HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

PENDAHULUAN. Herlina 1, *Klemens 2 1,2 STIKes Prima Jambi * Korespondensi penulis:

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan yang optimal.

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Medical Laboratory Technology Journal

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

Rahayu Sri Pujiati *, Dwi Ochta Pebriyanti** ABSTRACT. Keywords: dug well, septic tank, distance, the coliform bacteria

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO

BAB 5 HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

KEADAAN PERMUKIMAN PENDUDUK DI KELURAHAN TIGARAJA KECAMATAN GIRSANG SI PANGAN BOLON KABUPATEN SIMALUNGUN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

Yulisetyaningrum ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

Repository.unimus.ac.id

Repository.Unimus.ac.id

BAB IV METODE PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya penelitian ini adalah penelitian

DELI LILIA Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SUMUR GALI

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

*Fakulatas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Daerah Pesisir, Sumber Air Bersih, Total Koliform, Most Probable Number

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Vol. 10 Nomor 1 Januari 2015 Jurnal Medika Respati ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Tabumela Kecamatan Tilango

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ernawati 1 dan Achmad Farich 2 ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Transkripsi:

JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol8, No 1,Januari 2014:21-25 HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013 Masa Irawan¹, Rillyani², Achmad Farich³ ABSTRAK Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan dibumi. Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit, bahkan dalam tubuh manusia. Sumur sehat adalah jenis sumur yang telah memenuhi persyaratan sanitasi dan terlindung dari konataminasi air kotor. Sumur sehat minimal memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan konstruksi hal ini dilakakuan untuk menghindari kotoran yang berasal dari sumber pencemar sekitar. Konstuksi dan lokasi sumur gali saling berhubungan karena dapat meningkatkan pencemaran pada sumber air bersih, hal ini disebabkan oleh pembuatan sumur gali yang kurang atu belum memenuhi syarat kesehatan. Penelitian adalah penelitian observasi analitikdengan pendekatan cross sectional. Tehnik sampling mnggunakan random sampling, sampel penelitian adalah air sumur gali kelurahan tejosari kota metro yang berjumlah 68 sumur gali. Analisa data menggunaka uji statistik chi squre. Hasil penelitian seagian besar kualitas bakteriologi air sumur gali tidak memenuhi syarat ( 60,3 % ), hasil penelitia juga menunjukan bahwa tidak ada hubung konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologi air sumur gali di Kelurahan Tejosari Kota Metro Kata Kunci: Sumur Gali, Kualitas Air, Bakteriologi Air PENDAHULUAN Sumur gali merupakan salah satu sarana penyediaan air bersih yang perlu mendapat perhatian karena mudah sekali mendapat pencemaran dan pengotoran yang berasal dari luar terutama jika konstruksi sumur gali tidak memenuhi syarat. Data Nasional yang diperoleh, pada tahun 2009 jumlah cakupan sumur gali sebanyak 45,41%. Pada tahun 2010 jumlah cakupan sumur gali yang terlindung sebanyak 27,9% dan jumlah cakupan sumur gali yang tak terlindung sebanyak 10,2%. Dan pada tahun 2011 jumlah cakupan akses terhadap air minum berkualitas yang baik sebanyak 67,5% dan jumlah cakupan akses terhadap air minum berkualitas yang kurang baik sebanyak 32,5%. (Profil Kesehatan Indonesia). Data Provinsi Lampung yang diperoleh, pada tahun 2009 jumlah cakupan sumur gali sebanyak 60,93%. Pada tahun 2010 jumlah cakupan sumur gali yang terlindung sebanyak 48,7% dan jumlah cakupan sumur gali yang tak terlindung sebanyak 27,6%. Dan pada tahun 2011 jumlah cakupan akses terhadap air minum berkualitas yang baik sebanyak 73,9% dan jumlah cakupan akses terhadap air minum berkualitas yang kurang baik sebanyak 26,2%. (Dinkes Lampung,2011). Berdasarkan data inspeksi sanitasi dari Puskeskel Tejosari diperoleh data bahwa penyakit yang dirasakan oleh penduduk Kelurahan Tejosari adalah, saluran pencernaan sebanyak 25, 6%, cacar air 1,0% dan darmatitis 24,4% dari jumlah pnduduk yang ada di Kelurahan Tejosari. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroornisme pathogen akibat adanya pencemaran terhadap air yang digunakan. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey analitik, Rancangan penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan sumur gali yang ada Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang berjumlah 683 buah sumur gali. Besar sampel 68 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling.pengumpulan data menggunakan kuisioner sebagai alatobserfasi. Pengolahan data meliputi editing, coding,tabulating. Analisa data dengan cara univariat dan bivariat. 1. Dinas Kesehatan Kota Metro 2. PSIK FK Universitas Malahayati Bandar Lampung 3. FKM Universitas Malahayati Bandar Lampung

22 Masa Irawan, Rillyani, Achmad Farich HASIL &PEMBAHASAN Analisa ini digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi lantai, dinding, bibir, jarak sumber pencemar sumur dan kualitas bakteriologis air sumur gali. Hasil penelitian terhadap 68 sampel sumur berdasarkan tabel 1 dibawah ini dapat diketahui bahwa Kualitas Bakteriologi Air yang tidak memenuhi syarat lebih besar (60,3 %), lantai sumur yang tidak memenuhi syarat lebih besar (60,3 %), diding sumur yang memenuhi syarat lebih besar ( 52,9 % ), bibir sumur gali yang tidak memenuhi syarat lebih besar (75,0 %), dan jarak sumber pencemar sumur yang tidak memenuhi syarat lebih besar ( 61,8 % ). Tabel 1 Distribusi Sumur Gali Berdasarkan Kualitas Bakteriologi, Lantai, Dinding, Bibir, Jarak Sumber Pencemar Sumur Gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 Variabel Jumlah % Kualitas Bakteriologi Air sumur Lantai sumur Dinding sumur Bibir sumur Jarak sumber pencemar sumur 41 27 41 27 32 36 51 17 42 26 60,3 39,7 60,3 39,7 47,1 52,9 75,0 25,0 61,8 38,2 Analisa ini digunakan untuk mengetahui hubungan Konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologi air sumur gali. Hasil penelitian didapat. Hubungan Lantai Sumur Gali Dengan Kualitas Bakteriologis Air Bedasarkan tabel 2 maka diperoleh hasil analisa hubungan lantai sumur gali dengan kualitas bakteriologi air sumur gali di Keluarahan Tejosari Kecamatan Metro Timur pada kelompok air sumur yang tidak memenuhi syarat bakteriologi proporsi terbesar adalah lantai sumurnya tidak memenuhi syarat yaitu (68,3 % ). Demikian juga pada kelompok air sumur yang memenuhi syarat juga terdapat pada lantai sumur yang memenuhi syarat ( 51, 9 % ). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antar lantai sumur dengan kualitas bakteriologi air sumur gali ( p-value 0,159). Tabel 2 Distribusi Sumur Gali Berdasarkan Hubungan Kualitas Bakteriologi Air Dengan Lantai sumur Gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 Lantai Jumlah sumur n % n % n % 28 68,313 31,7 41 100 13 48,1 14 51,9 27 100 0,159 2.320 Jumlah 41 60,3 26 48,1 68 100 Lantai sumur adalah bangunan yang dibuat dari susunan batadan semen atau beton yang diplaster mengitari sumur dengan radius minimal 1 meter dan harus kedap air untuk mencegah kemungkinan air meresap masuk kedalam sumur, lantai sumur pun dibuat agak miring dengan kemiringan 5 dan diujung lantai dibuat SPAL yang kedap air hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya genangan air yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas air secara bakteriologi. Adanya lantai sumur yang tidak memenuhi syarat memungkinkan terjadinya pencemaran kualitas air sumur gali baik secara fisik dan bakteriologi. air sumur gali dapat dapat di pengaruhi oleh air resapan kedalam tanah yang membawa mikroorganisme dalam air yang meresap kedalam sumur kembali. Untuk itu bagi masyarakat Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang lantai sumur galinya tidak memenuhi syarat kesehatan sebaiknya dilakukan perbaikan lantai sumur gali hal ini untuk mencegah penurunan kualitas bakteriologi air sumur gali, sedangkan untuk pihak puskeskel perlu melakukan penyuluhan tentang pentingnya konstruksi sumur gali untuk mencegah penurunan kualitas air sumur gali secara bakteriologi. Hubungan Dinding Sumur Dengan Kualitas Bakteriologi Air Tabel 3 Distribusi Sumur Gali Berdasarkan Hubungan Kualitas Bakteriologi Air dengan Dinding Sumur Gali Metro 2013 Dinding Jumlah sumur n % n % n % 24 75,0 8 25,0 32 100 17 47,2 19 52,8 36 100 0,037 3,353 Jumlah 41 60,3 27 39,7 68 100 Bedasarkan tabel 3 maka diperoleh hasil analisa hubungan dinding sumur gali dengan kualitas bakteriologi

Hubungan Kontruksi Sumur Gali Terhadap Kualitas Bakteriologis Air Pada Sumur Gali23 DiKelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2013 air sumur gali di Keluarahan Tejosari Kecamatan Metro Timur pada kelompok air sumur yang tidak memenuhi syarat bakteriologi proporsi terbesar adalah dinding sumurnya tidak memenuhi syarat yaitu (75,0 % ). Demikian juga pada kelompok air sumur yang memenuhi syarat juga terdapat pada dinding sumur yang memenuhi syarat ( 52,8 % ). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui terdapat hubungan yang signifikan antar dinding sumur dengan kualitas bakteriologi air sumur gali ( p-value 0,037). Sedangkan besarnya peluang sumur yang memiliki dinding tidak memenuhi syarat menjadikan air tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologi airnya sebesar 3,353 kali lebih besar dibandingkan sumur yang memiliki dinding yang memenuhi syarat. Dinding sumur gali adalah bangunan yang terbuat dari susunan bata dan di semen yang diplaster kedap air mengitari sumur dengan kedalaman 3 meter dari permukaan tanah hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran air dari dalam tanah yang disebabkan oleh sumber pencemar sekitar sumur. Adanya dinding sumur yang tidak memenuhi syarat memungkinkan terjadinya pencemaran kualitas air sumur gali baik secara fisik dan bakteriologi. Kualitas bakteriologi air sumur gali dapat dapat di pengaruhi oleh sumber pencemar yang ada di sekitar sumur yang masuk yang membawa mikroorganisme yang meresap kedalam sumur kembali. Untuk itu bagi masyarakat Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang dinding dilakukan perbaikan diding sumur gali hal ini untuk mencegah penurunan kualitas bakteriologi air sumur gali, sedangkan untuk pihak puskeskel perlu melakukan penyuluhan tentang pentingnya konstruksi sumur gali untuk mencegah penurunan kualitas air sumur gali secara bakteriologi. Hubungan Bibir Sumur Dengan Kualitas Bakteriologis Air Tabel 4 Distribusi Sumur Berdasarkan Hubungan Kualitas Bakteriologi Air dengan Bibir sumur Gali Metro 2013 Bibir sumur n % n % Jumlah n % 36 70,6 15 29,4 51 100 p-value 5 29,4 12 70,6 17 100 0,007 5,760 Jumlah 41 60,3 27 48,1 68 100 Bedasarkan tabel 4 maka diperoleh hasil analisa hubungan bibir sumur gali dengan kualitas bakteriologi air sumur gali di Keluarahan Tejosari Kecamatan Metro Timur pada kelompok air sumur yang tidak memenuhi syarat OR bakteriologi proporsi terbesar adalah bibir sumurnya tidak memenuhi syarat yaitu (70,6 %). Demikian juga pada kelompok air sumur yang memenuhi syarat juga terdapat pada bibir sumur yang memenuhi syarat ( 70,6 %). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui terdapat hubungan yang signifikan antar bibir sumur dengan kualitas bakteriologi air sumur gali (p-value 0,007). Sedangkan besarnya peluang sumur yang memiliki bibir tidak memenuhi syarat menjadikan air tidak memenuhi syarat kualitas bakteriologi airnya sebesar 5,760 kali lebih besar dibandingkan sumur yang memiliki bibir yang memenuhi syarat. Bibir sumur adalah bangunan yang dibuat dari susunan bata dan semen yang diplaster kedap air dan dibangun mengitari sumur dengan sekurang kurangnya 80 cm dari permukaan tanah hal ini dilakukan untuk menghidari rutuhan tanah masuk kedalam sumur dan untuk menaga keamanan dan keselamatan pengguna sumur. Adanya bibir sumur yang tidak memenuhi syarat memungkinkan terjadinya pencemaran kualitas air sumur gali baik secara fisik dan bakteriologi. air sumur gali dapat dapat di pengaruhi oleh pengotor yang berasal dari permukaan tanah yang ada di sekitar sumur yang masuk membawa mikroorganisme kedalam sumur kembali. Untuk itu bagi masyarakat Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang bibir dilakukan perbaikan bibir sumur gali hal ini untuk mencegah penurunan kualitas bakteriologi air sumur gali, dan untuk menjaga keamanan dan keselamatan dalam penggunaan sumur sedangkan untuk pihak puskeskel perlu melakukan penyuluhan tentang pentingnya konstruksi sumur gali untuk mencegah penurunan kualitas air sumur gali secara bakteriologi. Hubungan Jarak Sumber Pencemar Sumur gali Dengan Kualitas Bakteriologi Air Tabel 5 Distribusi Sumur Gali Berdasarkan Hubungan Jarak Sumber Pencemar dengan Kualitas Bakteriologi Air sumur Gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 Jarak sumber Jumlah pencemar n % n % n % 24 57,1 18 42,9 42 100 17 65,4 9 34,6 26 100 0,674 0,706 Jumlah 41 60,3 27 39,7 68 100 Bedasarkan tabel 5 maka diperoleh hasil analisa hubungan jarak sumber pencemar sumur gali dengan kualitas bakteriologi air sumur gali di Keluarahan Tejosari

