BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan bukan hanya belajar dari tidak tahu untuk menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan serta dipupuk secara efektif dengan menggunakan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkompetensi di era global. Upaya yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan perlu diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk hidup antar sesama secara berdampingan (learning to live together), dan belajar untuk membentuk jati diri (learning to be). Pendidikan dasar bertujuan: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut, (Kurikulum 2006). Tujuan pendidikan yang tersirat dalam kurikulum 2006, diperlukan upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan, baik dari aspek lembaga maupun profesionalitas guru dalam proses pembelajaran, harus ditopang oleh tenaga-tenaga kependidikan yang professional dan terampil dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan daya nalar atau logika dan estetika. Konsekuensi dari upaya peningkatan mutu pendidikan tersebut, guru adalah merupakan kunci dan ujung tombak di barisan paling depan untuk pencapaian misi peningkatan mutu pendidikan yang berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana pembelajaran agar lebih 1

2 profesional, inovatif, kreatif dan menumbuhkan minat serta menggali potensi yang ada pada siswa. Pelaksanaan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang selama ini masih banyak yang didominasi oleh pendekatan ekspositori, terutama guru menggunakan metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat dan cenderung pasif. Hal itu tidak sesuai dengan esensi materi Ilmu Pengetahuan Alam yang memerlukan pengkontruksian siswa terhadap konsep-konsep alamiah. Sehubungan dengan proses pembelajaran tersebut, Sidi (2001: 24) mengemukakan bahwa sebagian besar metode dan suasana pengajaran di sekolah-sekolah yang digunakan para guru tampaknya lebih banyak menghambat daripada memotivasi otak. Permasalahan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan dalam pelaksanaan proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber yang tersedia. Hal ini meyebabkan hasil belaar siswa masih rendah, dan belum mencapai KKM. Hal tersebut disebabkan dalam proses pembelajaran IPA lebih sering menggunakan metode ceramah. Siswa di lebih banyak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga guru cenderung verbalitas hal inimenyebabkan aktivitas siswa cenderung pasif akhirnya siswa beranggapan bahwa belajar IPA itu sulit. Akibatnya, selain jauh dari keberhasilan mempelajari IPA juga tidak menguasai pelajaran IPA (konsep IPA).

3 Untuk itu, perlu dicari akar permasalahan yang menyebabkan kesulitan belajar IPA sehingga dapat dipikirkan pemecahannya. Maka guru harus dapat mencari model pendekatan pembelajaran IPA yang berhasil. Penerapan metode eksperimen merupakan metode yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreativitas, sehingga dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan. Dengan demikian anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sikap dan nilai yang diharapkan serta menciptakan kondisi siswa aktif. Menyadari bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini masih memiliki banyak kelemahan antara lain pembelajaran IPA belum menggunakan metode eksperimen. Proses pembelajaran IPA akan terlaksana dengan baik dan dapat mencapai sasaran, salah satu faktor yang penting yang harus diperhatikan adalah pendekatan atau strategi pembelajaran dalam menyampaikan bahan pelajaran dengan memperhatikan tingkat kelas, situasi dan kondisi lingkungan siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi harapan dan tuntutan tersebut adalah dengan menerapkan metode eksperimen, seperti yang dikemukakan oleh Abadi, (2008) sebagai berikut: Metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Berdasarkan pendapat di atas salah satu metode yang dapat diandalkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah metode eksperimen. Dengan

4 menggunakan metode eksperimen, secara langsung anak dihadapkan pada peristiwa-peristiwa kongkret yang direncanakan oleh guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Di sisi lain, metode eksperimen juga memiliki hal penting apabila dihubungkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam itu sendiri. Ada dua aspek yang terkandung pada pengetahuan ini yaitu, kumpulan materi berupa fakta, konsep, teori dan hukum yang merupakan produk Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek yang kedua adalah prosedur ilmu untuk memperoleh materi-materi tersebut (Darmodjo dan Kaligis, 1991-1992:11). Dua aspek ini merupakan dua sisi Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak dapat dipisahkan. Dua aspek Ilmu Pengetahuan Alam tersebut, yaitu aspek produk dan aspek prosedur menjadi tujuan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di jenjang Pendidikan Dasar. Kegiatan eksperimen sendiri merupakan salah satu dari keterampilan proses pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Iskandar, 1996-1997:7). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penggunaan metode eksperimen termasuk metode yang cocok digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berdasarkan kajian di atas, perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan fokus permasalahan pada peningkatan kualitas proses pembelajaran dan peningkatan prestasi hasil belajar IPA, dengan judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar melalui Penerapan Metode Eksperimen (Penelitian Tindakan Kelas tentang Pengaruh Gaya dalam Mengubah Gerak Suatu Benda di Kelas IV SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang).

