BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: Lintas Bidang Penanggulangan Kemiskinan II.1.M.B-1. (dalam miliar rupiah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kemiskinan yang semakin meningkat akhir-akhir ini dapat

(PNPM : : PJOK,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan suatu masalah fenomenal yang tidak pernah hentihentinya

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu wilayah lazim digunakan untuk

BAB VI HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN KEGIATAN SPP

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan, diantaranya, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia yang tergolong miskin. Bagi mereka mencari kredit mandiri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB II TUGAS PEMBANTUAN

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

PNPM MANDIRI PERDESAAN

I. PENDAHULUAN. bidang nasional dan ekonomi. Di mana dalam suatu proses perubahan tersebut haruslah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mulai bangkit pasca krisis moneter 1997-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia, banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. pola kegiatan usaha pertanian, pola keterkaitan ekonomi desa-kota, sektor

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT. Oleh : Rahayu M.

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

Perluasan Lapangan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 dan sejalan dengan target pencapaian MDGs (Millennium Development

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil empiris penelitian dan analisis pada bab sebelumnya

: PERATURAN GUBERNUR TENTANG ARAH, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khaidar Syaefulhamdi Ependi, 2014

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

2015 PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI PROGRAM MICROFINANCE PADA KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP)DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. saling menghidupkan dengan nilai-nilai moral dan etika. 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara Indonesia adalah memajukkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya yang dilakukkan mencapai tujuan negara tesebut diantaranya melalui pembangunan nasional. Seperti yang telah diketahui, Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang menggalakkan program pembangunan nasional. Program pembangunan nasional akan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia agar terbebas dari berbagai permasalahan khususnya perekonomian dan sosial. Permasalahan utama yang terjadi di negara berkembang yaitu seputar kemiskinan, kesehatan, lapangan pekerjaan, dan kesenjangan sosial kehidupan. Upaya peningkatan kesejahteraan ini tak lepas dari fakta negara Indonesia yang memiliki permasalahan untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran. Banyaknya penduduk tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal tersebut dapat diatasi dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Masyarakat Indonesia bisa memulai dengan membuka Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Namun yang seringkali menjadi permasalahan utama adalah keterbatasan modal untuk memulai usaha. Permasalahan lain seputar kesejahteraan masyarakat Indonesia tak lain adalah kesenjangan dalam hal pembangunan di daerah dan ibukota di wilayah luar pulau Jawa. Hal tersebut semakin menunjukkan bahwa Pemerintah

Indonesia harus meningkatkan kesejahteraan semua masyarakatnya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri pada tahun 2007. PNPM Mandiri pada awalnya merupakan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dimulai pada tahun 1999. Merupakan asal mula program pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan maupun perkotaan. Pada saat itu, pemerintah juga mengeluarkan program pendukung seperti PNPM Generasi; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana dan konflik. Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mengembangkan PPK, P2KP, P2DTK menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, merupakan pengembangan PPK, PNPM Mandiri Perkotaan, merupakan pengembangan P2KP, serta PNPM Mandiri Wilayah Khusus dan Desa Tertinggal, merupakan pengembangan P2DTK. PNPM Mandiri tahun 2008 diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya. Salah satu program PNPM Mandiri yang terkait dengan dana bergulir

dan kredit mikro untuk memberikan bantuan dalam mengatasi permasalahan permodalan UMKM yaitu Simpan Pinjam Perempuan (SPP). SSP merupakan kegiatan pemberian dana bantuan permodalan untuk kelompok perempuan yang mempunyai kegiatan simpan pinjam. Program ini diharapkan mampu memecahkan persoalan perekonomian di tingkat masyarakat, yang pengelolaannya diserahkan kepada perempuan sebagai bagian yang juga bertanggungjawab pada perekonomian keluarga di pedesaan. Pengembangan lembaga keuangan mikro dengan strategi ini telah membuka jalan bagi kelompok perempuan miskin untuk meningkatkan kesejahteraan, mengembangkan potensi kaum perempuan sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional. Melalui SPP diharapkan bisa merubah kondisi perekonomian di dalam masyarakat, khususnya anggota kelompok itu sendiri. Dengan adanya pengelolaan yang baik terhadap dana Simpan Pinjam Perempuan ini di dalam kelompok, diharapkan program Simpan Pinjam Perempuan mampu menjadi alat dalam mengatasi masalah permodalan UMKM yang akan meningkatkan pendapatan masyarakat, menurunkan kemiskinan dan pengangguran sehingga masyarakat bisa merasakan kemakmuran dengan adanya program ini. Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD) Kecamatan Sempor, Kebumen merupakan lembaga yang saat ini mengelola kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sempor. Kecamatan Sempor merupakan kecamatan di kabupaten Kebumen yang memiliki 16 desa, yang keadaan perekonomiannya masih relatif lemah. Warga mayoritas bermata pencaharian