24 Masa Irawan, Rillyani, Achmad Farich Kecamatan Metro Timur pada kelompok air sumur yang tidak memenuhi syarat bakteriologi proporsi terbesar adalah jarak suber pencemar sumurnya tidak memenuhi syarat yaitu (57,1 %). Demikian juga pada kelompok air sumur yang memenuhi syarat juga terdapat pada jarak sumber pencemar sumur yang memenuhi syarat(34,6 % ). Berdasarkan hasil uji statistik diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan antar bibir sumur dengan kualitas bakteriologi air sumur gali ( p-value 0,674). Jarak pencemar adalah kondisi jarak sumur dengan sumber pencemaran yang berada di sekitar sumur besar kemungkinan jarak sumber pencemar akan mempengaruhi kualitas air sumur baik secara kimia ataupun fisik sehingga perlu di perhatikan jarak sumber pencemar dengan sumur. Adanya jarak sumber pencemar sumur yang tidak memenuhi syarat memungkinkan terjadinya pencemaran kualitas air sumur gali baik secara fisik dan bakteriologi. air sumur gali dapat dapat di pengaruhi oleh pengotor yang berasal dari sumber pencemar yang ada di sekitar sumur yang masuk membawa mikroorganisme kedalam sumur kembali. Untuk itu bagi masyarakat Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang jarak sumber pencemar dilakukan perbaikan seperti lantai, diding, dan bibir sumur gali hal ini untuk mencegah penurunan kualitas bakteriologi air sumur gali, sedangkan untuk pihak puskeskel perlu melakukan penyuluhan tentang pentingnya konstruksi sumur gali untuk mencegah penurunan kualitas air sumur gali secara bakteriologi. KESIMPULAN & SARAN Berdasarkan analisa data penelitian mengenai Hubungan Konstruksi Sumur Gali Dengan Kualitas Bakteriologi Air Sumur Gali Di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut : 1. Sebagian besar lantai sumur gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang tidak memenuhi syarat lebih tinggi yaitu sebanyak 60,3 %. 2. Sebagian besar dinding sumur gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang memenuhi syarat lebih tinggi yaitu sebanyak 52,9 %. 3. Sebagian besar bibir sumur gali di Kelurahan Tejo Sari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang tidak memenuhi syarat lebih tinggi yaitu sebanyak 75,0 %. 4. Sebagian besar jarak sumber pencemar sumur gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang tidak memenuhi syarat lebih tinggi yaitu sebanyak 61,8 %. 5. Sebagian besar kualitas bakteriologi air sumur gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro yang tidak memenuhi syarat lebih tinggi yaitu sebanyak 60,3 %. 6. Tidak ada hubungan antara lantai sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Kelurahan Tejo Sari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 (pvalue 0,159). 