BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) INSAN MADANI METRO. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA

BUPATI CIAMIS PROVISI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF Dl KABUPATEN CIAMIS

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti siswa normal. Siswa SLB

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kekurangan. Semua anak manusia tidak

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Umum Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kota Metro

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

BAB I PENDAHULUAN. serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. 1 SLB Golongan A di Jimbaran. 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, wawasan, keterampilan tertentu pada individu-individu.

BAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA PAREPARE

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 179 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang

TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan masa yang akan datang, tantangan seperti bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia yang siap bersaing dalam menghadapi pasar bebas yang belakangan ini menjadi isu nasional yang juga berdampak pada terbukanya kesempatan tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia. Kita akan banyak melihat tenaga kerja asing yang akan bekerja di Indonesia dan akan menjadi kompetitor bagi tanaga kerja asli dari Indonesia sendiri. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagaimana pemerintah mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga bisa menjadi tuan di negerinya sendiri dan mampu memenangkan persaingan dari Negara lain. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara sungguh- sungguh dan terencana. Perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik pula jika diimplementasikan secara benar dan di evaluasi. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi harus melalui tahapan-tahapan yang jelas dan dimulai sejak dini. Penyelenggaraan pendidikan yang baik juga sangat berkaitan dengan output pendidikan itu sendiri. Artinya sumber daya manusia yang berkualitas.

2 Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar, karena itu melalui World Education Forum di Dakkar tahun 2000 yang mendeklarasikan pentingnya pendidikan untuk semua (Education for all). Salah satu keputusan yang sangat penting dalam deklarasi tersebut adalah menyangkut tujuan pendidikan yakni perluasan dan peningkatan pendidikan anak-anak secara menyeluruh terutama bagi mereka yang kurang beruntung yaitu anak berkebutuhan khusus. Lembaga pendidikan diharapkan mampu bersama- sama pemerintah mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa ini terkait dengan kurangnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berkepribadian luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan dua cara yaitu jalur pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Kota Metro sebagai kota yang memiliki visi pendidikan unggul dan masyarakat sejahtera dan sebagai kota pendidikan belakang ini sudah menerapkan pendidikan inklusif pada tanggal 16 desember 2012. Dengan demikian sekolahsekolah di kota Metro hendaknya menjunjung tinggi Education for all sebagai wujud kesamaan kesempatan dalam pendidikan termasuk bagi mereka yang kurang beruntung (berkebutuhan khusus). Berdasarkan data sekolah di kota Metro terdapat tiga Sekolah Luar Biasa (SLB), yaitu SLB Negeri Metro, SLB Insan

3 Madani Metro, dan SLB Wiyata Darma serta sekolah yang menerapkan pendidikan inklusif. SLB-Insan Madani Metro sangat memperhatikan mereka yang memiliki kebutuhan khusus dan masyarakat. Meskipun di kota Metro sudah banyak berdiri sekolah bagi mereka yang berkebutuhan khusus tetapi SLB Insan Madani Metro tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat karena satu-satunya SLB di Provinsi Lampung yang memberikan layanan bagi anak dengan ketunaan autis. Meningkatnya penyandang autis dan mereka yang berkebutuhan khusus lainnya merupakan dasar didirikan Yayasan Insan Madani Metro (YIMM) untuk melayani masyarakat yang memerlukan maka didirikan SLB Insan Madani Metro. SLB Insan Madani Metro berdiri pada tanggal 25 Juli 2011 dan mendapat izin pendirian dari Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kota Metro pada tanggal 11 Desember 2011. SLB Insan Madani Metro memiliki visi Insan Berakhlak Mulia, Cerdas dan Mandiri. SLB Insan Madani Metro berlokasi di Jl. Soekarno Hatta Ganjar Agung, Metro Barat, Kota Metro, Provinsi Lampung. SLB-Insan Madani Metro dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari sangat memerlukan manajemen sekolah baik dari manajemen peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, keuangan, humas, dan manajemen khusus. Kualitas harus diutamakan dalam memberikan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. SLB Insan Madani Metro secara pengalaman dalam memberikan layanan bagi peserta didik memang tergolong masih baru karena sekolah ini baru berusia sekitar 4 tahun. SLB Insan Madani Metro masih memerlukan perbaikan terus menerus di bidang manajemen sekolah terutama manajemen sumber daya manusia. Oleh karena itu manajemen SDM yang baik

4 dibutuhkan sekali untuk membantu mencapai tujuan SLB Insan Madani Metro secara efektif dan efisien. Pembelajaran di SLB-Insan Madani Metro berbeda dengan SLB lain yang ada di kota Metro bahkan Provinsi Lampung karena rasio 1:1 antara tenaga pendidik dan peserta didik dimana satu pendidik hanya mengajar satu peserta didik untuk SD dan SMP dan rasio 1:2 untuk TK serta SLB Insan Madani Metro merupakan School and therapy sedangkan sekolah luar biasa yang lain belum menerapkannya. Selain itu peserta didik di SLB Insan Madani Metro merupakan peserta didik dengan ketunaan yang tergolong lebih sulit ditangani seperti autis yang memiliki tantrum atau kebiasaan mengamuk dan tunagrahita yang secara klasifikasi tergolong tunagrahita berat dan merupakan satu-satunya SLB di Provinsi Lampung yang memberikan layanan bagi anak dengan gangguan autis. Peserta didik ini biasanya tidak diterima jika bersekolah di SLB sekalipun. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa dalam memberikan layanan pendidikan maka sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya cukup berbeda baik dari kemampuan maupun tenaga kependidikan khusus lain seperti psikolog, terapis dan ahli gizi, dokter dan pakar pendidikan. Dari pemaparan di atas peneliti melihat bagaimana manajemen SDM di SLB Insan Madani Metro yang berdampak langsung pada proses pemberian layanan kepada peserta didik yang ada di sekolah. Sekolah ini mulai beroperasi pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah peserta didik 12 orang serta 3 tenaga pendidik. Ruang belajar 5 kelas 2 staff tata usaha, ruang guru dan kepala sekolah. SLB ini sejak tahun pelajaran 2013/2014. sudah berkembang dalam melayani pendidikan, sehingga ada tingkatan persiapan

