SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN FAKFAK DELTIKA SARI WOWOR E

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III METODE PENELITIAN. valid dalam penelitian haruslah berlandaskan keilmuan yaitu rasional, empiris

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit dengan harapan sebelum pasien

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang sering terlupakan namun sebenarnya sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fasilitas kesehatan tersebut dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

KUESIONER PENELITIAN TESIS KUALITAS PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN DI KECAMATAN PERBAUNGAN. Nama Responden : (*boleh tidak diisi) Umur : Alamat : Rp...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi siswa/i SMU yang baru saja lulus, melanjutkan pendidikan ke

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, berupaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta memberikan kepuasan bagi pasien selaku pengguna jasa kesehatan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

Perbandingan Kualitas Pelayanan Publik Pada Puskesmas Ungaran dan. Puskesmas Leyangan di Kabupaten Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. jasa atau pelayanan yang mereka jual. Dahulu kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kurniawan dalam Sinambela (2006:5), pelayanan publik adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, maka. yang diberikan bagian Klinik Anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan


PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Semakin terbukanya akses informasi termasuk di bidang kesehatan dan kedokteran

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : TRI LESTARI J

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada Era Otonomi Daerah dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari (Noor, 2001). World Health Organization (WHO)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan karena kesehatan dinilai sangat berharga dan mahal. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan kualitasnya, seperti yang tercantum dalam Undang -

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

1.1.2 Logo perusahaan Berikut ini adalah logo dari rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung Beserta penjelasannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

Transkripsi:

SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN FAKFAK DELTIKA SARI WOWOR E211 13 037 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kualitas pelayanan merupakan kunci utama bagi seluruh perusahaan atau instansi dalam mencapai tujuan organisasi serta menjamin kelangsungan hidup organisasi tersebut. Jika pelayanan tidak bisa mencapai kepuasan publik, maka akan merusak citra perusahaan atau instansi itu sendiri. Pelayanan publik itu sendiri menjadi isu kebijakan yang strategis karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan ditempat sedangkan implikasinya sangatlah luas dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain-lain. Dalam kehidupan ekonomi, perbaikan pelayanan publik akan bisa memperbaiki iklim investasi. Dan dalam kehidupan politik pelayanan publik berimplikasi luas dalam memperbaiki tingkat kepercayaan msyarakat terhadap pemerintah. Sementara itu dalam sosial budaya, pelayanan publik yang buruk dapat mengakibatkan terganggunya psikologi masyarakat yang teridentifikasi dari berkurangnya rasah saling menghargai dikalangan masyarakat, timbulnya saling curiga, meningkatnya sifat eksklusifisme yang berlebihan, yang pada akhirnya menimbulkan ketidak pedulian masyarakat terhadap pemerintah maupun terhadap sesama. (sinambela : 2007) Hal ini menggambarkan seberapa pentingnya kualitas pelayanan publik untuk menjadi perhatian pemerintah saat ini, agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ditetapkannya undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Fakfak termasuk ke dalam Rumah Sakit Umum (RSU) yaitu rumah sakit milik pemerintah yang bergerak dalam pemberian jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan berbagai penyakit. RSUD Kabupaten Fakfak adalah rumah sakit negeri kelas C yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan bagi pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas, balai pengobatan, rumah bersalin dan praktek dokter dalam wilayah kabupaten fak-fak dengan jumlah dokter kini 7 dokter spesialis, 12 dokter umum dan 1 dokter gigi dan 102 perawat serta 13 orang kebidanan dan 7 orang pegawai khusus farmasi, 5 orang ahli gizi, dan 3 orang khusus kesehatan masyarakat. (http://www.rumahsakit.findthebest.co.id/i/1649/rsu-fak-fak) Salah satu fasilitas yang ditawarkan di RSUD Fakfak ini adalah adanya fasilitas rawat inap bagi pasien yang hendak berobat maupun pasien rujukan, sehingga dengan adanya fasilitas ini dapat membantu para pasien untuk melakukan pengontrolan terhadap penyakit yang diderita. Dengan adanya fasilitas pelayanan rawat inap di RSUD Fakfak, maka pihak Rumah Sakit harus dapat mementingkan dan mengedepankan kualitas pelayanan jasa yang diberikan karena, citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pada pandang atau persepsi konsumen. Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, karena apabila pelayanan yang diterima atau di rasahkan sesuai dengan yang di harapkan maka kualitas pelayanan di persepsikan baik dan memuaskan, sehingga melalui kepuasan pelanggan akan merekomendasikan kepada orang lain (Tjiptono, 2004:61)

