5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Optimisme Optimisme berasal dari akar kata optimis, dan imbuhan isme (paham, aliran). Optimis artinya sikap pandangan hidup yang dalam segala hal dipandang kebaikannya saja. Adapun isme berarti paham. Jadi, optimisme adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan disegala hal. (http://fitrianurrahmi.blogspot.com/2012/02/optimisme-dalam-perspektifislam.html) Dalam bahasa Arab, optimisme sering disebut At-Tafa ul. Dalam kamus Al Munawwir karya Ahmad Warson Munawwir (1997, 1029), kata At-Tafa ul diartikan sebagai pengharapan nasib baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimisme adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap yang selalu mempunyai harapan dalam segala hal. Dalam Random House Dictinary, sebagaimana dikutip oleh Lawrence E. Saphiro P.Hd, optimisme adalah kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari sisi dan kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang memuaskan. (Afra, 5
6 Afifah. 2006: 10) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya optimisme merupakan suatu sikap penuh dengan keyakinan yang tinggi dalam mengahadapi permasalahan kehidupan didunia ini, dan dimasa depan akan meraih kesuksesan yang telah dicita-citakan sebelumnya. Optimisme merupakan sebuah sikap yang akan mendorong seorang individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, meskipun seberat apapun problematika yang dihadapi namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan menjadikan seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem solving. B. Urgensi Optimisme Optimisme adalah ciri kehidupan orang beriman. Ia menjadi rahasia keberhasilan dibalik setiap perjuangan. Dari optimisme lahirlah keyakinan, dari keyakinan lahir kesadaran, dari kesadaran lahir amaliah, dan dari amaliah akan tercapai hasil-hasil. Maka, tanpa optimisme dapat dikatakan kita akan mencapai buah perjuangan. Kita harus meyakini bahwa Allah akan selalu memberikan hasil terbaik dalam usaha-usaha kita. Bila suatu saat terjadi kegagalan, atau mendapati kenyataan yang tidak sesuai harapan, jangan langsung memandangnya secara negativ. Bisa jadi Allah sengaja memilihkan untuk umatnya hasil terbaik,
7 meskipun umatnya sendiri belum memahaminya. Seiring waktu, manusiaa akan tahu bahwa hasil tersebut merupakan anugerah terbaik bagi manusia itu sendiri. (Hafiduddin, Didin. 2013: XXV) Optimis (at-tafa ul) merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap optimis, seseoarng akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah berfirman : Artinya: "Janganlah kamu bersifat lemah,dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS.Ali Imran: 139) Diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah yang mempunyai kesangggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupan itu menjadi kenyataan bilamana mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Manusia diciptakan dan diturunkan di muka bumi hanya untuk beriman kepada Allah SWT, salah satunya dapat ditunjukkan dengan sikap optimisme dalam menghadapi problematika kehidupan untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun maupun di akhirat. Allah SWT memang menghadirkan beragam peristiwa agar manusia mampu mengambil hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam setiap peristiwa tingkat keimanan seseorang semakin bertambah. Tentunya hal ini akan terwujud
8 bila manusia mempunyai benih kepercayaan akan kemudahan, kekuatan, dan pertolongan Allah SWT sebagai pengatur setiap peristiwa di alam ini. Seperti dalam firman Allah SWT : Artinya: Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah :6) Ayat tersebut seakan-akan menyalakan bahwa bila keadaan telah terlalu gawat, maka dengan sendirinya kita ingin keluar dengan selamat dari kegawatan tersebut dengan melalui segala jalan yang didapat ditempuh. Sambil bertawakal kepada Allah, maka dengan demikian tercapai kemenangan walau bagaimanapun hebatnya rintangan dan cobaan yang dihadapi. Seringkali sebuah permasalahan yang dialami manusia ternyata berasal dari dalam diri mereka sendiri. Yakni dari bagaimana mereka memikirkan atau berpersepsi terhadap diri sendiri dan objek-objek yang ada disekitar mereka. Sebaliknya, cikal bakal karakter pesimis adalah sikap berprasangka buruk atau berpikir negative (su uzan). Seringkali sebuah kehancuran itu ternyata berawal dari prasangka negatif kita terhadap sesuatu. Dalam al-qur an sendiri ditegaskan:
9 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka (kecurigaan), karena sebagian dari berprasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujuraat: 12) C. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca, yaitu antara lain: 1. Pengaruh Aktivitas Keagamaan Terhadap Sikap Optimisme Narapidana Muslim di Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto Tahun 2003. Dari penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi aktivitas keagamaan yang dilakukan oleh narapidana di Lapas Purwokerto, maka sikap optimis narapidana juga semakin kuat atau tinggi. 2. Pengaruh Pembelajaran Langsung Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika ditinjau dari Optimisme Siswa Kelas VII SMP N 1 Kembaran. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa, tidak ada pengaruh
10 optimisme terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika, sehingga siswa yang memiliki optimisme kuat tidak mendapatkan kemampuan pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki optimisme lemah. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan, yakni terletak pada: jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode penelitiannya. Dimana peneliti akan meneliti tentang Teknik Meningkatkan Optimisme Peserta Didik dalam Perspektif Islam, dengan jenis penelitian Library Reseach, menggunakan sumber data primer dan sekunder, dengan metode pengumpulan data dokumentasi, dan metode analisis data yang digunakan berupa deskriptif kualitatif.