Mikroba Penghasil Fitohormon

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pangan yang terus meningkat. Segala upaya untuk meningkatkan produksi selalu

BAB I PENDAHULUAN. Strain bakteri yang menguntungkan dalam meningkatkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kedelai menjadi tanaman terpenting ketiga setelah padi dan jagung

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

I. PENDAHULUAN. kesuburan tanah menurun cepat, pencemaran air dan tanah, bahaya residu

TEKNOLOGI BIOREMEDIASI LIMBAH MINYAK BUMI

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

LAPORAN PENELITIAN RESEARCH GRANT PROGRAM IMHERE

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan produksi

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi pertanian, khususnya dalam pengendalian penyakit tanaman di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Padang Bulan, Medan Abstract

Topik VI. METODE BIOTEKNOLOGI TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. bunga anggrek yang unik menjadi alasan bagi para penyuka tanaman ini. Di

Bersama ini kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan.

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays var. saccarata) adalah tanaman pangan yang kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak dapat diubah menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk. pertanian yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah.

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak dimanfaatkan secara luas. Hasilnya 15,5 miliar butir kelapa per tahun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

TINJAUAN PUSTAKA Pemanasan Global dan Pertanian Sawah

SKRIPSI ANALISIS KANDUNGAN FLAVONOID DAN ALKALOID PADA KALUS. TANAMAN POHPOHAN (Pilea trinervia W.) YANG DIINDUKSI DENGAN

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

BAHAN DAN METODE. Hrp -, IAA +, BPF Hrp -, IAA + + , BPF Hrp. , BPF Hrp -, IAA +, BPF + Hrp. , BPF Hrp. , BPF Hrp. Penambat Nitrogen Penambat Nitrogen

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis [Sorghum bicolor (L.) Moench.] merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Unsur Hara Tanaman untuk Tumbuh dan Berproduksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

Proceeding Seminar Nasional Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol.1 No.1 September 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah spesies jamur patogen tanaman telah mencapai lebih dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

Fiksasi Nitrogen tanah : proses pertukaran nitrogen udara menjadi nitrogen dalam tanah oleh mikroba tanah yang simbiotik maupun nonsimbiotik.

BIOMASSA TANAMAN KANGKUNG DAN PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP PERKEMBANGAN TUMBUHAN

KANDUNGAN HORMON IAA, SERAPAN HARA, DAN PERTUMBUHAN BEBERAPA TANAMAN BUDI DAYA SEBAGAI RESPON TERHADAP APLIKASI PUPUK BIOLOGI SIGIT TRI WIBOWO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanah sebagai media nutrisi dan media pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR RU-ITB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan tanah pertanian merupakan isu penting karena umumnya tidak

FORMULIR HASIL PENGUJIAN MUTU. Berdasarkan hasil uji mutu di laboratorium...

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah penduduk, sehingga bahan pangan yang tersedia harus

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. beragam jenis makroalga. Menurut Gupta & Abu-Ghannam (2011) makroalga dibagi

PENGARUH APLIKASI RHIZOBIUM INDIGEN TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI PADA ENTISOL DAN INCEPTISOL

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

Potensi Bakteri Penambat Nitrogen dan Penghasil Hormon IAA Dari Sampel Rhizosfer Paku Epifit Di Mulut Gua Anjani, Kawasan Karst Menoreh

: UNIVERSITAS ISLAM MALANG (UNISMA)

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk. atau Pimpinella alpine Molk.

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor penentu produksi. Selama ini untuk mendukung

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ISOLASI DAN SELEKSI BAKTERI PENGHASIL FITOHORMON SITOKININ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA. yang terjadi hampir sepanjang tahun. Keadaan hidro-topografi berupa genangan

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Bradyrhizobium japonicum Penambat Nitrogen

EKSPLORASI Pseudomonad fluorescens DARI PERAKARAN GULMA PUTRI MALU (Mimosa invisa)

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

Oleh : Erwin Maulana Farda Arifta Nanizza Lidwina Roumauli A.S Ramlah Hardiani

Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Biji Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. Area akar tanaman merupakan tempat berkembangbiak yang baik bagi

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

TEKNIK PRODUKSI KOMPOS. Bio-TRIBA BT1. (Bahan aktif, Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae)

Transkripsi:

ABSTRAK Mikroba Penghasil Fitohormon I Nyoman.P. Aryantha, Dian P. Lestari & Nurmi P. Dwi Dept. Biologi FMIPA ITB Jalan Ganesha 10 40132 Telah dilakukan penelitian awal mengenai potensi beberapa isolate mikroba tanah, rhizosfir dan nodul dalam menghasilkan hormon tumbuh untuk tanaman atau disebut fitohormon. Dari total 28 isolat yang diperiksa 14 isolat positif menghasilkan fitohormon kelompok sitokinin dan 10 isolat positif menghasilkan fitohormon kelompok auksin dengan metode pemeriksaan kualitatif KLT dan KCKT. Pendahuluan Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa beberapa kelompok mikroba mampu menghasilkan senyawa yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Sebagai contoh, bakteri Rhizobium yang terseleksi mampu menstimulasi pertumbuhan, baik pada tanaman Leguminoceae (tanaman kacangkacangan) maupun yang bukan Legumonoceae pada skala lapangan. Bakteri tersebut terbukti mampu memproduksi fitohormon yaitu sitokinin dan auksin (Hoflich,1995). Hasil penelitian lain menyebutkan bahwa Streptomyces griseoviridis juga mampu memprodukasi auksin yaitu IAA (indol-3-acetic acid) secara in vitro. Metabolit ini dapat berperan sebagai stimulator pertumbuhan tanaman, tetapi pada skala lapangan produksi IAA ini perlu dikaji lebih lanjut (Tuomi et al., 1940). Penelitian lain menyebutkan bahwa bakteri epifitik (hidup pada permukaan tanaman tertentu) dapat memproduksi fitohormon, IAA, dalam jumlah besar. Beberapa strain bakteri dari genus Azospirillum memiliki kemampuan phytostimulatory. Hal ini disebabkan karena bakteri tersebut mampu memproduksi fitohormon, yaitu IAA. Salah satu penelitian melaporkan bahwa Pseudomonas fluorescens mampu merangsang pertumbuhan akar jagung pada kondisi hidroponik dengan menghasilkan IAA. Spesies dari genus Pseudomonas lainnya yaitu Pseudomonas putida juga dilaporkan mampu mempercepat pertumbuhan tanaman. Khusus tentang penelitian yang berkaitan dengan usulan percepatan paten ini belum ada yang dipublikasikan. Namun demikian beberapa upaya pengkajian secara laboratorium telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Seleksi terhadap puluhan isolat mikroba lokal telah dilakukan di laboratorium untuk mengkaji potensinya dalam menghasilkan fitohormon. Pertanian modern sangat bergantung pada penggunaan bahan-bahan kimia diantaranya pupuk sintetis, fungisida dan pestisida. Bahan-bahan kimia tersebut baik disadari maupun tidak telah 1

mengakibatkan tekanan pada lingkungan. Kesadaran akan dampak negatif dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut, ditunjang dengan adanya perkembangan di bidang bioteknologi, telah mendorong berkembangnya produk-produk alternatif yang ramah lingkungan, termasuk di dalamnya produk mikroba penghasil senyawa yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (fitohormon). Di masa mendatang, industri-industri pertanian semakin dituntut untuk menggunakan sistem organik (hayati) dalam setiap aktivitasnya, sehingga produk mikroba penghasil hormon pertumbuhan tanaman yang ramah lingkungan memiliki peluang pasar yang menjanjikan. Tujuan Pengkajian potensi isolat-isolat bakteri lokal dalam menghasilkan fitohormon auksin dan sitokinin Metoda Dalam pengkajian potensi produksi fitohormon isolat-isolat hasil isolasi sebelumnya dilakukan dengan menggunakan metoda kromatografi lapis tipis (KLT) dan metoda kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kedua metoda ini dilakukan dengan membandingkan fitohormon hasil produksi isolat dengan senyawa fitohormon baku yang diperoleh secara komersial. Untuk memperoleh formula substrat yang dapat dipakai untuk memproduksi fitohormon skala besar, dilakukan dengan menumbuhkan isolat-isolat terpilih dalam medium yang mengandung bahan-bahan dasar berupa molase, urea, mineral dan ekstrak toge. Hasil penumbuhan isolat terpilih dalam formula substrat tersebut kembali diuji kadar hormonnya dengan kedua metoda di atas. Terakhir dari penelitian ini, dilakukan pengujian dosis hormon hasil produksi terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau dalam botol. 2

Hasil Gambar 1. Beberapa isolat bakteri yang mampu menghasilkan fitohormon (bercak berwarna biru) dengan metoda KLT Hasil pengkajian potensi isolat-isolat bakteri dalam menghasilkan fitohormon terbukti positif untuk beberapa isolate. Gambar 1 menunjukkan hasil beberapa isolat yang positif menghasilkan fitohormon kinetin dengan metode uji KLT tampak bercak berwarna biru pada lempeng silica yang mendaakan adanya hormone kinetin. Hasil pengujian dengan metode KCKT (Gambar 3) juga menunjukkan hasil yang positif terhadap terbentuknya kinetin. Sementara produksi fitohormon IAA dengan metoda KCKT juga menunjukkan hasil positif untuk beberapa isolat seperti tampak dalam Gambar 2. Rangkuman hasil produksi fitohormon dari isolat-isolat yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 1. Tampak hampir separoh dari isolate yang diuji mampu menghasilkan hormon kinetin sedangkan 10 dari 28 isolat menghasilkan IAA. 3

Gambar 2. Hasil uji potensi isolat bakteri yang mampu menghasilkan hormone IAA dengan metoda KCKT 4

Gambar 3. Hasil uji potensi isolat bakteri yang mampu menghasilkan hormone Kinetin dengan metoda KCKT 5

Table 1 Rangkuman hasil uji kemampuan memproduksi hormon dari beberapa isolat bakteri indigen No Isolat Sitokinin Auxin 1. A1 - + 2. A3 - + 3. A4 - - 4. C1 - - 5. C2 - - 6. D1 - - 7. D2 - + 8. D3 + + 9. I1 + + 10. I2 - - 11. J1 - - 12. J2 - - 13. K1 + + 14. K2 + + 15. K3 + + 16. K4 + + 17. K5 + + 18. L1-2N + - 19. L4-1N + - 20. L4-2N + - 21. L6N - - 22. L7N + - 23. L8N + - 24. L9N + - 25. O1 - - 26. P1 - - 27. P2 - - 28. TnN + - Kesimpulan 1. Sebanyak 10 isolat bakteri lokal berpotensi menghasilkan auksin dan 14 isolat penghasil sitokinin 2. Fitohormon yang dihasilkan dengan dosis tertentu dari isolat terpilih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan panjang dan perakaran kecambah 6