sebagai petani, buruh, pedagang. Hal ini didukung dengan kondisi alam di lingkungan kecamatan Sempor yang kebanyakan terdiri dari dataran tinggi (pegunungan) dan dataran rendah yang berupa pertanian. Melihat kondisi seperti ini, jika masyarakatnya hanya mengandalkan penghasilan sebagai petani dan buruh saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pastilah mengalami kekurangan. Masyarakat kecamatan Sempor sebenarnya sudah mulai berusaha untuk menambah penghasilannya. Mereka mulai menciptakan usaha rumah tangga ataupun usaha kecil, seperti pembuatan keranjang parcel, gula merah dan telor asin. Potensi usaha kecil masyarakat kecamatan Sempor relatif bagus, namun sangat disayangkan ketika masyarakatnya masih mengalami kekurangan modal untuk mengembangkan usaha mereka. Melalui kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di kecamatan Sempor diharapkan dapat mengatasi kebutuhan masyarakat dan membantu kelompok perempuan untuk mengembangkan usaha serta meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan di kecamatan Sempor. Pada awal munculnya kegiatan pemberian Simpan Pinjam Perempuan ini, masyarakat sangat antusias dan menyambut positif program ini, khususnya perempuan ataupun ibu rumah tangga yang akan memulai usaha, ataupun mengembangkan usaha, namun sebelum memperoleh dana simpan pinjam masyarakat harus mengetahui terlebih dahulu prosedur memperoleh dana SPP tersebut. Tentunya informasi mengenai prosedur ini dapat diperoleh dari BKAD dan Unit Pengelola Keuangan (UPK) setempat. Program kegiatan

pemberian Simpan Pinjam Perempuan memberikan banyak peranan penting terhadap kehidupan masyarakat kecamatan Sempor, namun seperti pada umumnya suatu kegiatan selain memberikan banyak peranan dan keuntungan dalam kehidupan masyarakat pasti juga mengalami hambatan yang muncul seperti halnya pada kegiatan pemberian kredit program Simpan Pinjam Perempuan PNPM Mandiri Perdesaan. Munculnya hambatan dan kendala bisa berasal dari pihak masyarakat maupun UPK sebagai pelaksana kegiatan. Hambatan dan kendala ini segera akan diupayakan penyelesaiannya oleh pihak BKAD dan UPK di kecamatan Sempor untuk mensukseskan pelaksanaan pemberian kredit SPP PNPM Mandiri di Kecamatan Sempor. Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik mengambil judul Analisis Prosedur Pemberian Kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen telah sesuai dengan peraturan/sop yang berlaku? 2. Apa hambatan yang terjadi dalam prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan Sempor, kabupaten Kebumen?

1.3 Batasan Masalah Pokok utama pembahasan masalah dalam tugas akhir ini adalah prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor dan pendalaman tentang komponen yang berkaitan saat sebelum pencairan dan juga setelah pencairan. Pembahasan-pembahasan yang dilakukan penulis tak lain adalah untuk menyampaikan informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pembaca mengenai prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor, Kebumen. Sehingga penyampaian utamanya tetap pada prosedur pemberian kredit SPP dalam hal ini menganalisis antara SOP dengan pelaksanaan yang ada di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor sampai dengan tahun 2014. Karena pada tahun 2015 PNPM Mandiri melalui Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa telah dihapus dan diubah menjadi MP3KI( Master Plan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia). 1.4 Tujuan Penulisan Tujuan atas penulisan penulisan yang dilakukan adalah menemukan pemecahan atas permasalahan yang diutarakan disampaikan didalam rumusan masalah dan batasan masalah, yaitu: 1. Mengetahui prosedur beserta penerapannya yang riil dalam pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan kecamatan Sempor, kabupaten Kebumen.

2. Mengetahui kesesuaian di dalam penerapan prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen terhadap peraturan yang berlaku. 3. Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan yang dialami masyarakat sebagai penerima kredit dan UPK sebagai pelaksana kegiatan atau pemberi kredit dalam proses pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, dan memberikan saran sebagai masukkan untuk mengatasi permasalahan yang menjadi hambatan dalam prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini secara garis besar dibagi menjadi 4 (empat) bab yang terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, kerangka penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kondisi umum PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor,

landasan teori yang akan digunakan, dan metodologi penulisan. BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang prosedur pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Sempor serta hambatan yang terjadi di dalam prosedur. BAB IV : PENUTUP Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukkan yang bermanfaat bagi PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor 1.6 Kerangka Penulisan Penulis membuat konsep yang membahas tentang alur penulisan tugas akhir untuk prosedur pemberian kredit simpan pinjam perempuan di PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan penulisan yang telah dikemukakkan sebelumnya. Diuraikan dalam alur yang dimulai dari kelompok kegiatan pemberdayaan perempuan di Kecamatan Sempor yang melakukan kegiatan usaha ataupun yang akan memulai usaha dan

memerlukan adanya tambahan modal untuk mengembangkan usahannya ataupun modal awal untuk memulai usahannya. Dengan adanya PNPM Mandiri yang dikhususkan untuk memberdayakan masyarakat miskin dan menengah menjadi mandiri untuk berwirausaha dengan cara memberikan kredit yang ditunjukkan kepada kelompok pemberdayaan perempuan, untuk melakukan pengajuan kredit SPP masyarakat harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana prosedur dalam pengajuan kredit hingga memperoleh kredit dari PNPM Mandiri. Penulis melakukan analisis untuk mengetahui kesesuaian antara SOP terhadap pelaksanaan pemberian kredit SPP PNPM Mandiri Perdesaan. Ketika terjadi ketidaksesuaian antara prosedur yang sesuai SOP dengan pelaksaanaan maka masyarakat akan mengalami hambatan dalam memperoleh kreditnya, sehingga perlu adanya penyelesaian dari BKAD dan UPK supaya tidak menghambat masyarakat dalam memperoleh kredit. Kerangka penulisan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.6 Kerangka Pemikiran Prosedur Perguliran SPP PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen