BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka pembinaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Hal ini terbukti. Inggris (Ismal, 2012). Menurut Antonio (2001), bank syariah muncul

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau kembali

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Ketika sektor perbankan terpuruk maka akan berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang menerapkan sistem ribawi menjadi goyah. Bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. terbuka, oleh sebab itu Indonesia tak luput dari dinamika pasar keuangan global.

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ekonomi di Indonesia saat ini yang penuh persaingan dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan pihak yang kekurangan dana. Kelebihan dana tersebut dapat disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian analisis berganda (OLS) mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan menghimpun dana dari. masyarakat dan kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor keuangan di Indonesia masih didominasi oleh industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan produk perbankan seperti kartu kredit, kartu debit dan ATM membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan bisa memberikan informasi yang berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era globalisasi membuat persaingan antar negara semakin meningkat, untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka pembinaan dan pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) semakin mendesak, sebab sektor UMKM sangat strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat. UMKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, tetapi sektor UMKM terbukti lebih tangguhdalam menghadapi krisis tersebut (Kristiyanti, 2012). Pada dasarnya perekonomian Indonesia tidak dapat dipisahkan dari UMKM, mengingat jenis usaha ini menguasai paling banyak sektor usaha di Indonesia dengan jumlah diatas 90%. Akan tetapi UMKM masih dihadapkan dengan beberapa masalah antara lain masih sulitnya pasar untuk produk yang dihasilkan, masih lemahnya sumber daya manusia dalam kewirausahaan dan manajerial, dan yang menjadi permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor UMKM adalah sumber-sumber pembiayaan dari lembaga-lembaga keuangan formal, khususnya dari perbankan (Kara,2013). 1

Penyaluran dana merupakan kegiatan utama perbankan, baik bank konvensional maupun syariah. Dalam bank syariah penyaluran dana lebih dikenal dengan pembiayaan sedangkan pada bank konvensional sering disebut dengan kredit. Perkembangan alokasi UMKM pada bank syariah yang khusus diperlakukan untuk UMKM yang semakin lama semakin besar kucuran dana yang diberikan. Melihat dari peristiwa krisis ekonomi yang membuktikan ketangguhan perbankan syariah dan UMKM, maka hendaknya perbankan syariah dan UMKM senantiasa bersinergi untuk membangun serta menggerakkan perekonomian Negara. Bank syariah adalah salah satu bank yang fokus terhadap pengembangan dan pemberdayaan sektor UMKM. Perbankan syariah beserta produknya sangat sesuai dengan karakter dunia usaha sektor UMKM. Bank syariah beroperasi dengan menerapkan prinsip bagi hasil yang berkeadilan tanpa menerapkan bunga atas transaksi sehingga tidak memberatkan sektor UMKM dalam hal pembiayaan usaha (Amah, 2013). Perkembangan sektor perbankan syariah yang semakin pesat diharapkan dapat lebih membantu perkembangan UMKM. Melalui pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan karakteristik yang berbeda dengan kredit dari bank konvensional, maka akses pembiayaan bagi UMKM akan semakin terbuka. Kehadiran perbankan syariah diharapkan mampu memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan sektor riil dikarenakan produk inti dari bank syariah, yaitu skim pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Islam memandang bahwa sektor riil harus menjadi prioritas dalam aktivitas ekonomi dikarenakan sektor riil merupakan sektor yang terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat. 2

Sehingga perbankan syariah harus mampu memberikan kontribusi dalam pertumbuhan sektor riil, hal ini dapat dicapai dengan membantu mengembangkan sektor UMKM (Soekarni, 2014). Kebijakan dalam penyaluran dana untuk ke sektor UMKM ini tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal dan eksternal. Faktor internal bank antara lain hal yang berkaitan dengan rasio keuangan perusahaan seperti jumlah kredit macet (NPF), laba yang diperoleh (ROA) dan promosi yang dilakukan untuk mendapatkan dana pihak ketiga (DPK). Sedangkan untuk faktor eksternal bank yang mempengaruhi antara lain hal yang berkaitan dengan kondisi perekonomian seperti tingkat inflasi dan BI Rate. Menurut Soekarni (2014), Bank sebagaimana lembaga keuangan lain dan perusahaan memiliki motif untuk memperoleh return (hasil usaha) yang selalu dihadapkan dengan risiko, yang dikenaldengan istilah risiko kredit. Non Performing Financing (NPF) mencerminkan resiko kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran dana oleh bank. Kecenderungan peningkatanpembiayaan yang bermasalah (non lancar)mendapat perhatian karenaperbankan nampaknya mengalami kesulitanuntuk pembiayaan non lancar tersebut, terutamapada pembiayaan yang disalurkan kepadaumkm. Hal ini menunjukkan bahwa risikopembiayaan untuk UMKM memang relatif lebihbesar.tingginya NPF membuat bank perlu membentuk pencadangan atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan menurunkan pendapatan bank (Purnama, 2012). 3

