasuh dari panti asuhan karena dirasa sulit dalam melakukan pendekatan pada pengasuh, sehingga 33,4% dari jumlah pengasuh masih belum dapat menjalankan tugasnya secara maksimal. b. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Aqib, 2011: 98-99) kualifikasi akademik pengasuh PAUD yaitu: Memiliki kualifikasi akademik minimum sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat. Tetapi 22,3 % pengasuh di Panti Asuhan Bayi Sehat masih ada yang memiliki latar belakang pendidikan di bawah SMA.

7 c. Mayoritas dari semua jumlah pengasuh, 90% belum bisa bersosialisasi dengan masyarakat sekitar Panti Asuhan Bayi Sehat. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana peran pengasuh panti asuhan dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun? Berdasarkan perumusan masalah di atas, dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengetahuan pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun? 2. Bagaimana langkah-langkah pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak pada usia 3-4 tahun? 3. Bagaimana peran pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun?

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan mengenai pengetahuan pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun. 2. Mendeskripsikan langkah-langkah pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak pada usia 3-4 tahun yang ada di Panti Asuhan Bayi Sehat. 3. Mendeskripsikan mengenai peran pengasuh dalam menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan tentang cara menstimulasi perkembangan sosial emosional anak usia 3-4 tahun, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Penelitian ini merupakan pengembangan mengenai Pendidikan Anak Usia Dini. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam melakukan pengkajian lebih lanjut yang berhubungan dengan peran pengasuh Panti Asuhan dan cara menstimulasi perkembangan sosial emosional anak.

9 b. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan selanjutnya, penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan dibahas yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Manfaat Penelitian, BAB II KAJIAN PUSTAKA Berisi teori-teori yang mendukung penelitian tentang pengasuh, perkembangan sosial emosional anak, panti asuhan. BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang penjabaran mengenai metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian, termasuk komponen-komponennya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang pemaparan data hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi penelitian. DAFTAR PUSTAKA Berisi sumber-sumber data yang mendukung penelitian.