7. Ada hubungan antara dinding sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Kelurahan Tejo Sari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 (pvalue 0,037). 8. Ada hubungan antara bibir sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Kelurahan Tejo Sari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 (p-value 0,007). 9. Tidak ada hubungan antara jarak sumber pencemar sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali di Kelurahan Tejo Sari Kecamatan Metro Timur Kota Metro 2013 (p-value 0,674). SARAN Adapun saran yang penulis sampaikan untuk memperbaiki kondisi sumur gali dan meningkatkan kualitas bakteriologis air sumur Gali di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro adalah sebagai berikut 1. Mengadakan perbaikan terhadap kontruksi sumur gali karena masih terdapat kontruksi sumur gali yang ada Metro yang belum memenuhi syarat. 2. Memperbaiki Lantai sumur gali 3. Lantai sumur gali harus kedap air dengan lebar rsdius 1 m dari bibir sumur gali. lantai ditinggikan dari permukaan tanah minimal 20 m. Lantai dibuat miring keluar untuk memudahkan pengeringan. 4. Memperbaiki dinding sumur gali 5. Dinding sumur gali harus dibuat kedap air dengan kedalaman > 3 m dari permukaan tanah. 6. Memperbaiki bibir sumur gali 7. Bibir sumur dibuat kedap air dengan dan pasangan bata dan ketinggian dari permukaan tanah > 80 cm. 8. Memberi tahukan mayarakat yang akan membuat sumur gali bahwa pentingnya untuk meperhatikan jarak sumber pencemar terhadap sumur. 9. Bagi peneliti yang akan malakukan penelitian tentang hubungan konstruksi sumur gali dengan kualitas air sumur gali didisarankan menambahkan variabel SPAL dan tata cara pengambilan air dalam sumur 10. Untuk air yang kualitasnya tidak memenuhi syarat agar direbus atau dimasak terlebih dahulu sampai mendidih sebelum digunakan sehingga mikroorganisme tersebut tidak menimbulkan penyakit.

Hubungan Kontruksi Sumur Gali Terhadap Kualitas Bakteriologis Air Pada Sumur Gali25 DiKelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2013 DAFTAR PUSTAKA Ariawan, Iwan, (1998), Besar dan Metode Semple Penelitian Kesehatan Jurusan Biostatistik dan Kependudukan FKM UI, Jakarta. Azwar, Azrul, (1995) Pengantar Ilmu Kesehatan, Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, (1990), Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Tentang Persyaratan Kualitas air Bersih, Jakarta. Departemen Kesehatan RI, (1992), Pedoman Teknis Perbaikan Air Baku II, Dirjen PPM dan PLP, Jakarta. Dinas Kesehatan Lampung,( 2011). Jumlah Cakupan Sumur,Lampung Kusno Putranto Haryoto, Susana, (2000). Kesehatan Lingkungan, UI FKM, Jakarta Notoadmodjo, Soekidjo. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta Puskeskel Tejosari, (2012). Inspeksi Sanitasi, Metro