Kemampuan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) bagi Bank Syariah sangat berdampak dalam meningkatkan pertumbuhan Bank Syariah itu sendiri. Karena didalam meningkatkan pertumbuhan Bank, diperlukan adanya sebuah komponen yang dapat mendukung tingkat keberhasilan dalam pencapaiannya, yaitu banyaknya laba yang diperoleh. Tingginya profitabilitas menunjukkan bahwa Bank Syariah memiliki kinerja yang baik, terutama dalam hal menghasilkan laba. Rendahnya profitabilitas mengindikasikan Bank Syariah tidak berkinerja baik, terlebih dalam hal meraup keuntungan. Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mampu mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. ROA yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan, sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan. Jika ROA suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi pengamatan aset. (Hanania, 2015) Menurut Arnan dan Kurniawasih (2014), Pembiayaan yang diberlakukan untuk UMKM pada bank syariah ini juga tidak lepas dari penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah dari pihak ketiga, Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki bank. Dana pihak ketiga memiliki kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana tersebut. Kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan fokus utama kegiatan bank syariah. Oleh karena itu, untuk dapat 4

menyalurkan dana secara optimal, bank harus memiliki kemampuan dalam mengumpulkan dana pihak ketiga, karena DPK ini merupakan sumber utama pembiayaan bank syariah. Faktor eksternal yang mempengaruhi pembiayaan diantaranya adalah inflasi. Kondisi perekonomian yang selalu menarik perhatian perbankan dalam menyalurkan pembiayaan adalah tingkat inflasi. karena secara umum inflasi berarti kenaikan tingkat harga secara umum dari barang atau komoditas dan jasa selama suatu periode tertentu. Inflasi juga dapat dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai tukar perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Inflasi dapat diukur dengan tingkat inflasi yaitu tingkat perubahan dari tingkat harga secara umum (Dahlan, 2014). Faktor eksternal lainnya yang harus diperhatikan adalah BI Rate. Umumnya, BI Rate naik ketika tingkat inflasi meninggi atau perekonomian dunia sedang tidak stabil. Sebaliknya, BI rate turun ketika tingkat inflasi sangat rendah atau deflasi dan pertumbuhan ekonomi sangatlah lambat. Meningkatnya BI rate akan diikuti denganpeningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan mengakibatkan nasabah memindahkandananya ke bank konvensional untuk memperoleh pengembalian yang lebih tinggi. Naiknyasuku bunga bankkonvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah yaitudalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Bila hal tersebut terjadi maka pendapatan danprofit bank syariah akan menurun. (Lidyah, 2016). 5

Pemaparan latar belakang diatas telah menjelaskan mengenai Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat indonesia. Penelitian ini penting karena membahas permasalahan yang dipandang kecil, namun sebenarnya mempunyai dampak yang besar. Dengan adanya variabel variabel yang mempengaruhi alokasi pembiayaanusaha kecil seperti yang tersebut diatas, penelitian ini akan difokuskan pada pengaruhvariabel NPF, ROA, DPK, Inflasi dan BI Rate terhadap alokasipembiayaan UMKM yang pada Perbankan Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Maka dari itu, penulis tertarik menelaah lebih dalam tentang faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah melalui penelitian yang berjudul Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Alokasi Pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Bank Umum Syariah di Indonesia 1.2 Perumusan Masalah yaitu : Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan 1. Bagaimanakah pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah? 2. Bagaimanakah pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah? 3. Bagaimanakah pengaruh Dana Pihak Ketiga(DPK) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah? 6

4. Bagaimanakah pengaruh Inflasi terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah? 5. Bagaimanakah pengaruh BI Rate terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan-tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini, dengan berdasarkan masalah-masalah yang tercantum dalam identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah. 2. Mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah. 3. Mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah. 4. Mengetahui pengaruh Inflasi terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah. 5. Mengetahui pengaruh BI Rate terhadap alokasi pembiayaan usaha kecil dan menengah. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 7

1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini merupakan salah satu referensi yang bermanfaat untuk riset perbankan selanjutnya, memberikan gambaran mengenai penyaluran kredit pada Bank Syariah dan variabel-variabel yang mempengaruhinya. 2. Bagi bank syariah Manfaat bagi bank syariah adalah untuk sumber referensi dan informasibagaimana membuat kebijakan yang berkaitan dengan alokasi UMKMserta strategi peningkatan UMKM. 3. Bagi masyarakat Manfaatbagi pemerintah dan masyarakat adalah untuk informasibagaimana pemerintah dan masyarakat dapat meningkatkan sektor UMKM serta berguna bagi pembanding bagipenelitian yang serupa. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi alokasi pembiayaan UMKM pada bank syariah di Indonesia. Ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi besaran pembiayaan, yaitu NPF, ROA, DPK, Inflasi, BI Rate. Periode yang dipilih untuk observasi dalam penelitian ini adalah Januari 2011 sampai dengan Desember 2015. 8

1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam proposal ini adalah dengan menguraikan garis besar dari tiap-tiap bab yang disertai gambaran dan uraian singkat yang berkaitan dengan pembahasan proposal ini. Adapun uraian dan susunan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I :PENDAHULUAN Bab inimerupakan suatu pengantar dan penjelasan tentang latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II :TINJAUAN LITERATUR Dalam bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori-teori yang mendasari penelitian ini, penelitian terdahulu yang mampu mendukung perumusan hipotesis, serta kerangka pemikiran teoritis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai variabel-variabel dalam penelitianyangselanjutnya dapat didefinisikan secara operasional. Jenis dan sumber data, populasi dan penentuan sampel, serta metode pengumpulan data dan teknis analisis. 9

BAB IV : HASIL PENELITIAN Bab ini akan memuat uraian mengenai hasil penelitian, penganalisaan dan pembahasan yang dibantu dengan data atau informasi yang ada. Analisis dan pembahasan merupakan jawaban permasalahan yang menjadi pembahasan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan akhir dari hasil penelitian yang telah diperoleh dari pembahasan dan saran yang diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya atas pemecahan permasalahan yang dihadapi. 10