Pemenuhan kualitas akan baik apabila sejalan dengan standar pelayanan yang di tetapkan yaitu pada PERKEMENKES RI/Nomor129/Menkes/SK/II/2008 yang mengatur tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dan dengan di tetapkannya Perda No.33 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, dimana pada undang-undang tersebut mengatur tentang retribusi pelayanan kesehatan yang di berikan RSUD bagi pengguna jasa pelayanan kesehatan. Dengan adanya perda ini maka jelas menjadi kewajiban pihak rumah sakit dan menjadi harapan masyarakat/pelanggan agar pihak RSU memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien dalam hal ini masyarakat kabupaten fakfak sehingga sesuai dengan retribusi yang di tetapkan. Tingkat kepuasan masyarakat dapat diukur dengan membandingkan antara harapan masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diinginkan dengan kenyataan yang diterima atau dirasakannya. Untuk menciptakan kepuasan yang maksimal, pihak penyelenggara pelayanan perlu mengetahui dimensi-dimensi apa saja yang diharapkan oleh setiap customer, serta menilai kebijakan pelayanan apa saja yang telah dilaksanakan. Menurut Tjiptono (2008:28) yang mengatakan bahwa harapan atau ekspektasi pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan apa yang akan diterimanya bila ia membeli atau menggunakan suatu produk barang/jasa. Harapan dibentuk oleh pengalaman masa lampaunya, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan iklan perusahaan jasa. Setelah menerima jasa, mereka akan membandingkan jasa yang dialaminya dengan jasa yang diharapkan dan jika jasa yang dialami tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka pelanggan tidak berminat lagi pada penyedia jasa tersebut. Sebaliknya, jika jasa tersebut melebihi dari harapan pelanggan, maka mereka akan loyal pada penyedia jasa tersebut.

Namun hingga saat ini masih terdapat banyak masalah dalam pelayanan yang diberikan RSUD Fakfak, masi banyak kekurangan sekali tenaga medis seperti dokter ahli dan spesialis, fasilitas, bahkan kondisi gedung RSUD masi morat marit. Selain itu adapun beberapa keluhan yang diterima oleh pihak rumah sakit menyangkut pelayanan kesehatan yang di terima terlebih khusus mengenai pelayanan rawat inap yang belum maksimal yang disebabkan oleh kurang profesionalitas perawat dan ahli medis lainnya dalam memberikan pelayanan yang dianggap lamban dan juga kebersihan lingkungan rumah sakit terutama Toilet pada ruang rawat inap yang menuai kritik dari pasien maupun pengunjung yang menggambarkan ketidakpuasan masyarakat/pasien terhadap pelayanan di RSUD Kabupaten Fakfak. Berdasarkan dari latar belakang di ataslah yang mendorong penulis mengangkat bahasan penelitian dengan judul: Kualitas Pelayanan Rawat Inap di RSUD Kabupaten Fakfak I.2. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang akan penulis uraikan dalam penelitian ini adalah Bagaimana kualitas pelayanan rawat inap di RSUD Kabupaten Fakfak? I.3. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian dari rumusan masalah di atas yaitu untuk mengetahui kualitas pelayanan rawat inap di RSUD Fakfak I.4. MANFAAT PENELITIAN A. Secara akademis

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan media informasi khususnya untuk administrator agar dapat menciptakan pelayanan publik yang berkualitas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjadi sumbangan data empiris bagi pembangunan ilmu pengetahuan terutama bidang ilmu administrasi publik. B. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/evaluasi, khususnya di RSUD Fakfak dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik.