5 (TKLB), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB). Tenaga pendidik yang ada di SLB Insan Madani Metro berjumlah 14 orang, Kepala Sekolah 1 orang, Wakil Kepala sekolah 1 orang, tenaga Tata Usaha 3 orang, tenaga kebersihan 2 orang, tenaga terapis 2 orang, tenaga psikolog 3 orang, ahli gizi 1 orang, dokter umum 1 orang, dokter gigi 1 orang, penjaga malam 1 orang, cleaning service 1 orang, sopir 1 orang. Selain itu peserta didik yang ada di SLB berjumlah 11 orang untuk tingkatan TKLB, 10 orang untuk tingkatan SDLB, dan 1 orang untuk SMPLB. Berbagai karakteristik penyelenggaraan pendidikan di SLB-Insan Madani Metro dan manajemen sumber daya manusia yang ada seperti adanya tenaga khusus terapis, psikolog, dokter, ahli gizi dan pakar pendidikan serta sistem pembelajaran yang menyatukan antara belajar dan terapi dengan rasio antara pendidik dan peserta didik 1:1 membuat peneliti tertarik memilih setting penelitian di SLB- Insan Madani Metro untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan berkenaan dengan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. Beranjak dari hal itu peneliti memberi judul Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia SLB- Insan Madani Metro. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian adalah implementasi manajemen sumber daya manusia sekolah luar biasa Insan Madani Metro dengan subfokus sebagai berikut:

6 1.2.1 Perencanaan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.2.2 Pengorganisasian sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.2.3 Penggerakan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.2.4 Pengawasan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka pertanyaan penelitian berkaitan dengan implementasi manajemen sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro.adalah sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana perencanaan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro? 1.3.2 Bagaimana pengorganisasian sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro? 1.3.3 Bagaimana penggerakan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro? 1.3.4 Bagaimana pengawasan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan: 1.4.1 Perencanaan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.4.2 Pengorganisasian sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro.

7 1.4.3 Penggerakan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro. 1.4.4 Pengawasan sumber daya manusia di SLB Insan Madani Metro 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Secara Teoritis Secara teoritis, peneliti bermaksud menjadikan penelitian ini berguna untuk: 1.5.1.1 Memperkaya teori-teori manajemen sumber daya manusia dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas pendidikan terutama pendidikan khusus bagi ABK sesuai dengan standar nasional pendidikan. 1.5.1.2 Memperkaya khasanah keilmuan manajemen pendidikan 1.5.2 Kegunanaan Secara Praktis Secara praktis, peneliti bermaksud menjadikan penelitian ini berguna bagi: 1.5.2.1 Pendidik dan tenaga kependidikan untuk dijadikan sebagai pengetahuan baru mengenai manajemen sumber daya manusia sehingga membantu upaya peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah 1.5.2.2 Sekolah untuk dijadikan sebagai bahan masukan bagi pengelola pendidikan khusus dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan mutu 1.5.2.3 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Metro untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengelola sumber daya manusia sekolah sehingga mutu layanan pendidikan khusus di Kota Metro dijaga dan ditingkatkan.

8 1.6 Definisi Istilah Untuk memberikan kejelasan pengertian yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan beberapa pengertian istilah yang terkandung dalam kalimat judul penelitian. Berikut beberapa istilah yang digunakan: 1.6.1 Implementasi manajemen sumber daya manusia adalah segenap proses penataan berkenaan dengan pemerolehan dan menggunakan tenaga kerja untuk dan di sekolah dengan efisien demi tercapainya tujuan sekolah yang sudah ditentukan. 1.6.2 Sekolah Luar Biasa Insan Madani adalah salah satu sekolah swasta yang menyediakan layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang ada di Metro. 1.6.3 Perencanaan manajemen sumber daya manusia merupakan proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian dan pengontrolan yang menjamin lembaga memiliki kesesuaian jumlah sumber daya manusia, penempatan secara benar, waktu yang tepat secara ekonomis dan lebih bermanfaat. 1.6.4 Pengorganisasian SDM sebagai proses membagi kerja ke dalam tugastugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

9 1.6.5 Penggerakan manajemen SDM adalah mengarahkan semua bawahan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan. 1.6.6 Pengawasan manajemen sumber daya manusia adalah upaya untuk mengawasi dan merupakan penelitian sistemik tentang kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari manajemen sumber daya manusia yang diterapkan.