5 B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian permasalahan di atas dapat didentifikasi masalahmasalah yang menghambat proses pembelajaran IPA, yaitu: 1. Masih rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. 2. Rendahnya motivasi belajar siswa dikarenakan gaya mengajar guru masih konvensional, metode yang digunakan kurang bervariasi. 3. Dalam proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, siswa kurang aktif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan guru. 4. Kurangya sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. 5. Sulitnya mengembangkan kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran sekolah dasar. Untuk pelaksanaan dalam penelitian ini masalahnya dibatasi dalam mengoptimalkan metode pembelajaran. Unttuk memecahkan masalah dalam penelitian ini akan mengkaji penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran ipa tentang pengaruh gaya dalam mengubah gerak suatu benda. C. Rumusan Masalah Berdasarkan dari kajian di atas, rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian mata pelajaran IPA ini adalah: Bagaimana meningkatkan proses dan hasil pembelajaran IPA di kelas IV tentang Pengaruh Gaya dalam

6 Mengubah Gerak Suatu Benda? dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan fokus penelitiannya adalah: 1. Bagaimanakah hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan sebelum menggunakan metode eksperimen? 2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas V SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen? 3. Bagaimana hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukatani II tentang pengaruh gaya Kecamatan Cilamaya Wetan setelah menggunakan metode eksperimen? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV melalui penggunaan metode eksperimen. Secara khusus dalam penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah : 1. Ingin mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan sebelum menggunakan metode eksperimen. 2. Ingin mengetahui aktivitas belajar siswa kelas V SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen. 3. Ingin mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan setelah menggunakan metode eksperimen?

7 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Sukatani II Kecamatan Cilamaya Wetan adalah: 1. Manfaat bagi penulis a. Secara teoritis, hasil penelitian ini menambah wawasan pengetahuan penulis dalam pendidikan IPA tentang Pengaruh Gaya dalam Mengubah Gerak Suatu Benda dengan penerapan metode eksperimen. b. Secara praktis, hasil penelitian menambah pengalaman di bidang penelitian, khususnya pendidikan IPA tentang Pengaruh Gaya dalam Mengubah Gerak Suatu Benda dengan penerapan metode eksperimen. 2. Manfaat bagi guru a. Memberikan perbaikan cara mengajar guru, bagaimana mengaktifkan siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA. b. Menemukan pola pembelajaran pendidikan IPA di sekolah dasar yang efektif melalui metode eksperimen. c. Meningkatkan kemampuan aktivitas guru di sekolah dasar. 3. Manfaat bagi siswa a. Mengembangkan pola pikir siswa ke arah pemikiran proses dalam melaksanakan proses pembelajarannya.

8 b. Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik untuk lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam mengembangkan aktivitas dan kreatifitas berpikir secara ilmiah. F. Struktur Organisasi Skripsi Laporan penelitian ini ditulis berdasarkan rambu-rambu penelitian, diawali bab pendahuluan dan diakhiri kesimpulan dan rekomendasi. Secara rinci pelaporannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang berisi a) latar belakang masalah, b) Identifikasi dan Pembatasan Masalah, c) Rumusan Masalah, d) Tujuan Penelitian, e) Manfaat Penelitian, f) definisi operasional, g) sistematika penulisan laporan penelitian skripsi. Bab II berisikan kajian teoritik tentang teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran IPA dengan metode eksperimen. Bab III membahas metode penelitian terdiri dari a) jenis penelitian, b) prosedur penelitian, c) teknik pengumpulan data, d) analisis data, dan e) lokasi dan subjek penelitian. Bab IV memuat pembahasan hasil penelitian dari siklus-siklus yang telah dilaksanakan. Bab V berisikan kesimpulan dan saran.