BAB III METODE PENELITIAN III.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan bersifat Deskriptif yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan penulisuntuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka mengetahui dan memahami sejauh mana kualitas pelayanan rawat inap di RSUD Fakfak dapat memenuhi harapan masyarakat. III.2. Tipe dan Dasar Penelitian Tipe yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tipe penelitian Deskriptif kualitatif, yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang dilakukan. Dasar penelitiannya adalah wawancara kepada narasumber/informan yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang berhubungan dengan rumusan masalah. III.3. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian yaitu di RSUD Kabupaten Fakfak di Jln.Jendral Sudirman Wagom Fakfak, Kec.Fakfak, Kab.Fakfak, Papua Barat. Mengingat RSUD adalah instansi milik pemerintah yang melayani masyarakat dibidang kesehatan, dan juga sering terdapat keluhan pelanggan Rumah Sakit sehingga dapat menimbulkan kesenjangan. III.4. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber, atau informan yang dianggap sangat

berpotensi dalam memberikan data yang relevan dan sebenarnya di lapangan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari litelature dan dokumen serta data yang diambil dari suatu organisasi atau perusahaan dengan permasalahan di lapangan terdapat pada lokasi penelitian berupa bahan bacaan, bahan pustaka, dan laporan-laporan penelitian. III.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu : 1. Wawancara Wawancara yakni kegiatan Tanya jawab lisan antara dua (2) orang atau lebih secara langsung. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data guna kelengkapan data-data yang diperoleh sebelumnya. 2. Observasi Observasi yakni pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Kegiatan terhadap objek penelitian ini untuk memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang diteliti terkait dengan kualitas pelayanan rawat inap terhadap pelanggan/pasien RSUD Kabupaten Fakfak. 3. Dokumentasi Telaah dokumen yaitu mengkaji dokumen-dokumen berupa buku referensi maupun peraturan atau pasal yang berhubungan dengan penelitian ini

guna melengkapi materi-materi yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan III.6. Narasumber atau Informan Narasumber atau informan merupakan orang-orang yang berpotensi untuk memberikan informasi tentang bagaimana kualitas pelayanan rawat inap di RSUD Kabupaten Fakfak. Informan dalam penelitian yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap di RSUD Kabupaten Fakfak adalah pihak Rumah Sakit dan pihak pelanggan/pasien yang sudah pernah menerima maupun sedang menerima jasa pelayanan rawat inap di RSUD Kabupaten Fakfak III.7. Unit Analisa Unit analisa dalam penelitian ini adalah rumah sakit milik pemerintah yakni RSUD Kabupaten Fakfak dimana berfokus kepada kualitas pelayanan rawat inap terhadap pelanggan/pasien. III.8. Fokus penelitian Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka penulis akan memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian terhadap penulisan karya ilmiah ini. 1. RSUD adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Fakfak 2. Kualitas pelayanan pelayanan berdasarkan teori conseptual model of service quality (SERVQUAL) oleh Parasuraman, dkk. Yang dilihat dari beberapa indikator yaitu :

f. Bukti langsung (Tangibles) : meliputi tampilan fisik, perlengkapan, penampilan karyawan, dan peralatan komunikasi g. Kehandalan (Reliability) : meliputi kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, seperti kemampuan dalam menepati janji, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan meminimumkan masalah h. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu sebagai sikap tanggap, mau mendengar dan merespon pelanggan dalam upaya memuaskan pelanggan i. Jaminan (Assurance) yaitu kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan melalui pengetahuan, kesopanan, serta menghargai perasaan pelanggan j. Empati (Empathy) yaitu kemampuan atau kesediaan karyawan memberikan perhatian yang bersifat pribadi, seperti bersikap ramah, memahami kebutuhan dan peduli kepada pelanggannya. 3. Pelanggan adalah setiap orang yang menggunakan jasa/pasien RSUD Kabupaten Fakfak yang menerima layanan rawat inap. III.9. Teknik Analisi Data Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam melakukan analisi data peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman yang terdiri dari beberapa tahapan antara lain:

1. Pengumpulan informasi melalui wawancara terhadap key informan yang compatible terhadap penelitian kemudian observasi langsung kelapangan untuk menunjang penelitian yang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan. 2. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, informasi data ksar yang muncul dari catatan-catatan dilapangan selama meneliti. Tujuan diadakan transkip data untuk memilih informasi yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat peneliti dilapangan. 3. Penyajian data (data display) yaitu kegiatan sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif, grafik jaringan, table dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dengan table ataupun uraian penjelasan. 4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi, yang mencari arti pola-pola penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat atau proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan menggunakan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatancatatan dilapangan sehingga data-data dapat diuji validitasnya.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui kualitas pelayanan rawat inap di RSUD Kabupaten Fakfak dapat diukur dari tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan pihak penyelenggara pelayanan, karena pasien sebagai unsur terpenting dalam proses pelayanan yaitu sebagai subyek yang akan memaknai atau merasahkan layanan jasa yang diterima. Jika jasa yang diterima atau dirasahkan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Untuk mewujudkan pemberian pelayanan yang baik dan berkualitas dengan memenuhi harapan pasien diperlukan adanya tanggung jawab seorang pelayan publik dalam hal ini RSUD Fakfak dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta kebijakan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan ruang rawat inap di RSUD Fakfak adalah dilihat dari 5 (lima) indikator menurut Parasuraman, Berry dan Zethaml : 1. Bukti Langsung (Tangible), yaitu : sebagai mutu pelayanan yang berupa wujud/tampilan meliputi fisik, perlengkapan, penampilan karyawan, dan peralatan komunikasi. 2. Kehandalan (Reliability), yaitu : Kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, seperti kemampuan dalam menepati janji, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan untuk meminimumkan kesalahan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu : sebagai sikap tanggap, mau mendengarkan dan merespon pelanggan dalam upaya memuaskan pelanggan, misalnya : mampu memberikan informasi secara benar dan tepat, tidak menunjukan sikap sok sibukd an mampu memberikan pertolongan dengan segera. 4. Jaminan (Assurance), yaitu : kemampuan karyawan dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan melalui pengetahuan, kesopanan serta menghargai perasaan pelanggan 5. Empati (Emphaty), yaitu : kemampuan atau kesediaan karyawan memberikan perhatian yang bersifat pribadi, seperti bersikap ramah, memahami kebutuhan dan peduli kepada pelanggannya V.1. Bukti Langsung (Tangible) Dalam pelayanan kesehatan sangatlah penting adanya tangible (bukti langsung) berupa sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak rumah sakit umum daerah Fakfak, sehingga setiap pasien merasah nyaman. Tangible terkait dengan fasilitas rumah sakit, sebagai penunjang kenyamanan pasien rawat inap atau penerima jasa layanan di RSUD Fakfak meliputi beberapa hal yaitu ; Kelengkapan fasilitas dalam ruangan, kelengkapan sarana telekomunikasi, ketersediaan tempat duduk yang nyaman dan luas, penampilan pegawai/perawat seharusnya bersih dan rapi, serta kelengkapan tempat informasi mengenai alur pelayanan. Tangible merupakan bukti nyata dari pelayanan yang ada di Rumah Sakit, mengenai fasilitas yang mencukupi untuk memberikan yang terbaik kepada pasien agar pasien puas dengan apa yang didapatkan. Dalam hal ini, tangibles

merupakan satu dimensi kualitas pelayanan yang dapat dinilai langsung oleh pasien, seperti yang terungkap dalam wawancara peneliti bersama keluarga pasien ruang wanita,ibu Y menyatakan kekurangan rumah sakit ini yang perlu di perbaiki itu air di toilet kadang-kadang tidak mengalir, jadi toilet itu kotor dan harus sering dibersihkan (wawancara pada tanggal 27 januari 20017) Hal yang sama di sampaikan oleh pasien rawat inap di ruang pria bpk.j yang menyatakan harapannya terhadap pelayanan Rumah Sakit saya berharap pelayanan yang cepat dan ramah, selain itu fasilitas yang baik seperti toilet itu harus selalu dibersihkan dan air juga kadang mengalir (wawancara pada tanggal 28 januari 2017) Selain masalah kebersihan toilet dan ketersediaan air bersih yang menjadi keluhan pasien di ruangan rawat inap wanita dan pria ini, adapun keluhan lain yang di sampaikan pasien rawat inap ruang VIP, disampaikan bapak A sebagai keluarga pasien bahwa: saya pernah protes perawat karena pas masuk pertama kali di sini, tidak ada gorden, saya tanya perawat jawab gorden masi di laundry jadi saya bilang memangnya gorden di rumah sakit ini Cuma satu, itu harusnya diperhatikan rumah sakit apalagi diruangan vip masa fasilitas tidak lengkap bagaimana (wawancara pada tanggal 30 januari 2017) Tangible atau bentuk fisik fasilitas rumah sakit menjadi penilaian langsung pasien terhadap kualitas pelayanan yang baik dan nyaman bagi pasien, selain itu adanya fasilitas penunjang pelayanan berhubungan dengan pemberian pelayanan oleh pihak penyelenggara pelayanan dalam hal ini perawat. Seperti yang disampaikan oleh ibu A (kepala ruangan kelas I dan II) para perawat di ruangan ini sudah maksimal dalam memberikan pelayanan, tapi fasilitas yang kurang menyulitkan kami. Contohnya tidak ada pispot BAB atau untuk buang air kecil untuk pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur, itu bikin perawat

jadi harus cari cara sendiri, jadi kami buat pispot darurat dari bekas botol aqua untuk memenuhi kebutuhan pasien (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Lebih lanjut kepala ruang kelas I dan II di RSUD Fakfak ini menjelaskan tentang kurangnya alat kesehatan yang ada di Rumah sakit : contoh lainnya kurang alat kesehatan itu seperti alat EKG yang tidak ada dan ini sudah dilaporkan ke manajemen rumah sakit sejak tahun lalu (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti menemukan bahwa fasilitas di RSUD Fakfak ini terbilang kurang karena masi menuai kritik dan keluhan dari pasien maupun perawat selaku pemberi pelayanan, menjadi kewajiban rumah sakit untuk memenuhi fasilitas dan perlengkapan alat kesehatan rumah sakit, selain yang di sampaikan pasien dan perawat mengenai kebersihan toilet, ketersedian air, dan alat kesehatan peneliti juga melihat tidak adanya alat komunikasi penghubung telepon atau bel di tiap kamar dengan perawat, jadi apabila pasien memerlukan perawat keluarga pasien harus keluar ke tempat para perawat untuk memanggil perawat, sehingga pasien akan kesulitan ketika tidak ada keluarga pasien yang menjaga diruangan. V.2. Kehandalan (Reliability) Indikator ini mengukur bagaimana pelayanan yang diberikan Rumah Sakit kepada pasien, apakah sudah sesuai dengan standar yang ada atau sudah sesuai dengan yang diharapkan pasien. Dalam hal ini peneliti peneliti mewawancarai kepala ruangan, perawat dan beberapa pasien rawat inap RSUD Fakfak. Dalam hal ini, kehandalan yang dimaksud adalah bagaimana kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan apa

yang diharapkan. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilihat dari beberapa uraian wawancara berikut : Ibu A (kepala ruangan ruang rawat inap kelas I dan II) : kami memahami dan mengimplementasikan pelayanan yang ditetapkan oleh RSUD Fakfak, dengan memberikan pelayanan prima dan rsponsif kepada pasien (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Hal yang sama di sampaikan ibu I (kepala ruangan rawat inap wanita) yang mengatakan : kami sangat mematuhi pelayanan yang ditetapkan demi terwujidnya pelayanan prima sesuai dengan visi dan misi RSUD Fakfak (wawancara pada tanggal 27 januari 2017) untuk melihat kehandalan pemberi pelayanan dalam hal ini kemampuan memberikan pelayanan dengan memenuhi harapan pasien serta bertanggung jawab dengan mengikuti aturan dan prosedur pelayanan. Apabila karyawan sudah mengetahui tujuan organisasi dan memberikan pelayanan dengan tanggung jawab sesuai prosedur maka dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diharapkan. Dikemukakan suster RS (perawat ruang wanita) bahwa : 2017) disini kami memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan tugas kamidan prosedur yang telah ditetapkan (wawancara pada tanggal 27 januari Selanjutnya tanggapan pasien mengenai pelayanan yang diberikan berikut hasil wawancara bersama ibu S yang merupakan keluarga rawat inap ruang pria, beliau mengatakan : saya rasah kalau pelayanannya sudah cukup bagus, karena selama saya mengantar bapak masuk rawat inap saya diarahkan

suster, jadi saya mengikuti prosedur sesuai yang dikatakan suster jadi saya tidak ada masalah dengan prosedurnya karena bantuan suster (wawancara pada tanggal 28 januari 2017) Dari hasil wawancara diatas mengenai kemampuan memberikan pelayanan ternyata sudah cukup memuaskan pasien yang datang dan perawat juga sudah melakukan apa yang harus mereka lakukan berdasarkan tugas dang fungsinya sesuai dengan prosedur yang ada. V.3. Daya Tanggap (Responsiveness) Dalam indikator ini daya tanggap merupakan kemampuan pegawai atau perawat untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian yang diterima pasien dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan pegawai yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan pasien dapat dilihat dari ; pegawai/perawat merespon dengan cepat di setiap prosedur, pegawai/perawat bertindak secara sigap, pegawai/perawat berkesempatan bertanya kepada pasien, pegawai/perawat mendengar keluhan pasien. Berikut beberapa kutipan wawancara mengenai daya tanggap kepada pasien untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang baik. Wawancara dengan ibu W pasien rawat inap di ruangan kelas menyatakan bahwa : perawat lamban dalam menangani pasien yang mau masuk rawat inap, karena saya waktu pertama masuk di IGD dan minta ruangan untuk di rawat, suster cuma suru menunggu sampai 1

hari tidak ada kabar kamar yang kosong, untung suami punya kenalan suster jadi bisa dapat kamar disini (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien W menunjukan bahwa kurangnya daya tanggap perawat dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Ibu J keluarga pasien rawat inap ruang pria menyampaikan harapannya yang saya inginkan pelayanan yang baik dan cepat baik dokter maupun perawat agar lebih peduli terhadap kondisi pasien karena sudah 2 hari bapak dirawat tetapi dokter baru 1 kali memeriksa itu di ruang IGD, begitu juga perawat jarang menengok bapak (wawancara pada tanggal 28 januari 2017) Dengan pernyataan harapan ibu J menunjukan ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan dalam hal ini daya tanggap (responsiveness), dimana pasien menuntut kepedulian yang lebih tinggi dari pihak penyedia pelayanan dan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Melihat keluhan pasien ini peneliti melakukan wawancara dengan perawat berikut hasil wawancara dengan beberapa perawat di ruang rawat inap : Ibu A kepala ruangan kelas mengatakan: kami sangat memahami pasien dan keluarganya mengharapkan pelayanan yangcepat, ramah, dan perhatian terhadap kondisi pasien (wawancara pada tanggal 27 januari 2017) Hal yang sama di sampaikan suster S yang mengatakan : kami berusaha memberikan pelayanan yang cepat dan siap memenuhi kebutuhan pasien tetapi kurang tenaga medis kadang menyulitkan kami dalam memberikan pelayanan (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Dari beberapa penjelasan wawancara diatas mengenai daya tanggap pelayanan rawat inap di RSUD Fakfak dapat disimpulkan bahwa rumah sakit

tersebut belum cukup bagus dalam merespon keluhan dan kebutuhan pasien, dengan alas an kekurangan tenaga medis dalam hal ini perawat maupun dokter sehingga kuraang mampu memenuhi harapan pasien yaitu pelayanan yang cepat.. V.4. Jaminan (Assurance) Dalam indikator ini mengukur kualitas pelayanan tentang jaminan, yaitu bagaimana kemampuan pegawai atau perawat dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pasien melalui pengetahuan dokter, kesopanan dalam melayani serta menghargai perasaan pasien yang datang dan dirawat inap di RSUD Fakfak. Berikut beberapa kutipan wawancara mengenai jaminan (Assurance) di ruang rawat inap RSUD Fakfak; menyatakan : Hasil wawancara dengan ibu S keluarga pasien rawat inap ruang pria kalau penampilan dan sikap perawat sudah bagus, perawat disini kayaknya baik semua (wawancara pada tanggal 28 januari 2017) Wawancara bersama ibu W pasien ruang kelas menyatakan bahwa : 2017) dokternya disini baik perawat juga baik-baik semua, kalau ada apa-apa bilang di perawat nanti kasih tau dokter baru dokter priksa (wawancara pada tanggal 26 januari Hasil wawancara bersama ibu Y pasien ruang wanita mengatakan ; ya dokter dengan perawat disini baik

(wawancara pada tanggal 27 januari 2017) Dari hasil wawancara diatas mengenai jaminan (Assurance) dapat disimpulkan bahwa jaminan tentang kemampuan perawat dan dokter rumah sakit umum daerah fakfak sudah memuaskan pasien rawat inap.. V.5. Empati (Emphaty) Dalam indikator ini tentang empathy yaitu bagaimana kepedulian pemberi pelayanan dalam hal ini perawat/dokter terhadap pasien rawat inap dapat dilihat dari tekun melayani pasien, sabar melayani pasien, bersikap tulus dalam memberikan pelayanan, bersikap adil tanpa membeda-bedakan, dan bersikap terbuka dalam memberikan pelayanan. Penilaian empati dapat dirasahkan langsung oleh pasien maupun keluarga pasien dalam menerima pelayanan yang berhubungan langsung dengan perawat maupun dokter serta pegawai rumah sakit. Seperti yang dinyatakan ibu Y pasien ruang wanita: saya cukup puas dengan keramahan dan sopan santun perawat disini, mereka tau baik cara berbicara dengan pasien, jadi kalau ada penyampaian informasi pasien bisa terima Ibu W pasien ruangan kelas menyatakan : (wawancara pada tanggal 27 januari 2017) selama 3 hari saya di rawat disini, dokter dan perawat berkomunikasi baik walaupun kadang-kadang cuek,hanya datang Tanya kondisi tapi kurang lebih baiklah semua (wawancara pada tanggal 26 januari 2017) Ibu E kepala perawat juga menanggapi masalah empati (Emphaty) perawat terhadap pasien : sejauh ini yang saya amati, sikap empati yang dimiliki oleh pegawai/perawat sudah cukup baik dalam memberikan

pelayanan. Selama ini perawat selalu diingatkan untuk bersikap ramah dan sopan terhadap pasien, karena memberikan pelayanan yang prima sesuai visi dan misi adalah kewajiban perawat 2017) (wawancara pada tanggal 30 januari Dari hasil wawancara di atas mengenai empati (Emphaty) sesuai dengan penuturan informan maka penulis menyimpulkan bahwa pelayanan dari segi emphaty sudah cukup bagus karena tidak adanya keluhan yang disampaikan pasien rawat inap mengenai kurangnya rasah empati yang dimiliki oleh para pegawai/perawat di RSUD Fakfak.